BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini mengakibatkan perlu adanya penyesuaian terhadap keadaan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan antara lain meliputi proses pembelajaran, media pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. yang didapatkan. Tetapi sebaliknya jika semakin abstrak siswa mempelajari bahan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka prinsip media mediated instruction

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tidak terlepas dari adanya alat-alat bantu atau benda yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Asep Tarbini, 2015 IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iman Fushsilat, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Hamid, 2009: 1). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah salah satu orang yang mengantarkan anak didiknya menjadi lebih

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB I PENDAHULUAN. mudah, baik informasi visual, audio, maupun audio visual dan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fatwa Tresna Radityan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen yang berperan dalam upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

NERIS PERI ARDIANSYAH,

2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MED IA ELEKTRONIK PENGUKURAN PANGKALA ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kejuruan (SMK) adalah memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik

2016 EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SOFTWARE CST STUDIO SUITE PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM ANTENA DI SMK NEGERI 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-

STUDI EKSPLORASI PERALATAN PRAKTIKUM PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF DITINJAU DARI STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR DASAR OTOMOTIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan siswa terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu (Penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ahmad Shidiqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

Oleh: Syamsu Duha, Suyitno. Pendidikan Teknik Otomotif FKIP UMP Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. penerapannya banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Fisika berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaksi yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan pemahaman secara nyata. Pada pelajaran fisika, media

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Aspek yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. di dunia usaha/industri (DU/DI). Hal ini dilatarbelakangi oleh Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sekarang ini tentu menuntut kita sebagai pelaksana pendidikan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kongkret

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan juga ada keluaran (output) pendidikan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi siswa harus berperan aktif mencari sumber-sumber lain supaya tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. terjun ke dunia kerja. Di SMK terdapat banyak bidang kejuruan, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dituntut untuk menyiapkan siswa-siswanya menjadi siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan solusi permasalahan kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah RahmaAditya M Kurnia,2014

BAB I. PENDAHULUAN. yang memadai. Biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Biologi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Alifah Ulfah, 2014 Pengembangan Media Audio Visual Pada Kompetensi Penerapan Teknik Perlakuan Kimiawi Enzimatis Di Smkn 2 Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Galih Rakasiwi Budiman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

A. PENDAHULUAN. Kata Kunci: Komparasi, Fasilitas, Bengkel lengkap, Bengkel tidak lengkap, Hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. atas sesudah program pendidikan dasar sembilan tahun, secara umum sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SIMULATOR REM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM REM

BAB I PENDAHULUAN. bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekar Arum Ningtyas, 2014 Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Pengapian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL DI SMKN 4 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pilar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang salah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangpesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengakibatkan perlu adanya penyesuaian terhadap keadaan yang terjadi disegala bidang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam mewujudkan dan membentuk sumber daya manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Tercapainya tujuan pendidikan tidak terlepas dari adanya pengembangan pada proses pembelajaran, media pembelajaran, pengadaan dan pengelolaan sarana dan prasarana, dan sebagainya (Wahab, 2011). Berkaitan dengan pengembangan pendidikan tersebut, guru memegang peranan yang sangat penting dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, seorang guru sudah seharusnya memiliki pengetahuan mengenai inovasi dalam pembelajaran. Inovasi tersebut dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar lebih baik dan lebih menarik, sehingga peserta didik menjadi lebih bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan berdampak positif terhadap hasil belajarnya. Pembelajaran merupakan proses yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan peserta didik maupun peserta didik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Namun pada kenyataannya di lapangan, dalam proses

2 belajar mengajar, guru masih menekankan peranannya sebagai penyampai materi tanpa melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak benar-benar diajak untuk berpikir selama proses belajar mengajar berlangsung. Peserta didik hanya bersifat pasif yang hanya menerima konsep yang disampaikan guru. Berdasarkan pengamatan selama melakukan Progam Latihan Profesi (PLP) di SMK Negeri 8 Bandung, terdapat beberapa masalah yang dialami peserta didik pada mata pelajaran produktif. Permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran teknik otomotif, dintaranya adalah konsep-konsep yang masih dianggap cukup sukar untuk dipahami karena mengandung generalisasi, konsepnya bersifat abstrak, dan penggunaan kata-kata asing yang tidak lazim digunakan. Apalagi dalam kegiatan praktikum yang menuntut peserta didik untuk mengetahui konsep serta urutan yang akan dipraktekkan. Mata diklat memelihara transmisi merupakan salah satu mata diklat produktif di SMK pada program studi Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Mata diklat memelihara transmisi dipelajari karena transmisi merupakan salah satu bagian penting dari kendaraan. Transmisi digunakan untuk merubah putaran, kecepatan, dan torsi dengan menggunakan perbandingan roda gigi. Banyak komponen penyusun sistem transmisi yang harus dipelajari oleh peserta didik. Hal ini menyulitkan peserta didik terutama ketika proses pembongkaran dan pemasangan karena komponen satu dan lainnya tidak boleh tertukar. Observasi awal penulis ketika melakukan PLP di SMK Negeri 8 Bandung melihat bahwa mata diklat memelihara transmisi sulit dipelajari oleh peserta didik terutama

3 ketika melakukan proses praktikum. Guru pengajar mata diklat memelihara transmisi cukup kesulitan karena banyaknya jumlah peserta didik, sedangkan jumlah alat peraga memelihara transmisi kurang. Upaya yang dilakukan guru adalah dengan menggunakan media pembalajaran tambahan yang lain. Tabel 1.1 Nilai Hasil Belajar Memperbaiki Transmisi Tahun Ajaran 2010/2011 NILAI KELAS XI TKR 3 PERSENTASE KETERANGAN 90-100 0 0 Lulus amat baik 80-89 11 36,84% Lulus baik 75-79 16 51,13% Lulus cukup 0<74 5 12,03% Belum lulus Jumlah 32 100% (Sumber: Arsip guru Produktif SMKN 8 Bandung) Tabel tersebut menunjukan masih banyaknya peserta didik yang mendapat predikat lulus cukup. Hal ini menunjukan bahwa masih rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata diklat memelihara transmisi di SMK Negeri 8 Bandung. Upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut diantaranya adalah menggunakan model pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran video. Model ini dikembangkan sebagai alat bantu yang dapat menunjang dalam penguasaan konsep dan membantu dalam proses praktikum peserta didik yang dapat menciptakan efek audio dan visual, sehingga konsep mudah dimengerti dan menarik untuk dipelajari. Media video dipilih karena dapat merekam proses pembongkaran serta pemasangan komponen transmisi yang komponennya cukup banyak dan pemasangannya tidak boleh tertukar sehingga peserta didik mendapatkan visualisasi tentang urutan pembongkaran dan pemasangan komponen transmisi.

4 Menurut kerucut pengalaman Edgar Dale (Sadiman et al., 2009:8) melukiskan bahwa semakin konkret peserta didik mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang didapatkan. Tetapi sebaliknya jika semakin abstrak peserta didik mempelajari bahan pelajaran, maka semakin sedikit pula pengalaman yang didapatkan. Namun pada kenyataanya, pengalaman secara langsung sangatlah sulit dilaksanakan dalam proses pembelajaran, itu disebabkan oleh tidak semua bahan pelajaran dapat dihadirkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Proses belajar yang optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan hasil belajar peserta didik yang optimal. Hasil belajar yang optimal juga merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Wahab, 2001:3). Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Pebianto (2011), yang meneliti tentang efektivitas penggunaan video tutorial untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di SMKN 12 Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan video tutorial dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Zaenal (2007) meneliti tentang pengaruh video pembelajaran terhadap penguasaan konsep pada kompetensi penggunaan dan pemeliharaan alat ukur. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan penguasaan konsep yang signifikan antara kelas yang menggunakan media video dan kelas yang tidak menggunakan media video. Penelitian sejenis lainnya dilakukan oleh Samosir (2006), yang meneliti

5 tentang efektivitas penggunaan media video dalam proses pembelajaran pada kompetensi pengecoran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan pembelajaran dengan menggunakan media video lebih efektif dengan dibandingkan dengan menggunakan metode klasikal, terbukti dengan meningkatnya prestasi peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut dan penelitian sebelumnya yang sejenis, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai media pembelajaran berbasis video. Namun pada penelitian yang akan penulis lakukan, menitikberatkan pada bagaimana mengembangkan media video yang lebih baik dari sebelumnya. Adapun judul yang diangkat pada penelitian ini adalah: Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik pada Standar Kompetensi Memelihara Transmisi di SMK Negeri 8 Bandung. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Guru masih menekankan peranannya sebagai penyampai materi tanpa melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. 2. Peserta didik sulit memahami mata diklat memelihara transmisi. 3. Jumlah alat peraga pada mata diklat memelihara transmisi di SMK Negeri 8 Bandung kurang sedangkan jumlah peserta didik yang mengikuti mata diklat memelihara transmisi banyak.

6 C. Rumusan Masalah Berdasar kepada latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimana mengembangkan media pembelajaran berbasis video yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik pada standar kompetensi memelihara transmisi?. Maka secara lebih khusus rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana desain media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi? 2. Bagaimanakah tahapan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik dengan penggunaan media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi? 4. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi sebagai media pembelajaran yang dikembangkan? D. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup penelitian dan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya, maka penulis membatasi permasalahan di dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penelitian ini ditujukan pada arah pengembangan media pembelajaran mata diklat memelihara transmisi.

7 2. Kemampuan yang akan ditelaah dengan menggunakan media pembelajaran berbasis video ini adalah kemampuan pemahaman peserta didik. 3. Penelitian ini dilaksanakan sampai pada uji coba terbatas saja, sehingga penelitian ini dibatasi pada satu tingkat saja yaitu kelas XI dan di satu sekolah yaitu SMK Negeri 8 Bandung. E. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi peserta didik pada mata diklat memelihara transmisi. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Membuat desain media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi. 2. Mengetahui tahapan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi. 3. Mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman peserta didik dengan penggunaan media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi. 4. Mengetahui tanggapan peserta didik terhadap media pembelajaran berbasis video tentang memelihara transmisi sebagai media pembelajaran yang dikembangkan. F. Manfaat Penelitian Penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis video ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

8 1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif penggunaan media pembelajaran. 2. Bagi guru, media pembelajaran berbasis video ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas proses dan kemampuan memahami pelajaran pada mata diklat memelihara transmisi. 3. Bagi peserta didik, penggunaan media pembelajaran berbasis video ini diharapkan akan meningkatkan prestasi pada mata diklat memelihara transmisi. 4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk memperluas wawasan dalam bidang pengembangan media pembelajaran. G. Definisi Operasional Terdapat beberapa istilah dalam penelitian ini yang perlu didefinisikan dengan maksud agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai pokok masalah dan arah penelitian. Istilah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Media pembelajaran berbasis video adalah sistem penyampaian pengajaran dengan menggunakan media video. Media pembelajaran berbasis video mengintegrasikan beberapa judul video ke dalam sebuah sistem. Pengguna media dapat memutar judul video sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan video disajikan dengan bantuan komputer yang diproyeksikan ke layar monitor atau diproyeksikan ke layar lebar, sehingga peserta didik dapat melihat dan mendengar gerakan serta suaranya. 2. Kemampuan pemahaman adalah tingkat kemampuan pikiran yang mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal

9 ini pikiran tidak hanya hafal secara verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. (Purwanto, 2006:44) H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai pedoman penulis agar penulisannya lebih terarah dan sistematis dalam rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut. BAB I meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. BAB II berisi landasan teori yang berkaitan dengan belajar, mengajar, media pembelajaran, pembelajaran berbasis video, pengembangan media pembelajaran berbasis video, dan evaluasi hasil pembelajaran. BAB III membahas tentang metode penelitian, prosedur penelitian, ujicoba produk, lokasi dan subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data. BAB IV menjelaskan uraian hasil penelitian, seperti hasil studi pendahuluan, pengembangan media pembelajaran berbasis video, produk media pembelajaran berbasis video beserta pembahasan hasil penelitian. BAB V berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi para pengguna hasil penelitian.