BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI A. Posbindu 1. Definisi Posbindu Posbindu adalah suatu forum komunikasi alih tehnologi dan pelayanan bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy, 2001) Posbindu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia di tingkat desa dalam wilayah kerja puskesmas. (Departemen Kesehatan RI, 2005) Posbindu adalah pos pelayanan kesehatan untuk masyarakat usia lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu Lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraanya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraanya. R.Fallen & R. Budi. Dwi. K, (2010). Catatan Kuliah Keperawatan Komunitas. Yogyakarta:Nuha Medika. Posbindu adalah sebuah wadah, tempat pelayanan terpadu yang diperuntuhkan bagi lansia disuatu daerah tertentu yang didalamnya terdapat pelayanan kesehatan dan kegiatan peningkatan kesehatan serta kesejahteraan
lansia yang dalam pelaksanaanya melibatkan peran masyarakat dan organisasi sosial. (Depkes RI, 2006) Posbindu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan, perwujudan dari peran serta masyarakat dalam menjaga meningkatkan derajat kesehatan mereka. (Yulifah, dkk, 2009) Jadi bisa ditarik kesimpulan dari pengertian diatas bahwa posbindu adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan oleh masyarakat, dari masyarakat, untuk masyarakat dan untuk mensejahterakan lansia. 2. Manfaat Posbindu Manfaat dari Posbindu adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya. Posbindu inimerupakan bentuk pendekatan proaktif untuk mendukung peningkatan kualitas hidup dan kemandirian usia lanjut yang mengutamakan aspek proakyif dan preventif. Disamping aspek kuratif dan rehabilitative posbindu mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Memberikan semangat hidup bagi usia lanjut b. Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi keluarga yang tidak mampu c. Memberikan bimbingan pada usia lanjut dalam memelihara dan meningkatkan kesehatanya, agar tetap sehat dan mandiri. (Depkes, 2007)
3. Tujuan Posbindu a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia. b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran masyarakat dalam pelayanan posbindu untuk meningkatkan komunikasi. c. Mengurangi angka kematian lansia di masyarakat. d. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dalam pembinaan kesehatan usia lanjut yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan penilaian termasuk pembinaan dan pengembangan. e. Meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan pelayanan kepada usia lanjut. f. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas untuk menggalang peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan usia lanjut. g. Meningkatkan peran serta usia lanjut, keluarga, kader, organisasi sosial dan lembaga swadaya masyarakat dalam penyelenggaraan pembinaan kesehatan usia lanjut. 4. Strategi Pembinaan Strategi pembinaan kesehatan usia lanjut dilaksanakan sebagai berikut: a. Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan usia lanjut dalam perencanaan puskesmas. b. Menyesuaikan pengorganisasian dan pelaksanaan pembinaan kesehatan usia lanjut dengan kegiatan pokok lainnya.
c. Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut sesuai kondisi dan kebutuhan setempat. d. Mendorong terwujudnya peran serta masyarakat khususnya dalam pembinaan kesehatan usia lanjut melalui swadaya masyarakat, PKK, organisasi lainnya. 5. Sasaran Posbindu a. Sasaran langsung kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun) kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas) kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas) b. Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut berada, masyarakat di lingkungan usia lanjut, organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut, petugas lain yang menangani Kelompok Usia Lanjut dan masyarakat luas. 6. Langkah langkah Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembinaan kesehatan usia lanjut sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Informasi pembinaan kesehatan usia lanjut. 2) Membuat kesepakatan tentang pelaksanaan pembinaan kesehatan usia lanjut. 3) Melakukan pembimbingan pembinaan kesehatan usia lanjut kepada staf puskesmas. 4) Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut.
5) Melakukan pendekatan lintas jalur tingkat kecamatan dan desa termasuk lembaga swadaya masyarakat dan LKMD untuk menginformasikan dan menjelaskan perannya dalam pembinaan kesehatan usia lanjut. 6) Melakukan survei mawas diri bersama tenaga kecamatan dan desa setempat untuk mengenal masalah yang berkaitan dengan kesehatan usia lanjut. 7) Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai kesepakatan tentang upaya yang akan dilakukan. 8) Membentuk kelompok kerja/tim kerja dalam pembinaan kesehatan usia lanjut. 9) Mendorong pembentukan dan pengembangan pembinaan kesehatan usia lanjut di masyarakat secara mandiri. b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan mencakup secara umum kegiatan pelaksanaan promotif dan preventif: 1) Kegiatan Promotif Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup para usia lanjut agar merasa tetap dihargai dan tetap berguna. upaya promotif juga ditunjukan kepada keluarga dan masyarakat di lingkungan usia lanjut. Kegiatan ini berperan upaya penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat, pengetahuan tentang gizi usia lanjut, pengetahuan tentang proses denegeratif yang akan terjadi pada usia lanjut, upaya meningkatkan kesegaran jasmani serta upaya lain yang dapat memelihara kemandirian serta produktifitas usia lanjut. 2) Kegiatan preventif
Upaya yang dilakukan bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan komplikasi yang di akibatkan oleh proses degeneratif. Kegiatan yang di lakukan berupa deteksi dini kesehatan usia lanjut yang dapat dilakukan di kelompok, puskesmas. 7. Mekanisme Posbindu Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan yang terlatih, tokoh dari PKK dan tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas.posyandu lansia di selenggarakan berdasarkan mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan suatu wilayah. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia dengan system 5 meja, dengan kegiatan sebagai berikut : a. Tahap Meja Satu Pendaftaran dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan b. Tahap Meja Kedua Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia lanjut, serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. c. Tahap Meja Ketiga Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status mental. d. Tahap Meja Keempat Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana) e. Tahap Meja Kelima Pemberian penyuluhan dan konseling 8. Bentuk Pelayanan Posbindu
a. Pemeriksaan aktifitas, seperti mandi, makan dan minum, mencuci baju, berpakaian, berjalan,. b. Pemeriksaan status mental : pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosi. c. Pengukuran Tekanan Darah.. d. Pelaksanaan rujukan bila diperlukan untuk dirujuk. e. Penyuluhan dan Konseling kesehatan usia lanjut. 9. Kegiatan petugas puskesmas a. Melakukan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sesuai kebutuhan melalui berbagai media mengenai usia lanjut. Upaya ini di lakukan terhadap berbagai kelompok sasaran itu sendiri usia lanjut, keluarga dan masyarakat. b. Melakukan penjaringan usia lanjut resiko tinggi, pemeriksaan berkala, memberi petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial dan bahaya kecelakaan yang dapat terjadi pada usia lanjut. 10. Kegiatan usia lanjut a. Melakukan kegiatan olah raga secara teratur sesuasi kemampuan, secara perorangan atau kelompaok, ikut serta dalam kegiatan rekreasi, ketrampilan, pengembangan hobi dll. b. Menjalani pemeriksaan secara berkala, mengisi catatan pribadi secara teratur, makan sesuai kebutuhan gizi, perilaku sehat. c. Berperan serta terhadap penyuluhan mengenai kesehatan usia lanjut secara berkelompok melalui media massa.
B. Kader 1. Definisi Kader a. Definisi Kader adalah Tenaga sukarela yang dipilih masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat ( Yulifah, dkk 2009). b. Kader adalah laki-laki atau permpuan yang sudah terlatih untuk menanggani masalah kesehatan (Meilani, dkk 2009) c. Kader secara umum kader yaitu tenaga yang berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakat dan bekerja secara sukarela untuk menjadi penyelengara posbindu lansia (R. Fallen dan R. Budi Dwi K, Nuha Medika ; Yogyakarta, Juni 2010). 2. Fungsi Kader a. Fungsi Kader Merencakan kegiatan antara lain menyampaikan data, b. Melakukan komunikasi, informasi, motivasi. c. Menggerakan masyarakat, mendorong masyarakat untuk bergotong royong dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan. d. Memberi pelayanan: 1) Membagi obat 2) Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan 3) Mengawasi pendatang didesannya supaya melapor 4) Memberi pertolongan pemantauan penyakit. 3. Tugas Kader
Kader bukanlah tenaga professional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan, dalam rangka melaksanankan kegiatan antara lain: a. Kegiatan di posyandu: 1) Melaksanakan pendaftaran 2) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan 3) Memberikan penyuluhan 4) Memberi dan membantu pelayanan kesehatan. 4. Syarat menjadi kader Depkes RI (2003) a. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat b. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara sukarela c. Bisa membaca dan menulis huruf latin d. Sabar dan memahami usia lanjut 5. Peran kader dan penyelenggaraan Posbindu a. Memberitahukan hari dan jam buka Posbindu kepada masyarakat b. Menyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan Posbindu sebelum pelaksanaan Posbindu (buku catatan, KMS, alat peraga) c. Melakukan pendaftaran d. Melakukan penimbangan e. Mencatat hasil penimbangan pada KMS f. Melakukan penyuluhan perorangan kepada lansia 6. Peran Kader Diluar Posbindu a. Mengunjungi rumah bagi lansia yang tidak hadir.
b. Melakukan Survei Mawas Diri atau pendekatan sesama petugas. c. Melaksanakan musyawaroh bersama untuk menentukan jadwal Posbindu dilaksanakan. d. Menentukan lansia yang akan dikunjungi (lansia yang beresiko). e. Mengajak lansia untuk hadir di Posbindu. f. Memberikan informasi Posbindu dan menggalang sumber daya seperti dana. g. Melakukan kegiatan Posbindu seperti : jalan sehat, senam lansia, bersepeda atau kegiatan lainnya seperti mengikuti pengajian. h. Melakukan pencatatan.