BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE. Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan pondasi.

METODE PEKERJAAN BORE PILE

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Dalam setiap Proyek Konstruksi, metode pelaksanaan yang dilakukan memiliki

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB VI TINJAUAN KHUSUS. (Secant Pile dan Soldier Pile)

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih


BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PILE CAP DAN RETAINING WALL. Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan konstruksi

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN PONDASI BORED PILE PADA PROYEK APARTEMEN ROSEVILLE SOHO AND SUITE

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PENGERJAAN PONDASI PADA PROYEK YANG MENGGUNAKAN UP DOWN CONSTRUCTION DENGAN MENGGUNAKAN METODA KONVENSIONAL

PONDASI TIANG BOR (BOR PILE)

BAB IV ALAT-ALAT DAN BAHAN KONSTRUKSI

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. bangunan yang bermutu agar tahap konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan

5.2. Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile. Laporan Kerja Praktek Pekerjaan Bore Pile dan Soldear Pile ini melibatkan beberapa kegiatan antara lain ada

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

PENGAMATAN PROSES PONDASI BORED PILE dan RTAINING WALL PADA GEDUNG ASPEN ADMIRALTY APARTMENT TOWER C, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PONDASI BORED PILE

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall)

MAKALAH METODE PELAKSANAAN JEMBATAN BETON BERTULANG BALOK T

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

PONDASI. Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah.

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB IV TINJAUAN ALAT YANG DIGUNAKAN DAN BAHAN BANGUNAN. organisasi yang bagus tetapi juga harus didukung dengan adanya alat, material,

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN


BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT


BAB IV ALAT DAN BAHAN

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. alat - alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut.

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR

PONDASI RAKIT (RAFT FOUNDATION)

5. Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut bertambah, untuk mendukung pondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah te

Jenis dan Profile Pondasi Sumuran dengan dinding tanah (khusus untuk tanah yang kering). Pondasi sumuran dengan dinding anyaman bambu. Pondasi Sumuran

II. PEKERJAAN PENDAHULUAN

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

KERJA PRAKTIK. Dosen Pembimbing. Ika Sari Damayanthi S, ST, MT. Disusun Oleh: Siti Ratna Sari Triaz Saputra


BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

Transkripsi:

BAB IV PEKERJAAN PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR DENGAN METODE ENLARGED BASE BORED PILE Contoh pelaksanaan pekerjaan lubang bor No.476A (Zone C) 4.1. Pekerjaan Pembuatan Lubang Bor Pekerjaan pembuatan lubang bor dilakukan dengan menggunakan peralatan type crane antara lain Cassagrande, Link belt, Koehring yang dilengkapi dengan aksesorisnya antara lain : helical auger, bucket auger, belling bucket dan cleaning bucket. Tahapan-tahapan dalam pembuatan lubang tiang, antara lain : 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Menentukan titik yang akan di bor dengan menggunakan alat Waterpass dan Theodolite. Dengan acuan titik BM (Batch Mark). (a) (b) Gambar.4.1.(a) Theodolite, (b).titik Batch Mark IV - 1

Setelah titik bor didapat, dibuat titik Bantu dengan menggunakan patok yang siku dengan titik yang akan dibor dengan jarak 1.5 meter sampai 2 meter. Ini bertujuan agar perletakan alat crane / mata bor (auger) lurus dan siku. Mempersiapkan landasan kerja alat (Crane bor). Ini bertujuan untuk memudahkan mobilisasi alat dalam melakukan pengeboran. Dengan cara meletakkan pelat besi disekitar titik bor,karena kondisi lapangan disekitar titik bor becek. Gambar 4.2. Persiapan lahan kerja Menyiapkan dan meletakkan alat-alat bor disekitar lokasi kerja,ini bertujuan untuk memudahkan penggantian mata bor. Memasang mata bor auger untuk pengeboran pertama, hal ini disebabkan lapisan permukaan tanah cukup keras, dan selain itu agar lubang yang dibuat dapat dimasuki casing. IV - 2

Membuat saluran pembuangan air disekitar lubang yang akan dikerjakan, karena setiap pengeboran dan pengecoran lubang bor akan mengeluarkan air tanah. Gambar 4.3.Saluran pembuangan air tanah Ditempat lain, besi jenis ulir dianyam perbagian. Bagian pertama terdiri dari dari 30 batang besi ulir dengan diameter 22 mm dengan panjang tulangan utama atas 6 m dan panjang tulangan utama bawah 6 m, sehingga panjang tulangan keseluruhan 12 m, belum termasuk overstek tulangan 50 cm.bagian kedua terdiri dari besi polos dengan diameter 10 mm, yang dibuat secara spiral dengan jarak 15 cm. Keseluruhannya diikat dengan kawat, sehingga membentuk rangkaian tulangan dengan diameter 1200 mm. Untuk pekerjaan grouthing maka pada tulangan dipasang pipa grouthing sepanjang tulangan dengan diberi lubang / celah yang di tempel plester pada dasar tulangan. IV - 3

Pada tulangan dipasang Specier (Beton Decking/Tahu Beton) yang berfungsi sebagai selimut beton.dengan tebal 7,5 cm. (a) (b) Gambar 4.4. (a). Tempat perakitan tulangan pondasi (b).tulangan pondasi dengan beton decking & pipa grouthing 4.1.2. Pekerjaan Pengeboran Pengeboran dilakukan dengan menggunakan auger sedalam ± 3 meter dengan diameter 140 cm. Lalu dipasang casing dengan diameter 130 cm sedalam 3 meter. Ukuran diameter auger lebih besar dibandingkan dengan ukuran diameter casing dikarenakan agar pada pemasangan casing dapat masuk pada lubang bor. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan bucket bor sampai kedalaman 12 meter. IV - 4

Gambar 4.5. Pengeboran dengan Bucket auger Setelah itu mata bor ( bucket auger) diganti dengan mata bor belling bucket, agar diameter pondasi bawah lebih besar (enlarged) dengan ukuran diameter 2 meter dan kedalaman 2 meter. Setelah pengeboran mencapai kedalaman yang diinginkan (14 meter), mata bor belling bucket diganti dengan mata bor cleaning bucket. Ini bertujuan untuk membersihkan lumpur-lumpur yang masih tertinggal di dasar lubang pondasi. Dan setelah kandungan lumpur didalam lubang bersih barulah dilakukan pengecoran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.7. IV - 5

(a) (b) (c) Gambar 4.6 (a).pengeboran dengan mata bor Billing bucket (enlarged) (b).pengeboran dengan mata bor cleaning bucket (c). Detail Mata bor Enlarged IV - 6

Gambar 4.7. Metode pelaksanaan pengeboran Enlarged IV - 7

4.1.3. Pekerjaan Pengecoran Setelah dibor, tulangan yang sudah disiapkan dimasukkan kedalam lubang bor dengan menggunakan crane service. Posisi tulangan didalam lubang bor dibuat menggantung (tidak menempel sampai dasar lubang) dengan diberi gantungan tulangan dan di las pada casing. Setelah tulangan sudah menggantung, barulah diletakan ganjelan tremie yang terletak di atas casing. Ini berfungsi sebagai penahan tremie agar tidak masuk kedalam lubang bor. (a) (b) Gambar 4.8 (a). Gantungan yang di las pada casing agar tulangan menggantung (b) Pemasangan ganjelan tremie IV - 8

Kemudian dimasukan pipa tremie yang sudah di pasang corong di atasnya dengan panjang 15 meter (sesuai kebutuhan). Pengecoran dilakukan dengan menggunakan mutu beton K-350 yang di order / pesan dari readymix. Sebelum dilakukan penuangan beton kelubang pondasi, mutu beton diuji nilai slumpnya yang berkisar ± 18 cm. Lalu sebagian sampel dimasukan kedalam cetakan berbentuk silinder untuk di uji lab, agar dapat diketahui apakah mutu beton tersebut sesui dengan persyaratan K-350 dengan masa uji 28 hari. Pengecoran dilakukan dengan menuangkan beton pada truck mixer kedalam lubang bor melalu corong yang telah disediakan yang berkapasitas ± 6-7 m 3. Gambar 4.9. Penuangan beton melalui corong Agar beton yang berada di dalam pipa tremie tidak menumpuk, maka pipa tremie diangkat sedikit supaya beton dapat keluar, dan IV - 9

pengangkatan pipa tremie tidak boleh melebihi tinggi beton yang sudah terisi. Setiap penuangan, lubang bor diukur kedalamannya yang sudah terisi beton. Ini bertujuan apakah ketinggian beton sudah sesuia dengan rencana (mencapai cutting of level / COL). Gambar 4.10. Pengangkatan tremie dan pengukuran ketinggian kubikasi beton 4.1.4. Grouthing Setelah lubang pondasi selesai dicor, didiamkan selama ± 3 jam (beton sudah setting). Setelah itu dilakukan base grouthing. Tujuan dari pekerjaan base grouthing adalah untuk mengeraskan dasar pondasi yang diakibatkan oleh adanya kandungan lumpur IV - 10

pada dasar pondasi yang masih tertinggal akibat kurang bersihnya proses cleaning. Gambar 4.11. Pekerjaan base grouthing Bahan yang digunakan untuk base grouthing adalah semen tipe I dan air dengan perbandingan 1 : 6. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara menyemprotkan pasta semen kedalam pondasi melalui pipa grouthing yang dipompakan oleh mesin compressor dengan kekuatan 20 s/d 25 kg/cm 2. Pekerjaan grouthing dilakukan selain untuk mengeraskan dasar pondasi dari lumpur, akan tetapi manfaat lain dari pekerjaan grouthing adalah meningkatkan daya dukung tanah tersebut. 4.1.5. Pencatatan (Pilling record) Setelah selesai pekerjaan lapangan, maka data-data yang diperoleh selama kegiatan pengeboran seperti data waktu persiapan, IV - 11

pengeboran, pengecoran, pengukuran kedalaman lubang, data kubikasi, pengukuran ketinggian coran beton dan juga laporanlaporan dari lapangan dimasukan kedalam suatu formulir laporan yang disebut Pilling record. 4.1.6. Pemotongan Pondasi Bored Pile Setelah pondasi bore pile selesai seluruhnya dan dicatat hasil pengerjaannya. Pondasi yang tertimbun oleh tanah digali dan dipotong sampai nilai COL-nya untuk dilakukan pembuatan T- Beam dan Pile Cap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Tiang bored pile Batas Galian Galian dilaksanakan hanya satu tahap sedalam 1.25 m sampai dengan elevasi 5.25. Untuk penggalian lokasi pile cap dilakukan lagi penggalian lanjutan sedalam 2.5 m Tiang bored pile Batas Galian Gambar 4.12. Pekerjaan penggalian dan pemotongan pondasi IV - 12

PEKERJAAN GALIAN & BEKISTING PILE CAP 3BP8 Galian & Pemotongan Bored Pile Pekerjaan Lantai Kerja Pekerjaan Bekisting Pile Cap Siap dilakukan Pembesian Gambar 4.13. Pekerjaan pembuatan Bekisting dan Pile Cap Pada pekerjaan pembuatan Pile Cap, ini terdiri dari pembuatan Pile Cap untuk pondasi group 3, group 4 dan untuk group banyak. Maksud dari ketiga group ini adalah untuk satu pembuatan Pile Cap terdiri dari tiga, empat pondasi bored pile atau group banyak. IV - 13

Gambar 4.14 Pekerjaan pengecoran lantai kerja / Basemant Gambar 4.15 Pekerjaan kolom Basemant IV - 14

4.2. Kendala Yang Di Hadapi Pada Pelaksanaan Pembuatan Lubang Bor 4.2.1. Lahan Pada pengerjaan pembuatan lubang bor pile, lahan kerja biasanya tergenang air (becek), hal ini disebakan oleh pembuangan air tanah yang berasal dari luang bor pada saat proses pengecoran yang dibuang di sekitar lokasi lubang bor (lahan kerja). Hal ini menyebabkan alat alat berat tidak dapat langsung menuju ke lokasi pekerjaan yang akan di bor atau di cor. Sehingga sebelum dilakukan pekerjaan bor, dilakukan persiapan pembuatan landasan alat-alat berat dengan cara meletakan pelat baja pada lokasi yang akan dilintasi oleh alat-alat berat (seperti crane bor, excavator, truck mixer, crawler crane) 4.2.2. Alat Hambatan yang paling serius dalam pelaksanaan pembuatan lubang bor adalah rusaknya alat pada pelaksanaan pekerjaan tersebut, sehingga memperlambat schedule pekerjaan yang telah direncanakan. Kerusakan alat-alat ini disebabkan oleh usia dari alat tersebut yang sudah cukup lama. Kerusakan yang biasa terjadi adalah : a. Rantai (Ban crane) Pada waktu alat (crane) bergerak / melakukan manuver, biasanya rantai mengalami bunyi yang keras. Hal ini disebakan IV - 15

oleh rantai tersebut kurang diberi pelumas (gemuk), sehingga mengakibatkan putusnya rantai ban crane tersebut. b. Selink (tali baja) Putusnya tali selink ini terjadi karena beban yang akan di angkat oleh crane cukup berat, sehingga dapat menyebabkan putusnya tali selink tersebut. c. Mesin (bor crane) Kerusakan mesin yang terjadi pada pekerjaan pelaksanaan pembuatan bor pile dikarenakan oleh mesin terlalu dipaksakan bekerja, sehingga menyebabkan mesin cepat panas dan mati. d. Bucket (Bucket auger dan Billing bucket) Pada pelaksanaan pengeboran mata bor yang digunakan seperti Bucket auger dan Billing bucket kadang mengalami kerusakan, seperti patahnya gigi mata bor dan longgarnya klep penutup pada bucket sehingga bucket tidak bisa mengambil tanah yang berada di dalam lubang bor. Hal ini diakibatkan karena mata bor yang terbentur oleh batu keras atau lapisan tanah keras. 4.2.3. Dalam Proses Pengeboran. Dalam pelaksanaan pembuatan lubang bor ada beberapa kendala yang sering dihadapi, antara lain yaitu : a. Miringnya lubang hasil pengeboran. IV - 16

Pada saat mulai pengeboran titik luang bor, kellie diukur kevertikalannya dengan menggunakan unting-unting, akan tetapi pada pelaksanaanya kellie mengalami pergeseran pada saat pengeboran dimulai, sehingga hasil lubang bor yang didapat mengalami kemiringan. Untuk memperkecil masalah tersebut, maka awal pengeboran dengan menggunakan mata bor auger, kellie di ukur kevertikalannya dan setelah mata bor diganti oleh bucket auger kellie di periksa kembali kelurusannya. b. Terjadinya longsor pada dinding lubang bor Terjadinya longsor disebabkan karena faktor lapisan tanah yang akan di bor terdiri dari lapisan pasir, sehingga sewaktu pelaksanaan pengeboran lapisan pasir mudah terjadi longsor. Hal ini karena lapisan pasir tidak memiliki sifat kohesif yang baik. c. Tidak sesuai data Bor Log dengan keadaan aktual di lapangan Tidak sesuai data Bor Log dengan keadaan aktual di lapangan dikarenakan pada pelaksanaan pengambilan data tanah hanya beberapa titik saja yang diambil sampelnya, sehingga tidak mewakili dari luas lahan kerja yang ada. Selain itu juga, lapisan tanah pada proyek ini memiliki lapisan tanah yang tidak rata atau bergelombang. Sehingga pada pelaksanaan pengeboran terkadang hasil pengeboran lebih dalam dari data bor log yang ada untuk mendapat lapisan tanah IV - 17

keras, dan setiap kedalaman tertentu diambil sampel tanah sebagai data lapisan tanah aktual. 4.2.4. Dalam proses pengecoran Dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran ada beberapa kendala yang dihadapi, antara lain : a. Telatnya pesanan ready mix Terkadang telatnya kedatangan ready mix disebabkan oleh fasilitas truck mixer yang dimiliki oleh Batching Plant terbatas dan selain itu faktor lalu lintas yang akan dilalui truck mixer ketempat lokasi mengalami kendala kemacetan. IV - 18