IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. status Nature Reserve (cagar alam) seluas 298 ha. Kemudian berdasarkan Surat

dokumen-dokumen yang mirip
IV. INVENTARISASI 4.1 Aspek Legal 4.2 Aspek Fisik dan Biofisik Luas, Letak, dan Batas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada BT dan

I. PENDAHULUAN. tumbuhan asing yang dapat hidup di hutan-hutan Indonesia (Suryowinoto, 1988).

BAB IV KONDISI UMUM. 4.1 Sejarah Kawasan

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Rajabasa didasarkan pada

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam dan Ekowisata

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA SATWALIAR PADA HUTAN KONSERVASI (Kasus : SM. Barumun, Sumatera Utara)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan. Hutan dapat diberi batasan sesuai dengan sudut pandang masing-masing

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal ,31 ha secara geografis

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

I. PENDAHULUAN. lebih dari jenis tumbuhan terdistribusi di Indonesia, sehingga Indonesia

KONSEP PENGEMBANGAN LANSKAP BERBASIS EKOWISATA DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM LEMBAH HARAU, SUMATERA BARAT YOGI ISMET

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman merupakan salah satu Taman Hutan

I. PENDAHULUAN. dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Lindung dan Hutan Produksi dengan pengertian sebagai berikut : a) Hutan

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara Geografis Pantai Sari Ringgung (PSR) terletak di posisi LS dan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

I. PENDAHULUAN. menguntungkan antara tumbuhan dan hewan herbivora umumnya terjadi di hutan

IV APLIKASI PERMASALAHAN

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Pengelolaan kawasan konservasi sumber daya alam hayati di Cagar Alam Rimbo Panti

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. No. 408/Kpts-II/1993. Hutan Pendidikan merupakan hasil dari Perjanjian

I. PENDAHULUAN. Sumatera merupakan pulau yang memiliki luas hutan terbesar ketiga setelah pulau

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM KAWASAN

BAB IV KONDISI UMUM KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pariwisata merupakan sektor mega bisnis. Banyak orang

PERENCANAAN INTERIOR ETALASE GEOPARK MERANGIN DI DISBUDPAR MERANGIN

BAB I PENDAHULUAN. Luas daratan Indonesia hanya meliputi 1,32% dari seluruh luas daratan

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

Ringkasan Publik PT. Mitra Hutani Jaya

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

Edisi III diterbitkan di Medan, November 2017 oleh Yayasan Ekosistem Lestari / PanEco

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaaan sumber daya dan keanekaragaman hayati berupa jenis-jenis satwa maupun

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia memiliki keterkaitan yang erat dengan kekayaan keanekaragaman

Evaluasi Rehabilitasi Merak Hijau (Pavo muticus) Dari Hasil Sitaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Seksi Karangtekok

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan

A. Hewan dan Tumbuhan yang Hampir Punah

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

IV. KONDISI UMUM LOKASI PRAKTEK

KOMPOSISI KUPU-KUPU PAPILIONIDAE DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton. Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

Disiapkan oleh Yayasan Ekosistem Lestari dan Walhi Jakarta, 13 Mei 2013

BERSAMA LESTARIKAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

ABSTRAK JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA. Oleh: Zainal Husain, Dharmono, Kaspul

I. PENDAHULUAN. Primata merupakan salah satu satwa yang memiliki peranan penting di alam

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi dan Klasifikasi Ilmiah Daun Sang (Johannestijsmania altifrons)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

DANAU ANGGI. Gambar 2. Peta Danau Anggi Giji dan Anggi Gita (Google map)

10 Cagar Alam di Indonesia Beserta Flora dan Fauna yang Dilindungi

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

I. PENDAHULUAN. Hutan Register 19 semula ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

2 KONDISI UMUM 2.1 Letak dan Luas 2.2 Kondisi Fisik Geologi dan Tanah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya

III. KONDISI UMUM LOKASI

Cakupan bahasan. A. Status B. Progres C. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada BT dan

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

Disampaikan Pada Acara :

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

INVENTARISASI HUTAN (PASCA KEBAKARAN) PADA KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN / SEBAGIAN HUTAN WISATA BUKIT SOEHARTO, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Gambar 2 Tahapan Studi

Transkripsi:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Status Kawasan Kawasan ini ditunjuk berdasarkan Besluit Van Der Gouverneur General Van Netherlanch Indie No. 15 Stbl 24 tahun 1933 tanggal 10 Januari 1933 dengan status Nature Reserve (cagar alam) seluas 298 ha. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 478/Kpts/Um/8/1979 tanggal 2 Agustus 1979 sebagian kawasan Cagar Alam Lembah Harau yaitu seluas 27,5 ha dialih fungsikan menjadi Taman Wisata Lembah Harau, sehingga luas Cagar Alam Lembah Harau menjadi 270,5 ha (BKSDA Sumatera Barat, 2012). B. Letak, Luas dan Batas Berdasarkan letak astronomi kawasan Cagar Alam Lembah Harau berada pada 100º39 10 BT - 100º41 58 BT dan 00º04 39 LS - 00º11 46 LS. Kawasan ini merupakan hamparan perbukitan dengan dinding curam yang merupakan ciri khas kawasan ini. Secara administrasi kehutanan, terletak di wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah I yaitu Resort KSDA Lima Puluh Kota (BKSDA Sumatera Barat, 2012).

27 Secara administrasi pemerintahan, kawasan ini terletak di dua Nagari yaitu Jorong Lubuk Limpato di Nagari Tarantang dan Jorong Harau di Nagari Harau yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Luas kawasan Cagar Alam Lembah Harau berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 478/Kpts/Um/8/1979 tanggal 2 Agustus 1979 adalah 270,5 ha, dengan batas sebagai berikut: 1. Bagian Utara : Areal Penggunaan Lain (APL) dan Jorong Harau 2. Bagian Timur : Hutan Lindung 3. Bagian Selatan : Jorong Lubuk Limpato 4. Bagian Barat : Jorong Lubuk Limpato C. Iklim Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan Cagar Alam Lembah Harau mempunyai tipe A. Pada tahun 2010 jumlah rerata bulan kering berkisar 4,92 dan jumlah rerata bulan basah berkisar 1,17. Suhu rerata minimum berkisar 0-17º C dan suhu rerata maksimum berkisar 25-33º C (BKSDA Sumatera Barat, 2012). D. Topografi Kawasan Cagar Alam Lembah Harau terletak pada ketinggian antara 400 mdpl sampai dengan 800 mdpl. Topografi kawasan ini adalah berbukit, landai dan terdapat tebing yang curam (BKSDA Sumatera Barat, 2012).

28 E. Hidrologi Cagar Alam Lembah Harau mengalirkan 4 sungai yaitu Batang Simolakama, Batang Air Putih, Sungai Air Tiris dan Batang Harau. Sungai tersebut mempunyai peranan penting bagi masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai, terutama untuk pengairan pertanian, budidaya ikan dan kebutuhan hidup sehari-hari (BKSDA Sumatera Barat, 2012). F. Aksesibilitas Kawasan Cagar Alam Lembah Harau yang berbatasan langsung dengan ruas jalan negara Payakumbuh-Pekanbaru, sangat mudah dijangkau melalui jalan darat dengan kondisi jalan beraspal. Berdasarkan klasifikasi jalannya, cagar alam ini dilalui jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan nagari dan jalan jorong (BKSDA Sumatera Barat, 2012). G. Vegetasi Susunan vegetasi kawasan Cagar Alam Lembah Harau merupakan tipe ekosistem hutan hujan campuran non-dipterocapaceae (Tim Unit Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat, 2000). Vegetasi hutan kawasan ini didominasi oleh tumbuhan daratan tinggi (BKSDA Sumatera Barat, 2012).

29 H. Fauna 1. Mamalia Di Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat terdapat 8 jenis mamalia dari 7 famili yang dilindungi UU No.5 tahun 1990 (BKSDA Sumatera Barat, 2012) (Tabel 1). Tabel 1. Jenis mamalia yang terdapat di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat yang dilindungi oleh UU No. 5 tahun 1990 No Suku Nama Jenis Nama Indonesia 1. Felidae Panthera tigris sumatrensis Harimau sumatera 2. Felidae Neofelis nebulosa Harimau dahan 3. Ursidae Helarctos malayanus Beruang madu 4. Tapiridae Tapirus indicus Tapir 5. Cervidae Cervus unicolor Rusa 6. Bovidae Capricornis sumatrensis Kambing gunung 7. Tragulidae Tragulus javanicus Kancil 8. Hylobatidae Hylobates syndactilus Siamang 2. Burung Jenis burung yang dijumpai dalam kawasan yaitu jenis burung pemakan serangga, jenis burung pemakan buah, biji dan nektar (Tabel 2). Tabel 2. Jenis burung di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat No Suku Nama Jenis Nama Indonesia 1. Phasianidae Argusianus argus Kuau 2. Phasianidae Rhyticeros sp Ayam hutan 3. Ciconidae Ciconia episcopus Bangau 4. Accipitridae Haliastur Indus Elang bondol 5. Accipitridae Ictinaetus malayensis Elang hitam 6. Falconidae Falco tinnunculus Alap-alap curasia 7. Alcedinidae Alcedo altis Raja udang 8. Bucerotidae Berenicornis comatus Enggang 9. Bucerotidae Buceros rhinoceros Rangkong

30 3. Kupu-Kupu Cagar Alam Lembah Harau juga memiliki jenis kupu-kupu yang beragam. Potensi kupu-kupu ini menjadi daya tarik oleh wisatawan terutama wisatawan mancanegara (Tabel 3). Tabel 3. Jenis kupu-kupu yang terdapat di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat No Nama Jenis Tanaman Pakannya 1 Papilio memnon Jeruk (Citrus sp.) Papilio demoleus 2 Graphium sarpedon Kulit manis (Cynamomun burmanii) 3 Polyura scheiber Rambutan (Nephelium lappaceum) 4 Papilio palinurus Sicerek (Glaucena excavata) Papilio polytes 5 Graphium agamemnon Sirsak (Anonna muricata) 6 Trogonoptera brooklana *) Tanaman aka (Aristolochiae glaucifolia) Triode helena *) Triodes amphrysus*) Pachilipta aristolochiae 7 Antrophaneura nox Tanaman aka (Apama corymbosa) 8 Papilio karna Papilio demolion Ulam/Pauh-pauh (Evodia malayana) I. Potensi Kawasan Kawasan Cagar Alam Lembah Harau selain memiliki keanekaragaman hayati berupa flora dan fauna juga memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan seperti potensi jasa lingkungan. Kawasan ini memiliki sumber air yang dimanfaatkan sebagai sumber air minum oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sungai yang berada dalam kawasan juga sebagai sumber utama air terjun pada kawasan Taman Wisata Alam Lembah Harau. Kawasan dikelilingi oleh tebing curam (BKSDA Sumatera Barat, 2012).