BAB 5 PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. hubungan letak lesi insula terhadap fungsi motorik pasien iskemik stroke. Terdapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL PENELITIAN. neurologi RSUP Dr. Kariadi Semarang, yang memenuhi kriteria penelitian. Dalam

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB III METODE PENELITIAN. yang mengenai teritori MCA yang dirawat di RSU Kariadi. akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR.

BAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi

sebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini diperoleh 70 subyek penelitian yang dirawat di bangsal

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian : prospektif dengan pembanding internal. U1n. U2n

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Di negara-negara yang sedang berkembang, penyakit jantung, kanker. dan stroke menggantikan penyakit menular dan malnutrisi sebagai

BAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan, yaitu antara bulan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Stroke adalah sindroma yang ditandai oleh onset. akut defisit neurologis/ gangguan fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.

BAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), stroke. merupakan penyebab kematian kedua di dunia sebanyak 6,9 juta di

BAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 65 orang responden pasca stroke iskemik

BAB 4 HASIL PENELITIAN. 2010, didapatkan jumlah keseluruhan penderita dengan bangkitan kejang demam

BAB 1 PENDAHULUAN. diperhatikan. Selain jumlah kasus yang semakin meningkat, stroke dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengakibatkan hampir mortalitas (Goldszmidt et al, 2013). Stroke juga

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB V PEMBAHASAN. termasuk dalam segi fungsi fisik, interaksi sosial, dan keadaan mental (Jonsen, 2006). Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh negara-negara industri stroke merupakan. problem kesehatan besar. Penyakit ini masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul: AKUT.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum stroke merupakan penyebab kematian yang ketiga

BAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).

BAB 3 METODE PENELITIAN

merupakan penyebab kematian yang ketiga terbanyak di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan randomized. + asam askorbat 200 mg intravena/hari selama 7 hari.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. suram, pesimistis, ragu-ragu, gangguan memori, dan konsentrasi buruk. 1

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)

BAB III METODE PENELITIAN

Objective: To find out the correlation between stroke subtype, vascular territory with pneumonia and mortality in acute stroke.

BAB I PENDAHULUAN. juga dihadapi oleh berbagai negara berkembang di dunia. Stroke adalah penyebab

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB I PENDAHULUAN. (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu sumber penyebab. gangguan otak pada usia puncak produktif dan menempati urutan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 60 pasien geriatri di Poliklinik Geriatri dan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian

Transkripsi:

BAB 5 PEMBAHASAN DAN SIMPULAN 5.1. Pembahasan Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan letak lesi insula terhadap fungsi motorik pasien iskemik stroke. Terdapat 45 subyek yang terlibat dalam penelitian ini. Kategori jenis kelamin didapatkan bahwa jenis kelamin wanita dibandingkan pria memiliki jumlah yang hampir sama (22 : 23) dengan fungsi motorik yang lebih baik pada pria dibandingkan wanita (24,13 ± 15,792 : 19,36 ± 11,702) namun tidak bermakna secara statistik. Pada suatu penelitian yang meneliti outcome pada pasien stroke iskemik akut dengan lesi di insula, didapatkan bahwa proporsi laki-laki dan perempuan pada stroke insular sama. 21 Penelitian lain yang menganalisis hubungan lesi insula dengan fungsi kognitif menemukan hasil yang berbeda, yaitu pada 12 pasien dengan stroke pada insula didapatkan bahwa presentasi laki-laki lebih banyak dibandingkan wanita. 16 Penelitian epidemiologi yang dilakukan di India, didapatkan bahwa insiden stroke pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. 25 Hal ini dapat disebabkan perbedaan latar belakang serta faktor risiko dari kelompok subyek yang dilakukan penelitian. Kategori pendidikan, didapatkan hasil bahwa pendidikan pasien tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap keluaran motorik pasien stroke iskemik fase akut. Penelitian sebelumnya mendapatkan hasil yang sama, yaitu tidak 58

didapatkan hubungan yang signifikan antara pendidikan pasien dengan keluaran motorik. 63 Hasil yang sama didapatkan pada penelitian ini dimana tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan perubahan motorik pasien stroke iskemik akut. Kategori usia, rerata usia yang menderita stroke adalah 55,8 tahun. Penelitian lain memiliki hasil yang bervariasi pada rerata usia penderita stroke, pada studi epidemiologi di India daerah Mumbai dan Trivandrum diidapatkan rerata usia penderita stroke adalah 66-67 tahun namun di daerah Bangalore didapatkan rerata usia penderita stroke adalah 54,5 tahun. 25 Pada penelitian ini hasil didapatkan sesuai dengan data yang didapatkan di daerah Bangalore, India, yaitu rerata usia pasien stroke 55 tahun. Pada analisis onset didapatkan hasil rerata onset pasien datang adalah 1,62±1,130 hari (38 jam). Pada penelitian oleh Shelton dkk didapatkan hasil rerata pasien datang ke rumah sakit pada onset stroke 43 jam. 54 Hal ini berbeda dengan penelitian kami dimana kami mendapatkan sebagian besar pasien kami datang pada onset 1,62 hari (36 jam). Hal tersebut dapat dikarenakan letak geografis yang berbeda dari tempat dilakukan penelitian sebelumnya. Kategori sisi lesi didapatkan hasil yang tidak signifikan antara sisi lesi dengan keluaran motorik pada pasien stroke. Studi yang dilakukan sebelunya mendapatkan hal sama, dimana baik sisi lesi tidak mempunyai hubungan yang bermakna pada 59

keluaran pasien stroke. 63 Teori yang dikemukakan oleh Ward mengatakan intaknya salah satu hemisfer otak pada pasien stroke akan membantu dalam perbaikan motorik pada pasien stroke. 64 Penelitian lain didapatkan hasil yang signifikan pada perbaikan motorik pasien dengan intaknya girus motorik primer (MI) pada pasien stroke. 6 Pada penelitian yang kami lakukan, kami mengeksklusi pasien dengan lesi yang bilateral, sehingga salah satu sisi hemisfer otak masih intak (terutama pada girus motorik primer) berperan dalam perbaikan fungsi motorik pasien stroke iskemik akut. Kategori letak lesi insula, didapatkan hasil bahwa letak lesi insula tidak berhubungan dengan fungsi motorik secara keseluruhan pada pasien stroke. Pada analisis fungsi motorik dari skoring MAS dan dengan pengelompokan fungsi ekstremitas atas, bawah dan batang tubuh, didapatkan hasil yang signifikan pada fungsi jari-jari tangan (p = 0,038), dan pada kelompok fungsi ekstremitas atas (p = 0,032). Pada penelitian oleh Jezzini dkk yang memetakan beberapa fungsi pada bagian dari insula, didapatkan bahwa bagian dorsokaudal dari insula mempresentasikan pengaturan gerak pada mulut, wajah dan pergerakan tangan. 64 Terdapat teori yang mengatakan bahwa bagian posterior dari insula mempunyai koneksi pada area motorik tambahan dan juga area motorik primer pada girus presentralis dimana pada penelitian lain dikemukakan adanya hubungan antara area motorik tambahan dengan fungsi menggenggam 65,66 Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara lesi pada insula dengan fungsi tangan dan fungsi ekstremitas atas. Pada penelitian lain didapatkan hal yang serupa yaitu didapatkan 60

peningkatan aliran darah pada insula saat probandus melakukan gerakan oposisi jari tangan dan fleksi bahu. 9 Pada penelitian ini kelompok subyek yang memiliki lesi pada insula juga terdapat lesi pada area lain (lesi insula campuran dan hanya 1 subyek yang memiliki lesi insula murni (lesi hanya pada insula) sehingga pada penilaian fungsi motorik pada fungsi yang lain tidak didapatkan hasil yang bermakna. Pada analisis fungsi motorik dengan lesi pada M4, didapatkan hasil bahwa lesi pada M4 tidak mempunyai hubungan pada fungsi motorik secara keseluruhan pada pasien stroke iskemik (skor MAS), namun pada analisis pada setiap fungsi motoriknya, didapatkan hasil yang signifikan pada semua penilaian fungsi motorik (p<0,05),termasuk penilaian fungsi motorik secara kelompok, yaitu pada ekstremitas atas (p = 0,005), ekstremitas bawah (p = 0,012) dan batang tubuh (p = 0,009). Area M4 pada penilaian ASPECTS mencakup girus motorik primer sehingga lesi pada area ini akan mempengaruhi fungsi motorik pada pasien stroke. 5,7 Pada penelitian ini didapatkan hasil yang sesuai, yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara lesi pada area M4 dengan fungsi motorik pada penderita stroke iskemik akut. Analisis pada kategori legi M1, didapatkan hasil yang bermakna (p<0,05) pada pemeriksaan fungsi motorik pada hampir semua poin, kecuali pada poin 2 yang menilai kestabilan pasien saat duduk (p = 0,060). Area M1 merupakan area yang mencakup area motorik primer yang terletak di inferior dari area M5, sehingga mempengaruhi fungsi motorik pada penderita stroke. 61

Pada analisis logistik regresi pada variabel-variabel bebas, yaitu lesi insula, lesi pada M1 dan lesi pada M4 dengan variabel tergantung adalah fungsi motorik pada jari-jari tangan, digunakan cut off point pada poin 8 adalah 1,2 sesuai dengan rerata yang didapatkan pada penelitian sebelumnya. 60.67 Pada analisis tahap pertama, ketiga variabel bebas tidak memiliki hasil yang bermakna terhadap fungsi motorik dari fungsi motorik jari-jari tangan. Pada penelitian ini pasien dengan lesi insula yang dimasukkan dalam criteria inklusi merupakan pasien dengan lesi insula campuran (terdapat lesi di daerah lain) dan hanya 1 pasien dengan lesi insula murni, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. 5.2. Simpulan 1. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, usia dan onset stroke dengan fungsi motorik pasien stroke iskemik akut. 2. Terdapat fungsi motorik ekstremitas atas yang lebih buruk pada pasien stroke iskemik akut dengan lesi insula dimana pada pasien yang memiliki lesi di insula memiliki risiko 1,511 kali lebih besar untuk mendapatkan skor fungsi motorik jari-jari tangan kurang dari 1,2 dibandingkan dengan pesien tanpa lesi insula. 3. Tidak terdapat hubungan letak lesi insula dengan fungsi motorik untuk ekstremitas bawah pada pasien stroke iskemik akut. 62

4. Tidak terdapat hubungan letak lesi insula dengan fungsi motorik secara keseluruhan pada pasien stroke iskemik akut. 5. Tidak terdapat hubungan letak sisi lesi dengan fungsi motorik pada pasien stroke iskemik akut. 6. Pasien stroke iskemik akut dengan lesi pada M1 memiliki risiko 5,113 kali untuk fungsi motorik jari-jari tangan yang lebih buruk dibandingkan pada pasien dengan lesi bukan pada M1. 7. Pasien stroke iskemik akut dengan lesi pada M4 memiliki risiko 2,095 kali untuk fungsi motorik jari-jari tangan yang lebih buruk dibandingkan pada pasien dengan lesi bukan pada M4. 5.3 Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini tidak menghubungkan pasien dengan lesi insula murni (lesi hanya pada insula), namun hanya membandingkan lesi insula campuran (lesi insula kombinasi dengan lesi di area yang lain) dengan lesi di area yang lain. 5.4. Saran Penelitian selanjutnya dapat menghubungkan lesi insula murni dengan fungsi motorik pada pasien dengan stroke iskemik akut. 63