BAB II TINJAUAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

tingkat emosional. Tekanan psikologis setelah melahirkan merupakan gejala

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan

AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG T.A 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. postpartum yang terdiri dari tiga fase yaitu fase dependen (taking in), fase

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap

BAB I PENDAHULUAN. adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggu-tunggu setiap. perubahan tersebut mungkin relatif pada tiap-tiap wanita.

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

2. Perubahan fisik dan psikologis ibu pasca persalinan Selama periode persalinan ibu akan mengalami perubahan-perubahan, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir dengan melewati beberapa tahapan (Bahiyatun, 2008).

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

DEPRESI POSTPARTUM DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN PERAN PADA IBU NIFAS Dewi Susilowati Dosen Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Periode postpartum merupakan masa transisi dan perubahan peran pada ibu baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Pendidikan. Menurut Suhartono (2007) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa nifas (Sulistyawati, 2009). Periode masa nifas meliputi masa

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

MAYOR DEPRESSION DISORDER

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas dini (early postpartum) adalah periode kepulihan dimana ibu telah

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam minggu pertama atau lebih sesudah melahirkan (Marshal, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan farmakologis dan psikoterapeutik sudah sedemikian maju. Gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat manusia akan dapat melakukan segala sesuatu secara optimal. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu (Bobak, 2010:53). Periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

KETENANGAN IBU MEMPENGARUHI RASA NYAMAN BAGI BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada perubahan hormonal paska kehamilan (Djamhoer, 2005; Alan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan selanjutnya. (Manuaba,1998). dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Target penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia kini pada

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. Salah satu aspek utama dari peningkatan

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA WANITA PRIMIGRAVIDA DIBANDING MULTIGRAVIDA DI RUMAH BERSALIN DAN KLINIK MITRA IBU TEGAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

Adhyatman Prabowo, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Depresi Pengertian depresi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan tertekan dan perasaan semangat menurun dengan ditandai muram, sedih, loyo; karena tekanan jiwa; keadaan merosotnya hal-hal yang berkenaan dengan semangat hidup (Depdikbud), 1997). Sedangkan menurut Sabilla (2010), menurutnya depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang psikopatologis, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Menurut Sabilla (2010), depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri. Menurut Soep (2009), depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, apatis dan pesimisme kemudian dapat dikuti gangguan perilaku. Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini, hal ini amat penting karena orang dengan depresi produtivitasnya akan menurun dan ini amat buruk

akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara yang sedang membangun. Depresi juga sebagai penyebab utama tindakan bunuh diri, dan tindakan ini menduduki urutan ke- 6 dari penyebab kematian utama di Amerika Serikat. Sabilla (2010), bahwa individu yang mengalami depresi sering merasa dirinya tidak berharga dan merasa bersalah. Mereka tidak mampu memusatkan pikirannya dan tidak dapat membuat keputusan. Individu yang mengalami depresi selalumenyalahkan diri sendiri, merasakan kesedihan yang mendalam dan rasa putus asa tanpa sebab. Mereka mempersepsikan diri sendiri dan seluruh alam dunia dalam suasana yang gelap dan suram. Pandangan suram ini menciptakan perasaan tanpa harapan dan ketidakberdayaan yang berkelanjutan. Setiap orang sering mengalami perasaan sedih, tetapi perasaan ini biasanya akan hilang dalam beberapa hari. Ketika seseorang mengalami gangguan depresi, hal itu akan mempengaruhi kehidupan sehari-hari, fungsi sebagai manusia yang normal, dan menyebabkan perasaan sakit baik untuk orang yang mengalami gangguan depresi maupun orang-orang terdekatnya. Depresi umum terjadi, tetapi merupakan penyakit yang serius, dan mayoritas orang yang pernah mengalami depresi membutuhkan perawatan untuk menjadi lebih baik (National Institute of Mental Health (NIMH), 2008). 1. Macam-macam depresi Ada beberapa macam dari gangguan depresi, yaitu (NIMH, 2008): a) Major depressive disorder (gangguan depresi berat), karakteristik dari gangguan ini adalah adanya beberapa gejala yang mengganggu seseorang untuk bekerja, tidur, belajar, makan dan menikmati kegiatan yang seharusnya menyenangkan. Depresi berat merupakan ketikdakmampuan seseorang untuk berfungsi secara

normal. Depresi berat mungkin hanya terjadi sekali selama hidup seseorang, tetapi adakalanya hal itu terjadi berulang kali dalam hidup seseorang yang lain. b) Dysthymic disorder (dysthymia), ditandai dengan waktu yang lama (dua tahun atau lebih) tidak terdapat gejala-gejala yang dapat mengganggu kemampuan seseorang tetapi dapat mengganggu fungsinya secara normal seperti perasaan yang nyaman. Orang dengan dysthymia mungkin juga mengalami sekali atau lebih peristiwa depresi berat selama hidupnya (NIMH, 2008). Beberapa bentuk gangguan depresi menunjukkan sedikit perbedaan karakteristik dari yang digambarkan di atas, atau mungkin saja beberapa gangguan depresi berkembang dalam keadaan yang unik. Tidak semua ilmuwan setuju dalam hal menggolongkan dan mendefinisikan bentukbentuk dari depresi ini. Hal tersebut meliputi (NIMH, 2008): a) Psychotic depression, terjadi ketika gangguan depresi dibarengi dengan gangguan psikosis, seperti memungkiri kenyataan, halusinasi dan delusi. b) Postpartum depression (depresi postpartum), yang terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan. c) Seasonal affective disorder/sad, ditandai dengan gangguan depresi selama musim dingin, dimana pada musim tersebut tidak ada cahaya matahari. Depresi ini secara umum akan menghilang selama musim gugur dan musim semi. SAD biasanya diberi perlakuan berupa terapi cahaya. 2. Gejala-gejala depresi

Orang dengan gangguan depresi tidak selalu memiliki gejala yang sama satu dengan yang lain. Frekuensi,durasi dan beratnya gejala akan bervariasi tergantung pada masing-masing orang. Gejala-gejala depresi antara lain (NIMH, 2008) : a) Perasaan sedih yang menetap, khawatir atau perasaan kosong b) Perasaan putus asa dan atau pesimisme c) Perasaan bersalah, perasaan tidak berharga dan atau putus asa d) Cepat marah, tidak dapat istirahat e) Insomnia, terjaga dipagi buta, atau tidur yang berlebihan f) Pikiran untuk bunuh diri, usaha bunuh diri Perasaan sakit yang menetap, sakit kepala, kram atau gangguan pencernaan yang tidak mudah disembuhkan walaupun dengan perawatan. 3. Penyebab depresi Tidak ada alasan yang jelas penyebab dari depresi, disini ada beberapa alasan mengapa seseorang mengalami depresi : a) Genetik (riwayat keluarga), jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan depresi, orang tersebut beresiko mengalami depresi. Di lain kasus, banyak juga orang yang mengalami gangguan depresi tanpa memiliki riwayat keluarga dengan depresi. b) Ketidakseimbangan bahan kimia, otak pada orang yang normal terlihat berbeda dibanding dengan yang megalami gangguan depresi. Hal itu dikarenakan bagian dari otak yang mengatur suasana hati, pikiran, tidur, keinginan, dan perilaku tidak memiliki keseimbangan yang benar terhadap bahan kimia.

c) Faktor hormonal, perubahan siklus menstruasi, melahirkan, pembawaan, periode postpartum, perimenopouse, dan menopouse merupakan penyebab depresi pada wanita d) Stress, peristiwa hidup yang penuh dengan tekanan seperti trauma, kehilangan seseorang yang berarti, hubungan yang buruk, tanggungjawab pekerjaan, mengasuh anak dan lansia, penyalahgunaan, kemiskinan mungkin memicu gangguan depresi pada beberapa orang. e) Penyakit medis atau proses medis B. Definisi Postpartum Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai minggu keenam setelah melahirkan. Masa postpartum dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada masa sebelum hamil yang berlangsung kira-kira enam minggu. Pendapat lain mengatakan postpartum adalah masa setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali kekeadaan yang normal pada saat sebelum hamil. Berdasarkan definisi di atas, yang dimaksud dengan postpartum adalah masa setelah kelahiran bayi dan masa si ibu untuk memulihkan kondisi fisiknya meliputi alatalat kandungan dan saluran reproduksi kembali pada keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama enam minggu.

C. Perubahan Fisiologis Periode Postpartum Bobak, Lowdermik dan Jensen (2004), menyatakan bahwa periode postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan sebelum hamil. Pada masa postpartum terjadi perubahan-perubahan pada sistem reproduksi, yaitu meliputi adanya pengerutan rahim (involusi), lokea, perubahan pada serviks, vulva dan vagina dan perinium. Pada sistem pencernaan, pembatasan asupan nutrisi dan cairan dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keterlambatanpemulihan fungsi tubuh. Sementara itu uretra, kandung kemih dan jaringan sekitar meatus urinarius dapat mengalami trauma mekanik akibat desakan oleh bagian yang berpresentasi selama persalinan kala II, Hal ini dapat menyebabkan kehilangan sensasi untuk buang air kecil (Ambarwati & Wulandari, 2009). Pada masa postpartum estrogen dan progesteron akan menurun setelah ekspulsi plasenta. Jika ibu tidak menyusui, estrogen akan kembali meningkat sekitar tiga minggu setelah kelahiran yang diikuti dengan kembalinya menstruasi (Ambarwati&Wulandari, 2009). Sesudah 12 jam pertama melahirkan, umumnya suhu badan akan kembali normal. Pada masa nifas umumnya denyutnyadi lebih labil dibandingkan dengan suhu badan. Fungsi pernapasan akan kembali pada rentang normal dalam jam pertama postpartum. Napas pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi adanya kondisi-kondisi abnormal (Verney, 2006).

D. Adaptasi Psikologi Masa Postpartum Proses adaptasi psikologis pada seorang ibu telah dimulai sejak ibu hamil. Perubahan mood seperti sering marah, menangis, dan sering sedih atau cepat berubah perasaan menjadi senang merupakan manifestasi dari emosi yang labil (Suherni, dkk, 2008). Menurut Palupi (2013), pada masa postpartum seorang ibu akan melalui tiga periode adaptasi psikologis yang disebut Rubin Maternal Phases,yaitu sebagai berikut: 1. Periode Taking In Fase ini disebut juga fase ketergantungan. Dimulai setelah persalinan, pada ibu masih berfokus dengan dirinya sendiri, bersikap pasif dan masih sangat tergantung pada orang lain di sekitarnya. 2. Periode Taking Hold Fase ini disebut juga fase transisi antara ketergantungan dan kemandirian. Terjadi antara hari kedua dan ketiga postpartum, ibu mulai menunjukkan perhatian pada bayinya dan berminat untuk belajar memenuhi kebutuhan bayinya. Dalam tenaga ibu pulih kembali secara bertahap, ibu merasa lebih nyaman, focus perhatian mulai beralih pada bayi, ibu sangat antusias dalam merawat bayinya, ibu mulai mandiri dalam perawatan diri dan terbuka pada pengajaran perawatan. Saat ini merupakan saat yang tepat untuk memberi informasi tentang perawatan bayi dan diri sendiri. Pada fase ini juga terdapat kemungkinan terjadinya postpartum blues. 3. Periode Letting Go

Fase ini disebut juga fase mandiri. Pada fase ini berlangsung antara dua sampai empat minggu setelah persalinan ketika ibu mulai menerima peran barunya. Ibu melepas bayangan persalinan dengan harapan yang tidak terpenuhi serta mampu menerima kenyataan. Pada fase ini tidak semua ibu postpartum mampu beradaptasi secara psikologis sehingga muncul gangguan mood yang berkepanjangan ditandai dengan adanya perasaan sedih, murung, cemas, panik, mudah marah, kelelahan, disertai gejala depresi seperti gangguan tidur dan selera makan, sulit berkonsentrasi, perasan tidak berharga, menyalahkan diri dan tidak mempunyai harapan untuk masa depan. Hal ini juga merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan, hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat. E. Definisi Depresi Postpartum Menurut Hawari (2008) depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affective/mood disorder), yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa. Lebih terperinci dijelaskan oleh Maramis (2009) yang mengatakan depresi sebagai satu kesatuan diagnosis gangguan jiwa adalah suatu keadaan jiwa dengan ciri sedih, merasakan sendirian, putus asa, rendah diri dari hubungan sosial, tida ada harapan penyesalan yang patologis dan terdapat gangguan somatik seperti anoreksia, serta insomnia. Menurut Bobak (2008) depresi postpartum adalah gangguan suasana hati pada ibu postpatum yang tejadi dalam enam bulan setelah melahirkan. Depresi postpartum ini pertama kali di temukan oleh Pitt pada tahun 1988, depresi postpartum merupakan suatu

keadaan emosional yang ditunjukkan dengan mengekspresikan rasa lelah, mudah marah, gangguan nafsu makan, dan kehilangan (Yulianti, 2010). 1. Faktor Predisposisi Faktor resiko terjadinya depresi postpartum diantaranya adalah adanya anggota keluarga yang menderita penyakit mental; kurangnya dukungan sosial dan dukungan keluarga serta teman; kekhawatiran akan bayi yang sebetulnya sehat; kesulitan selama persalinan dan melahirkan; merasa terasing dan tidak mampu; masalah/perselisihan perkawinan atau keuangan; kehamilan yang tidak diinginkan (Yulianti, 2010). 2. Etiologi Penyebab kesedihan atau depresi setelah melahirkan tidak jelas. Penurunan tingkat hormon yang tiba-tiba, dalam hal ini estrogen dan progesteron ikut berperan. Depresi juga merupakan sebuah penyakit yang berlangsung di dalam keluarga. Kadangkala tidak jelas penyebabnya (Yulianti, 2010). Terdapat empat faktor penyebab terjadinya depresi postpartum, yaitu faktor konstitusional, fisik, psikologis dan sosial. a) Faktor Konstitusional Gangguan postpartum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara. Wanita primipara lebih umum menderita depresi postpartum karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi, jika sebelumnya hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir

jika ibu tidak paham perannya akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat (Yulianti, 2010). b) Faktor Fisik Perubahan fisik setelah kelahiran dan memuncaknya gangguan mental selama dua minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drastis setelah melahirkn dan periode laten selama dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan, kadang progesteron naik dan estrogen menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti (Yulianti, 2010). c) Faktor Psikologis Peralihan yang cepat dari keadaan hamil sampai melahirkan dan melewati masa postpartum, ibu akan mengalami penyesuaian psikologis yang berbedabeda. Yulianti (2010) mengindikasikan pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan untuk memulai hubungan baik antara ibu dan anak. d) Faktor Sosial Pemukiman yang tidak memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu selain kurangnya dukungan dalam perkawinan. Banyaknya kerabat khususnya suami yang selalu membantu pada saat kehamilan, persalinan dan masa postpartum, akan membuat beban seorang ibu karena kehamilannya akan sedikit berkurang (Yulianti, 2010).

F. Kerangka Teori Etiologi Bahan Kerja Hormon Stres Penanganan Fx Predisposisi Fx Predispotasi Fx Lain Depresi Postpartum - Definisi - Etiologi - Tanda dan gejala memotestisial - Penanganan - Dampak - Farmakologi - Non farmakaologi Non Farmakologi - Psikoterapi - Profilaksis Treatment - Relaksasi - Nyaman Relaksasi Tidak Depresi

Tabel 2. 1 Kerangka Teori (National Institute of Mental Health (NIMH), 2008). G. Kerangka Konsep Tidak Depresi Depresi ibu postpartum Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat Bagan 2.2 Kerangka Konsep H. Hipotesis Ha : Ada gambaran depresi ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas II Sokaraja Banyumas.