BAB IV ANALISA PERFORMANSI HASIL OPTIMALISASI PARAMETER BSS PADA BTS INDOOR 4.1 RENCANA KERJA BTS Indoor yang dibangun di Mega Plaza mempunyai area cakupan pada seluruh area bangunan yang mempunyai 5 lantai. Rencana kerja yang dilakukan penulis dalam melaksanakan implementasi perubahan parameter BSS di BTS Indoor dilakukan berdasarkan urutan sebagai berikut: 1. Melakukan walk test continuous call untuk mendapatkan data performansi sinyal sebelum dilakukan implementasi perubahan parameter BSS. 2. Melakukan pengambilan data-data OMC-R untuk melihat statistik parameter performansi sebelum dilakukan implementasi perubahan parameter BSS. Dan juga data-data statistik lain yang mendukung perencanaan dari nilai-nilai parameter yang akan diubah. Keadaan alarm dari BTS Indoor harus dipantau untuk meyakinkan tidak pengaruh eksternal pada perfromansi. 3. Mengeksekusi parameter BSS sesuai dengan nilai-nilai parameter yang telah direncanakan dalam strategi optimalisasi BTS Indoor. Eksekusi dari parameter BSS tersebut dilakukan pada hari kerja sehingga efek perubahan performansi terlihat bila dibandingkan dengan sebelum dilakukan perubahan. 4. Melakukan walk test continuous call dengan rute yang sama dengan sebelum perubahan parameter BSS terjadi, dimana data performansi sinyal akan dibandingkan dengan sebelum dilakukannya perubahan. 5. Melakukan analisa perfromansi sinyal dan performansi statistik dari BTS Indoor dan BTS-BTS sekelilingnya dengan membandingkan hasil-hasil pengukuran sebelum dilakukan perubahan dengan hasil pengukuran setelah dilakukan perubahan parameter BSS. 38
4.2 EVALUASI HASIL WALK TEST Pengukuran walk test dilakukan di seluruh lantai dimana hasil performansi sinyal dibandingkan antara sebelum dan sesudah dilakukan perubahan parameter BSS. Perbandingan hasil statistik walk test Rx Level yang diukur pada total keseluruhan lantai dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini: RX Level Comparson - Overall Floor Before (%) After (%) 60 50 40 30 20 10 0-120 to -95-95 to -90-90 to -85-85 to -80-80 to -75-75 to -70-70 to -60-60 to -50-50 to -40-40 to -10 Gambar 4.1 Perbandingan statistik hasil walk test Rx Level diseluruh lantai Terlihat pada gambar 4.1, distribusi Rx level tertinggi sebelum perubahan berada pada range -75 dan -70 dbm, tetapi setelah perubahan terjadi peningkatan sekitar 10 db terlihat dari distribusi yang tertinggi pada range -70 dan -60 dbm. Hal ini terjadi karena perubahan power window pada power control yang dibuat pada range -70 dan -60 dbm. Hasil walk test sebelumnya terdapat pada beberapa titik pengukuran sinyal level jatuh pada level dibawah -90 dbm, sedangkan pada hasil setelah perubahan, tidak terjadi yang demikian. Hal ini terjadi karena pengaturan Px & Nx dan averaging pada power control diatur supaya tingkat daya tidak terlalu cepat diturunkan dan peningkatan daya dibuat cepat meningkat, seperti yang ditampilkan pada gambar 4.2 hingga 4.6 39
Gambar 4.2 Perbandingan hasil walk test Rx Level pada lantai satu 40
Gambar 4.3 Perbandingan hasil walk test Rx Level pada lantai Dua 41
Gambar 4.4 Perbandingan hasil walk test Rx Level pada lantai Tiga 42
Gambar 4.5 Perbandingan hasil walk test Rx Level pada lantai Empat 43
Gambar 4.6 Perbandingan hasil walk test Rx Level pada lantai Lima 44
Perbandingan hasil statistik walktest Rx Quality untuk total hasil seluruh lantai dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini: RX QUALITY COMPARISON - OVERALL FLOOR Before (%) After (%) 120 100 80 60 40 20 0 99.5 99.6 0.1 0.2 0.3 0.2 0.1 0 0 to 2 2 to 4 4 to 6 6 to 7 Gambar 4.7 Perbandingan statistik hasil walk test Rx Quality diseluruh lantai Tampak pada gambar 4.7, terjadi peningkatan kualitas sinyal sebesar 0.1 % pada range Rx Qual 0 dan 4, peningkatan kualitas sinyal ditandai juga dengan penurunan pada range Rx Qual 4 dan 6, sebesar 0.1 %. Peningkatan kualitas sinyal ini terjadi karena adanya peningkatan sinyal level. 45
Perbandingan hasil statistik walktest SQI untuk total hasil seluruh lantai dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut ini: SQI COMPARISON - OVERALL FLOOR Before (%) After (%) 120 100 80 60 40 20 0-20 to 0 0 to 18 18 to 30 Gambar 4.8 Perbandingan statistik hasil walk test SQI diseluruh lantai Hasil statistik walk test SQI tidak mengalami peningkatan kualitas karena pada data before nilainya sudah mencapai nilai maksimum yaitu 30, setelah di lakukan perubahan nilai yang didapatkan tetap sama yaitu 30 Pada gambar hasil walk test pada gambar 4.2 hingga 4.6, selama walk test didalam gedung berlangsung tidak terjadi handover ke luar dari BTS Indoor. 46
4.3 EVALUASI STATISTIK OMC-R Pengukuran dilakukan untuk melihat kondisi dari statistik performansi BTS Indoor dan BTS-BTS sekelilingnya dari pengambilan data statistik OMC-R, dimana statistik performansi tersebut dibandingkan antara sebelum dan sesudah dilakukan perubahan parameter BSS. Pada gambar 4.9 dapat dilihat performansi untuk Total TCH Traffic per hari dan BH TCH Traffic per jam sebagai berikut: Gambar 4.9 Perbandingan statistik OMC-R untuk performansi traffic pada BTS Indoor Tampak pada gambar 4.9, setelah dilakukannya perubahan parameter BSS, traffic BTS Indoor meningkat secara rata-rata pada BH TCH Traffic per jam sebesar 0,67 erlang dan pada Total TCH Traffic per hari sebesar 25.95 erlang. 47
Pada gambar 4.10 dapat dilihat performansi untuk SDCCH Drop Rate, HO Failure Rate, TCH Drop Rate dan TCH Blocking Rate sebagai berikut: Gambar 4.10 Perbandingan statistik OMC-R untuk statistik performansi BTS Indoor Tampak pada gambar 4.10, setelah dilakukannya perubahan parameter BSS, statistik performansi BTS Indoor secara rata-rata untuk SDCCH Drop Rate menurun sebesar 0,51 %, TCH Drop Rate menurun sebesar 0,002 %, HO Failure Rate menurun sebesar 0,66 % dan tidak ada kejadian TCH blocking setelah perubahan parameter BSS. 48
Untuk melihat apakah terjadi perubahan yang berarti dari kualitas sinyal baik uplink maupun downlink yang terukur dari sisi BTS, maka diperlukan statistik performansi dari UL atau DL Quality (5), seperti pada gambar 4.12 berikut: Gambar 4.11 Perbandingan statistik OMC-R untuk statistik performansi UL/DL Quality (5) Tampak pada gambar 4.11, perbandingan performansi kualitas sinyal setelah adanya perubahan parameter BSS hanya terdegradasi sedikit, secara rata-rata terjadi penurunan kualitas sinyal sebesar 0,06 %, dimana hal ini bukanlah merupakan suatu hal yang significant yang akan berefek pada penurunan kualitas suara. 49
Perbandingan pada gambar 4.12 tampak sebelum dan sesudah perubahan parameter BSS yang diukur pada performansi BH TCH Traffic dari BTS OUTDOOR yang mempunyai area cakupan sekeliling gedung, terlihat bahwa jumlah BH TCH traffic per jam tidak mengalami penurunan, sebaliknya pada BTS Indoor mengalami peningkatan. Hal ini berarti bahwa, pada keadaan sebelumnya BTS Indoor sudah mempunyai traffic yang cukup tinggi, atau dengan kata lain pembagian traffic dengan BTS OUTDOOR sudah cukup baik, tetapi banyak kejadian handover yang keluar dari BTS Indoor. Gambar 4.12 Perbandingan statistik OMC-R untuk performansi traffic antar layer 50