BAB I PENDAHULUAN. pulau dengan luas daratan km2 dan luas perairan km2.

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN PROMOSI DALAM BENTUK CETAK UNTUK PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

POTENSI WISATA BUDAYA DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN KELURAHAN SRENGSENG SAWAH KECAMATAN JAGAKARSA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2000 TENTANG

Besarnya dampak positif yang dihasilkan dari industri pariwisata telah mendorong setiap daerah bahkan negara di dunia, untuk menjadikannya sebagai

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 Data dan Analisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN BERKELANJUTAN KAMPUNG BUDAYA SETU BABAKAN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BAB I PENDAHULUAN. Winda Inayah W L2B

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PUSAT BUDAYA BETAWI DI KAWASAN SRENGSENG SAWAH, JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB IV KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Gebyar Pencanangan HUT Ke 478 Kota Jakarta 2005

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

POTENSI SUMBER DAYA ALAM, MANUSIA DAN SOSIAL BUDAYA JAKARTA

RENCANA PENGELOLAAN LANSKAP PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI DI SETU BABAKAN-SRENGSENG SAWAH, KECAMATAN JAGAKARSA-JAKARTA SELATAN OLEH: SITTI WARDININGSIH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

Ini dia! 4 Pantai Cantik di kota Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta juga mempunyai seni dan budaya didalamnya. Orang Betawi yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Letak Kabupaten Bangkalan berada pada ujung Pulau Madura bagian Barat

TINJAUAN PULO CANGKIR

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu budaya, lingkungan hidup, sosial, ilmu pengetahuan, peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

PUSAT PENGEMBANGAN KESENIAN BETAWI DI SITU BABAKAN SRENGSENG SAWAH JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV. dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN ASET WISATA DAN PEMUKIMAN TRADISIONAL MANTUIL 2.1. TINJAUAN KONDISI DAN POTENSI WISATA KALIMANTAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata yang dapat menarik perhatian para wisatawan mulai dari

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

KAJIAN KESESUAIAN KAWASAN SITU BABAKAN DAN SITU MANGGABOLONG SEBAGAI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

PASAR IKAN DAN PASAR FESTIVAL IKAN DI SUNDA KELAPA

2015 PENGARUH KAWASAN WISATA ALAM PANGJUGJUGAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT SEKITARNYA

Rifki Muhammad Audy M. Baiquni Abstrak

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB 2. Data dan Analisa. Proyek desain yang akan dibuat adalah merancang kembali identitas. Sumber data yang diperoleh adalah berdasarkan :

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara yang terletak di Asia Tenggara yang melintasi garis katulistiwa, dan memiliki kurang lebih 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2. Serta negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, dengan populasi kurang lebih 229 juta jiwa pada tahun 2009. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara Indonesia. Didirikan pada abad keempat belas, kota ini menjadi pelabuhan perdagangan yang sangat penting khususnya bagi kerajaan pajajaran, Jakarta dahulu dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia, atau Jacatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972). Hingga pada tahun 1999, melalui uu no 34 tahun 1999 tentang pemerintah provinsi ibukota negara republik Indonesia Jakarta, sebutan pemerintah daerah berubah menjadi pemerintah provinsi DKI Jakarta, dan tetap berada ditingkat provinsi dan bukan pada wilayah kota. Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010). Selain itu wilayah dki Jakarta dibagi menjadi 6, yaitu 5 wilayah kotamadya (Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan) dan satu kabupaten administrative kepulauan seribu). Setiap negara pasti memiliki tempat pariwisata, dengan pariwisata negara tersebut dapat terkenal dan memiliki ciri khas. Pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan 1

2 yang dilakukan untuk menjalani aktivitas, yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah. Seorang wisatawan setidaknya melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi baru bisa disebut dengan berpariwisata. Banyak negara yang bergantung pada industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh Organisasi pemerintah dan Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu, sebagai daerah wisata untuk menambah devisa negara dan meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada orang lokal dan non-lokal. Dengan penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia mempunyai banyak keaneka ragaman, baik dari segi budaya, kuliner, serta suku bangsa. Begitu juga dengan pariwisatanya. Adapun keanekaragaman pariwisata yang terdapat di Indonesia. seperti wisata Budaya, Wisata Kesehatan, Wisata Komersial, Wisata Industri, Wisata maritim (bahari), Wisata Pilgrim, dll. Salah satu pariwisata yang diminati oleh semua orang ialah wisata budaya. Wisata ini dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan unutk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mngadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat tersebut agar dapat mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan, dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya, dan seni mereka serta sejarahnya. Sering perjalanan seperti ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, drama, musik, dan seni suara) atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. Sehingga jika masyarakat

3 melakukan wisata ini bukan hanya hiburan saja yang didapat tetapi mereka juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Di Jakarta sendiri terdapat bnyak tempat pariwisata salah satu tempat pariwisata di Indonesia yang menojolkan budaya sebagai obyek pariwisatanya yaitu Perkampungan Budaya Betawi yang bertempat di Jl. Moch. Kahfii II setu babakan kelurahan srengseng sawah, Jakarta Selatan. Perkampungan Budaya Betawi adalah kawasan Cagar Budaya Betawi yang ditetapkan pemerintah DKI Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya betawi secara berkesinambungan, menggantikan kawasan Condet di Jakarta Timur yang dianggap sudah tidak relevan menyandang predikat Cagar Budaya Betawi karena perubahan baik fisik maupun non-fisik kawasan tersebut yang sangat pesat. Pada tanggal 20 januari 2001 pemda DKI mencanangkan kawasan Perkampungan Budaya Betawi yang berlokasi di Situ Babakan, Pencanangan kampung Betawi itu dilakukan Gubernur DKI Sutiyoso. Perkampungan Budaya Betawi luasnya sekitar tar 165 hektar termasuk Situ Babakan dan Situ Mangga Bolong dengan batas fisik, bagian utara berbatasan dengan Jl. Moch Kahfi II sampai dengan Jl. Desa Putra, bagian timur berbatasan dengan Jl. Desa Putera, Jl. Pratama, Jl. Mangga Bolong Timur dan Jl. Lapangan merah, bagian selatan berbatasan dengan batas wilayah provinsi DKI Jakarta dan kota Depok, bagian Barat berbatasan dengan Jalan Moch Kahfi II. Perkampungan ini terdiri dari lima rukun warga(rw) yang didiami 5.000 kepala keluarga di mana sebagian besar dari mereka adalah orang asli Betawi yang sudah turun-temurun tinggal di daerah tersebut, dan sebagiannya lagi berasal dari daerah lain, antara lain

4 Jawa Barat dan Kalimantan tetapi sudah lama diam di daerah tersebut dan beradaptasi dengan penduduk Betawi setempat. Di perkampungan ini masyarakat masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas betawi seperti membudidayakan ikan dalam keramba, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas betawi. Perkampungan ini merupakan kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan budayanya masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya. Gambar 1.1 Rumah Adat Betawi Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, laksa, kerak telor, ketupat sayur, arum manis, soto betawi, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot. Tak hanya makanan, aksesori khas Betawi juga dijajakan di pinggir-pinggir jalan utama seperti, mainan anak khas Betawi, dan aksesori lainnya. Wisatawan

5 yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Qur-an, dan nujuh bulan, tetapi acara tersebut tidak dilakukan setiap minggu melainkan beberapa bulan sekali khususnya pada saat ulang tahun kota jakarta. Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata air. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu dan sepedah air untuk menyusuri atau mengelilingi danau. Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga dapat berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik memetik dan membawa pulang buah-buahan tersebut, maka pengunjung dapat membelinya dengan terlebih dahulu bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini antara lain belimbing, rambutan, jambu, dukuh, menteng, mengkudu, nam-nam, kecapi, jengkol, dan masih banyak lagi.

6 Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit pengunjung dapat turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Alternatif lainnya, pengunjung yang berangkat dari Terminal Depok dapat juga menggunakan Metromini 616 jurusan Blok M/Pasar Minggu/Cimpedak atau menggunakan angkutan umum bernomor 128, kemudian turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. harga tiket wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini tidak dipungut biaya, namun hanya dikenai biaya parkir kendaraan yang berkisar. Wisatawan yang berkunjung ke sini diperbolehkan menikmati suasana perkampungan dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00 WIB. Pada saat ini sesuatu yang berbau ataupun berwarna tradisional cenderung dianggap rendah dan cenderung ditinggalkan oleh masyarakat apalagi khususnya di DKI Jakarta yang berbagai macam budaya baik dari dalam negri maupun luar masuk kekota ini dengan tidak terkendali. Perkampungan budaya betawi merupakan tempat pariwisata yang baik sebagai tempat hiburan sekaligus pendidikan. Tetapi bagai mana masyarakat ingin datang ketempat tersebut jika masyarakat tidak memiliki informasi atau gambaran bahwa tempat tersebut menarik. Dalam hal ini harus ada media pendukung yang akan menginformasikan atau mempromosikan Perkampungan Budaya Betawi, sehingga dengan ada nya media promosi tersebut masyarakat dapat tertarik untuk datang ke tempat pariwisata tersebut. Untuk mempromosikan tempat tersebut dapat melalui beberapa media, salah satunya adalah

7 media cetak yang didalamnya terdapat brosur, banner, spanduk, kalender, dll. Media cetak merupakan salah bentuk komunikasi yang inovatif karena meggunakan gambar dan tulisan sehingga seseorang dapat dengan mudah menerima pesan yang terdapat didalam media tersebut, media cetak juga dapat di baca di mana saja. Media promosi yang dikemas dengan matang dan menggunakan unsur desain grafis akan membuat masyarakat tertarik. Hal ini dikarenakan media promosi yang sudah ada terlihat kuno dan terkesan membosankan maka dengan desain media promosi yang modern diharapkan dapat menarik minat masyarakat. Gambar 1.2 Media Promosi Brosur Terdahulu 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan tugas akhir yang disusun oleh penulis dengan judul Mempromosikan Perkampungan Budaya Betawi maka penulis menyimpulkan pokok permasalahan pada tugas akhir ini adalah bagaimana caranya mempromosikan Perkampungan Budaya Betawi agar masyarakat tertarik untuk datang ketempat tersebut?

8 1.3 Batasan Masalah Melihat luasnya materi tentang Perkampungan Budaya Betawi dalam hal ini penulis membatasi hal-hal sebagai berikut : 1.3.1 Menginformasikan tentang apa Perkampungan Budaya Betawi. 1.3.2 Menjelaskan apa saja yang terdapat didalam perkampungan budaya betawi. 1.4 Maksud dan Tujuan Perancangan Berdasarkan apa yang telah disusun oleh penulis, maka maksud dan tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1.4.1 Maksud 1. Ingin mempromosikan pariwisata Indonesia yaitu Perkampungan Budata Betawi. 2. Agar masyarakat sadar akan pentingnya melestarikan kebudayaan lokal sebagai warisan budaya bangsa dan mau menjaganya. 1.4.2 Tujuan 1. Untuk memenuhi persyaratan kurikulum Sarjana Strata I pada jurusan Desain Komunikasi Visual. 2. Ingin memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia tentang Perkampungan Budaya Betawi. 3. Agar masyarakat tertarik untuk datang keperkampungan budaya betawi. 1.5 Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan Tugas AKhir ini, penulis mengumpulkan data memalui berapa metode, diantaranya adalah :

9 1. Studi lapangan, yaitu memperoleh data dengan cara mendatangi Perkampungan Budaya Betawi dan melakukan wawancara kepada pihak yang diangap mengerti tentang permasalahan Tugas Akhir ini, yaitu dengan salah seorang pengurus Perkampungan Budaya Betawi. 2. Studi Kepustakaan, yaitu memperoleh data dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan budaya Betawi di Indonesia. Serta pendapat-pendapat para ahli yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini. 1.6 Kerangka Pemikiran Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran

10 1.7 Skematika Perancangan Untuk memudahkan pembahasan, maka dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibagi menjadi 4 (empat) bab. Secara garis besar tersusun seperti berikut : 1. Bab I Pendahuluan Bab I membahas tentang latar belakang masalah serta topik yang di ambil dalam tugas akhir yang berjudul Mempromosikan Perkampungan Budaya Betawi, rumusan masalah yang akan di bahas pada tugas akhir ini, batasan masalah, maksud dan tujuan perancangan tugas akhir, metode pengumpulan data dari beberapa sumber, kerangka pemikiran, skematika perancangan. 2. Bab II Landasan Teori dan Analisa Data Bab II menjelaskan studi pustaka tentang teori dari komunikasi, psikologi warna, semiotika, strategi publikasi, tinjauan aspek kultural, tinjauan aspek moral, gaya desain, tinjauan unsur komposisi, tinjauan fotografi pada media publikasi, tinjauan tipografi pada media publikasi, metode penelitian, dan analisi data, sehingga dapat mengungkapkan materi yang erat hubunganya dengan topik permasalahan Tugas Akhir. 3. Bab III Konsep Perancangan Judul TA Bab III membahas tentang konsep-konsep yang dibuat untuk karya Tugas Akhir, proses pengerjaan Promosi Perkampungan Budaya Betawi, dan juga rician biaya produksi dari semua karya yang dikeluarkan oleh penulis dari awal pembuatan hingga selesai.

11 4. Bab IV Desain dan Aplikasi Bab IV berisikan tentang karya Tugas Akhir yang berupa Promosi Perkampungan Budaya Betawi dan media promosinya untuk mendukung karya utama dari Tugas Akhir ini. 5. Bab V Penutup Bab V berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan terhadap masalah yang diamati oleh penulis.