BAB I PENDAHULUAN. masalah pergaulan ini tapi hanya dampak secara riel yang menjadi akibat dari

dokumen-dokumen yang mirip
NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggal di desa lebih menghargai sungai. Penghargaan itu antara lain dicirikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Allah tidak hanya menciptakan laki-laki saja atau perempuan saja, tetapi lakilaki dan perempuan.

BAB III MENGENAL SURAT AL-NUR AYAT bumi. Di dalamnya cahaya disebutkan dengan pengaruh-pengaruh dan

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB V PEMBAHASAN. mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai mahasiswa aktif tahun

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengikuti perkembangan fashion. Fashion dianggap dapat membawa

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH DI KECAMATAN JENU KABUPATEN TUBAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III TINDAK PIDANA PORNOGRAFI DALAM UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN A. Pengertian Pornografi Menurut Undang-Undang No.

Fatwa Pornografi dan Pornoaksi Thursday, 13 April 2006

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan untuk dikembangkan (Ali, 2000: 13). Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

ISLAM RAMAH DAN MULIAKAN PEREMPUAN. Oleh: DUSKI SAMAD. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol

BAB I PENDAHULUAN. yang terjerumus dalam hal-hal yang menyangkut hawa nafsu. Di sisi lain

Pakaian bersih rapih indah

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian luhur bangsa, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk menikah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang positif yang salah satunya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat

BAB V PENUTUP. dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat. 1. Konsep pendidikan seks dalam islam

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

Live dalam Pasal 27 Ayat 1 UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan. Bigo Live adalah aplikasi berbasis android dan ios yang tujuannya

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Periklanan sesungguhnya sama tuanya dengan peradaban manusia itu

BAB I PENDAHULUAN. kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarikmenarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 telah menerima perkara perceraian

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

01147_299_ChastitySM.qxd 5/1/13 11:50 AM Page iii Kemu K rnian Akh A lak

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lain walaupun hanya satu ayat.sebagaimana hadist Rosullulah Ballighu anni. sendiri, keluarga dan lingkungan sosial tempat tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan. Allah SWT. Berfirman

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan dan tradisinya masing-masing. Syari at Islam tidak

1. Pada pasal 1 ayat 1 Undang Undang No. 44 Tahun 2008 tentang pornografi UU

BAB I PENDAHULUAN GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini banyak sekali ditemukan berbagai macam event-event hiburan yang

BAB I PENDAHULUAN. diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita untuk membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB IV ANALISIS HUIKUM ISLAM TERHADAP NIKAH SIRRI ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

PENGANTAR SISTEM PERGAULAN ISLAM. Suplemen Mata Kuliah Ahwal Syakhsiyyah

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. Adanya suatu perkawinan, dapat diartikan sebagai suatu lembaga, dan

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

BAB I PENDAHULUAN. tangga yang sakinah, mawadah dan warohmah. 1 Dan tujuan perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. Sunnah Allah, berarti menurut qudrat dan iradat Allah dalam penciptaan alam ini,

AKIBAT HUKUM PERKAWINAN SIRI DALAM UNDANG-UNDANG PERKAWINAN. Oleh Sukhebi Mofea*) Abstrak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG IMPLIKASI TEKNOLOGI USG TERHADAP IDDAH

Itu? Apakah. Pernikahan

Untuk Pria: Petunjuk untuk Pernikahan, Perzinahan, dan Perceraian. Dari ajaran Alkitab

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia dalam keadaan saling membutuhkan, maka Allah

BAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan,

BAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat

Untuk Pria: Untuk Pria: Petunjuk untuk Pernikahan, Perzinahan, dan Perceraian. Bersukacitalah dengan isteri masa mudamu.

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kedudukan manusia sebagai makhluk yang terhormat maka diberikan

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. mengambil kesimpulan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. menuju zaman modern. Ziauddin Sardar menyebut zaman modern merupakan

BAB I PNDAHULUAN. Perpustakaan 2013), h Line) tersedia di blogspot. com/2012/12/pengertianimplementasi-menurut-para.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

RAPOR MERAH KAUM FEMINIS Kritik atas Relativitas Tafsir Feminisme terhadap Al-Quran. Nunuy Nurjanah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yang melatar belakangi munculnya melakukan sex phone ini, menurut penulis ada beberapa hal diantaranya: yang pertama adalah, akibat arus globalisasi yang merajai pelosok bumi ini yang mengenalkan dunia yang bersifat free di segala aspek, salah satunya masalah pergaulan yang sekarang ini digembar-gemborkan oleh masyarakat yaitu pergaulan ala barat. Yang dimana tidak ada batasan-batasan secara legal yang mengatur untuk masalah pergaulan ini tapi hanya dampak secara riel yang menjadi akibat dari hal itu. Kedua, semakin berkembangnya sains dan teknologi yang memanjakan manusia di millenium ini, salah satunya adalah didalam teknologio informasi selluler (hand phone). Yang mempunyai kecanggihan yang sangat hebat sekali didalamnya terdapat fitur-fitur yang dibutuhkan manusia modern saat ini untuk mempelancar kebutuhannya, mulai dari merk dan harga yang varian produknya serta harga yang kompotitif, yang dimana konsumen tinggal memilih sesuai dengan kebutuhan atau hobi. 1 Seiring berkembanganya zaman manusia dituntut untuk berperan aktif dalam moral suatu bangsa dan perkembangan zaman ini. Salah satu wujud yang nyata adalah tentang memerangi hawa nafsu yang dimana kadang hawa nafsu ini tidak bisa dikendalikan, maka akibatnya banyak dampak negatif 1 Djajuli, Fiqh Jinayah, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm.1-2 1

2 yang bermunculan akibat tindakan yang dilakukan oleh hawa nafsu mulai dari kejahatan, zina, korupsi, dan lain sebagainya. 2 hal ini muncul ketika seseorang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu dan dampak yang keluar adalah dalam moral bangsa dan negara kita. Kasus masalah yang paling banyak saat ini adalah problematika tentang masalah pergaulan yag tidak sesuia dengan ajaran agama yang dapat mengakibatkan kejerumus di dalam perzinahan. Pergaulan dalam dunia modern yang bebas ini mungkin tidak ada batasan-batasan yang kuat untuk menangkal kenegatifannya. Di dalam islam diajarkan tentang batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dengan perempuan. Islam menetapkan beberapa kriteria syar i syarat pergaulan antara laki-laki dan perempuan untuk menjaga kehormatan, melindungi harga diri dan kesuciannya. Kriteria syar i itu juga berfungsi untuk mencegah perzinahan dan sebagai tindakan prefentif terjadinya kerusakan masal. Diantaranya, islam mengharamkan ikhtilat(bercampur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat) dan khalwat (berduaan antara laki-laki dan perempuan) memerintahkanadanya sutrah (pembatas) yang syar i menundukkan pandangan, meminimalisir pembicaraan dengan lawan sesuai dengan kebutuhan, tidak memerdukan dan menghaluskan perkataan ketika bercakap dengan mereka, dan kriteria lainya. 3 firman Allah QS an-nur 30-31 2 Ibid, hlm 2 3 Taqiyuddin An Nabhany, Sistem Pergaulan Pria dan Wanita Dalam Islam, Thariqul Izzah, 1998, hlm. 15

3 Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau puteraputera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. Annuur : 30-31) 4 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah, Diponegoro, Bandung, 2006, hlm. 282

4 Bila seorang manusia ingin menyalurkan hasyratnya dengan halal bersama pasangan, dengan menggunakan tatacara yang dialkukan oleh perintah syari at agama. Sesuai dengan petunjuk al-qur an dan sunnah rasul. Hikmah dari sebuah pernikahan ini antara lain jalan mendapatkan keturuan yang sah, menyalurkan naluri kebapakaan dan keibuan, dorongan untuk pekerja keras, pengaturan hak dan kewajiban dalam rumah tangga dan menghubungkan silaturahmi antara keluarga pihak suami dan istri, dan menyalurkan naluri sex. Di dalam al-qur an sudah menjelaskan melarang manusia untuk berzina ataupun mnedekati zina adapun ajaran islam untuk menghindari hal tersebut diwajibkan untuk menikah. Bagaimana jika konsep zina itu diterapkan dalam masalah melakukan hubungan seksual lewat prantara selluler atau yang dikenal hp, jika konsep melakukan hubungan seksual ini berkaitan dengan praktek atau studi kasus yang nyata atau lansung yang sekarang menjadi melakukan perbuatan menyalurkan hasyrat seksual melalui media prantara atau dengan secara lagsung yang akan memberikan kenikmatan tersendiri bagi yang sudah menikah dan belum menikah secara resmi. Maka bagaimanakah hukum islam memaparkan masalah ini lebih lanjut tentang masalah kontemporer ini. Maksud dari hubungan seksual lewat prantara seksual atau yang lebih dikenal dengan sebutan sex phone ini awal dari permasalahan penulis akan mencoba memaparkan dibagian bab selanjutnya, bagaimana dan apa itu sex phone. Di dalam fatwa mui juga ikut andil untuk mengkaji masalah ini

5 dengan fatwanya no.287 tahun 2001 tentang pornografi dan pornoaksi, dengan menggunakan pertimbangan : al-qur an, al-hadist, unsul fiqh dan kaidah fiqh dan dasar hukum lainnya. Menurut (mui fatwanya no.287 tahun 2001 tentang pornoaksi dan pornografi) pandangan islam pornografi adalah produk grafis (tulisan, gambar, film) baik dalam bentuk majalah, tabloid, vcd, film-film atau acaraacara tv, situs-situs porno di internet, ataupun bacaan-bacaan porno lainnya yang mengumbar sekaligus menjual aurat, artinya menjadi titik pusat perhatian. Mui mengeluarkan fatwa mengenai pornografi dan pornoaksi tahun 2001 yang termasuk kategori perbuatan haram menurut fatwa mui. Antara lain 5 : 1. Menggambarkan secara langsung maupun tidak langsung, tingkah laku secara erotis, baik dengan lukisan, gambar, tulisan, suara reklame, iklan, ucapan, baik melalui media cetak maupun media elektronik yang dapat membangkitkan nafsu birahi adalah haram. 2. Membiarkan aurat terbuka dan berpakaian ketat atau tembus pandang dengan maksud untuk diambil gambarnya baik untuk dicetak maupun divisualisasikan adalah haram. 3. Dan pembahasan-pembahasan fatwa mui no.287 tahun 2001 tentang pornoaksi dan pornografi seterusnya yang termasuk kategori perbuatan haram dalam masalah tersebut. 5 Dapat di lihat dalam keputusan Fatwa Majelis Ulama Indionesia No.287 Tahun 2001 tentang Pornografi dan Pornoaksi

6 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sex phone itu dilakukan? 2. Apakah sex phone itu termasuk pornoaksi ataukah pornografi? 3. Bagaimanakah hukum hubungan sex phone menurut Fatwa MUI? C. Tujuan Penelitian 1.Untuk mengetahui penjelasan sex phone itu sendiri. 2.Untuk mengetahui penjelasan apakah sex phone itu termasuk pornoaksi ataukah pornografi. 3.Untuk menganalisis bungan sex phone menurut Fatwa MUI. D. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalah artian dalam menginterpresikan dalam judul ini, maka penulisan memberi batasan pengertian sebagai berikut : 1. Fatwa MUI: adalah menerangkan hukum syara dalam suatu persoalan sebagai jawaban dari suatu pertanyaan. 6 hal ini majlis ulama indonesia (MUI yang menjadi pencetus Fatwa). 2. Pornoaksi: adalah sebuah perbuatan memamerkan aurat yang digelar dan ditonton secara langsung dari mulai aksi yang biasa-biasa saja seperti aksi para artis di panggung-panggung hiburan umum hingga luar biasa dan atraktif seperti tarian telanjang atau setengah telanjang di tempat-tempat hiburan khusus (diskotik, klub-klub malam, dll). 7 6 Yusuf Qardhawi, Fatwa Antara Ketelitian dan Kecerobohan, Gema Insani Press, Jakarta, 1997, hal. 5 7 Penjelasan dari fatwa MUI No.287 Tahun 2001 tentang pornoaksi dan pornografi.

7 3. Pornografi :gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual atau melanggar nilai-nilai kesusilaan. 8 E. Metode Penelitian Pada prinsipnya setiap penulisan karya ilmiah selalu memerlukan data yang tetap dan objektif serta mempunyai metode dan tatacara tertentu sesuai dengan permasalahan yang ingin dibahas. Untuk menyusun skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu metode dengan menafsirkan data yang ada tentang suatu yang dialami, suatu hubungan, kegiatan, pandangan dan sikap yang nampak, atau tentang sesuatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang berjalan, kelainan yang sedang muncul, pertentangan yang runcing, dan sebagainya. Objek kajian pada sekripsi ini, maka secara metodogis pembahasannya menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui kitab-kitab, buku-buku, majalah, dan artikel-artikel yang mempunyai relevansi dengan judul skripsi ini. Adapun teknik pengumpulan data adalah melalui bahan-bahan pustaka. Dalam penelitian ini dan secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu : 8 Pengertian dari RUU No.44 Tahun 2008 tentang pornografi, hasil p[enelusuran www.gogle.com (20 Juni 2014, Jam 11.00)

8 1. Data primer Yaitu, data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti 9. 2. Data sekunder Yaitu, data yang sudah dalam bentuk jadi, seperti data dalam dokumen dan publikasi. 10 Penelitian skripsi ini termasuk penelitian deskriptif karena dalam penelitian ini akan memaparkan tentang konsep perceraian menurut Hukum Islam dan Hukum Perdata. 1. Sumber data Data yang penulis kumpulkan dalam penelitian skripsi ini adalah kegiatan yang berhubungan dengan kepustakaan. Maksudnya bahan-bahan yang penulis butuhkan diperoleh dari buku-buku yang releven dengan permasalahan judul skripsi. 2. Instrumen pengumpulan data Data yang harus dikumpulkan mungkin berupa data primer, dan data sekunder, atau keduanya. Data primer diperolah dari sumber pertama melalui prosedur dan tehnik pengumpulan data yang dapat berupa observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang khusus dirancang sesui dengan tujuannya. Data sekunder diperoleh dari sumber 9 Rianto adi, metode penelitian Sosial dan Hukum, 2004 granit, Jakarta hlm 57 10 Ibid hlm 57

9 tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. 11 2. Metode analisis data a. Metode deduktif Yaitu menganalisis terhadap data-data yang ada dengan bertitik dengan kaidah atau pengetahuan yang bersifat umum untuk mengetahui kejadian-kejadian yang bersifat khusus. b. Metode induktif Yaitu menganalisis terhadap data-data yang bersifat khusus yang memiliki unsur kesamaan sehingga dapat digeneralisasikan menjadi kumpulan kesimpulan umum. 12 c. Metode komparatif Yaitu sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Dengan metode ini, penulis mangharapkan dapat menghantarkan terselesaikannya skripsi ini, tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat yang ada. Mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. 36. 11 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2010), Cet, 10, hlm. 12 Ibid, hlm 40

10 F. SisteSmatika Penelitian Untuk memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini maka penulis menentukan sistematika sebagai berikut: 1. Bagian muka Bagian muka terdiri atas: halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, pernyataan, motto, persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi dan daftar tabel. 2. Bagian isi bagian ini merupakan inti dari skripsi yang terdiri atas: a. BAB I : pendahuluan Memuat latar belakang masalah, penegasan istilah judul, fokus penelitian atau pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,metodologi penelitian, telaah pustaka dan sistematika penulisan skripsi. b. BAB II: landasan teori Dalam bab II berisi tentang: yang dimaksud sex phone, fatwa mui tentang pornografi dan porno aksi, c. BAB III: objek kajian Dalam bab III berisi tentang; Sejarah berdirinya MUI, Visi dan Misi MUI, Struktur Organisasi MUI 2010-2015 d. BAB IV: hasil penelitian dan pembahasan

11 Dalam bab iv berisi tentang: analisis tantang sex phone menurut MUI, analisis peranalisis tentang faktor yang menyebabkan pornografi dan pornoaksi. e. BAB V: penutup Dalam bab v berisi tentang: kesimpulan, saran-saran, dan penutup. 3. Bagian akhir, terdiri dari : Daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiran-lampiran.