BAB V PEMBAHASAN. berkebutuhan khusus di SMK Negeri 8 Surabaya. Surabaya semakin di percaya oleh mayarakat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan jalan merubah cara pandang dalam memahami dan menyadari. memperoleh perlakuan yang layak dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap individu telah diatur di dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu sistem yang telah diatur dalam undang-undang. Tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ema Rahmawati, 2014 Kompetensi guru reguler dalam melayani anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah

warga negara yang memiliki kekhususan dalam pemenuhan kebutuhan pendidikannya. Salah satu usaha yang tepat dalam upaya pemenuhan kebutuhan khusus

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pancasila, dan dituntut untuk menjunjung tinggi norma Bhinneka Tuggal Ika,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hak asasi hidup setiap manusia. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan jumlah sekolah luar biasa di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semua individu berhak mendapatkan pendidikan. Hal tersebut sesuai

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan mempunyai fitrah sebagai makhluk yang. berguna bagi agama, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ekonomi, politik, budaya, pendidikan dan teknologi.

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pendidikan tersebut, lebih lanjut diuraikan dalam Undang- Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003, Pasal 5 yang berbunyi:

BAB 1 PENDAHULUAN. merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Pendidikan mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia Hal 4

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pendidikan adalah milik semua orang, tidak. terkecuali Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Keterbatasan yang dialami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

LAPORAN OBSERVASI SLB-A-YKAB SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Pandangan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

1 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya. Segala bentuk kebiasaan yang terjadi pada proses belajar harus. terhadap kemajuan dalam bidang pendidikan mendatang.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi orang yang terdidik. dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Di negara kita ini pendidikan menjadi

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

PROGRAM PEMINATAN SISWA KURIKULUM NURHAYATI, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan. dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. orang termasuk anak berkebutuhan khusus, hal ini dapat pula diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. anak berkebutuhan khusus yang secara fisik mempunyai keterbatasan, agar semakin berkembang dan terarah.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan, termasuk polio, dan lumpuh ( Anak_

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Penyelenggaraan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kodrat kemanusiaannya.

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rika Saptaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat semua manusia yang ada dimuka bumi ini adalah sama. Semua manusia

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

2015 UPAYA GURU D ALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah dasar (SD) pada hakekatnya merupakan lingkungan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan ahlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI KERJA GURU SEKOLAH LUAR BIASA

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

PERBEDAAN PERENCANAAN KARIR SISWA SMK DAN SMU SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

PENGUATAN EKOSISTEM PENDIDIKAN MELALUI BATOBO SEBAGAI OPTIMALISASI PENDIDIKAN INKLUSI DI PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Sari Peranginangin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

BAB IV PEMBERDAYAAN REMAJA DISABILITAS

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Pertama Negeri (SMPN) inklusif di Kota Yogyakarta, tema ini penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Nurhayati, 2013

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII SMPLB DI SLB-B PRIMA BHAKTI MULIA KOTA CIMAHI

2017, No Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kement

PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Peran guru bimbingan konseling dalam menangani anak berkebutuhan khusus di SMK Negeri 8 Surabaya Pada intinya layanan bimbingan karir di SMK Negeri 8 Surabaya berjalan efektif sesuai dengaan visi, misi dan tujuan sekolah agar peserta didik mampu melanjutkan studi yang lebih tinggi dan SMK Negeri 8 Surabaya semakin di percaya oleh mayarakat. Kesan yang pertama yang di peroleh selama observasi adalah bisa bertemu dan berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus, mereka selalu gembira, bersikap sopan, ramah dan itu tidak lepas dari didikan guru di SMK Negeri 8 Surabaya. Dan seluruh warga di SMK Negeri 8 Surabaya sangat ramah, baik. dan itu juga menjadi tambahan pendidikan bagi siswa, karena sikap guru dan tingkah laku guru akan menjadi panutan bagi para siswanya. Perlu diketahui, bahwa di SMK Negeri 8 Surabaya untuk penanganan anak berkebutuhan khusus itu ada guru pendamping khusus, dan guru pendamping itu khusus untuk menangani, memantau dan mengawasi semua yang dikerjakan anak berkebutuhan khusus selama berada di sekolah. Guru pendamping memegang peranan penting dalam membantu tidak hanya pada perkembangan akademik tetapi juga non 107

108 akademik, seperti: perkembangan sosialisasi, komonikasi, perilaku dan perkembangan latihan keterampilan hidup sehari-hari. Pada dasarnya anak berkebutuhan khusus memerlukan pendamping pada masa awal penyesuaian di lingkungan kelas yang jelas berbeda dengan lingkungan sebelumnya. Guru pendamping dapat di maknai sebagai orang dewasa yang membantu dan mengarahkan anak berkebutuhan khusus dalam hal akademik dan non akademik di lembaga sekolah luar biasa atau sekolah inklusi. Karena peran guru pendamping diharapkan dapat melatih kemampuan yang dimiliki anak berkebutuhan khusus untuk lebih optimal dan fungsional. Peran guru pendamping khusus di SMK Negeri 8 Surabaya adalah bertugas mendampingi anak berkebutuhan khusus dalam proses belajar mengajar jika di butuhkan oleh guru kelas atau guru mata pelajaran, mendampingi anak berkebutuhan khusus ketika produktif atau praktek, dan ketika anak berkebutuhan khusus merasa jenuh berada di dalam kelas, maka guru pendamping bertugas untuk menenangkan pikirannya dengan dibawa ke ruang sumber. Peran guru pendamping khusus di harapkan bisa membantu anak berkebutuhan khusus dapat bersosialisasi dengan dengan siswa regular, hal ini dikarenakan guru pembimbing khusus merupakan guru yang terlibat dan berhadapan langsung serta guru pendamping yang paham perkembangan psikologi dari anak berkebtuhan khusus.

109 Pendidikan dan karakter memiliki kaitan yang sangat erat hubungannya, karena pendidikan merupakan pembentukan yang dilakukan oleh guru pendamping khusus, bertujuan untuk membentuk dan merubah individu anak berkebutuhan khusus, sehingga terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dalam diri anak berkebutuhan khusus. Hal -hal seperti inilah yang semestinya di perhatikan dan di berikan kepada anak berkebutuhan khusus, agar mereka dapat hidup dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitar mereka. B. Layanan bimbingan karir anak berkebutuhan khusus di SMK Negeri 8 Surabaya Dalam bidang pendidikan, bimbingan karir merupakan salah satu jenis layanan dari program bimbingan dan konseling. Tujuan akhir bimbingan dan konseling di sekolah secara umum sama dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; sebagaimana tercantum dalam undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bab II. Sedangkan tujuan khususnya yaitu memahami dan menilai dirinya, terutama potensi dasar yang terkait dengan dunia kerja, menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri masyarakatnya, mengetahui lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi diri, menemukan dan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan oleh faktor diri dan lingkungannya dan membentuk pola-pola berfikir. SMK Negeri 8 Surabaya berusaha untuk mengembangkan potensi diri siswa-siswanya tidak terkecuali potensi diri dari anak berkebutuhan

110 khusus yaitu dengan beberapa program yang ada di SMK Negeri 8 Surabaya, seperti magang, praktek, pelatihan dan lain sebagainya, semua itu dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengembangkan potensi diri siswa. Sesuai dengan tujuan umum bimbingan karir di sekolah, yaitu membantu siswa dalam memahmi diri dan lingkungannya dalam mengambil keputusan, merencanakan dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungnnya. Bimbingan karir pada hakikatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk memcapai kompetensi yang di perlukan dalam menghadapi masalahmasalah karir. Bimbingan pekerjaan merupakan suatu proses pembantuan terhadap individu untuk menumbuhkan dan menerima gambaran tentang dirinya secara keseluruhan dan cocok baginya tentang lapangan pekerjaan. Perkembangan karir anak berkebutuhan khusus tidak terlepas dari faktor lingkungan, baik fisik, psikis, dan sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan ialah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup anak berkebutuhan khusus. Apabila perubahan itu sulit di prediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku anak berkebutuhan khusus.

111 SMK Negeri 8 Surabaya sebagai institusi yang setiap tahunnya menghasilkan lulusan, mempunyai tanggung jawab moraluntuk menjamin lulusannya cepat memperoleh pekerjaan melalui pelatihan-pelatihan soft skill dan informasi lowongan pekerjaan yang mutakhir. Kecepatan dalam memperoleh informasi pekerjaan dan kompetensi yang dimiliki oleh lulusan SMK Negeri 8 Surabaya di harapkan mampu memperpendek masa tunggu lulusan untuk memperoleh pekerjaan. Selain itu, lulusan SMK Negeri 8 Surabaya juga diharapkan mempunyai kompetensi yang mandiri dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain dan dirinya sendiri. Pembekalan yang berupa keterampilan-keterampilan yang menunjang kompetensi lulusan melalui praktek, magang, dan pelatihan yang sudah di programkan oleh SMK Negeri 8 Surabaya di harapkan dapat membantu lulusan siap menghadapi persaingan di pasar kerja. C. Faktor penghambat dan pendukung dalam bimbingan karir anak berkebutuhan khusus Dalam pradigma pendidikan khusus, label kecacata dan karakteristik lebih menonjol dan di jadikan patokan dalam memberikan layanan pendidikan dan intervensi. Anak yang memiliki kecacatan tertentu di pandang sebagai kelompok yang memiliki karakteristik yang sama. Cara pandang seperti ini menghilangkan eksistensi anak sebagai individu. Anak-anak yang didiagnosis sebahai anak penyandang cacat tertentu diperlukan dalam pembelajaran dengan cara yang sama berdasarkan label

112 kecacatannya. Cara seperti ini lebih mengedepankan aspek identitas kecacatan yang dimiliki dari pada aspek individu anak sebagai manusia. Setiap kehidupan manusia selalu ada hambatan yang menghampirinya, baik dalam belajar, dan dalam bersosial. Begitu pula dengan pekerjaan yang dilakukan oleh guru pendamping khusus di SMK Negeri 8 Surabaya selalu ada penghambat dalam setiap berinteraksi dengan anak inklusi. Hambatan adalah halangan atau rintangan, hambatan memiliki arti yang sangat penting dalam setiap melaksanakan tugas atau pekerjaan. Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan peleaksanaan pekerjaan terganggu dan tidak terlaksana dengan baik. Sistem pendampingan di SMK Negeri 8 Surabaya ialah satu pendamping itu mendampingi anak berkebutuhan khusus satu jurusan dengan keterbatasan yang berbeda yang ada di jurusan itu. Dengan mendampingi beberapa keterbatasan yang berbeda dari anak berkebutuhan khusus menjadi kendala atau penghambat dalam mendampingi ketika produktif atau ketika praktek dalam pembelajaran, hambatan dalam mendampingi anak inklusi ialah ketika memberi arahan atau intruksi, karena ketika di berikan intruksi anak inklusi tidak langsung paham akan intruksi itu, mereka perlu mencerna dan harus di dampingi lebih mendalam. Selain itu, kendala yang di rasakan guru pendamping khusus adalah guru kelas atau guru mata pelajaran yang belum bisa menerima akan adanya anak berkebutuhan khusus, mereka (guru kelas dan guru mata

113 pelajaran) menganggapnya bahwasanya anak berkebutuhan khusus tidak pantas berada di sekolah formal seperti SMK Negeri 8 Surabaya dan menganggapnya bahwa anak berkebutuhan khusus pantasnya berada di sekolah luar biasa. Pengembangan diri kearah yang lebih baik dan berusaha untuk membuka diri adalah kunci dari guru pendamping untuk tetap memotivasi dan mendampingi anak berkebutuhan khusus, semua itu untuk maju berkembang dan maju menuju masa depan yang lebih baik. Keterbatasan pada diri janganlah dijadikan sebagai suatu alasan untuk tidak bertindak, berfikir, dan berkarya. Akan tetapi jadikan keterbatasan itu sebagai langkah untuk memacu semangat dan motivasi diri kearah positif, hidup dalam keadaan keterbatasan memang suatu keadaan yang tidak mengenakan akan tetapi diri ini tertantang untuk berani atau tidak untuk mengalahkan perasaan yang cenderung menutup diri. Yang menjadi penyemangat dan pendukung bagi para guru pendamping khusus adalah orang tua dari anak berkebutuhan khusus, ketika orang tua semangat mendampingi, semangat dalam memberi arahan, semangat dalam mendukung kegiatan dari sekolah, maka hal itu juga menjadi penyemangat bagi para guru pendamping khusus. Sebab yang lebih paham dan lebih mengerti dari keinginan dan karakter anak berkebutuhan khusus itu adalah orang tuanya. Jadi jika orang tua semangat maka guru pendamping khusus juga semangat.

114 Selain itu, faktor yang menjadi penyemangat dan pendukung bagi guru pendamping khusus adalah dukungan dari kepala sekolah yang selalu mensukseskan kegiatan yang di usulkan oleh para guru pendamping untuk perkembangan anak berkebutuhan khusus. Karena ketika program yang di ajukan oleh guru pendamping selalu di setujui dan di bantu oleh sekolah maka guru pendamping juga semangat dalam mendampingi dan membantu perkembangan anak berkebutuhan khusus di SMK Negeri 8 Surabaya. D. Hasil bimbingan karir anak berkebutuhan khusus SMK Negeri 8 Surabaya Di jelaskan pada bab sebelumnya, bahwasanya tidak semua orang tua mau melepas anaknya untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena alasan khawatir dan pengawasan, karena di dunia kerja berbeda dengan dunia sekolah, di sekolah masih ada guru pendamping yang selalu mengawasi dan mengontol anaknya. Untuk orang tua yang mau melepas atau mengizinkan anaknya untuk bekerja maka dari sekolah dengan di bantu guru pendamping di carikan lowongan pekerjaan seperti ikut job fair, workshop tentang lowongan pekerjaan dan peusahaan itu mau menerima anak berkebutuhan khusus. Sebelum itu anak berkebutuhan khusus dibekali dengan materi dan pelatihan serta praktek oleh sekolah, selama tiga tahun belajar materi ada pelatihan, dan ada ujian praktek serta magang di perusahaan atau industry menjadi bekal untuk siap terjun kelapangan pekerjaan sesuai dengan jurusannya atau keinginannya.

115 Dengan program magang, pelatihan, ujian praktek menjadi pengalaman dan pemahaman yang lebih bagi siswa SMK Negeri 8 Surabaya terlebih anak berkebutuhan khusus yang tidak hanya diberi arahan sekali duakali, perlu kesabaran dan ketelatenan untuk mendampingi anak berkebutuhan khusus. walaupun sangat sulit anak berkebutuhan khusus untuk bisa praktek karna Tujuan orang tua berkebutuhan khusus mensekolahkan anaknya ke jejang pendidikan inklusi ialah orang tua tidak menuntut anaknya untuk bisa atau punya keahlian, tapi tujuannya anak berkebutuhan bisa bersosialisasi dengan siswa regular. Jika anak berkebutuhan khusus di masukkan ke sekolah luar biasa (SLB) bisa jadi anak tersebut tidak ada perkembangan atau bahkan ada penurunan. Akan tetapi tidak semua anak berkebutuhan bisa masuk sekolah inklusi, ada kriteria atau dilakukan tes psikologi terlebih dahulu, jika dikira mampu maka bisa masuk sekolah inklusi dan jika dikira tidak mampu maka di sarankan untuk masuk ke sekolah SLB. Walaupun tujuan oang tua seperti itu, tapi dari pihak SMK Negeri 8 Surabaya tetap menyamaratakan anak berkebutuhan khusus dengan siswa regular lainya. semua kegitan, fasiltas yang ada di SMK Negeri 8 Surabaya adalah sama antara anak berkebutuhan khusus dengan anak regular, tidak ada yang di beda-bedakan. Bahkan dari pihak sekolah menambah guru pendamping untuk anak berkebutuhan khusus sebagai pendamping ketika praktek, pelatihan, dll.

116 Anak berkebutuhan khusus setelah lulus ada yang langsung bekerja, seperti di SBC (salon beauty center) bahkan dikasih beasiswa dan ada juga yang melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ada di universitas brawijaya malang, universitas adi buana Surabaya, sekolah tinggi ilmu komunikasi Surabaya dan lain sebagainya. Hal itu hanya sebagaian dari alumni SMK Negeri 8 Surabaya dari anak berkebutuhan khusus yang bekerja dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Dalam UUD 1945 pasal 31 Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dan di jelaskan pula dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 70 tahun 2009 pasal 1 menjelaskan bahwa pendidikan inklusif adalah system penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pelajaran dalam lingkungan pendidikan secara besama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Kepedulian pemerintah dengan memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan siswa regular dan SMK Negeri 8 Surabaya menerima amanat untuk mendidik dan membimbing serta menjadikan anak berkebutuhan khusus layaknya siswa regular. Mungkin di IQ anak berkebutuhan khusus kalah tapi di keahlian rata-rata anak brkebutuhan khusus lebih baik dari pada anak regular, tapi itu semua tergantung anaknya yang mau belajar.