BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat stategis, namun keadaan sosial budaya yang bersnekaragam menjadi

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB V PEMBAHASAN. terhadap pengetahuan ibu tentang pola makan balita di Desa Sambirejo,

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan

Kuesioner Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam Melakukan Perawatan Kehamilan di Desa Manis Kabupaten Asahan Kecamatan Pulau Rakyat Tahun 2016

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hiperemesis gravidarum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

BAB I PENDAHULUAN. besarnya janin sesuai usia kehamilan pada setiap dilakukan pemeriksaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

RENCANA PELAKSANAAN PENDIDIKAN TENTANG CARA PERAWATAN PAYUDARA. PADA Ny. S POST PARTUM SPONTAN DISERTAI PRE EKLAMSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

PENGERTIAN MASA NIFAS

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPM HJ. A BANJARMASIN ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. individu, dimulai sejak janin masih dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kuesioner Penelitian. Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara terhadap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya. Kehamilan biasanya berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi sampai melahirkan(sarwono,2012). Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin (Purwaningsih dan Fatmawati, 2010).Masa kehamilan dimulai dari awal bertemunya sperma dan ovum hingga lahirnya janin. Menurut Sulistyawati (2013) lamanya kehamilan normal seorang wanita yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan dihitung dari hari pertama haid terakhir, sedangkan kehamilan itu sendiri dibagi menjadi tiga triwulan (trimester), yaitu: Tabel 1. Lama kehamilan seorang wanita Kehamilan Lama Kehamilan Triwulan pertama 0 12 minggu Triwulan kedua 13 28 minggu Triwulan ketiga 29 40 minggu Sumber : Sulistyawati 2013 11

b. Tanda dan gejala kehamilan Kehamilan dapat diketahui dari berbagai tanda dan gejala yang dirasakan oleh seorang wanita. Tanda dan gejala selama kehamilan merupakan sekumpulan perubahan/kejadian yang timbul pada wanita hamil akibat dari perubahan fisiologis dan psikologis pada masa kehamilan (Widiyastuti, 2009). Terdapat tiga tanda-tanda kehamilan yang dirasakan oleh seorang wanita, yaitu tanda tidak pasti berupa perubahan-perubahan fisiologis yang dapat dikenali dari keluhan atau apa yang dirasakan, tanda kemungkinan berupa perubahan-perubahan fisiologis yang hanya dapat diketahui oleh pemeriksaan fisik pada wanita hamil, dan tanda pasti hamil berupa tanda yang menunjukkan secara langsung keberadaan janin yang dapat dilihat langsung oleh tenaga medis ataupun alat media (Hani&Ummi, 2011). Sedangkan untuk gejala yang pada umumnya terjadi dan dialami oleh ibu hamil diantaranya adalahlesu, sering buang air kecil, nyeri di dada dan payudara, perubahan emosi, mual dan muntah pada 12 minggu pertama kehamilan, akan tetapi tidak semua ibu hamil mengalami gejala tersebut (Winkjosastro, 2009). Selama kehamilan akan terjadi perubahan bentuk organ-organ tubuh yang sangat penting bagi wanita untukmengetahuinya dengan melakukan deteksi kehamilan sedini mungkin. Waktu yang tepat memeriksakan kehamilan pada bidan atau dokter untuk memastikan kehamilan adalah 14 hari setelah terlambat menstruasi atau antara 12 12

sampai 21 hari (Sholihah, 2007). Tidak hanya sekedar mengenali tanda dan gejala kehamilan serta memeriksakan kehamilan, tetapi ibu hamil juga perlu mengetahui tentang resiko-resiko selama kehamilan. c. Resiko Kehamilan Resiko kehamilan merupakan keadaan dimana terjadinya penyimpangan/perubahan tidak normal yang secara langsung dapat menyebabkan kesakitan pada ibu hamil dan kematian pada ibu maupun bayi (Winkjosastro, 2009). Ibu hamil yang berisiko adalah ibu hamil yang memiliki faktor- faktor risiko dan memiliki risiko tinggi dalam kehamilannya (Depkes RI, 2006). Menurut Muslihatun (2010) berdasarkan karakteristiknya resiko ibu hamil dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: 1) Ibu hamil resiko rendah yaitu ibu hamil dengan kondisi kesehatan yang baik dan tidak memiliki faktor resiko apapun pada dirinya maupun janin yang di kandungnya, contohnya persalinan spontan dengan kehamilan prematur. 2) Ibu hamil resiko sedang yaitu ibu hamil yang memiliki satu ataupun lebih dari faktor resiko tingkat sedang, yang nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta mungkin akan menimbulkan kesulitan-kesulitan selama proses persalinan, contohnya kehamilan yang masuk dalam kategori 4 terlalu. 3) Ibu hamil resiko tinggi yaitu ibu hamil yang memiliki satu ataupun lebih dari faktor resiko tingkat tinggi, yang nantinya faktor ini akan 13

menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin selama masa kehamilan maupun persalinan. 4) Karakteristik ibu hamil Selama masa kehamilan karakteristik dari ibu hamil juga ikut memberi pengaruh terhadap keselamatan janin yang dikandungnya. Karakteristik ibu hamil dibagi menjadi empat, yaitu: 1) Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari khususnya dalam hal kesehatan, sehingga tingkat pendidikan formal dapat membentuk nilai bagi seseorang terutama dalam menerima hal baru (Muzaham, 2007). Semakin baik tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik pola fikir yang terbentuk, sehingga pola pikir yang baik tersebut akan membuat seseorang semakin terbuka terhadap hal-hal baru dan mampu menerima informasi dengan baik (Purwanto, 2011). Pendidikan akan mempengaruhi terbentuknya pengetahuan, sikap maupun perilaku seseorang menjadi lebih baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu hamil maka semakin baik pula tingkat kesadaran mengenai pentingnya kesehatan sehingga perilaku kesehatan juga akan semakin membaik. Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat mempengaruhi pengetahuan 14

ibu hamil dalam melakukan perawatan payudara selama kehamilan (Depkes RI, 2006). 2) Usia Usia adalah lama ukuran waktu untuk hidup atau adanya seseorang, terhitung sejak dilahirkan atau dia ada(hoetomo, 2005). Semakin dewasa usia seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih baik dalam berfikir maupun bekerja, hal ini dikarnakan dari pengalaman jiwa yang dialami akan mempengaruhi perilaku seseorang (Notoadmojo, 2010). Usia juga mempengaruhi resiko kehamilan pada seorang wanita. Rentang usia yang memiliki resiko tinggi dalam kehamilan adalah kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, pada usia kurang dari 20 tahun kebutuhan zat besimeningkat dan pengetahuannya masih rendah tentang kehamilan sampai menyusui, demikian pula pada usia lebih dari 35 tahun kondisi fisik sudahmenurun dan daya tahan tubuh juga tidak lagioptimal serta rentan terhadap komplikasi penyakit sehingga akan lebih beresiko untuk hamil (Henderson, 2006). Usia yang aman untuk kehamilan dikenal juga dengan istilah reproduksi sehat yaitu dan antara 20 hingga 30 tahun, dikatakan aman karna kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada rentang usia tersebut ternyata 2 sampai 5 kali lebih rendah daripada kematian 15

maternal yang terjadi di rentang usia kurang dari 20 atau pun lebih dari 30 (Sarwono, 2012). Usia yang sudah matang akan mempengaruhi pola pikir seorang ibu, sehingga ibu akan patuh dalam perawatan kehamilan. Ibu hamil yang berusia 20 hingga 30 tahun telah masuk dalam rentang usia dewasa awal, dimana ibu mulai mengalami proses kematangan emosional dan mampu menerima informasi dengan baik serta mengambil keputusan yang tepat mengenai perilaku kesehatan seperti manfaat perawatan payudara selama kehamilan, sehingga ibu hamil akan semakin sadar untuk melakukan perawatan kehamilan (Prawihardjo, 2011). 3) Pekerjaan Pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dikerjakan seseorang untuk mendapatkan nafkah, hasil atau pencaharian. Orang yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi karna orang yang bekerja akan lebih banyak berinteraksi dengan orang lain dari pada orang yang tidak bekerja dan beraktivitas (Depkes RI, 2006). Menurut Nursalam (2003) pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi pekerjaan merupakan cara seseorang untuk mencari nafkah bagi keluarganya yang dilakukan secara berulang dan penuh dengan tantangan. Ibu 16

bekerja untuk mencari nafkah bagi kepentingan dirinya sendiri maupun keluarganya, faktor bekerja saja tidak terlalu memberi peran terhadap timbulnya suatu masalah pada ibu hamil akan tetapi kondisi kerja yang menonjol serta aktivitas yang berlebihan dan kurangnya istirahat saat bekerja berpengaruh besar terhadap kehamilan dan kesehatan janin yang di kandungnya (Depkes RI, 2008). 4) Paritas Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh seorang wanita (BKKBN, 2008). Menurut Manuaba (2008) paritas merupakan peristiwa dimana seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan lama masa kehamilan antara 38 hingaa 42 minggu. Paritas menurut Prawihardjo (2009) dibedakan menjadi tiga, yaitu : a) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan seorang bayi dengan cukup umur dan hidup sehat (Varney, 2007). b) Multipara/multigravida yaitu wanita yang telah melahirkan seorang bayi hidup lebih dari satu kali (Manuaba, 2008). c) Grandemultipara yaitu wanita yang pernah melahirkan sebanyak lima kali atau lebih dan biasanya mengalami kesulitan dalam kehamilan dan persalinannya (Manuaba, 2008). 17

Kehamilan yang berulang dengan rentang waktu yang singkat akan menyebabkan cadangan besi di dalam tubuh ibu belum pulih dengan sempurna dan kemudian kembali terkuras untuk keperluanjanin yang dikandung (Depkes RI, 2008).Jarak kehamilan juga merupakan hal penting untuk diperhatikan, Jarak kehamilan yang optimal adalah lebih dari 36 bulan kehamilan sebelumnya,sedangkan jarak kehamilan yang dekat adalah kurang dari 2 tahun(varney, 2007). Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat mengurangi manfaat yang diperoleh dari kehamilan sebelumnya, seperti uterus yang sudah membesar dan meningkatnya aliran darah ke uterus, sedangkan jika jaraknya terlalu pendek akan membuat ibu tidak memiliki waktu untuk pemulihan, kerusakan sistem reproduksi atau masalah postpartum (Prawihardjo, 2009). 2. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) menurut Notoatmodjo (2007) merupakan hasil tahu seseorang dengan menggunakan semua sistem indra yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Mata dan telinga merupakan alat indra yang paling besar pengaruhnya dalam pengambilan informasi sebagai pengetahuan. Pengetahuan juga yang paling penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). 18

Menurut Notoatmodjo (2007) yaitu adanya perilaku baru dari individu baik perilaku negatif maupun perilaku positif. Suatu perilaku bersifat langgeng (long lasting) jika perilaku tersebut diterapkan berdasarkan pengetahuan, kesadaran, dan sikap positif. Sebelum seseorang menerapkan perilaku, terjadi tahap berurutan seperti : 1) Awareness (kesadaran), hal ini dapat berarti individu menyadari informasi yang akan didapatkan terlebih dahulu. 2) Interest, individu mulai memiliki rasa ketertarikan dengan informasi yang didapatkan. 3) Evaluation, pada tahap ini individu mulai bersikap lebih baik dengan menimbang baik atau tidak informasi tersebut bagi dirinya. 4) Trial, tahap ini merupakan tahap individu mulai mencoba perilaku yang baru. 5) Adoption, tahap terakhir individu mulai menerapkan perilaku sesuai dengan kesadaran, pengetahuan, dan sikap. b. Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa hal-hal yang berkaitan dari diri individu. Faktor eksternal berhubungan dengan lingkungan di luar diri individu yang mempengaruhi pengetahuan terutama pengetahuan ibu tentang perlunya perawatan payudara selama masa kehamilan. Seseorang mampu menyerap informasi yang didapatkan terdapat beberapa tingkatan menurut Notoatmodjo (2007), yaitu : 19

1) Tahu (know) Tahu merupakan proses mengingat suatu materi yang telah didapatkan sebelumnya. Tahap ini merupakan tahap paling rendah karena termasuk tahap mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari semua informasi yang diterima. Pengukuran yang dapat dilakukan pada tahap ini yaitu individu tahu tentang informasi yang dipelajari seperti menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. 2) Memahami (comprehension) Pada tahap ini, individu sudah mampu menjelaskan dengan benar tentang objek yang telah dipelajari. Penilaian yang bisa dilakukan untuk mengetahui individu telah sampai ditahap ini yaitu individu mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 3) Aplikasi (aplication) Individu yang telah sampai pada tahap ini, sudah mampu menerapkan materi yang dipelajari sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Individu mampu menggunakan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam suatu keadaan yang berbeda. 4) Analisis (analysis) Tahap analisis, individu mampu menjabarkan suatu informasi dalam komponen-komponen yang sesuai tetapi tetap saling 20

berkaitan. Individu yang telah mencapai tahap ini, mampu menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan. 5) Sintesis (synthesis) Individu mencapai tahap sintetis jika telah mampu menghubungkan beberapa informasi menjadi suatu informasi yang baru dalam satu keseluruhan. Individu sudah mampu menyusun, merencanakan, meringkas, dan menyesuaikan suatu teori yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi merupakan tahap individu mampu untuk melakukan penilaian terhadap suatu informasi yang ada. Individu mampu mengelompokan permasalahan berdasarkan teori yang telah ada sesuai dengan pemikiran individu. Tingkat pengetahuan juga dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu baik, cukup, kurang. Skor untuk menentukan kategori tersebut biasanya dituliskan dalam bentuk presentasi. Pengetahuan dinilai baik jika presentasinya 76% 100%, cukup dengan presentase 56%- 75%, dan kurang dengan presentase 56% (Nursalam, 2013). c. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Pengetahuan seseorang dengan orang lainnya akan berbeda-beda. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut Budiman dan Riyanto (2013), yaitu : 21

1) Pendidikan Pendidikan seseorang akan mempengaruhi proses belajarnya, semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan semakin mudah untuk menerima informasi. Peningkatan pengetahuan tidak hanya didapatkan di pendidikan formal tetapi juga dapat diperoleh di pendidikan nonformal, orang lain, dan media massa. Oleh karena itu, seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti berpengetahuan rendah pula. 2) Informasi/media massa Informasi dapat dijumpai di sekitar kita yang diperoleh dari data dan pengamatan melalui pancaindra dan diteruskan melalui komunikasi. Informasi dapat berupa data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, dan basis data. Informasi yang diperoleh dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) yang akan menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. 3) Sosial, budaya, dan ekonomi Seseorang akan bertambah pengetahuan tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan kebiasaan dan tradisi yang ada di sekitarnya. Selain itu, pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh status ekonominya karena berkaitan dengan fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu. 4) Lingkungan 22

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan ke dalam individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak. Lingkungan yang ada akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman merupakan suatu cara seseorang memperoleh kebenaran pengetahuan. Masa lalu menjadi salah satu pengetahuan sebagai pertimbangan dalam memecahkan masalah yang sama. 6) Usia Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Selain itu, banyak hal yang dilakukan oleh seseorang dalam bertambahnya infromasi sehingga pengetahuannya akan meningkat. Di sisi lain, dapat diperkirakan IQ (Intelligence Quotient) akan menurun sejalan bertambahnya usia seperti penurunan dalam pengetahuan umum dan kosa kata. 3. Pendidikan Kesehatan a. Pengertiaan Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan. secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan, 23

batasan ini tersirat unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan. (Notoadmojo, 2012). b. Tujuan Pendidikan Kesehatan Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan,baik itu gizi ibu dan bayi,pentingnya ASI ekslusif bagibayi, perlunya perawatan payudara selama masa kehamilan sampai menyusui, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).Selain tujuan umum tersebut ada juga tujuan yang lebih spesifik yaitu antara lain: 1) Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan termasuk cara hidup sehat dan teratur (Efendi dan Makhfudli, 2009). 24

2) Menolong individu atau kelompok agar mampu secara mandiri dalam mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat (Maulana, 2009). 3) Individu dan kelompok dapat mengerti dan menerapkan prinsipprinsip pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan. 4) Masyarakat dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan (Efendi & Makhfudli, 2009). 5) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat pelayanan kesehatan yang ada (Maulana, 2009). c. Tahapan kegiatan pendidikan kesehatan Menurut Fitriani (2011) mengemukakan tahapan dalam penyuluhan antara lain: 1) Tahap sensitisasi Tahapan ini dilakukan guna memberikan informasi dan kesadaran kepada masyarakat tentang hal penting mengenai masalah kesehatan. Pada kegiatan ini tidak memberikan penjelasan mengenai pengetahuan, tidak pula merujuk pada perubahan sikap, serta tidak atau belum bermaksud untuk mengubah perilaku masyarakat. 2) Tahap publisitas 25

Tahapan ini merupakan kelanjutan dari tahap sensitisasi. Bentuk kegiatan berupa press release yang dikeluarkan Departemen Kesehatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pelayanan kesehatan. 3) Tahap edukasi Tahap ini kelanjutan pula dari tahap sensitisasi yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap serta mengarahkan pada perilaku yang diinginkan. 4) Tahap motivasi Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap edukasi. Masyarakat telah mampu perilakunya sesuai dengan anjuran dalam penyuluhan. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan Septalia (2008) berpendapat, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan kesehatan antara lain tingkat pendidikan, sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat terhadap penyampaian informasi, dan ketersediaan waktu di masyarakat. 1) Sasaran Pendidikan Kesehatan Sasaran pendidikan kesehatan antara lain: masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan, masyarakat dalam kelompok tertentu, sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individual ( Machfoedz, 2008). 26

2) Langkah-Langkah dalam pendidikan kesehatan Dalam melakukan pendidikan kesehatan, penyuluh yang baik harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut: mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat, menetapkan masalah kesehatan masyarakat, memprioritaskan masalah, menyusun perencanaan penyuluhan, penilaian hasil penyuluhan, serta tindak lanjut dari penyuluhan (Septalia, 2008). 3) Materi/ Pesan dalam pendidikan kesehatan Materi atau pesan yang disampaikan hendaknya memenuhi persyaratan, antara lain: menggunakan bahasa yang mudahdimengerti, materi tidak sulit dan mudah dipahami, materi sesuai kebutuhan yakni perawatan payudara ibu hamil (Fitriani, 2011). 4) Media Pendidikan kesehatan Fitriani (2011) berpendapat media pendidikan kesehatan di gunakan untuk mempermudah penerimaan kesahatan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya media tersebut dibagi menjadi media cetak, media elektronik, dan media papan (billboard). Penelitian ini akan menggunakan booklet yakni suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar, serta media elektronik berupa video. Media yang akan digunakan peneliti pada penelitian ini adalah media booklet dan video. 27

a) Booklet Menurut Aini (2010) Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan- pesan kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai saluran, alat bantu, sarana dan sumber daya pendukungnya untuk menyampaikan pesan kepada ibu hamil tentang perlunya melakukan perawatan payudara selama masa kehamilan sampai menyusui adapun kelebihan dari booklet antara lain yaitu : 1) Dapat dipelajari setiap saat, karena desain berbentuk buku. 2) Memuat informasi relatif lebih banyak dibandingkan dengan poster. b) Video Gabungan dari gambar- gambar mati yang di baca berurutan dalam suatu waktu tertentu yang dapat di tambahkan audio sebagai pengiring dari gambar. Menurut Lucie ( 2005) keunggulan penyuluhan dengan media video dapat memberikana realita yang mungkin sulit di rekam kembali oleh mata dan fikiran, sasaran, dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, efektif untuk sasaran yang jumlahnya relatif penting dapat diulang kembali mudah digunakan dan tidak memerlukan ruangan yang gelap, sedangkan kelemahan dari media video ini yaitu memerlukan sambunngan listrik, 28

peralatannya beresiko untuk rusak, serta membutuhkan banyak biaya. c) Leaflet Leaflet merupakan selembar kertas yang dilipat-lipat, berisi tulisan cetak dan beberapa gambar tertentu mengenai suatu topic khusus untuk sasarandan tujuan tertentu (Suiraoka dan Supariasa, 2012). 4. Perawatan Payudara a. Pengertian perawatan payudara Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara pada masa kehamilan yang bertujuan agar selama masa menyusui produksi ASI mencukupi kebutuhan (Nugroho, 2011).Perawatan payudara selama hamil adalah salah satu bagian penting yang harus di perhatikan sebagai persiapaan dalam pemberian ASI. ASI eksklusif penting tidak lain karena pada usia tersebut sesungguhnya bayi belum mampu mencerna makanan lain selain ASI ( Kristiyasari, 2009). b. Tujuan Perawatan Payudara Beberapa tujuan perawatan payudara menurut(bandiyah, 2009) : 1) Untuk memelihara kebersihan payudara 2) Melenturkan dan menguatkan puting susu 3) Mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat menyembul keluar sehingga siap untuk disusukan pada bayinya 4) Mempersiapkan produksi ASI 29

c. Manfaat Perawatan Payudara Menurut (Saryono, 2009) perawatan payudara saat kehamilanmemiliki beberapa manfaat, antara lain : 1) Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu. 2) Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusu. 3) Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar. 4) Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya 5) Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui d. Dampak jika tidak melakukan perawatan payudara menurut Kristyanasari (2009) : Apabila selama masa kehamilan ibu tidak melakukan perawatan payudara, dan perawatan tersebut hanya dilakukan pasca persalinan, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan, seperti : 1) ASI tidak keluar, susu akan keluar setelah beberapa hari kemudian. 2) Puting susu tidak menonjol (puting inverted) sehingga bayi sulit menghisap. 3) Produksi ASI sedikit dan tidak lancar sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi. 4) Infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah. 30

5) Muncul benjolan di payudara Tehnik Perawatan Payudara menurut (Commonwealth Nutrition, 2012). 1) Cuci payudara anda setiap hari dengan air hangat biasa. Jika perlu anda dapat menggunakan larutan sabun sangat ringan tidak lebih dari sekali sehari untuk menghindari kering, puting pecah-pecah. 2) Biarkan puting susu anda mendapat sirkulasi udara. Hal ini tidak perlu untuk menggosok puting. 3) Hindari alkohol, lotion dan sabun yang kuat karena dapat membuat puting anda kering dan iritasi. 4) Jika Anda merasa tidak nyaman di puting payudara,anda dapat meggunakankompres hangat atau kompres dingin. Melumurkan ASI pada puting dan areola dan membiarkan terkena udara untuk membantu dan mencegah iritasi. 5) Kosongkan payudara yang satu sebelum menyusukan payudara lainnya kepada bayi. 6) Anda juga bisa menerapkan kompres hangat.pijat lembut setiap payudara untuk mencegah saluran susu 7) Kompres kedua puting susu dengan kain atau kapas yang telah dibasahi dengan minyak zaitun agar kotoran mudah terangkat. 8) Tempatkan kedua ibu jari diatas dan dibawah puting susu lakukan pemijatan menjauhi puting susu secara bergantian. 9) Payudara dengan puting datar atau tenggelam, tarik dengan lembut puting anda searah jarum jam. 31

B. Kerangka Konsep Pemberian pendidikan kesehatan menggunakan media leaflet dan power point Pengetahuan Ibu hamil dalam melakukan perawatan payudara. -Pendidikan - Pengetahuan - Budaya - Pengalaman Gambar 1. Kerangka Konsep Keterangan gambar: : Variabel yang diteiti : Variabel yang tidak diteliti (Variabel penganggu) 32

C. Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan dan landasan teori di atas maka dapat disusun suatu kerangka konsep sebagai berikut Perawatan Payudara ASI Pendidikan kesehatan menggunakan Leaflet dan power point Tingkat pengetahuan ibu hamil dalam melakukan perawatan payudara Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan - Pendidikan - Informasi media masa - Ekonomi - Lingkungan - Pengalaman - Usia Gambar 2. Kerangka Teori Sumber: Purwanto, 2011 Keterangan gambar: : Variabel yang diteiti : Variabel yang tidak diteliti 33

D. HIPOTESIS Ada pengaruh pemberian pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara terhadap pengetahuan ibu hamil dalam melakukan perawatan payudara. 34