UCAPAN TERIMAKASIH. Denpasar, Januari Penulis

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL

TULANGAN GESER. tegangan yang terjadi

BAB III LANDASAN TEORI

Struktur Balok-Rusuk (Joist) 9 BAB 3. ANALISIS DAN DESAIN Uraian Umum Tinjauan Terhadap Lentur 17

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

Yogyakarta, Juni Penyusun

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISTILAH. Al = Luas total tulangan longitudinal yang memikul puntir

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NURUL FAJRIYAH NRP DOSEN PEMBIMBING : BUDI SUSWANTO, ST., MT., Ph.D.

PERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI TUGAS AKHIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

DAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)

Letak Utilitas. Bukaan Pada Balok. Mengurangi tinggi bersih Lantai 11/7/2013. Metode Perencanaan Strut and Tie Model

DAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi

ANALISA STRUKTUR DAN KONTROL KEKUATAN BALOK DAN KOLOM PORTAL AS L1-L4 PADA GEDUNG S POLITEKNIK NEGERI MEDAN

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom

PERILAKU BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PELAT BAJA DALAM MEMIKUL LENTUR (Penelitian) NOMI NOVITA SITEPU

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

xxv = Kekuatan momen nominal untuk lentur terhadap sumbu y untuk aksial tekan yang nol = Momen puntir arah y

DAFTAR NOTASI. xxvii. A cp

BAB III LANDASAN TEORI

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

EVALUASI PERBANDINGAN KONSEP DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI BETON

Kata kunci: Balok, bentang panjang, beton bertulang, baja berlubang, komposit, kombinasi, alternatif, efektif

Studi Geser pada Balok Beton Bertulang

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

STUDI PERILAKU MEKANIK KEKUATAN BETON RINGAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK

DAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

ANALISIS KONSTRUKSI BERTAHAP STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN DINDING PENGISI BERLUBANG COVER TUGAS AKHIR

HUBUNGAN BALOK KOLOM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin

BAB III METODOLOGI Umum

TUGASAKHffi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR Y.KP.P. DENGAN SISTEM PRACETAK. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF STRUKTUR GEDUNG YAYASAN PRASETIYA MULYA DENGAN LANTAI BETON BERONGGA PRATEGANG PRACETAK

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN SEMBILAN LANTAI DI YOGYAKARTA. Oleh : PRISKA HITA ERTIANA NPM. :

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

ABSTRAK. Kata kunci: steel jacketing, baja siku, pelat baja, analisis penampang, pengaruh pengekangan, diagram interaksi Pn-Mn, daktilitas kurvatur

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

PERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE

DAFTAR NOTASI. Luas penampang tiang pancang (mm²). Luas tulangan tarik non prategang (mm²). Luas tulangan tekan non prategang (mm²).

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U TUGAS AKHIR. Disusun oleh : LOLIANDY

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan struktur beton berdasarkan analisa batas (limit analysis) telah

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN 11 ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

PERHITUNGAN TEGANGAN GESER KOLOM BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS (ANNs)

BAB I PENDAHULUAN. tarik yang tinggi namun kuat tekan yang rendah.kedua jenis bahan ini dapat. bekerja sama dengan baik sebagai bahan komposit.

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL DI JALAN LINGKAR UTARA YOGYAKARTA

ANALISA DAN PERENCANAAN PILE CAP DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL BERDASARKAN ACI BUILDING CODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

ANALISA BALOK SILANG DENGAN GRID ELEMEN PADA STRUKTUR JEMBATAN BAJA

ANALISIS PERENCANAAN DINDING GESER DENGAN METODE STRUT AND TIE MODEL RIDWAN H PAKPAHAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG STRUKTUR PORTAL GEDUNG PPPPTK MATEMATIKA YOGYAKARTA

KAJIAN EKSPERIMENTAL PERILAKU BALOK BETON TULANGAN TUNGGAL BERDASARKAN TIPE KERUNTUHAN BALOK ABSTRAK

NOTASI DAFTAR. Luas bagian penampang antara muka serat lentur tarik dan titik berat. penampang bruto

PERANCANGAN HOTEL 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT YOGYAKARTA (SNI 1726:2012 & SNI 2847:2013)

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

ANALISIS CELLULAR BEAM DENGAN METODE PENDEKATAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS TUGAS AKHIR. Anton Wijaya

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

STRUKTUR BETON BERTULANG II

3.2 Kapasitas lentar penampang persegi beton bertulang tunggal...8

menahan gaya yang bekerja. Beton ditujukan untuk menahan tekan dan baja

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG LIPPO CENTER BANDUNG

DESAIN BALOK ELEMEN LENTUR SESUAI SNI

peringatan terlebih dahulu. Juga retak diagonalnya jauh lebih besar dibandingkan

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Analisis Pertemuan Balok-Kolom Struktur Rangka Beton Bertulang Menggunakan Metode Strut And Tie. Nama: Budi Piyung Riyadi NRP :

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

Transkripsi:

ABSTRAK Perkembangan teknologi saat ini telah meningkat dengan pesat, bukan sesuatu yang sulit untuk mendapatkan material bermutu tinggi. Dengan menggunakan bahan beton mutu tinggi (f c > 41 MPa) dan baja mutu tinggi (fy > 420 Mpa) akan didapat ukuran atau dimensi komponen struktur beton bertulang seperti balok yang semakin mengecil. Perilaku keruntuhan geser pada balok beton bertulang bersifat getas tanpa adanya peringatan berupa lendutan yang berarti. Perilaku keruntuhan geser yang bersifat getas ini harus dihindari sehingga desain geser harus memberikan kuat geser yang lebih besar daripada kuat geser yang diperlukan akibat bekerjanya beban luar. Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk menganalisis kuat geser pada balok beton bertulang, diantaranya adalah metode SNI 2847-2013, Strut and Tie Model dan Modified Compression Field Theory. Sebanyak 181 balok beton bertulang dari hasil pengujian laboratorium yang diperoleh dari literatur diklasifikasikan dan dianalisis berdasarkan beberapa kriteria, antara lain: keberadaan sengkang (balok tanpa sengkang dan balok dengan sengkang), kuat tekan beton dan jenis balok (balok tinggi dan balok langsing). Perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser berdasarkan ketiga metode dilakukan pada penampang kritis balok sejarak tinggi efektif penampang (d) dari perletakan. Dari perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser analisis berdasarkan metode SNI, STM dan MCFT didapatkan rata-rata (AVR), standar deviasi (STD), dan koefisien variasi (COV). Dari ketiga metode yang digunakan untuk memprediksi kuat geser pada benda uji, prediksi kuat geser dengan metode MCFT sangat aman dan lebih mendekati kenyataan hasil pengujian dengan nilai rata-rata sebesar 1,231. Sedangkan untuk memprediksi kuat geser pada balok tinggi bersengkang dengan beton bermutu tinggi, maka prediksi kuat geser dengan metode STM paling mendekati hasil pengujian kapasitas kuat geser dengan nilai rata-rata dari VTest/VSTM sebesar 1,316. Prediksi kuat geser berdasarkan metode SNI 2847:2013 mendapatkan hasil prediksi yang tidak mendekati kenyataan hasil pengujian atau terlalu konservatif dengan nilai rata-rata sebesar 1,384. Kata Kunci: tulangan baja mutu tinggi, kuat geser, balok beton bertulang, SNI 2847:2013, strut and tie model, modified compression field theory. i

UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-nya laporan Tugas Akhir dengan judul Analisis Perbandingan Prediksi Kuat Geser Balok Beton Bertulangan Baja Mutu Tinggi Berdasarkan Metode SNI 2847:2013, STM dan MCFT Terhadap Data Eksperimen ini dapat selesai tepat pada waktunya. Dengan pembuatan Tugas Akhir ini diharapkan mampu memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Tugas Akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih ke berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih diberikan kepada: 1. Bapak I Ketut Sudarsana, ST, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing 2. Bapak I Gede Adi Susila, ST, MSc, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing 3. Orang tua, adik, teman-teman mahasiswa dan mahasiswi Teknik Sipil Universitas Udayana, serta semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu segala kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan Tugas Akhir ini. Harapan penulis adalah semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak kedepannya. Denpasar, Januari 2017 Penulis ii

DAFTAR ISI ABSTRAK... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR NOTASI... vii PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Manfaat Penelitian... 3 1.5 Batasan Masalah... 3 TINJAUAN PUSTAKA... Error! 2.1 Umum... Error! 2.2 Ketentuan Geser Berdasarkan SNI 2847-2013Error! Bookmark not 2.3 Ketentuan Geser Berdasarkan Strut dan Tie ModelError! Bookmark not 2.3.1 Umum... Error! 2.3.2 Elemen Strut... Error! 2.3.3 Elemen Tie... Error! 2.3.4 Elemen Nodal... Error! 2.4 Ketentuan Geser Berdasarkan Modified Compression Field Theory Error! 2.4.1 Teori Umum... Error! 2.4.2 Respon Geser Dari Beton Retak Error! 2.4.3 Hubungan Tegangan-Regangan Untuk Beton Retak Diagonal Error! 2.4.4 Balok Beton Dengan Sengkang. Error! 2.4.5 Balok Beton Tanpa Sengkang... Error! METODE... Error! 3.1 Analisis Kuat Geser Berdasarkan Metode SNI 2847-2013... Error! iii

3.2 Analisis Kuat Geser Berdasarkan Metode Strut dan Tie Model. Error! 3.3 Analisis Kuat Geser Berdasarkan Metode Modified Compression Field Theory... Error! 3.4 Bagan Alir Penelitian... Error! HASIL DAN PEMBAHASAN... Error! 4.1 Penampang Kritis Balok... Error! 4.2 Klasifikasi Balok Beton Bertulang... Error! 4.3 Analisis Kuat Geser Balok Beton BertulangError! Bookmark not 4.3.1 Analisis Berdasarkan SNI 2847-2013Error! Bookmark not 4.3.2 Analisis Berdasarkan Strut And Tie ModelError! Bookmark not 4.3.3 Analisis Berdasarkan Modified Compression Field Theory Error! 4.3.4 Perbandingan Antara Kuat Geser Eksperimen dan Hasil Analisis Error! 4.4 Pembahasan Hasil Analisis... Error! 4.4.1 Balok Beton Bertulang Tanpa SengkangError! Bookmark not 4.4.1.1 Beton Berkekuatan Tekan NormalError! Bookmark not 4.4.1.2 Beton Berkekuatan Tekan TinggiError! Bookmark not 4.4.2 Balok Beton Bertulang Dengan SengkangError! Bookmark not 4.4.2.1 Beton Berkekuatan Tekan NormalError! Bookmark not 4.4.2.2 Beton Berkekuatan Tekan TinggiError! Bookmark not PENUTUP... Error! 5.1 Kesimpulan... Error! 5.2 Saran... Error! DAFTAR PUSTAKA... Error! LAMPIRAN... Error! iv

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Pola Retak Pada Balok Akibat Beban PError! Bookmark not Gambar 2.2 Analogi Rangka Batang Untuk Balok Beton Bertulang... Error! Gambar 2.3 Model Strut dan Tie Untuk Balok Beton Bertulang... Error! Gambar 2.4 Idealisasi Bentuk Strut... Error! Gambar 2.5 Model Rangka Batang... Error! Gambar 2.6 Tipe-Tipe Nodal Dalam Metode STMError! Bookmark not Gambar 2.7 Beton Bertulang Yang Memikul Gaya GeserError! Bookmark not Gambar 2.8 Hubungan Tegangan dan Regangan Untuk Beton Retak... Error! Gambar 2.9 Balok Yang Dibebani Geser, Momen Dan Beban Aksial... Error! Gambar 2.10 Deteminasi Dari Regangan ( x) Untuk Balok Beton BertulangError! Gambar 2.11 Nilai Dari dan untuk Komponen Struktur Dengan Sengkang... Error! v

Gambar 2.12 Pengaruh Dari Penulangan Pada Jarak Retak Diagonal... Error! Gambar 2.13 Nilai Dari dan untuk Komponen Struktur Tanpa Sengkang... Error! Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian... Error! Gambar 4.1 Kesetimbangan Gaya Pada Model Rangka BatangError! Bookmark not Gambar 4.2 Perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser hasil analisis untuk balok tanpa sengkang dengan beton bermutu normal... Error! Gambar 4.3 Perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser hasil analisis untuk balok tanpa sengkang dengan beton bermutu tinggi... Error! Gambar 4.4 Perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser hasil analisis untuk balok bersengkang dengan beton bermutu normal... Error! Gambar 4.5 Perbandingan antara kuat geser eksperimen dan kuat geser hasil analisis untuk balok bersengkang dengan beton bermutu tinggi Error! DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nilai Dari dan untuk Komponen Struktur Dengan Sengkang... Error! Tabel 2.2 Nilai Dari dan untuk Komponen Struktur Tanpa Sengkang. Error! vi

Tabel 4.1 Perbandingan kuat geser untuk balok tanpa sengkang dengan beton bermutu normal (ditinjau penampang sejarak d dari perletakan) Error! Tabel 4.2 Perbandingan kuat geser untuk balok tanpa sengkang dengan beton bermutu tinggi (ditinjau penampang sejarak d dari perletakan).. Error! Tabel 4.3 Perbandingan kuat geser untuk balok bersengkang dengan beton bermutu normal (ditinjau penampang sejarak d dari perletakan) Error! Tabel 4.4 Perbandingan kuat geser untuk balok bersengkang dengan beton bermutu tinggi (ditinjau penampang sejarak d dari perletakan).. Error! vii

DAFTAR NOTASI As = luas batang tulangan longitudinal pada sisi tarik lentur pada komponen struktur As = luas batang tulangan longitudinal pada sisi tekan pada komponen struktur Av = luas total penulangan vertikal yang berjarak s dalam arah horisontal kedua sisi balok = faktor reduksi kekuatan a = jarak bentang geser bw = lebar badan balok h = tinggi keseluruhan dari komponen struktur d = tinggi efektif balok d = tinggi selimut beton f c = kuat tekan beton fcr = kuat retak beton fyl = tegangan leleh baja tulangan longitudinal fyz = tegangan leleh baja tulangan transversal fs = tegangan/tekanan pada tulangan f1 = tegangan tarik yang tersisa di dalam beton retak f2 = tegangan tekan utama di dalam beton f2max = kuat hancur dari beton retak diagonal vci = tegangan geser yang dapat dipindahkan sepanjang retak v = tegangan geser rata-rata saat terjadinya retak Vs = kuat geser yang disumbangkan oleh sengkang Vc = kuat geser yang disumbangkan oleh beton Vn = kuat geser nominal Vu = kuat geser ultimit s = spasi dari penulangan geser viii

Sx = parameter spasi retak untuk komponen struktur tanpa sengkang Sxe = nilai ekivalen dari Sx untuk balok dimana ukuran agregatnya tidak lebih dari 19 mm atau ¾ in. c = regangan di dalam beton ketika fc mencapai f c 1 = regangan tarik utama di dalam beton retak 2 = regangan tekan utama di dalam beton retak ln = lebar efektif balok wt = lebar efektif komponen ties wc = lebar efektif komponen strut x = rasio tulangan longitudinal z = rasio tulangan badan atau sengkang = faktor reduksi kekuatan = sudut kemiringan dari tegangan tekan utama di dalam beton retak yang berkenaan dengan sumbu longitudinal komponen struktur = faktor tegangan tarik yang mengindikasikan kemampuan dari beton retak untuk memindahkan geser Es = modulus elastisitas baja Ec = modulus elastisitas beton ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang dimana perkembangan teknologi telah meningkat dengan pesat, untuk mendapatkan material baja tulangan dengan mutu tinggi bukanlah sesuatu yang sulit seperti pada masa lalu. Dengan teknologi pengolahan mineral dan logam atau sering disebut metalurgi maka modifikasi mikrostuktur unsur dari baja tulangan akan mengalami pengurangan kepekaan terhadap korosi. Bila dibandingkan dengan baja konvensional maka kekuatan leleh baja bermutu tinggi lebih besar dari baja konvensional (Tarek et al, 2008). Dengan menggunakan bahan beton dan baja mutu tinggi (fy > 420 Mpa) akan didapat ukuran atau dimensi komponen struktur beton bertulang yang semakin mengecil. Hal ini bertujuan agar tidak memakan ruang yang banyak sehingga ruangan pun terlihat lebih luas. Pengaruh peningkatan mutu bahan terhadap lendutan komponen struktur adalah terbilang kecil, namun yang berpengaruh besar akibat peningkatan mutu bahan adalah ukuran penampang atau dalam hal ini momen inersia penampang. Akan terjadi lendutan lebih besar pada komponen struktur bahan mutu tinggi dibandingkan dengan komponen struktur yang sama tetapi dibuat dari bahan dengan mutu yang lebih rendah, yang pada umumnya luas penampangnya lebih besar sehingga momen inersianya juga besar (Dipohusodo, 1999). Sampai saat ini, persoalan geser selalu terbuka untuk dipelajari dan didiskusikan. Teori dan hipotesa yang digunakan masih berkembang dan berbeda di antara para peneliti sehingga mengakibatkan peraturan mengenai geser pada beton bertulang selalu berbeda dari satu negara dengan negara yang lain di seluruh dunia. Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk menganalisis kuat geser balok beton bertulang, diantaranya adalah metode Strut and Tie Model (STM), SNI 2847-2013 dan Modified Compression Field 1

Theory (MCFT). Terdapat dua konsep yang mendasari dalam menganalisa masalah geser pada beton bertulang yaitu metode mekanika dan metode strut dan tie model. Metode mekanika merupakan suatu metode yang diadopsi oleh peraturan SNI yang didasari atas hasil-hasil percobaan dan bukan atas dasar suatu metode yang rasional, sehingga peraturan di dalam SNI berbentuk semi empiris (Stenly,2011). Konsep kedua adalah Strut dan Tie Model yang merupakan model rangka batang yang dapat dipakai untuk menganalisis balok bertulangan geser, dengan anggapan bahwa komponen badan terdiri atas komponen tarik yang berupa sengkang-sengkang dan komponen tekan yang berupa daerah tekan beton. Para peneliti kemudian mengembangkan tiga hal yang mendasar untuk memperbaiki model rangka batang. Pertama pada tahun 1968 peneliti Thurliman dan Lampert menemukan bahwa sudut retak tidak selalu sama dengan 45 o, teori ini lalu dikenal dengan istilah Variable Angle Truss Model. Selanjutnya, peneliti Collins (1972) menghitung sudut retak dengan asumsi bahwa sudut retak berimpit dengan sudut dari tegangan dan regangan utama. Kemudian peneliti Robinso dan Demorieux pada tahun 1972 menemukan softening effect pada strut diagonal. Pada tahun 1986 efek ini berhasil dihitung lalu dikembangkan oleh Collins dan Vecchio, kemudian menamakannya dengan istilah Modified Compression Field Theory yang merupakan suatu teori yang dipakai dalam menghitung kekuatan geser balok beton bertulang dengan memperhitungkan tegangan tarik pada beton retak, sehingga pada beton tanpa tulangan geser sekalipun masih dianggap memiliki kekuatan geser yang cukup berarti setelah mengalami retak (Thomas, 1990). Saat ini terdapat kendala yang terkait dengan batasan-batasan yang ada dalam acuan atau pedoman yang mengatur tentang penggunaan baja mutu tinggi sebagai tulangan pada balok, baik dalam SNI 2847-2013 maupun ACI 318-05. Tegangan baja tulangan yang digunakan dibatasi maksimum 420 Mpa, batasan ini lebih disebabkan oleh karena belum banyak riset yang terkait dengan penggunaan baja mutu tinggi sebagai tulangan lentur dan geser pada balok. Prosedur pada penelitian ini adalah membandingkan hasil eksperimen 2

perilaku kuat geser pada balok beton bertulang dengan prediksi hasil perhitungan secara teori SNI 2847-2013, STM dan MCFT. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan ditinjau pada penelitian ini adalah manakah perbandingan prediksi perhitungan kuat geser yang paling akurat menurut SNI 2847-2013, STM dan MCFT terhadap data hasil eksperimen balok beton bertulangan baja mutu tinggi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membandingkan prediksi kuat geser balok beton bertulangan baja mutu tinggi menurut SNI 2847-2013, STM dan MCFT terhadap data hasil eksperimen dan mengetahui variasi hasil perhitungan kuat geser balok beton bertulangan baja mutu tinggi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini diharapkan dapat mengenal metode lain yang dapat dipakai untuk menghitung kuat geser balok beton bertulang. Sehingga dapat menjadi masukan dalam perencanaan struktur balok beton bertulang di kehidupan nyata dan memperluas wawasan mengenai perilaku geser pada balok beton bertulangan baja mutu tinggi. 1.5 Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih terfokus dengan terbatasnya waktu yang tersedia, maka diambil batasan masalah sebagai berikut: a. Balok beton bertulang dengan baja tulangan bermutu tinggi (fy > 420 Mpa) 3

b. Balok beton berkekuatan tekan tinggi (f c > 41 Mpa) dan balok beton berkekuatan tekan normal (f c 41 Mpa). c. Balok beton bertulang dengan tulangan geser atau tanpa tulangan geser. d. Balok beton bertulang berada di atas perletakan sederhana dengan beban terpusat. e. Balok beton bertulang tidak diberikan gaya prategang. 4