KONFLIK POLITIK DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAJARAN SASTRA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DIKSI DAN CITRAAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE: KAJIAN STILISTIKA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

NILAI PENDIDIKAN KARAKTERNOVEL BURLIANKARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBALAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

JURNAL PENELITIAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1. Disusun Oleh: Apriyani Safitri A

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI

ANALISIS NASIONALISME NOVEL BURUNG-BURUNG MANYAR KARYA YB. MANGUNWIJAYA SKRIPSI

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

NILAI KARAKTERR BANGSA KERJA KERAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYA SKRIPSI

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

2015 ANALISIS PRAANGGAPAN DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar S-1, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

STUDI KOMPARATIF NOVEL DJODO KANG PINASTI KARYA SRI HADIDJOJO DAN NOVEL GUMUK SANDHI KARYA POERWADHIE ATMODIHARDJO

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

NILAI-NILAI EDUKASI DALAM NOVEL AKAR KARYA DEWI LESTARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial. Karya sastra pada umumnya bersifat dinamis, sesuai

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Karya sastra sengaja dibuat untuk menggambarkan keadaan sosial

KONFLIK POLITIK DALAM NOVEL LAMPUKI KARYA ARAFAT NUR: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA

NILAI MORAL DALAM NOVEL MENEBUS IMPIAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KIRNILAI MORAL DALAM NOVEL PELANGI DI ATAS CINTA KARYA CHAERUL AL-ATTAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

Transkripsi:

KONFLIK POLITIK DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAJARAN SASTRA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar S-1, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah INDRI HAPSARI A.310100164 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 0

1

ABSTRAK KONFLIK POLITIK DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAJARAN SASTRA DI SMA Indri Hapsari, A310100164, Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur yang membangun dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye, (2) mendeskripsikan konflik politik yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye, (3) mendeskripsikan implementasi konflik politik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye sebagai bahan ajar sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah konflik politik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye. Data yang diteliti dalam penelitian ini berupa kalimat dan paragraf yang berhubungan struktur dan konflik politik yang terkandung dalam novel Negeri di Ujung Tanduk. Sumber data primer dalam penelitian adalah novel Negeri di Ujung Tanduk. Sumber data sekunder dalam penelitian berupa biografi pengarang dan internet. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka dan teknik simak-catat. Validitas data menggunakan triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan metode dialektik. Berdasarkan analisis struktural, tema dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye tentang penegakan hukum. Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju. Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Thomas, Theo, Maggie, Kris, Maryam, Opa Chan, Kadek, JD (Bapak Presiden), Rudi, Lee, Tuan Shinpei, Om Liem, Detektif Liu, Jenderal Bintang Tiga. Latar pada novel dibagi menjadi tiga bagian yaitu latar tempat terjadi di Jakarta, Denpasar, Makau, dan Hong Kong. Latar sosial dalam novel adalah kehidupan pribadi para tokoh yaitu memiliki hobi bertarung. Para petarung berasal dari berbagai negara dan berbagai latar belakang profesi, menyatu berbaur dalam pertarungan. Latar waktu terjadi pada tahun 1970 hingga 2012. Hasil penelitian ditemukan adanya konflik politik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye. Analisis konflik politik ditemukan dua aspek, yaitu 1) senjata-senjata pertempuran, meliputi (a) kekerasan fisik, (b) kekayaan (kedudukan), (c) jumlah dan Organisasi, (d) media informasi, dan 2) strategi politik (a)perjuangan terbuka dan perjuangan diam-diam, (b) pergolakan dan pengontrolan rezim, (c) kamuflase. Implementasi konflik politik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk dalam pengajaran sastra di SMA sesuai dan relean untuk dijadikan bahan materi pembelajaran sastra. Novel Negeri di Ujung Tanduk mengandung unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik diimplementasikan pada siswa untuk menemukan tema, penokohan, latar, dan alur. Unsur ekstrinsik dalam novel diimplementasikan untuk menemukan hal-hal positif yang dapat diteladani. Kata Kunci : Novel Negeri di Ujung Tanduk, Konflik Politik, Tere Liye 2

A. PENDAHULUAN Karya sastra merupakan suatu bentuk kontemplasi dan refleksi pengarang terhadap keadaan di luar dirinya, misalnya lingkungan atau masyarakat. Hal ini sejalan dengan pemikiran Al Ma ruf (2009:1) yang mengemukakan bahwa karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Taine (dalam Anwar, 2012:21) mengemukakan bahwa sifat karya sastra adalah dokumen pelengkap (furnished document) sebab karya sastra adalah sebuah monumen. Perbedaan periode sejarah dalam sastra justru menciptakan hubungan yang harmonis antara kecerdasaan dan zaman. Sastrawan akan merepresentasikan kontemplasi dan refleksi sosialnya dalam suatu zaman melalui karya sastra. Bakhtin (dalam Anwar, 2012:163) menyatakan bahwa karya sastra yang baik adalah karya sastra yang sejajar dengan realitas. Dardiri (2006:153-154) mengemukakan bahwa karya sastra sebagai salah satu bentuk karya seni merupakan cermin dari masyarakat tempat karya sastra dilahirkan. Karya sastra merupakan universe atau semesta. Di sisi lain, karya sastra menjadi rekaman sejarah suatu masa. Indonesia telah mengalami berbagai fase. Fase-fase tersebut direkam dalam berbagai bentuk dokumen, termasuk dokumen fiksi. Indonesia dalam sejarahnya yang paling awal fase penjajahan Belanda direkam oleh sastrawan Balai Pustaka, fase penjajahan Jepang direkam oleh sastrawan Pujangga Baru, fase revolusi direkam oleh sastrawan angkatan 45. Rekaman tersebut menunjukkan refleksi kenyataan sosial yang menjadi latar belakang penciptaan novel. Karya sastra adalah potret artistik dari sebuah lingkungan sosial. Novel adalah salah satu genre karya sastra prosa naratif. Menurut Nurgiyantoro (2007:4) novel merupakan karya fiksi yang menawarkan 3

sebuah dunia berisi model kehidupan yang diidealkan dan bersifat imajinatif. Unsur-unsur yang membangun novel, antara lain peristiwa, plot, tokoh dan penokohan, tema, dan latar. Jadi, novel adalah karya sastra yang dibangun atas unsur-unsur pembentuknya yang berisi persepsi gambaran masyarakat dengan memuat amanat kepada pembaca. Karya sastra mampu memberikan pengaruh yang positif terhadap peradaban manusia, salah satunya adalah novel. Kelebihan dari novel Negeri di Ujung Tanduk adalah bahasanya yang sederhana dan membuat pembaca terbawa dalam alur cerita. Cerita dalam novel ini penuh dengan persaingan dunia politik yang menjadikan kehidupan semakin rusak. Hukum semakin melemah karena para penegak hukum yang melanggar hukum. Negeri akan berada pada posisi bahaya dengan semakin banyaknya orang yang memilih tidak peduli pada penyimpangan-penyimpangan hukum. Para penipu menjadi pemimpin, para pengkhianat menjadi pujaan, bukan karena tidak ada lagi yang memiliki teladan, tetapi mereka memutuskan menutup mata dan memilih hidup bahagia sendirian. Namun, ada sosok petarung sejati yang memilih jalan suci meski habis seluruh darah di badan, menguap segenap air mata, tetap akan berdiri membela kehormatan. Berbagai bentuk konflik politik terjadi untuk mencapai tujuan masingmasing. Berbagai pihak yang tersangkut dalam konflik politik antara lain pengusaha, pejabat negara, dan konsultan. Antarkubu saling beradu dengan segenap kekuatan yang dimilikinya. Politik menjadi muatan utama dalam novel Negeri di Ujung Tanduk disajikan dengan bahasa yang sederhana dan komunikatif. Senjata pertempuran dan strategi politik dilancarkan untuk mengalahkan lawan. Novel Negeri di Ujung Tanduk dipilih karena menarik untuk dikaji. 4

Berdasarkan rumusan masalah yang dikaji tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur yang membangun dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye, mendeskripsikan konflik politik yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye, mendeskripsikan implementasi konflik politik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye sebagai bahan ajar sastra di SMA. Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan terutama di bidang bahasa dan sastra Indonesia dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu sastra, khususnya dalam tinjauan sosiologi sastra. Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian karya sastra Indonesia dan menambah wawasan pembaca tentang konflik politik dan meningkatkan kemampuan dan pemahaman bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya, mengenai konflik politik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk. Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang populer di Indonesia. Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007:9) novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella (dalam bahasa Jerman novelle) berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai bentuk prosa. Keunggulan novel sebagai karya fiksi yaitu menawarkan sebuah dunia, yang di dalamnya terdapat idealisme pengarang tentang kehidupan yang didukung oleh unsur-unsur pembangun di dalamnya, antara lain tema, alur, latar, dan penokohan Strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur untuk menganalisis sebuah karya sastra sehingga harus dipertahankan unsur-unsur yang terkandung dalam karya tersebut. Struktur yang membangun sebuah karya sastra sebagai unsur estetika dalam dunia karya sastra yaitu tema, alur, penokohan, latar (Ratna, 2007:91-94). Surbakti (2010:193) mengemukakan bahwa konflik politik sebagai perbedaan pendapat, persaingan, dan pertentangan antarindividu, kelompok, 5

atau organisasi dalam upaya mendapatkan dan mempertahankan sumbersumber dari keputusan yang dibuat dan dilaksanakan pemerintah. Duverger (1982:276-337) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk konflik politik dibagi menjadi dua kategori, yaitu senjata-senjata pertempuran dan strategi politik. 1. Senjata-Senjata Pertempuran a. Kekerasan fisik Perjuangan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan kekerasan fisik. b. Kekayaan Uang tidak pernah menjadi satu-satunya penguasa tetapi dalam masyarakat, uang adalah senjata yang hakiki. c. Jumlah dan Organisasi Jumlah massa sangat berpengaruh sebagai senjata politik. Jumlah massa yang banyak dengan adanya pengorganisasian akan menjadi senjata politik yang kuat. d. Media Informasi Pers dilukiskan sebagai Fourth Estate kekuatan keempat untuk menunjukkan pentingnya secara politik. 2. Strategi politik a. Konsentrasi atau penyebaran senjata-senjata politik Konsentrasi dimaksudkan bahwa senjata-senjata politik tidak akan dipencar untuk melawan musuh. b. Perjuangan terbukan dan perjuangan diam-diam Dalam demokrasi, perjuangan politik terjadi secara terbuka di depan publik, sedangkan perjuangan diam-diam dilakukan secara tersembunyi atau tertutup. c. Pergolakan di dalam rezim dan perjuangan untk mengontrol rezim Perbedaan antara perjuangan merebut rezim dan perjuangan di dalam rezim berhubungan dengan konsep legitimasi. d. Strategi dua blok dan strategi sentris 6

Perjuangan politik di dalam suatu sistem dwi-partai yang berbeda dari perjuangan di dalam sistem multi-partai. Dalam sistem dwi-partai bentuk perlawanannya berupa duel, sedangkan sistem multi-partai perlawanannya saling berhadapan dan membentuk koalisi. Strategi dua blok yaitu sistem dwi-partai dan multi-partai membentuk sentrisme. e. Kamuflase Kamuflase adalah menyembunyikan tujuan dan motif aksi politik yang sebenarnya di balik tindakan semu yang lebih populer dan karena itu, mengambil keuntungan dukungan rakyat yang lebih besar. Sosiologi sastra merupakan ilmu interdisipliner, antara sosiologi dan ilmu sastra. Ratna (2011:332-333) menyatakan bahwa tujuan dari sosiologi sastra adalah meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat. Suatu rekaan timbul dari kenyaataan adanya sehingga menjadi bukti faktual. Karya sastra bukan semata-mata gejala individual, tetapi gejala sosial yang memasyarakat. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2004:4) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah konflik politik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye dengan tinjauan sosiologi sastra. Data penelitian kualitatif deskriptif berupa kata-kata, gambar, bukan angka-angka (Moleong, 2004:11). Adapun data dalam penelitian ini adalah data yang berwujud kalimat dan paragraf yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung Tanduk yang mengandung konflik politik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer Sumber data primer dalam penelitian ini adalah novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere 7

Liye yang diterbitkan pada bulan April 2013 oleh PT Gramedia Pustaka Utama dengan tebal 360 halaman, sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari biografi pengarang dengan alamat website http://saffpop.wordpress.com/tere-liye. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka dan simak-catat. Teknik pustaka yaitu studi tentang sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian sejenis, dokumen yang digunakan untuk mencari data-data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, gambar, dan data-data yang bukan angka-angka (Moleong, 2004:11). Teknik simak-catat adalah peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan secara cermat terhadap sumber data primer kemudian memilih data yang termasuk objek penelitian kemudian dicatat. Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teori. Melalui teknik ini, peneliti menggunakan beberapa teori dalam membahas aspek yang dikaji. Peneliti menggunakan teori strukturalisme, sosiologi sastra, dan konflik politik dalam mengkaji novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye. Teknik yang digunakan untuk menganalisis novel Negeri di Ujung Tanduk dalam penelitian ini adalah teknik dialektik yang dilakukan dengan cara menghubungkan unsur-unsur yang ada dalam novel dengan mengintegrasikan ke dalam satu kesatuan makna. Menurut Goldmann (dalam Faruk, 1994:77) metode dialektik mengembangkan dua konsep, yaitu keseluruhan bagian dan pemahaman penjelasan. Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian novel Negeri di Ujung Tanduk, yaitu (1) membaca secara cermat novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye; (2) mencatat kata, kalimat, atau paragraf yang berkaitan dengan struktur novel, dan kata, kalimat, atau paragraf yang menggambarkan adanya konflik politik yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye; (3) menganalisis konflik politik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye. 8

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Dardiri (2006:153-154) mengemukakan bahwa karya sastra sebagai salah satu bentuk karya seni merupakan cermin dari masyarakat tempat karya sastra dilahirkan. Karya sastra merupakan universe atau semesta. Di sisi lain, karya sastra menjadi rekaman sejarah suatu masa. Indonesia telah mengalami berbagai fase. Fase-fase tersebut direkam dalam berbagai bentuk dokumen, termasuk dokumen fiksi. Indonesia dalam sejarahnya yang paling awal fase penjajahan Belanda direkam oleh sastrawan Balai Pustaka, fase penjajahan Jepang direkam oleh sastrawan Pujangga Baru, fase revolusi direkam oleh sastrawan angkatan 45. Rekaman tersebut menunjukkan refleksi kenyataan sosial yang menjadi latar belakang penciptaan novel. Karya sastra adalah potret artistik dari sebuah lingkungan sosial. Menurut Gramsci (dalam Anwar, 2012:77) karya sastra yang berkualitas adalah karya sastra yang menunjukkan keterlibatan pengarangnya dengan sejarah yang sedang mewujudkan diri. 1. Latar Sosial Budaya Pengarang Tere Liye adalah nama pena penulis dalam setiap karya yang diciptakannya, sedangkan nama sebenarnya adalah Darwis. Tere Liye berasal dari bahasa India yang berarti untukmu, untuk-mu. Untukmu yang berarti karya-karyanya ia dedikasikan untuk semua orang, baik keluarga, sahabat, maupun pembaca, sedangkan untuk-mu artinya untuk Allah Swt sebagai wujud dan rasa syukur kepada-nya. Oleh sebab itu, ia ingin mendedikasikan karya-karya terbaiknya dengan tulus dan sederhana. Tere Liye lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di Tanda Raja, Palembang, Sumatera Selatan. Darwis atau Tere Liye merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dari keluarga petani. Dalam hal keluarga, Tere Liye mempunyai istri bernama Riski Amelia dan seorang putra bernama Abdullah Passai (Fauziah, 2013). Riwayat pendidikan Tere Liye berawal di bangku SD Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan, kemudian SMP Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan, lalu SMU Negeri 9 Bandar Lampung. Selanjutnya, Tere Liye meneruskan pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. Ciri khas kesusastraan karya Tere Liye 9

adalah a) bernuansa religius keislaman, b) tema dunia anak dan keluarga, c) adaptasi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia, d) penggunaan bahasa asing dalam novelnya, e) menampilkan keindahan pulau di Indonesia, dan f) percintaan. 2. Analisis Struktural Novel Negeri di Ujung Tanduk Berdasarkan analisis struktural, unsur-unsur novel tersebut menunjukkan kepaduan dan hubungan yang harmonis dalam mendukung totalitas makna. Struktur yang membangun novel Negeri di Ujung Tanduk antara lain tema, penokohan, alur, dan latar. Tema adalam novel Negeri di Ujung Tanduk adalah penegakan hukum. Penguasa dan oknum pejabat pemerintah yang tidak berorientasi politis berupaya merebut kekuasaan dan mengendalikan pemerintahan. Negeri akan berada seperti telur di ujung tanduk dengan semakin banyaknya orang yang memilih tidak peduli dan memilih sibuk dengan urusan masing-masing. Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Thomas, Theo, Maggie, Kris, Maryam, Opa Chan, Kadek, JD (Bapak Presiden), Rudi, Lee, Tuan Shinpei, Om Liem, Detektif Liu, Jenderal Bintang Tiga. Dalam novel Negeri di Ujung Tanduk tokoh utama adalah Thomas. Alur yang digunakan dalam novel Negeri di Ujung Tanduk adalah alur maju. Latar pada novel dibagi menjadi tiga yaitu latar waktu, latar sosial, dan latar tempat. Latar tempat yang dominan terjadi di Hong Kong, Makau, Denpasar, dan Jakarta, sedangkan latar sosial adalah para tokoh yang memiliki hobi bertarung memiliki pergaulan yang luas. Lawan petarungnya berasal dari seluruh dunia dan dari berbagai kalangan. Pejabat, politisi, pengusaha, dan eksekutif muda. Latar waktu dalam novel terjadi pada tahun 1970 hingga 2012. 3. Konflik Politik dalam Novel Negeri di Ujung Tanduk Penelitian ini menggunakan pendekatan teori konflik politik menurut Maurice Duverger (1982). Pendekatan yang digunakan dalam analisis konflik politik difokuskan pada bentuk-bentuk konflik politik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye. Bentuk-bentuk konflik politik dibagi menjadi dua kategori, yaitu (1) senjata-senjata 10

pertempuran dan (2) strategi politik. Analisis bentuk-bentuk konflik politik yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung Tanduk antara lain (1) senjata pertempuran, meliputi (a) kekerasan fisik yaitu tindak penangkapan, penculikan, dan penembakan, (b) kekayaan (kedudukan) yaitu eksploitasi kedudukan oleh sejumlah oknum penegak hukum jenderal bintang tiga, anggota DPR, dan pejabat pemerintah. Mereka semua tergabung dalam jaringan mafia hukum, (c) jumlah dan organisasi yaitu massa pendukung JD yang diorganisasikan oleh Thomas untuk melakukan konsolidasi, dan (d) media informasi yaitu siaran berita penangkapan JD terkait dengan serangan politik dan perang pendapat di media terkait mafia hukum, (2) strategi politik, meliputi (a) perjuangan terbuka dan perjuangan diam-diam yaitu perjuangan secara demokratis dengan memperjuangkan JD untuk tetap menjadi kandidat calon presiden, sedangkan perjuangna diam-diam yaitu adanya jaringan mafia hukum yang mengejar tujuan politiknya secara ilegal, (b) pergolakan di dalam rezim dan perjuangan untuk mengontrol rezim yaitu pergolakan yang terjadi dalam konvensi pencalonan presiden terkait penangkapan JD yang mengancam posisinya sebagai kandidat calon presiden, sedangkan pengontrolan rezim yaitu Thomas mengendalikan situasi ketegangan dalam konvensi pencalonan presiden dengan konsolidasi, dan (c) kamuflase yaitu penyelundupan barang terlarang di dalam kapal sebagai usaha menyingkirkan Thomas dan rekayasa kasus korupsi yang ditujukan kepada JD untuk menggagalkannya mengikuti pencalonan presiden. 4. Implementasi Hasil Penelitian Novel Negeri di Ujung Tanduk dalam Pembelajaran Sastra di SMA Negeri di Ujung Tanduk adalah salah satu karya novel Indonesia. Dalam novel Negeri di Ujung Tanduk memiliki unsur-unsur yang dapat dianalisis. Oleh sebab itu, novel Negeri di Ujung Tanduk dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sastra sesuai dengan Standar Kompetensi 7 Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/ novel 11

terjemahan dan Kompetensi Dasar 7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel Indonesia/ terjemahan. SK dan KD tersebut diterapkan dalam menganalisis unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye. Kegiatan menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye dapat meningkatkan daya apresiasi siswa. Novel Negeri di Ujung Tanduk mengandung unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik diimplementasikan pada siswa untuk menemukan tema, tokoh, latar, dan alur. Unsur ekstrinsik pada novel diimplementasikan untuk menemukan nilai-nilai hidup yang terdapat dalam novel tersebut. D. SIMPULAN Berdasarkan analisis data bab IV disimpulkan bahwa Tere Liye adalah pengarang yang produktif dan kreatif. Tere Liye adalah nama pena penulis dalam setiap karya yang diciptakannya, sedangkan nama sebenarnya adalah Darwis. Tere Liye berasal dari bahasa India yang berarti untukmu, untuk-mu. Untukmu yang berarti karya-karyanya ia dedikasikan untuk semua orang, baik keluarga, sahabat, maupun pembaca, sedangkan untuk-mu artinya untuk Allah Swt sebagai wujud dan rasa syukur kepada-nya. Oleh sebab itu, ia ingin mendedikasikan karya-karya terbaiknya dengan tulus dan sederhana. Ciri khas kesusastraan karya Tere Liye adalah a) bernuansa religius keislaman, b) tema dunia anak dan keluarga, c) adaptasi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia, d) penggunaan bahasa asing dalam novelnya, e) menampilkan keindahan pulau di Indonesia, dan f) percintaan. Struktur yang membangun novel Negeri di Ujung Tanduk antara lain tema, penokohan, alur, dan latar. Tema adalam novel Negeri di Ujung Tanduk adalah penegakan hukum. Tokoh utama adalah Thomas. Tokoh pendukung adalah Theo, Maggie, Kris, Maryam, Opa Chan, Kadek, JD (Bapak Presiden), Rudi, Lee, Tuan Shinpei, Om Liem, Detektif Liu, 12

Jenderal Bintang Tiga. Alur dalan novel Negeri di Ujung Tanduk adalah alur maju. Latar cerita dalam novel Negeri di Ujung Tanduk yang terdiri dari latar waktu, latar sosial yaitu kehidupan para tokoh yang memiliki hobi bertarung, dan latar tempat terjadi di Hong Kong, Makau, dan Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori konflik politik menurut Maurice Duverger (1982). Pendekatan yang digunakan dalam analisis konflik politik difokuskan pada bentuk-bentuk konflik politik dalam novel Negeri di Ujung Tanduk karya Tere Liye. Bentuk-bentuk konflik politik dibagi menjadi dua kategori, yaitu (1) senjata-senjata pertempuran dan (2) strategi politik. Analisis bentuk-bentuk konflik politik yang terdapat dalam novel Negeri di Ujung Tanduk antara lain (1) senjata pertempuran, meliputi kekerasan fisik, kekayaan (kedudukan), jumlah dan organisasi, dan media informasi, (2) strategi politik, meliputi perjuangan terbuka dan perjuangan diam-diam, pergolakan di dalam rezim dan perjuangan untuk mengontrol rezim, dan kamuflase. Implementasi hasil penelitian novel Negeri di Ujung Tanduk sebagai bahan ajar sastra di SMA sesuai dan relevan untuk dijadikan bahan materi pembelajaran sastra. Novel Negeri di Ujung Tanduk mengandung unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik diimplementasikan pada siswa untuk menemukan tema, tokoh, latar, dan alur. Unsur ekstrinsik pada novel diimplementasikan untuk menemukan nilai-nilai hidup yang terdapat dalam novel tersebut. 13

DAFTAR PUSTAKA Al Ma ruf, Ali Imron. 2009. Stilistika: Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Solo: Cakrabooks Anwar, Ahyar. 2012. Teori Sosial Sastra. Yogyakarta: Ombak Dardiri, Taufik A. 2006. Menyaksikan Kekerasan Politik dalam Novel Azra Jakarta. Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 18, No. 35. publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/taufiq.pdf Diakses pada tanggal 20 Nopember 2013 Duverger, Maurice. 1982. Sosiologi Politik. Jakarta: CV Rajawali Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Fauziah, Safira Amalia. 2013. Tere Liye Biografi http://saffpop.wordpress.com/tere-liye. Diakses pada tanggal 17 Desember 2013 Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. http://books.google.co.id/books?id. Diakses pada tanggal 29 Januari 2014 14