BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diterapkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur keseimbangan alam. Perairan merupakan ekosistem yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak ternilai harganya. Dalam Dokumen Biodiversity Action Plan for

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan biodiversitas yang sangat tinggi. Menurut Sarwono. buku The Ecology of Kalimantan-Indonesia Borneo, menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didalam sekolah. Sumber belajar biologi harus dipersiapkan sebaik-baiknya

1. Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kawasan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya. adalah kawasan Tlogo Muncar Taman Nasional Gunung Merapi, yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dan kemegahan zaman

BAB I PENDAHULUAN. guru kepada peserta didik. Pembelajaran biologi harus dapat menciptakan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai fenomena alam yang ada disekitar. Kurangnya sumber belajar seperti

PENYUSUNAN MODUL PENGAYAAN KEANEKARAGAMAN JENIS MAKROALGA DI PANTAI DRINI SEBAGAI BAHAN AJAR KEANEKARAGAMAN HAYATI SISWA KELAS X SMA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan 2.2 Komoditas Hasil Tangkapan Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, petani dan nelayan selalu lebih miskin dibandingkan penduduk

Katalog BPS:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang beragam. Potensi sumber daya

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan kemandirian belajar siswa Kelas X SMA di Gunungkidul.

Pemanfaatan Kekayaan Laut Branta Pesisir, Pamekasan untuk Kesejahteraan Masyarakat Pesisir

BAB I PENDAHULUAN. endemisitas baik flora maupun fauna di Indonesia. atau sekitar 17% dari total jenis burung di dunia. Jumlah tersebut sebanyak

ODUL PENG L TANGKA APAN NELA ANGAN IKA ANTAI BAR AN (TPI) PA A SMA KEL SKRIPSI. Matematika dan. Pendidikan

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL. Oleh RAHMAH NIM Telah diperiksa dan telah disetujui

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya Peran Pantai Baron sebagai Tujuan Wisata Pantai

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan memiliki banyak fenomena biologi yang dapat digunakan sebagai

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya laut(model Ekonometrika Perikanan Indonesia).

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMUNIKASI DENGAN STRATEGI TTW

PENYUSUNAN MODUL KEANEKARAGAMAN HAYATI BERDASARKAN PENELITIAN KEANEKARAGAMAN FITOPLANKTON DI SUNGAI GUA PINDUL GUNUNGKIDUL BAGI SISWA KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN. terluas di dunia sekitar ha (Ditjen INTAG, 1993). Luas hutan mangrove

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang, Sepanjang

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal penting bagi suatu negara. Pariwisata bagi

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. benar. Dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan sampai guru dapat. menggunakan metode dan model pembelajaran dengan baik.

BAB II MENGKONSUMSI IKAN MENCEDASKAN MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. pantai yang indah salah satunya pariwisata pantai yang ada di daerah

BAB I PENDAHULUAN [1]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembukaan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. biologi menekankan adanya interaksi antara subyek didik dengan obyek biologi

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kepariwisataan menjadi suatu industri yang populer karena manfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebab telah berhasil memasuki semua aktivitas manusia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah pendidikan yang berlangsung. manusia. Sistem pendidikan di Indonesia sangat lemah dalam

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MAILA WALUYANTI K

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan sebagai salah satu sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala isinya termasuk gejala-gejala alam yang ada. Ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Ketercapaian tujuan pendidikan dapat diwujudkan melalui program

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan dimasyarakat. Hal ini diakibatkan oleh perkembagan ilmu

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

PENDAHULUAN. stabil terhadap morfologi (fenotip) organisme. Dan faktor luar (faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas pemikiran yang matang (Dwi Siswoyo. 2007: 28). dengan berubahnya kurikulum dari tahun pelajaran ke tahun pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap satuan pendidikan diharapkan membuat Kurikulum Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini melibatkan keterampilan dan penalaran. Untuk. untuk kreatif, percaya diri dan berfikir kritis.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diterapkan pada tahun 2006 mengedepankan pengangkatan potensi lokal untuk digunakan sebagai program kegiatan pembelajaran di masing-masing satuan pendidikan. Untuk itu kepekaan sekolah dalam memanfaatkan potensi lokal daerahnya mutlak harus dimiliki agar dapat merancang program atau kurikulum yang tepat untuk sekolah tersebut, sehingga diharapkan kualitas pendidikan dapat ditingkatan. KTSP adalah kurikulum yang disusun oleh dan dilaksanakan masing-masing satuan pendidikan (BSNP, 2006: 5). KTSP yang diberlakukan masing-masing sekolah dapat merekomendasikan setiap sekolah di dalam menyusun kurikulum sesuai kebutuhan sekolahnya masing-masing sehingga proses pembelajaran dapat berjalan optimal. BSNP (2006: 7), sebenarnya telah menetapkan beberapa acuan pengembangan kurikulum secara nasional. Salah satu acuan pengembangan kurikulum adalah keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan. Jadi setiap tahun satuan pendidikan harus mempertimbangkan acuan tersebut dalam mengembangkan kurikulum untuk setiap mata pelajaran tidak terkecuali mata pelajaran biologi yang 1

2 dalam pembelajarannya lebih banyak menuntut siswa untuk berinteraksi langsung dengan objek. Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda, Gunungkidul memiliki Pantai Baron sebagai salah satu objek wisata dan terdapat Tempat Pelelangan Ikan (yang selanjutnya disebut TPI) dari hasil tangkapan nelayan. TPI Pantai merupakan salah satu potensi yang terdekat dengan sekolah yang akan di ujicobakan, keanekaragaman jenis ikan di TPI Pantai baron sangat tinggi sehingga dapat diangkat sebagai sumber belajar dan dikemas dalam bentuk bahan ajar berupa modul pengayaan. Secara administratif, TPI Pantai Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Letak pantai ini adalah sekitar 65 km dari arah Yogyakarta atau 20 km ke arah selatan dari Wonosari. TPI Pantai Baron yang buka setiap hari, mulai pukul 06.00-18.00 WIB, menjajakan ikan hasil tangkapan nelayan setempat yang masih segar. Terdapat berbagai jenis ikan yang dijual, seperti ikan Bawal, Cucut, Tuna, Udang, Hiu kecil, Cakalang, Cumi-cumi, dan sebagainya. Keberadaan TPI Pantai Baron ini tentu menjadi potensi daerah yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran khususnya biologi sebagai instrumental input, yakni sumber belajar. TPI Pantai Baron di Gunungkidul berdasarkan komponen penyusun sistem proses pembelajaran merupakan instrumental input, yakni sebagai sumber belajar. Suhardi (2008: 4), menyatakan bahwa pada hakekatnya proses belajar merupakan interaksi antara peserta didik dengan objek yang

3 dipelajari. Berbagai macam ikan laut yang terdapat di TPI Pantai Baron dapat memberi kesempatan bagi peserta didik untuk berinteraksi langsung dengan objek yang dipelajarinya dalam biologi, dalam hal ini khususnya adalah materi keanekaragaman hayati. Keberadaan TPI Pantai Baron sebagai tempat wisata kuliner Pantai di daerah Gunungkidul rupanya belum dimanfaatkan secara optimal oleh SMA-SMA di Gunungkidul sebagai sumber belajar siswa, sehingga potensi lokal yang seharusnya dapat diangkat sebagai sumber belajar siswa seperti yang dituntut dalam KTSP menjadi belum optimal. Keanekaragaman hayati merupakan pokok bahasan yang diajarkan pada siswa SMA kelas X semester 2. Pokok bahasan keanekaragaman hayati di antaranya memuat tentang tingkat keanekaragaman hayati, keanekaragaman hayati di Indonesia, manfaat dan nilai keanekaragaman hayati dan klasifikasi keanekaragaman hayati. Subpokok bahasan klasifikasi keanekaragaman hayati sendiri memuat tentang tujuan dan manfaat klasifikasi serta proses klasifikasi. Sesuai dengan KTSP, pembelajaran mengenai materi pokok keanekaragaman hayati ini termuat dalam Standar Kompetensi (3) memahami manfaat keanekaragaman hayati dan Kompetensi Dasar (3.1) mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem, melalui kegiatan pengamatan. Potensi TPI Pantai Baron adalah keanekaragaman jenis ikan dari hasil tangkapan nelayan penduduk daerah setempat, keanekaragaman ini kemudian diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat tertentu dari ikan yang

4 ada di sana. Potensi TPI Pantai Baron berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai alternatif sumber belajar materi pokok Keanekaragaman Hayati. Pemanfaatan TPI Pantai Baron ini diharapkan dapat membantu siswa untuk berinteraksi langsung dengan obyek sehingga proses belajar mengajar tentang keanekaragaman hayati tidak hanya bersifat konseptual. Modul yang disusun adalah modul pengayaan. Modul pengayaan adalah salah satu bentuk unit program pengayaan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan memperdalam materi yang telah diberikan. Alasan pemilihan bahan ajar berbentuk modul pengayaan dalam pembelajaran yaitu dengan modul pengayaan memungkinkan seorang siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibanding peserta didik lainnya. Modul pengayaan ini bersifat memperluas pengetahuan dan memperdalam materi, sehingga dengan tersedianya modul-modul pengayaan di sekolah tidak akan menghambat murid-murid untuk belajar lebih cepat. Pembuatan Modul pengayaan ini, materi yang diambil mengacu pada potensi yang dimiliki oleh TPI Pantai Baron yakni keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan. Penyusunan modul pengayaan materi pokok keanekaragaman hayati ini diharapkan memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi siswa yang memiliki kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajar, sehingga dapat mengoptimalkan

5 perkembangan minat, bakat dan kecakapannya serta dapat menambah pengetahuan siswa terhadap potensi lokal yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan Latar belakang masalah yang ada di atas maka identifikasi masalah yang dapat penulis sampaikan adalah: 1. SMA-SMA di daerah Gunungkidul belum optimal menerapkan KTSP untuk memanfaatkan potensi lokal yang dimilikinya dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada materi pokok keanekaragaman hayati. 2. Interaksi antara peserta didik dengan obyek yang dipelajari masih sangat terbatas, termasuk biologi yang obyeknya makhluk hidup, khususnya pada materi pokok keanekaragaman. 3. Kurangnya pemanfaatan potensi lokal yang dimiliki tersebut sebagai sumber belajar biologi, dalam hal ini adalah potensi lokal yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul yaitu TPI Pantai Baron adalah Keanekaragaman jenis ikan hasil tangkapan nelayan. 4. Kurangnya bahan ajar dalam bentuk modul seperti modul pengayaan keanearagaman hayati yang dapat membantu siswa berinteraksi dengan obyek yang dipelajari secara langsung dan dapat menambah pengetahuan siswa terhadap potensi lokal yang dimiliki kabupaten Gunungkidul.

6 C. Batasan Masalah Penelitian ini merupakan pemanfaatan tempat wisata kuliner pantai sebagai alternatif bahan ajar keanekaragaman tingkat jenis ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul untuk siswa SMA. Persoalan ini dibatasi dari identifikasi ikan sebagai bahan ajar dalam bentuk modul pengayaan untuk SMA kelas X, yang dalam penyusunannya digunakan ADDIE model, namun peneliti hanya melalui tiga tahap saja yakni Analysis, Design and Development (ADD). Kemudian dilakukan penelitian kualitas modul dari aspek kelayakan isi/materi, aspek kebahasaan, aspek penyajian dan aspek kegrafikaan. D. Rumusan Masalah Berdasaran uraian di atas, maka masalah yang akan diteliti, dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa saja keanekaragaman ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul? 2. Apakah keanekaragaman jenis ikan yang ada di TPI Pantai Baron Gunungkidul dapat dijadikan sebagai bahan ajar berbentuk modul pengayaan materi keanekaragaman hayati dalam klasifikasi tingkat jenis ikan laut hasil tangkapan nelayan? 3. Bagaimana kualitas modul pengayaan keanekaragaman hayati yang telah disusun, sehingga dapat digunakan sebagai bahan ajar biologi di SMA?

7 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui keanekaragaman ikan hasil tangkapan nelayan di TPI Pantai Baron Gunungkidul. 2. Mengetahui potensi TPI Pantai Baron Gunungkidul sebagai bahan ajar materi keanekaragaman hayati dalam klasifikasi tingkat jenis ikan laut hasil tangkapan nelayan. 3. Mengetahui kualitas modul sebagai bahan ajar materi pokok keanekaragaman hayati. F. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang akan peneliti lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis (bagi guru, bagi siswa, dan bagi peneliti): 1. Manfaat Teoritis Menambah kajian mengenai sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran beserta pengemasannya dalam bentuk modul. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Melalui penelitian ini guru menjadi tahu potensi lokal daerahnya, khususnya TPI Pantai Baron Gunungkidul sebagai

8 sumber belajar siswa SMA, memberi alternatif bahan ajar berupa modul keanekaragaman hayati yang inovatif sehingga dapat memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar terutama jika mengadakan studi lapangan atau karya wisata ke lokasi tersebut. b. Bagi siswa Melalui modul keanekaragaman hayati akan membantu siswa dalam berinteraksi dengan sumber belajarnya, sehingga dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran sekaligus mampu memaknai hal-hal yang mereka peroleh karena terjadi interaksi langsung dengan obyek yang dipelajarinya. c. Bagi peneliti Melalui penelitian ini peneliti akan memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian dan mencoba memberi rekomendasi pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul sehingga meningkatkan keterampilannya. G. Definisi Operasional 1. Penyusunan adalah kegiatan merangkai, menyatukan, mengkompilasi komponen-komponen menjadi struktur atau bentuk tertentu dalam suatu kegiatan belajar.

9 2. Modul pengayaan adalah salah satu bentuk unit program pengayaan yang diberikan kepada siswa yang telah memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan oleh masingmasing sekolah yang bertujuan memperluas pengetahuan dan memperdalam materi yang telah diberikan. 3. Keanekaragaman adalah variasi yang ada di muka bumi ini termasuk hewan, tumbuhan dan mikroorganisme serta gen dan jenis yang mereka miliki dan lingkungan yang mereka bentuk. 4. Keanekaragaman jenis adalah variasi jenis di dalam suatu daerah (Sudarsono dkk, 2005: 6). Variasi jenis yang dimaksud adalah ikan hasil tangkapan nelayan yang ada di Pantai Baron. 5. Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. 6. Hasil tangkapan nelayan yang ada di TPI Pantai Baron terdapat berbagai jenis ikan yaitu ikan hiu, ikan pari, ikan kakap, ikan tongkol, cumi-cumi, udang, lobster dan lain-lain. 7. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Letak pantai ini adalah sekitar 65 km dari arah Yogyakarta atau 20 km ke arah selatan dari kota Wonosari.

10 8. Potensi dalam penelitian ini adalah keanekaragaman jenis ikan di TPI Pantai Baron Gunungkidul yang kemudian dikemas menjadi bahan ajar berupa modul pengayaan. 9. Kualitas Modul didasarkan pada penilaian dari subyek penelitian (Guru dan Siswa) sedangkan pengukuran kualitas sudah tertuang di dalam aspek yang memuat indikator-indikator dari aspek kelayakan isi/materi, aspek kebahasaan, aspek penyajian dan aspek kegrafikaan. 10. Kelayakan isi/materi didasarkan pada penilaian isi (materi biologi) oleh guru biologi dan dosen ahli materi.