TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Teknik Pemuliaan Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

EVALUASI DAYA HASIL EMPAT CABAI (Capsicum annuum L.) HIBRIDA IPB DI KEBUN PERCOBAAN IPB LEUWIKOPO ADI PRADIPTA A

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Sub-famili : Papilionoidae. Sub-genus : Soja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Kedelai Hitam

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

HASIL DAN PEMBAHASAN

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman tomat termasuk kelas Dicotyledonae

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharma (2002) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung. Sistem perakaran tanaman jagung mempunyai perakaran yang tersebar

TINJAUAN PUSTAKA Botani

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

Transkripsi:

3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai Cabai merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Cabai dikenal di Eropa pada abad ke-16, setelah diintroduksi oleh Colombus saat perjalanan pulang ke Spanyol pada tahun 1493 (Greenleaf 1986). Setelah Colombus membawa dan menyebarkan cabai ke Eropa, kemudian cabai menyebar cepat dari Eropa ke Asia dan Afrika (Kusandriani, 1996). Genus Capsicum terdiri atas 20-30 spesies yang tersebar di daerah tropis dan sub tropis. Berdasarkan pembagian taxonomi modern terdapat 5 spesies utama cabai yaitu: Capsicum annuum L., Capsicum frutescens L., Capsicum chinense Jacquin, Capsicum pendulum Willdenow, dan Capsicum pubescens Ruiz & Pavon. Eshbaugh menemukan bahwa Capsicum pendulum Willdenow dan Capsicum microcarpum Cavanilles termasuk ke dalam spesies yang sama yaitu Capsicum baccatum (Greenleaf, 1986). Kultivar C. annuum antara lain adalah cabai merah, cabai hijau, cabai kuning, dan paprika (George, 1999). Cabai merupakan tanaman setahun (annual) berupa perdu dengan tinggi 0.15-1.5 m (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Struktur perakaran diawali dari akar tunggang yang bercabang ke samping dengan akar-akar rambut dan memiliki batang berkayu dengan warna cokelat kehijauan (Kusandriani, 1996). Tanaman ini memiliki batang tegak dan mempunyai banyak cabang, dengan akar tunggang kuat dan dalam (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Tanaman cabai memiliki helaian daun dengan tangkai yang panjang. Daun tunggal dan tipis, dengan helaian daun lanset dan bulat telur lebar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Tanaman cabai memiliki daun berwarna hijau atau hijau tua, tumbuh pada tunas-tunas samping berurutan, pada batang utama dan tunggal tersusun secara spiral (Kusandriani, 1996). Menurut Greenleaf (1986) bunga cabai biasanya muncul tunggal dan letaknya di ujung (terminal), panjang tangkai hingga 3 cm dan tangkai buah hingga 8 cm. Kusandriani (1996) menambahkan, bunga cabai umumnya bersifat tunggal dan tumbuh pada ujung ruas, serta merupakan bunga sempurna (hermaphrodite). Mahkota bunga berwarna putih atau ungu tergantung

4 kultivarnya, helaian mahkota bunga berjumlah lima atau enam helai. Setiap bunga memiliki satu putik (stigma) dengan kepala putik berbentuk bulat. Posisi benang sari dan putik dalam bunga mempengaruhi penyerbukan. Apabila posisi kepala putik lebih tinggi dari kotak sari akan terjadi penyerbukan silang dan sebaliknya, sedangkan apabila putik lebih rendah dari benang sari maka akan terjadi penyerbukan sendiri. Hal ini yang menyebabkan tanaman cabai pada kultivar tertentu dapat mengadakan penyerbukan sendiri atau penyerbukan silang. Buah cabai tidak berdaging, sangat beragam dalam bentuk, ukuran, warna dan tingkat kepedasannya (Greenleaf, 1986). Bentuk buah cabai umumnya memanjang, sedangkan ujungnya runcing atau tumpul. Ukuran buah beragam dari pendek hingga panjang. Kedudukan buah yaitu merupakan buah tunggal pada masing-masing ruas (ketiak daun) dan kadang-kadang fasciculate. Buah cabai memiliki rongga yang didalamnya terdapat plasenta yaitu tempat melekatnya biji (Kusandriani, 1996). Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1997), ketika buah berkembang maka kulit buah tumbuh lebih cepat dibandingkan jaringan plasenta. Hal ini menyebabkan buah memiliki rongga. Bentuk buah cabai sangat bervariasi, diantarantya linier, kerucut, bulat, dan kombinasi bentuk tersebut. Biji cabai terletak di dalam buah yang melekat sepanjang plasenta. Biji cabai berjumlah sekitar 140 butir/g. Biji mempunyai kulit yang keras yang di dalamnya terdapat endosperm dan ovule. Warna dari biji C. annuum yaitu kuning jerami, hanya biji C. pubescens yang berwarna hitam (Kusandriani, 1996). Syarat Tumbuh Cabai Tanaman cabai merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi luas. Tanaman cabai dapat dibudidayakan pada daerah dataran rendah maupun dataran tinggi, di lahan sawah ataupun di lahan kering/tegalan (Sumarni, 1996). Di dataran tinggi, tanaman cabai masih dapat tumbuh dengan baik, namun tanaman lebih rentan terhadap serangan penyakit (Prajnanta, 2003). Cabai dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1.000-1.250 meter di atas permukaan laut (Tani, 2008). Tanaman cabai memerlukan kisaran suhu udara antara 18-27 0 C untuk tumbuh dengan optimal (Sumarni, 1996). Suhu udara pada siang hari berkisar

5 antara 21-28 0 C, sedangkan untuk malam hari antara 15 20 0 C. Perbedaan antara suhu siang hari dengan suhu malam hari yang terlalu besar dapat mengakibatkan rendahnya pembentukan bunga dan buah. Pada suhu tinggi atau di atas 32 0 C dapat menyebabkan tepung sari tidak berfungsi, sehingga menyebabkan produksi menjadi rendah. Demikian juga pada suhu malam yang tinggi dapat menyebabkan pembuahannya rendah (Tani, 2008). Jenis tanah yang baik untuk bertanam cabai adalah tanah yang mengandung pasir, keadaan tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), sirkulasi udara dan tata air dalam tanah baik. Tanaman cabai dapat tumbuh optimal pada tanah dengan derajat keasaman (ph) 5.5 6.8. Namun, tanaman cabai masih toleran pada derajat keasaman dengan ph 5 7. Sifat biologi tanah yang baik untuk cabai yaitu dapat membantu tersedianya unsur-unsur hara yang tidak larut, dan dapat menyimpan kelebihan unsur hara. Selain itu juga dapat membantu proses nitrifikasi, dapat menekan pertumbuhan organisme tanah yang merugikan (patogen), dapat menyuburkan tanah, dan membantu melancarkan peredaran udara di dalam tanah (Tani, 2008). Tanaman cabai merupakan tanaman yang tidak terlalu tahan terhadap curah hujan tinggi atau iklim yang basah. Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan tanaman akan mudah terserang penyakit, terutama yang disebabkan oleh cendawan (Sumarni, 1996). Sebaliknya, curah hujan yang rendah dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi berkurang dan dapat membatasi ukuran buah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Curah hujan yang ideal untuk tanaman cabai yaitu berkisar antara 750 1.250 mm per tahun atau merata sepanjang tahun (Tani, 2008). Cahaya memiliki peranan yang sangat besar dalam proses fisiologi, seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, penutupan dan pembukaan stomata, berbagai pergerakan tanaman dan perkecambahan. Menurut Tani (2008) tanaman cabai memerlukan penyinaran matahari minimal 8 jam per hari. Salisbury dan Ross (1992) mengemukakan bahwa intensitas cahaya rendah dapat mempengaruhi orientasi kloroplas tanaman. Tani (2008) menambahkan, kekurangan sinar matahari dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabai menjadi lemah, pucat dan memanjang.

6 Pemberian mulsa dapat menurunkan suhu tanah dan suhu udara, meningkatkan kelembaban udara dan tinggi tanaman serta luas daun (Noorhadi, 2003). Mulsa yang dapat digunakan dalam budidaya cabai adalah jerami, plastik putih dan plastik hitam perak. Mulsa plastik hitam perak memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan yang lain. Mulsa plastik hitam perak ini dapat memantulkan cahaya serta menjaga kestabilan suhu dan kelembaban tanah sehingga menjamin kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman (Setiadi, 1999). Pemuliaan Tanaman Cabai Pemuliaan tanaman merupakan suatu kegiatan yang merubah susunan genetik tanaman secara tetap sehingga memiliki sifat atau penampilan sesuai dangan tujuan yang diinginkan pelakunya. Menurut Allard (1960) program pemuliaan banyak ditekankan pada usaha mempertinggi produktivitas hasil pertanian, selain pengembangan varietas tanaman yang resisten terhadap hama dan penyakit. Kusandriani dan Permadi (1996) menambahkan bahwa kegiatan pemuliaan cabai juga ditujukan untuk perbaikan terhadap kemampuan tanaman untuk mengatasi cekaman lingkungan tertentu. Tanaman cabai dikelompokkan ke dalam tanaman menyerbuk sendiri, namun penyerbukan silang masih mungkin terjadi dengan bantuan angin atau serangga penyerbuk. Hal ini disebabkan bunga tanaman cabai yang termasuk bunga hermafrodit bersifat chasmogamous. Bunga hermafrodit artinya putik (bunga betina) dan polen (bunga jantan) terdapat dalam satu bunga, sedangakan bersifat chasmogamous artinya waktu penyerbukan terjadi pada saat bunga sudah mekar. Oleh karena itu, kemungkinan masih dapat terjadi penyerbukan silang (Sujiprihati et al., 2008). Penyerbukan silang pada cabai cukup tinggi yaitu dapat mencapai 35% (Syukur et al., 2009). Kegiatan pemuliaan tanaman terdiri atas serangkaian kegiatan yang berkesinambungan, diawali dengan melakukan koleksi berbagai genotipe tanaman sebagai sumber plasma nutfah. Dilanjutkan dengan identifikasi dan karakterisasi plasma nutfah tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi dan karakterisasi, dipilih beberapa plasma nutfah sebagai tetua untuk bahan persilangan (hibridisasi) atau

7 langsung diseleksi dengan menggunakan metode pemuliaan yang tepat. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi terhadap hasil pemuliaan tersebut sebelum kultivar dilepas (Sujiprihati et al., 2008). Varietas hibrida merupakan generasi pertama atau F1 dari hasil persilangan antara galur murni (inbred), klon, atau varietas bersari bebas yang memiliki sifat unggul. Menurut Syukur et al. (2009) keunggulan hibrida dikaitkan dengan peristiwa heterosis. Benih varietas hibrida harus selalu disediakan melalui persilangan tetua tersebut. Penanaman benih varietas hibrida pada generasi berikutnya (generasi F2 dan selanjutnya) akan menghasilkan tanaman yang rataratanya tidak unggul lagi, akibat adanya segregasi tanaman F2. Varietas hibrida harus mempunyai keunggulan dibandingkan dengan varietas lainnya. Menurut Aditya (2008), jika varietas hibrida tidak mempunyai sifat unggul maka varietas hibrida tidak menarik lagi. Keunggulan hibrida dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, baik secara morfologi maupun fisiologi. Secara morfologi, keunggulan tersebut dapat ditunjukkan dengan ukuran buah yang lebih besar, bobot buah yang lebih besar, dan umur panen yang lebih genjah. Secara fisiologi keunggulan hibrida dapat ditunjukkan dengan adanya ketahanan terhadap cekaman lingkungan seperti tanah masam dan kekeringan, serta mempunyai ketahanan terhadap hama dan penyakit. Pelepasan Varietas Pelepasan varietas adalah pengakuan pemerintah terhadap suatu varietas hasil pemuliaan di dalam negeri dan/atau introduksi yang dinyatakan dalam keputusan Menteri Pertanian bahwa varietas tersebut merupakan suatu varietas unggul yang dapat disebarluaskan. Berdasarkan UU No. 12 tahun 1992 pelepasan varietas merupakan syarat mutlak bagi varietas unggul hasil pemuliaan maupun introduksi yang akan diperjual belikan di wilayah Negara Kesatuan RI. Varietas yang belum dilepas tidak dapat diedarkan atau dikomersialkan. Suatu varietas yang baru akan dilepas harus menunjukkan keunggulan dibandingkan varietas yang telah ada sehingga diperlukan suatu pengujian (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2006).

8 Uji adaptasi merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pelepasan varietas. Uji adaptasi merupakan uji lapangan yang dilakukan untuk mengetahui keunggulan calon varietas tanaman semusim terhadap lingkungan tempat produksinya. Pada saat dilakukan uji adaptasi perlu adanya varietas pembanding untuk mengetahui keunggulan galur harapan atau calon varietas yang diuji. Setelah dilakukan uji adaptasi maka dilanjutkan dengan uji multilokasi. Syarat uji multilokasi untuk tanaman buah dan sayuran semusim yaitu dilakukan pada dua kali musim sebanyak tiga unit dan tiga lokasi atau elevasi (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2006). Syarat pelepasan varietas menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2006) sebagai berikut: (1) silsilah dan cara mendapatkannya jelas, (2) menunjukkan keunggulan terhadap varietas pembanding, (3) tersedia deskripsi yang lengkap dan jelas, (4) menyediakan contoh varietas yang diusulkan pelepasannya pada waktu sidang pelepasan varietas, (5) ketersediaan benih penjenis, (6) surat jaminan akan diproduksi di Indonesia, (7) surat jaminan dari Pemerintah Daerah pengusul. Suatu varietas yang akan dilepas juga harus melewati prosedur pelepasan varietas. Prosedur pelepasan varietas meliputi permohonan dan penilaian oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas. Standar Mutu Cabai Merah Segar Badan Standarisasi Nasional (1998) menyarankan agar cabai yang dipasarkan segar hanya berasal dari mutu yang baik serta sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan sistem jaminan mutu cabai, termasuk di dalamnya mempermudah upaya pengawasan. Oleh karena itu dilakukan standarisasi cabai merah segar yang merupakan dasar pengujian dan sertifikasi mutu serta dapat digunakan untuk acuan pembinaan petani atau produsen cabai merah segar. Syarat mutu sesuai dengan parameter yang ditentukan dapat dilihat pada Tabel 1.

9 Tabel 1. Persyaratan Mutu Cabai Merah Segar Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu I Mutu II Mutu III Keseragaman Warna Merah > Merah > Merah > % (95) (95) (95) Keseragaman Seragam Seragam Seragam % (98) (96) (95) Keseragaman Bentuk % 98 normal 96 normal 95 normal Keseragaman Ukuran Panjang Buah cm 12-14 11-9 <9 Garis Tengah Pangkal cm 1.5-1.7 1.3-1.5 <1.3 Kadar Kotoran % 1 2 5 Tingkat Kerusakan dan Busuk % 0 1 2 Sumber: Badan Standarisasi Nasional (1998)