Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

Lampiran. Deskripsi Varietas Kedelai Anjasmoro

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia

V3G1 V3G4 V3G3 V3G2 V3G5 V1G1 V1G3 V1G2 V1G5 V1G4 V2G2 V2G5 V2G3 V2G4

FK = σ 2 g= KK =6.25 σ 2 P= 0.16 KVG= 5.79 Keterangan: * : nyata KVP= 8.53 tn : tidak nyata h= Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PENYIMPANAN KONSORSIUM PGPR HASIL ISOLASI TUMBUHAN PANTAI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI DI LAHAN PASIR PANTAI

Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal

Lampiran 1. Bagan Penelitian a Keterangan : a (Jarak antar blok) = 50 cm. b (Jarak antar plot) = 30 cm. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

Lampiran 2 Pengaruh kombinasi varietas, aplikasi mulsa, serta aplikasi PGPR terhadap insidensi penyakit busuk pangkal

III. BAHAN DAN METODE

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 78/Kpts/SR. 120/2/2007 TENTANG

Sumber : Suhartina Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbiumbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

LAMPIRAN. Penanaman Benih F 3 Hasil Hibridisasi Varietas Anjasmoro x Genotipa Tahan Salinitas. Pengamatan Berdasarkan Karakter Fisiologi daun

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH MENDUKUNG PROGRAM KEMANDIRIAN BENIH KEDELAI DI DAERAH SENTRA PRODUKSI

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Pendampingan Teknologi Mendukung Swasembada Kedelai di Aceh

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Rajabasa

LAMPIRAN. A. Penanaman (Trapping) Kedelai Pada Tanah Gambut. Pengambilan sampel tanah gambut. Penanaman Kedelai. Pemanenan kedelai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Saat ini pemanfaatan lahan

Teknologi Budidaya Kedelai

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Kedelai 1

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

LAMPIRAN. Vatietas Kedelai Grobogan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

[ ] Pengembangan Varietas Jagung Putih untuk Pangan, Berumur Genjah dan Toleran Kekeringan Muhammad Azrai

UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU KEDELAI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SL-PTT DI SULAWESI SELATAN. Ir. Abdul Fattah, MP, dkk. Ringkasan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

VII. LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian di Laboratorium M1Z1 (1) M1Z1 (2) M1Z1 (3) M1Z3 (2) M0Z0 (1) M1Z2 (2) M0Z0 (3) M1Z3 (1) M1Z3 (3)

AgroinovasI. Edisi 3-9 Januari 2012 No.3476 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 169/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PENDAHULUAN. kedelai dan berbagai bentuk makanan ringan (Damardjati dkk, 2005). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam (Katalog BPS,

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Kedelai. Varietas Anjasmoro

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I. PENDAHULUAN. mempunyai nilai gizi cukup tinggi (Simatupang et al., 2005). Di antara jenis

ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH RINGKASAN

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

P0 P0 P0. 50 cm. 50 cm P5 P1 P2

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Sub-famili : Papilionoidae. Sub-genus : Soja

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan

TATA CARA PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

KEDELAI VARIETAS UNGGUL BARU HASIL PEMULIAAN MUTASI RADIASI

Transkripsi:

Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi Zuyasna 1*), Chairunnas 2), Efendi 1) dan Arwin 3) 1) Program Studi Agroteknologi Fakulas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 2) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh 3) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) *) zuyasna@gmail.com ABSTRACT Budidaya tanaman kedelai yang tolerant terhadap kekeringan dan berumur genjah serta berbiji besar merupakan salah satu upaya peningkatan produktivitas lahan dalam rangka mengatasi masalah kedelai di Indonesia. Namun keterbatasan varietas yang dapat beradaptasi dengan kekeringan menjadi kendala utama petani. Dua varietas lokal Aceh yaitu Kipas Merah dan Kipas Putih berpotensi menjadi varietas unggul yang sesuai dengan kondisi lahan di Aceh. Kipas merah memiliki keunggulan potensi hasil tinggi, tahan rebah, adaptasi luas namun memiliki ukuran biji yang kecil jika dibandingkan dengan varietas nasional seperti Panderman dan Anjasmoro. Sedangkan Kipas Putih memiliki kekurangan karena potensi hasil yang rendah. Sehingga kedua varietas lokal Aceh ini kurang disukai oleh petani di Aceh. Dalam rangka kegiatan penelitian pemuliaan kedelai yang berjudul Seleksi Galur Mutan Kedelai Toleran Kekeringan Adaptif di Aceh dan Berpotensi Hasil Tinggi, suatu kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan Universitas Syiah Kuala, telah dilakukan pemurnian varietas Kipas Merah dan Kipas Putih untuk dijadikan sebagai bahan benih untuk dibuat mutan-mutan yang memiliki sifat lebih baik dari induknya seperti ukuran biji besar, hasil tinggi, umur genjah dan tahan penyakit. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa budidaya kedelai di Aceh oleh petani sudah tercampur dengan varietas nasional Burangrang, Agromulyo, Panderman, Grobokan dan Anjasmoro. Kipas merah sudah berhasil dimurnikan, sedangkan kipas putih masih dalam tahap seleksi. Kata Kunci: kedelai, kipas merah, kipas putih PENDAHULUAN Data Badan Pusat Statistik (BPS, 2011) menunjukkan, sekitar 71 persen pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri di tahun 2011 berasal dari impor. Tahun 2012, Indonesia harus mengimpor sebanyak 2.087.986 ton kedelai karena produksi kedelai dalam negeri hanya mencapai 851.286 ton. Sebagian besar kedelai impor tersebut berasal dari AS sebesar 1.847.900 ton, impor dari Malaysia 120.074 ton, Argentina 73.037 ton, Uruguay 16.825 ton dan Brasil 13.550 ton. E.Prihtiyan (2012) mengungkapkan bahwa harga jual kedelai per kg pada bulan Oktober 2012 meningkat Rp1,370 atau meningkat 25,25 persen dibandingkan perdagangan awal tahun yang diperdagangkan Rp 5,425 per kg. Tingginya harga kedelai antara lain disebabkan bencana kekeringan yang melanda pemasok utama komoditas kedelai dunia yaitu AS dan Amerika Selatan, sehingga mengakibatkan suplai kedelai di pasar Internasional terganggu dan harga kedelai melambung tinggi. Dan lebih diperparah lagi harga kedelai di Indonesia naik berlipat-lipat akibat terjadinya praktek kartel dalam importasi komoditas ini, yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi kedelai di Indonesia (Rudi, 2012). Salah satu kendala pengembangan kedelai di Indonesia adalah keterbatasan lahan yang sesuai sehingga harus menggunakan lahan-lahan marginal. Lahan marginal memiliki keterbatasan, khususnya dalam ketersediaan air yang menyebabkan tanaman mengalami stres kekeringan. Disamping itu, perubahan iklim global, seperti perubahan suhu udara, pola curah hujan, dan tingkat permukaan air laut. Peningkatan suhu udara akan menyebabkan aktifnya fotorespirasi yang dapat menurunkan produktivitas tanaman. Selain itu, pergeseran musim dan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim, seperti EI-Nino dan La-Nina, terutama kekeringan dan kebanjiran, juga menjadi penyebab gagal panen di beberapa wilayah Indonesia. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut salah satunya adalah penyediaan varietas kedelai yang toleran terhadap stres kekeringan. Studi untuk mendapatkan varietas kedelai yang toleran kekeringan sangat jarang dilakukan karena sulitnya melakukan seleksi untuk sifat ini di lapang, sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil seleksi.

Budidaya tanaman kedelai yang tolerant terhadap kekeringan dan berumur genjah serta berbiji besar merupakan salah satu upaya peningkatan produktivitas lahan dalam rangka mengatasi masalah kedelai di Indonesia. Namun keterbatasan varietas yang dapat beradaptasi dengan kekeringan menjadi kendala utama petani. Dua varietas lokal Aceh yaitu Kipas Merah dan Kipas Putih berpotensi menjadi varietas unggul yang sesuai dengan kondisi lahan di Aceh. Namun kedua varietas Aceh ini kurang disukai oleh petani di Aceh, sehingga hampir tidak bisa ditemukan lagi benih murninya. Upaya untuk perbaikan genetik kedua varietas lokal Aceh tersebut terkendala karena benih murni kedua varietas tersebut tidak tersedia akibat telah tercampur dengan varietas nasional lainnya oleh petani, dan perlu dilakukan seleksi massa untuk mendapatkan benih bermutu sebagai bahan perbaikan genetik secara fisika. Menurut Mugnisyah dan Setiawan (1990), benih bermutu adalah benih yang memiliki tingkat kemurnian 100%, mempunyai kelebihan tertentu, sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, sesuai untuk daerah pengembangan, harga yang terjangkau dan daya hasil tinggi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan galur murni varietas lokal Kipas Merah dan Kipas Putih serta mengetahui perbedaan karakter agronomi antara tipe murni dan tipe lain. Penelitian ini perlu dilakukan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan kualitas benih dan daya hasil menuju swasembada kedelai di Indonesia. BAHAN DAN METODE Percobaan dilakukan di Kebun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Banda Aceh untuk melihat perbedaan karakter morfologi Varietas Kipas Merah dan Kipas Putih yang tercampur dengan Varietas lainnya. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai dari hasil panen petani di Kabupaten Aceh Timur, pupuk NPK, abu sekam padi, nodulin, insektisida, fungisida, kantong plastik, tali plastik, label dan spidol permanen. Peralatan yang digunakan meliputi cangkul, parang, sprayer, meteran, alat tugal, ember, gunting, dan kamera. Karakter morfologi yang diamati antara lain warna hipokotil, bunga, bulu, hilum, polong dan biji, tinggi tanaman, umur berbunga, umur polong masak, ukuran biji, dan bobot 100 biji. HASIL DAN PEMBAHASAN Provinsi Aceh memiliki plasma nutfah varietas unggul lokal kedelai yang dikenal dengan Kipas Merah dan Kipas Putih. Varietas lokal yang biasanya ditanam para petani pantai Barat dan Selatan Provinsi Aceh ini sangat dikhawatirkan telah mengalami kepunahan akibat para petani kita tidak lagi melakukan budidayanya. Hal ini disebabkan karena petani lebih senang menanam kedelai varietas unggul yang produksinya lebih tinggi dan bijinya lebih besar. Karakter morfologi kedelai varietas kipas merah Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan muncul beberapa karakter morfologi yang berbeda dengan varietas Kipas Merah (Gambar 1). Ada tiga jenis lain yang memiliki warna bunga ungu seperti Kipas Merah pada sejumlah besar tanaman yang diseleksi. Secara kualitatif ada tiga jenis tanaman yang memiliki karakter hampir sama dengan varietas Kipas Merah (Tabel 1). Perbedaan karakter kualitatif Kipas Merah dengan tanaman jenis lain terlihat dari warna epikotil, warna daun, warna bulu batang, warna kulit biji, warna hilum, bentuk daun dan bentuk percabangan. Perbedaan yang menyolok antara Kipas Merah dengan ketiga jenis lainnya adalah bentuk percabangan yang menyerupai kipas pada tanaman kedelai Kipas Merah dan memiliki cabang yang tidak teratur pada jenis lainnya. Perbedaan lain yang terlihat adalah ukuran biji serta berat 100 biji kipas merah yang relatif lebih kecil dibandingkan ketiga jenis kedelai lainnya. Berdasarkan pengamatan pada Tabel 1, ketiga jenis tanaman lain yang mirip dengan karakter morfologi kedelai kipas merah kemungkinan jenis kedelai tersebut termasuk karakter yang dimiliki oleh varietas Burangrang, Agromulyo dan Anjasmoro. Keberadaan benih tersebut memang sudah wajar karena ketiga varietas unggul tersebut memang pernah dibudidayakan oleh petani setempat. Ketiga varietas tersebut disenangi petani karena bijinya lebih besar dari Kipas Merah, sehingga produksi dan nilai jualnya lebih tinggi.

Gambar 1. Morfologi kedelai Kipas Merah dan jenis lain Tabel 1. Karakter kualitatif Kipas Merah dan jenis tanaman lain yang tercampur Karakter morfologi kedelai varietas Kipas Putih Hasil pengamatan di lapangan pada tahapan seleksi galur murni Kipas Putih muncul satu jenis dengan morfologi yang sedikit berbeda dengan varietas Kipas Putih (Gambar 2). Perbedaan karakter kualitatif Kipas Putih dengan jenis lain terlihat dari warna hipokotil, epikotil, warna bulu batang, warna kulit biji, dan bentuk percabangan. Perbedaan yang menyolok antara Kipas Putih dengan jenis lainnya adalah bentuk percabangan yang menyerupai kipas pada tanaman kedelai Kipas Putih dan tidak memiliki cabang pada jenis lainnya. Perbedaan lain yang terlihat adalah ukuran biji serta berat 100 biji kipas putih yang relatif lebih kecil dibandingkan jenis kedelai lainnya.

Gambar 2. Morfologi kedelai kipas puth dan varitas lain Tabel 2. Karakter kualitatif Kipas Putih dan jenis tanaman lain yang tercampur Berdasarkan pengamatan pada Tabel 2, jenis tanaman lain yang mirip dengan karakter morfologi kedelai Kipas Putih kemungkinan besar adalah jenis kedelai yang dimiliki oleh varietas Panderman. Keberadaan benih tersebut dimungkinkan karena varietas Panderman pernah dibudidayakan oleh petani setempat. Varietas Panderman lebih disukai oleh petani dibanding varietas lokal Kipas Putih karena memiliki biji yang lebih besar, produktivitasnya dan nilai jualnya lebih tinggi. Hasil pengamatan di lapangan selama seleksi galur murni kedelai varietas Kipas Merah dan Kipas Putih, persentase terendah adalah kedelai Kipas Putih dan yang tertinggi ada pada kedelai jenis 1 dan 2 (Tabel 3). Dikhawatirkan kedelai Kipas Putih ini bisa hilang karena petani tidak lagi membudidayakannya secara khusus. Padahal kedua varietas lokal Aceh ini (Kipas Merah dan Kipas Putih) memiliki potensi menjadi tuan rumah di daerah sendiri karena sudah beradaptasi dan sesuai dengan kondisi lahan di Aceh. Kipas Merah memiliki keunggulan tahan terhadap lalat bibit dan ulat grayak, tidak mudah pecah polong, batang dan percabangan kokoh, dan sifatnya lainnya dapat beradaptasi baik pada dataran rendah sampai ke bukit, lahan sawah tadah hujan dan irigasi serta lahan gambut. Sedangkan Kipas Putih memiliki keunggulan tahan rebah, toleran karat daun, beradaptasi baik pada lahan kering dan lahan sawah tadah hujan. Kekurangan yang dimiliki oleh kedelai Kipas Merah adalah ukuran biji yang kecil jika dibandingkan dengan varietas nasional seperti Panderman dan Anjasmoro. Sedangkan Kipas Putih memiliki kekurangan

karena potensi hasil yang rendah. Oleh sebab itu kedua varietas Aceh ini kurang disukai oleh petani di Aceh, sehingga hampir tidak bisa ditemukan lagi benih murninya. Padahal kita tidak menyadari telah kehilangan sumber genetik yang tidak pernah dimiliki Propinsi lain di Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan genetik kedua varietas lokal Aceh ini untuk mendapatkan kedelai yang berpotensi hasil tinggi, umur genjah, tahan kekeringan dan berbiji besar. Perbaikan tersebut akan sangat efektif dilakukan melalui mutasi induksi dengan menggunakan dengan mutagen fisika. Menurut Brar & Jain (1998), mutasi induksi dengan menggunakan sinar Gamma telah memberikan kontribusi yang nyata untuk perbaikan tanaman di belahan dunia terhadap peningkatan produksi dan termasuk kearah genjah. Pemulian dengan teknik mutasi telah menghasilkan 75% varitas dari 2250 varietas yang telah dilepas sebagai varitas unggul baru didunia. Tabel 3. Persentase kehadiran tanaman di lapangan pada seleksi pemurnian kedelai Kipas Merah dan Kipas Putih KESIMPULAN Keberadaan benih Kipas Merah dan Kipas Putih hampir langka di lahan yang dibudidayakan oleh petani di Aceh Timur dan dikhawatirkan bisa punah jika tidak segera dilakukan pemurnian dan perbanyakan benihnya. Saat ini sudah berhasil diperoleh galur murni varietas Kipas Merah sedangkan Kipas Putih masih dalam proses pemurnian. UCAPAN TERIMA KASIH Makalah ini merupakan bagian dari serangkaian penelitian kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan Universitas Syiah Kuala, berdasarkan surat perjanjian pelaksanaan kegiatan Nomor: 791/LB.620/I.1/2/2013. Kami mengucapkan terima kasih kepada 2 orang mahasiswa Fakultas Pertanian (M. Rival dan Ade Edwar) yang telah menjadi bagian dari pekerjaan penelitian ini sebagai kegiatan praktek lapang. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2011. Badan Pusat Statistik. Online, www.bps.co.id. [diakses 20 April 2011]. Brar DS, Jain SM. 1998. Somaclonal variation : mechanism and applications in crop improvement. In Jain SM, Bran DS, Ahloowalia BS. (eds.), Somaclonal variation and induced mutation in crop improvement. p 15-37, Kluwer Academic Publisher, UK. E. Prihtiyan. 2012. Harga Kedelai Naik 25,25 Persen dalam Setahun. http://regional.kompas.com/read/2012/10/15/21305654/harga.kedelai.naik.25.25.persen.dalam.setahun. [diakses 6 Desember 2012] Mugnisyah, W.Q. dan A. Setiawan. 1990. Pengantar produksi benih. CV. Rajawali. Jakarta. Rudi.2012. Empat Perusahaan Kuasai Impor Kedelai di Indonesia. http://www.lensaindonesia.com/2012/08/09/gawat-empat-perusahaan-kuasai-impor-kedelai-di-indonesia.html [diakses 6 Desember 2012]