BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional, telah. mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang berupa kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian berdampak kepada peningkatan proporsi lanjut. adalah suatu proses menghilangnya secara

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya bentuk-bentuk dukungan keluarga terhadap lansia (

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka fertilitas. Perubahan struktur demografi ini. menyebabkan peningkatan populasi lanjut usia (lansia).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. umur harapan hidup tahun (Nugroho, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2000 adalah dari jumlah penduduk Indonesia dan tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Lanjut Usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan. masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

Sedeangkan jumlah lansia Sumatera Barat pada tahun 2013 sebanyak 37,3795 jiwa

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, masa tua dijalani dengan rasa ketidak bahagiaan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BAB I. empat dekade mendatang, proporsi jumlah penduduk yang berusia 60 tahun. 10% hingga 22% (World Health Organization, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menjadi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan memperbaiki. diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti mengalami fase fase perkembangan sejak. menjelaskan bahwa perkembangan bergerak secara berangsur angsur tapi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. (Nugroho, 2008). Lanjut usia bukanlah suatu penyakit. Lanjut usia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN. yang satu akan memberikan pengaruh pada tahap perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh, termasuk organ reproduksi wanita yaitu serviks atau leher

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan kesehatan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. seksualnya sesuai dengan keinginan dan orientasi seksual yang dimilikinya (Lis Susanti,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di seluruh dunia jumlah lanjut usia (lansia) diperkirakan mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat alamiah dan normal terjadi pada setiap manusia. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia, ditandai dengan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan Lanjut Usia pasal 1 ayat 1 menetapkan, bahwa batasan umur lansia di Indonesia adalah 60 tahun keatas. Batasan usia lanjut juga dapat dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old (> 80 tahun). (1) Secara umum, berdasarkan laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya dalam tempo 25 tahun. Saat ini, PBB memprediksikan jumlah kaum lansia mencapai 600 juta jiwa di seluruh dunia, atau setara dengan 8% total populasi penduduk dunia dan jumlah ini akan terus meningkat hingga 1,1 miliar atau 13% di tahun 2035. Menurut data pemerintah, hingga kini jumlah lansia mencapai 18 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta lebih dari 80 juta jiwa di tahun 2050. (2) Suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindari akibat dari proses transisi demografi yaitu perubahan tingkat kelahiran, dari tingkat kelahiran tinggi menjadi angka kematian rendah. (3) Saat ini Indonesia memasuki era penduduk 1

berstruktur lanjut usia (aging structured population) hal ini disebabkan jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas jumlahnya sangat banyak, yakni sekitar 53.800 jiwa dari total jumlah masyarakat Indonesia. (4) Lanjut usia/ lansia adalah periode/ masa dimana organisme telah mencapai masa keemasan atau kejayaannya dalam ukuran, fungsi, dan juga beberapa telah menunjukkan kemundurannya sejalan dengan berjalannya waktu, terutama pada keberfungsian fungsi-fungsi fisik, sosial ekonomi, dan psikologis. (5,6) Masa lanjut usia (lansia) juga diartikan sebagai masa dimana lansia mengalami suatu kehilangan, diantaranya berkurangnya fungsi pendengaran, penglihatan, kekuatan fisik dan kesehatan, menatap kembali kehidupan, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran sosial yang baru. (7) Masa lansia ini seringkali tidak dapat digambarkan dengan jelas karena situasi kehidupan, keadaan fisik setiap individu berbeda, dan mempengaruhi penyesuaian diri pada tahap akhir kehidupan. Masalah-masalah utama yang sering didapati pada Lansia dan seringkali menjadi penyebab gangguan kepribadian pada lansia adalah keterbatasan fisik yang berat yang dialami Lansia, ketergantungan dengan orang lain, perasaan semakin kurang 2

berguna, dan perasaan terisolasi. (8) Masalah kesehatan fisik dan mental pada lansia tersebut menjadi penghalang bagi aktivitas sosial lansia. (9) Hurlock (2008), mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang terutama lansia akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya terutama interaksi sosialnya di lingkungan masyarakatnya. (10) Seperti halnya juga yang diungkapkan oleh Havighurst dalam Neugarten (1968: 161) bahwa perubahan sosial yang terjadi pada orang lanjut usia antara lain terjadinya penurunan aktivitas. (11) Berkurangnya aktivitas sosial usia Lanjut dapat menyebabkan Lansia semakin mengalami perasaan terisolir dan merasa tidak berguna lagi, sehingga usia lanjut akan lebih suka menyendiri atau mengisolasi diri dari sosialnya. (12) Aktivitas sosial pada lansia diperkirakan memberikan kontribusi paling besar terhadap masa tua yang sukses. (13) Ada beberapa permasalahan yang bersifat psikologis yang sering dirasakan oleh lanjut usia, yang disebabkan oleh berkurangnya aktivitas sosial pada Lansia yaitu rasa kesepian dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Rasa kesepian ini timbul karena (1) longgarnya kegiatan dalam mengasuh anak-anak karena anak-anak 3

sudah dewasa dan bersekolah tinggi sehingga tidak memerlukan penanganan yang terlampau rumit, (2) Berkurangnya teman/relasi akibat kurangnya aktivitas di luar rumah, (3) kurangnya aktivitas sehingga waktu luang bertambah banyak, (4) Meninggalnya pasangan hidup, (5) Anak-anak yang meninggalkan rumah karena menempuh pendidikan yang lebih tinggi, anak-anak yang meninggalkan rumah untuk bekerja, dan (6) Anak-anak telah dewasa dan membentuk keluarga sendiri. Faktor-faktor inilah yang banyak mempengaruhi kesehatan psikis, sehingga menyebabkan orang lanjut usia kurang mandiri dan harus bergantung pada orang lain. (6) Pada saat ini rasio ketergantungan lansia terhadap usia muda (usia 14-59 tahun) sekitar 12% berarti masih terdapat 100 orang muda yang masih dapat memikul beban ketergantungan lansia sebanyak 12 orang, namun perlu dilakukan survey lebih lanjut mengenai hal ini. Hal tersebut juga seiring dengan dimulainya jendela peluang/bonus demografi di mana penduduk muda masih dapat mendukung penduduk lansia sejak 2005 dan berlangsung sampai 2050 dengan puncak terjadi pada 2030-2040. (14) Pada usia lansia, individu akan mengalami kepuasan/ ketidakpuasan dalam kehidupannya, masa ini bisa disebut sebagai 4

masa seseorang mencapai tahap konflik integrity-despair, yakni masa dimana seseorang telah mencapai integritasnya. Hal ini ditentukan oleh perubahan psikis yang dialami Lansia. (15,16) Menurut Yuli (2014) tentang teori Aktivitas atau kegiatan (activity theory) mengemukakan bahwa terdapat suatu hubungan positif antara aktivitas sosial dan kepuasan hidup, dengan memiliki banyak aktivitas, lansia akan merasa puas dalam menjalani hidup. (17,18) Dalam teori pertukaran sosial sumber kebahagian dan kepuasan manusia umumnya berasal dari hubungan sosial. (19) Perubahan peran, kedudukan sosial, aktivitas, dan perpisahan dengan orang-orang yang dicintai menjadi faktor yang seringkali menyebabkan Lansia merasa tidak puas dan akan berakibat pada timbulnya sikap apatis, sulit dalam menerima perubahan diri, dan timbulnya sikap meminta perhatian/bantuan berlebihan dari orang lain. (16) Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan usia Lanjut (lansia) menjadi lebih rentan mengalami masalah mental dan rentan terhadap depresi. (15) Depresi menjadi salah satu masalah gangguan mental yang sering ditemukan pada lansia. Orang yang depresi memiliki hubungan sosial yang lebih kecil dan menyebabkan ketidak mampuan dalam fungsi sosial yaitu akan meningkatkan isolasi sosial, morbiditas medik, masalah keluarga dan penderitaan pribadi. Selain rasa kesedihan, depresi juga 5

menimbulkan gangguan fisik dan mental seperti kemampuan kerja, nafsu seks, nafsu makan dan bahkan kesulitan untuk memahami informasi merupakan bagian dari depresi. (20,21) Prevalensi depresi diperkirakan 10%-15% dari populasi lanjut usia dan diduga sekitar 60% dari pasien di unit geriatri menderita depresi. (22) Depresi menyerang 10-15 % lansia 65 tahun keatas yang tinggal di keluarga dan angka depresi meningkat secara drastis pada lansia yang tinggal di institusi, dengan sekitar 50-75 % penghuni perawatan jangka panjang memiliki gejala depresi ringan sampai sedang. (23) Berdasarkan data tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan aktivitas sosial dengan tingkat depresi pada populasi lansia di Posyandu Lansia Mekar Sari RW V Mojo Kelurahan Mojo Kecamatan Gubeng Kota Surabaya. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara aktivitas sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Posyandu Lansia Mekar Sari RW V Mojo Kelurahan Mojo Kecamatan Gubeng Kota Surabaya Tahun 2016? 6

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mempelajari dan mengetahui serta menganalisis adanya hubungan antara aktivitas sosial dengan tingkat depresi pada lansia di Posyandu Lansia Mojo Surabaya. 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengetahui dan mengidentifikasi angka kejadian depresi pada lansia di Posyandu Lansia Mekar Sari Mojo Surabaya. 2. Mengetahui dan mengidentifikasi tingkat aktivitas sosial pada lansia di Posyandu Lansia Mekar Sari Mojo Surabaya 3. Menganalisis hubungan aktivitas sosial dengan tingkat depresi pada Lansia di Posyandu Lansia Mekar Sari Mojo Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi peneliti 1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang depresi pada lansia, serta menambah pengalaman dan menjadi suatu proses belajar dalam menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari di Fakultas 7

Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya 2. Sebagai prasyarat untuk mendapat gelar sarjana kedokteran 1.4.2 Bagi institusi pendidikan 1. Menambah referensi di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, sebagai fokus unggulan utama di bidang geriatri. 2. Diharapkan dapat bermanfaat bagi dokumentasi pada perpustakaan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. 1.4.3 Bagi masyarakat 1. Diharapkan dapat meningkatkan informasi tentang aktivitas sosial lansia dengan tingkat depresi pada Lansia. 2. Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama Lansia, untuk tetap beraktivitas secara sosial dan terhindar dari depresi. 8