BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. menjadi output yang unggul dalam bidang kehidupan manusia. tujuan pendidikan negara tersebut telah tercapai. Tidak berbeda halnya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE BILINGUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan mental/karakter seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. penerus yang akan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD 1945 alenia 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini akan terwujud melalui proses pendidikan yang memerlukan suatu wadah atau lembaga yang disebut sekolah. Untuk mewujudkan keberhasilan pendidikan itu tidaklah mudah apalagi dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat di Negara maju. Tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Keberhasilan suatu pendidikan salah satunya ditentukan oleh bagaimana proses belajar mengajar itu berlangsung. Sekolah sebagai pendidikan formal terdapat kegiatan belajar mengajar dimana terjadi interaksi antara guru dan siswa. Seorang guru yang secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran, memegang peranan penting dalam menentukan hasil belajar yang dicapai siswanya sehingga guru harus dapat memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran, dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dalam

2 kegiatan belajar mengajar maka materi yang disampaikan oleh guru akan mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa sehingga siswa merasa senang dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar yang rendah ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil prestasi belajar adalah kualitas pembelajaran. Dengan membenahi kualitas pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan peningkatan pendidikan akan terlihat dalam hasil prestasi dan kompetensi yang diperoleh siswa. Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar. Proses pembelajaran di kelas akan bermutu bila pengajar dapat memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi, tujuan, dan karakteristik materi yang akan diajarkan. Menurut pendapat (Sukmadinata, 2003:102) Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir, maupun ketrampilan motorik dan di sekolah, hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Sebagai seseorang yang profesional, maka guru seharusnya mampu menerapkan suatu pendekatan atau strategi yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dengan maksud mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru hendaknya mengetahui bermacam-macam

3 metode sehingga guru mempunyai pegangan dalam memilih metode mengajar yang akan digunakan dengan memperhatikan tujuan pengajaran, materi, kemampuan guru, waktu, besar kecilnya kelompok dan fasilitas yang ada. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 3 Sawit, banyak dijumpai siswa yang masih memiliki nilai rendah, terutama mata pelajaran ekonomi. Permasalahan lain yang masih sering muncul adalah penggunaan metode pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Guru kurang bervariasi dalam mengajarkan pelajaran ekonomi di sekolah. Bahkan tidak jarang dijumpai proses pembelajaran ekonomi yang hanya berpusat pada guru. Pada umumnya, metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan mata pelajaran ekonomi masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yang lebih banyak mengandalkan ceramah, sehingga membuat siswa merasa bosan. Dalam penggunaan metode ceramah ini terlihat bahwa siswa kurang menampakan aktivitas yang positif selama proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan kurang terlihatnya interaksi baik antara siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa. Kebanyakan siswa hanya mengandalkan informasi dari guru dan mencatat seluruh informasi yang diberikan guru tanpa adanya tanggapan baik dari siswa. Sangat sedikit siswa yang mempunyai usaha untuk mencoba mendalami dan melengkapi materi pelajaran yang sudah diperolehnya. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, beberapa orang siswa sering mengantuk, bahkan melamun selama kegiatan proses pembelajaran.

4 Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Suatu metode pembelajaran dalam proses belajar ekonomi belum tentu cocok untuk setiap pokok bahasan, sehingga guru harus dapat memilih suatu metode pembelajaran yang sesuai agar terjadi proses interaksi antara guru dengan siswa sebagaimana yang dikehendaki. Menurut pendapat (Budimansyah, 2002:7) Dalam proses belajar guru hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya, oleh karena itu dalam proses pembelajaran perlu adanya suasana terbuka, akrab, dan saling menghargai. Sebaliknya perlu menghindari suasana belajar yang kaku, penuh dengan ketegangan, perintah dan intruksi yang membuat peserta didik menjadi pasif, tidak bergairah, cepat bosan dan mengalami kelelahan. Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan ekonomi yaitu dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Belajar aktif merupakan cara cepat, menyenangkan dan menarik hati dalam belajar. Untuk mempelajari sesuatu dengan baik, belajar aktif membantu untuk mendengarkan, melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu, dan mendiskusikannya dengan siswa yang lain. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu mengubah model pembelajaran langsung menjadi model pembelajaran yang terpusat kepada siswa, salah satu model yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif menekankan kepada aktivitas siswa dalam kelompokkelompok kecil. Pada model ini guru berperan sebagai motivator dan fasilitator. Terdapat beberapa beberapa metode dalam model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah metode NHT (Numbered Heads Together).

5 Penyajian pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif metode NTH mampu memberikan suasana yang menarik bagi siswa. Siswa dituntut untuk bekerjasama dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Siswa merasa tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, siswa akan termotivasi dan menjadikan siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Aktifnya siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, akan terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Kondisi yang demikian, siswa akan mampu memahami setiap materi yang diberikan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dan mampu meningkatkan hasil prestasi belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotori. Variasi metode pembelajaran yang lain adalah metode diskusi. Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah. Metode diskusi mendapat perhatian besar karena memiliki arti penting dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan mengekspresikan pendapatnya secara bebas dan mandiri. Metode diskusi memiliki keterbatasan yaitu memerlukan waktu yang tidak terbatas, pembicaraan atau pembahasan sering meluas dan mengambang, dan didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif. Dalam rangka melaksanakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dibanding guru, maka diperlukan perubahan sistem konvensional yang berupa metode pasif menjadi pengajaran yang lebih aktif dan inovatif, sehingga mutu pendidikan dapat

6 meningkat. Salah satu metode tersebut adalah metode NHT (Numbered Heads Together) dan metode Diskusi. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka penulis mengambil judul STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI ANTARA METODE PENERAPAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas identifikasi masalah dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran, hal ini terlihat pada hasil belajar ekonomi siswa yang belum maksimal sedangkan kriteria ketuntasan minimum adalah 70. 2. Perlu pembaruan dalam pembelajaran ekonomi terutama metode pembelajaran ekonomi. 3. Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. C. Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran mengenai judul penelitian, maka penulis membatasi masalah-masalah sebagai berikut:

7 1. Metode Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran Diskusi pada kelas kontrol. 2. Hasil Belajar Siswa adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran ekonomi yang dapat dilihat dari nilai ekonomi dalam rapor, indeks prestasi studi, angka dan predikat keberhasilan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan: Adakah perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan metode Diskusi dalam pembelajaran Ekonomi pada kelas VIII SMP Negeri 3 Sawit Boyolali tahun ajaran 2011/2012. E. Tujuan Penelitian Sesuai perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi antara yang menggunakan Metode Pembelajaran NHT dengan Metode Diskusi pada Siswa VIII SMP Negeri 3 Sawit Boyolali tahun ajaran 2011/2012. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.

8 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Untuk memberikan alternatif metode mengajar, sehingga guru dapat memilih metode mengajar yang tepat untuk siswanya. b. Bagi Siswa Untuk memberikan variasi pembelajaran kepada siswa selaku peserta belajar, dengan memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis dan lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. c. Bagi Penulis Untuk membekali penulis sebagai calon guru mengenai metodemetode mengajar khususnya mengenai metode mengajar Numbered Heads Together (NHT). G. Sistematika Skripsi Secara garis besar penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab yaitu: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika skripsi.

9 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang hasil belajar, pengertian metode pembelajaran, pengertian metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together), metode pembelajaran Diskusi, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan tentang tempat penelitian, jenis penelitian, populasi, sampel, sampling, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji instrumen dan teknik analisis data. BAB IV PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Untuk bab ini akan diuraikan gambaran umum tentang obyek penelitian, penyajian data, analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Dalam bab ini berupa kesimpulan hasil analisis data dan saran-saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN