BAB II LANDASAN TEORI. negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi bergerak yang berlainan dan
|
|
- Yuliani Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi bergerak yang berlainan dan tidak bisa saling berhubungan. Atas dasar inilah, dibentuk sebuah grup khusus yang mengembangkan suatu sistem komunikasi bergerak yang dinamakan GSM untuk daerah Eropa barat dan kemudian ke depannya GSM diadopsi juga di banyak negara di luar Eropa. II.1 Arsitektur GSM Sistem komunikasi GSM terdiri dari 3 bagian, yaitu NSS (Network Subsystem), BSS (Base Station Subsystem) and NMS (Network Management System). BSS bertanggungjawab mengkontrol lintasan transmisi radio dari subscriber (pelanggan) ke NSS, sementara itu NSS bertanggungjawab mengkontrol panggilan (call control). NMS dibutuhkan untuk tujuan operasional dan pemeliharaan jaringan BSS dan NSS. Pada jaringan NSS, kontrol panggilan diatur oleh MSC (Mobile Switching Center). MSC bertugas mengidentifikasi dan menghubungkan asal dan tujuan dari panggilan. HLR (Home Location Register) menyimpan secara permanen informasi mengenai subscriber, dan VLR (Visitor Location Register) berisi salinan dari data HLR. Database VLR selalu bersifat sementara dan berisi lebih banyak informasi mengenai lokasi subscriber saat itu dibandingkan HLR. AuC (Authentication Center) bertanggungjawab untuk pemeriksaan Subscriber Identity 4
2 Module (SIM), dan EIR (Equipment Identity Register) bertugas untuk mengidentifikasi ME (Mobile Equipment). Pada jaringan BSS, BSC (Base Station Controller) merupakan pusat dari elemen jaringan BSS, yang mengkontrol jaringan transmisi radio dari MS (Mobile Subscriber) ke NSS. BTS (Base Transceiver Station), BTS merupakan perpanjangan dari BSC yang bertugas memelihara transmisi radio antara BTS dan MS. Kecepatan sinyal informasi pada MS adalah 13 kbit/s, sedangkan di Public Switched Telephone Network (PSTN) adalah 64 kbit/s, sehingga dibutuhkan suatu konverter untuk mengubah laju bit informasi tersebut yang disebut Transcoder (TC). Tugas dari NMS adalah memonitor dan memelihara fungsi dan elemen dari jaringan GSM. Tugas utamanya dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu: manajemen gangguan (fault management), manajemen konfigurasi (configuration management), dan manajemen performansi (performance management). Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM 5
3 II.2 Proses Panggilan pada GSM Proses aliran sinyal informasi suara dan signalling dari MS 1 ke MS 2 melalui jaringan BSS ditunjukkan oleh Gambar 2.5. Sinyal informasi suara yang telah diubah menjadi sinyal digital oleh MS melalui proses source coding, channel coding dan interleaving, dikirim ke BTS melalui air interface yang merupakan kanal RF dimana sinyal banyak dipengaruhi oleh path loss, fading, dan interferensi. BTS menerima sinyal dari MS1 yang kemudian difilter dan Gambar 2.2 Aliran Sinyal Informasi dan Signaling pada jaringan GSM. dikuatkan pada modul AFU (Amplifier and Filter Unit). Sinyal yang telah dikuatkan kemudian diubah ke dalam bentuk frame kembali oleh TRx 6
4 (Transceiver Unit) dan ditransmisikan ke BSC, TC dan NSS melalui Abis interface, Asub interface dan A interface. Pemetaan sinyal informasi dan signalling pada Abis interface, Asub interface dan A interface terlampirkan pada Lampiran C. NSS menghubungkan panggilan yang diinginkan ke tujuan melalui TC, BSC, dan BTS dengan menggunakan A interface, Asub interface dan Abis interface. BTS meneruskan sinyal informasi/signalling ini ke MS 2 melalu kanal RF. Pada sistem GSM, MS selalu mengukur kuat sinyal dan BER untuk keperluan pemilihan sel dan handover. Kuat sinyal diukur melalui burst yang diterima MS, kuat sinyal ini merepresentasikan coverage layanan dari jaringan BSS GSM. BER merepresentasikan kualitas sinyal yang diterima MS setelah melalui air interface, yang diukur sebelum channel decoding baik pada pemancar maupun penerima. Frame Erasure Rate merepresentasikan banyaknya frame yang gagal dikembalikan pada penerima. Gangguan pada panggilan maupun saat pembentukan panggilan dapat disebabkan oleh gangguan pada perangkat jaringan BSS (BTS, BSC, TC), NSS (MSC, HLR, VLR, AuC,EIR), interface (Air, Abis, Asub, A). II.3 Konsep Kanal GSM Tiap slot waktu pada frame TDMA disebut physical channel. Karena itu ada 8 kanal fisik tiap frekuensi pembawa dalam GSM. Kanal fisik dapat mengakomodasi pembicaraan, data, atau informasi pensinyalan. Kanal fisik dapat membawa informasi berbeda, tergantung dari informasi yang baru dikirimkan. 7
5 Informasi tersebut disebut sebagai logical channel. Kanal logika terdiri atas 2 kanal utama yaitu control channellel (CCH) dan traffic chsnnel (TCH). Gambar 2.3 Konsep Kanal II.3.1 Control Channel (CCH) Control Channel (CCH) berfungsi sebagai kanal kanal yang mengendalikan semua hubungan pensinyalan antara MS dengan BTS. Ketika MS dinyalakan, MS tersebut mencari BTS untuk berkoneksi. Saat MS menemukan Frekuensi pembawa yang terkuat maka kanal yang diidentifikasi tersebut adalah Signaling Channel. 8
6 Signaling Channel terdiri atas 3 jenis, yaitu Broadcast Control Channel (BCCH), Common Control Channel (CCCH), dan Dedicated Control Channel (DCCH). 1. Broadcast Control Channel (BCCH) BCCH ini digunakan untuk sinkronisasi, mengirimkan specific data dari BTS ke MS yang bekerja pada Down Link (signaling dari BTS ke MS), dan berfungsi mengendalikan hubungan saat MS idle atau dalam keadaan standby. BCCH berisi informasi penting untuk MS termasuk identitas local area, informasi sinkronisasi, dan identitas jaringan. BCCH terdiri dari 3 jenis kanal yang memiliki fungsi spesifikasi, yaitu : Frequency Correction Channel (FCCH), Syncrhronization Channel (SCH), Broadcast Control Channel (BCCH), dan Cell Broadcast Channel (CBCH). a. FCCH (Frequency Correction Channel) Arahnya downlink, point to multipoin. Pada BTS memancarkan frekuensi pembawa. Pada MS mengidentifikasi frekuensi pembawa BCCH dengan frekuensi pembawa dan sinkronisasi denganfrekuensi. Bertugas pula untuk mengawasi ketepatan frekuensi agar dapat berkomunikasi dengan MS. b. SCH (Synchronization Channel) Arahnya downlink, point to multipoin. pada BTS memancarkan informasi tentang strutur frame TDMA pada sel dan Base Station Identity Code (BSIC). Pada MS mensinkronisasi dengan struktur frame dan mendekodekan mengenali BSIC. 9
7 c. BCCH (Broadcast Control Channel) Arahnya downlink, poin to multipoin. pada BTS memancarkan informasi sel umum, seperti : location area identity (LAI). Daya keluaran maksimum yang diperbolehkan di sel, dan identitas frekuensi pembawa BCCH pada sel tetangga. Pada MS menerima LAI, Mengeset daya keluarannya, dan menerima data frekuensi pembawa BCCH sel tetangga untuk persiapan handover. Berisi informasi dimana MS membutuhkan referensi untuk cell mana akan ditempatkan. d. CBCH (Cell Broadcast Channel) Memiliki arah downlink. Pada BTS menggunakan kanal logika untuk mengirim SMS cell broadcast. Pada MS menerima pesan call broadcast tersebut. 2. Common Control Channel (CCCH) CCH ini memiliki fungsi mengendalikan hubungan pada saat MS bersiap melakukan atau menerima panggilan (frequency up link dan down link). CCCH terdiri dari 4 jenis kanal yang memiliki fungsi spesifikasi, yaitu : Paging Channel (PCH), Notification Channel (NCH), Random Acces Channel (RACH), dan Access Grant Channel (AGCH). a. PCH (Paging Channel) Arahnya downlink. Pada BTS memancarkan pesan paging untuk mengindikasikan adanya panggilan masuk atau SMS. Pesan paging ini, berisi nomor pelanggan yang akan dihubungi oleh jaringan. Pada MS mengidentifikasikan PCH tiap selang waktu tertentu, dan apabila nomor yang dipanggil adalah nomor MS tersebut, maka MS tersebut akan merespon. 10
8 b. NCH (Notification Channel) Arahnya downlink. NCH ini mempunyai tugas untuk menotifikasi MS pada voice group dan voice broadcast call. c. RACH (Random Access Channel) Arahnya uplink. Pada BTS menerima permintaan kanal pensinyalan dari MS yang digunakan untuk call set up. Pada MS menjawab pesan paging dengan meminta kanal pensinyalan. d. AGCH (Access Grant Channel) Arahnya downlink. Pada BTS menugaskan Stand Alone Dedicate Control Channel (SDCCH) untuk MS. Pada MS menerima pesan penugasan SDCCH. 3. Dedicate Control Channel (DCCH) Mempunyai fungsi untuk mengendalikan hubungan pada saat MS melakukan atau mengendalikan hubungan pada saat MS melakukan atau menerima proses panggilan. DCCH terdiri atas 4 jenis kanal yang memiliki fungsi spesifikasi, yaitu : Stand Alone Dedicated Control Channel (SDCCH), Slow Associated Control Channel (SACCH), dan Fast Associated Control Channel (FACCH). a. SDCCH (Stand Alone Dedicated Control Channel ) Memiliki arah uplink dan downlink. Pada BTS berpindah ke SDCCH dan menugaskan trafficchannel (TCH) untuk memulai pembicaraan. SDCCH juga digunakan untuk mengirimkan SMS. Pada saat MS berpindah ke SDCCH, terjadi proses call set-up. MS menerima informasi TCH yang 11
9 berupa time slot dan carrier. Authentication dan fungsi signaling juga dilakukan oleh channel ini. b. SACCH (Slow Associated Control Channel) memiliki arah uplink dan downlink. Pada BTS menugaskan MS daya pemancar yang digunakan dan memberikan instruksi tentang timing advance. Pada MS melakukan pengukuran daya BTS, dan BTS sekitarnya tentang kualitas sinyal, fungsi ini dilakukan terus menerus selama pembicaraan. Pada BTS, informasi spesifik network ditransmisikan menggunakan SACCH, menjaga MS agar selalu up to date pada tiap perubahan parameter cell. c. FACCH (Fast Associated Control Channel) Memiliki arah uplink dan down link. FACCH ini akan diaktifkan pada saat memerlukan penambahan signaling pada situasi mendesak, seperti pada saat handover. Pada BTS memancarkan informasi handover. Pada MS memancarkan informasi handover yang penting. II.3.2 Traffic Channel (TCH) Setelah prosedur call set up selesai pada kanal fisik kontrol, maka MS akan berpindah ke kanal fisik trafik. MS akan menggunakan kanal logika TCH. Ada dua tipe TCH : 1. TCH kecepatan penuh (full rate) yang memancarkan kecepatan 13 kbps. TCH kecepatan penuh menempati satu kanal fisik. 2. TCH kecepatan menengah (full rate) yang memancarkan kecepatan 6,5 kbps. TCH kecepatan menengah, dapat berbagi satu buah kanal fisik dengan menggandakan kapasitas sel. 12
10 Sistem yang paling baik kapasitas ke suaranya, diantara kedua sistem di atas yaitu TCH dengan kecepatan penuh. Gambar 2.4 Traffic Channel II.4 Handover Hubungan trafik yan tidak terputus antara BS dan MS yang bergerak dimungkinkan dengan bantuan proses handover (HO). Konsep dasarnya sangat sederhana yaitu saat subscriber bergerak dari area coverage suatu sel ke area coverage sel lainnya, hubungan dengan sel yang baru harus dibangun dan hubungan dengan sel yang lama harus dilepas untuk menghindari terputusnya hubungan pembicaraan yang sedang berlangsung. Pada prakteknya ada alasan lainnya untuk handover ke sel lainnya selain alasan coverage (RxLevel) yaitu kualitas sinyal (RxQuality). 13
11 Handover terjadi apabila kualitas atau kuat sinyal dari sinyal radio turun pada level tertentu yang dispesifikasikan pada parameter Handover Control (HOC) di BTS yaitu RxQuality HO Threshold dan RxLevel HO Threshold. Terjadinya penurunan RxLevel dan RxQuality dideteksi melalui pengukuran sinyal yang dilakukan secara konstan oleh MS dan BTS melalui kanal SACCH setiap 480ms. Parameternya handover yang cukup penting antara lain HO Threshold untuk memicu terjadinya proses handover, dan HO Margin untuk menghindari terjadinya handover pingpong (berulang kembali ke sel) awal sampai beberapa saat dimana nilai HO Margin tercapai. Handover juga dapat terjadi karena alasan trafik dimana trafik pada suatu sel mengalami kongesti sementara di sel lainnya tidak. Sebagai contoh pada suatu sel terjadi kondisi dimana trafik berada pada puncaknya sehingga sel tersebut kongesti karena adanya suatu event tertentu, pada kondisi tersebut MS yang berada diujung dari coverage sel dapat handover ke sel tetangganya yang memiliki beban trafik yang lebih rendah. Handover ini harus dilakukan secara hati-hati karena biasanya sel target mungkin bukan sel yang terbaik jika kualitas panggilan menjadi perhatian utama. II.5 Power Control Power Control (POC) adalah suatu metoda pengaturan daya sinyal yang dipancarkan agar sinyal yang diterima sesuai dengan yang diinginkan. POC memiliki 2 fungsi utama yaitu untuk mengurangi tingkat interferensi di jaringan dengan mengatur daya pada pemancar sambil memelihara tingkat kualitas agar 14
12 tetap terjaga pada arah downlink dari BTS ke MS. Kedua, digunakan untuk menghemat daya battery MS pada arah uplink dari MS ke BTS. Power control di GSM diatur pada parameter di BSC. Algoritma POC dipicu oleh nilai RxLevel dan RxQuality yang diukur oleh MS dan disampaikan ke BTS melalui kanal SACCH setiap 480 ms[2]. Parameternya POC yang cukup penting antara lain POC Threshold untuk memicu penambahan daya dan pengurangan daya dan PowerIncrStepSize dan PowerRedStepSize yaitu besarnya penambahan daya dan besarnya penurunan daya. II.6 Quality of Service dan Network Performance Performansi kualitas dari sistem telekomunikasi dapat diketahui dengan 2 cara, yaitu melalui Quality of Service (Kualitas Layanan) dan Network Performance (Performansi Jaringan). Quality of Service (QoS) didefinisikan sebagai kumpulan efek dari performansi layanan yang menentukan tingkat kepuasan pengguna terhadap layanan yang diberikan sedangkan Network Performance (NP) didefinisikan sebagai suatu konsep dimana karakteristik Quality of Service Customer Equipment End User Network Network Performance Customer Equipment End User Gambar 2.5 Hubungan antara Quality of Service dan Network Performance. 15
13 jaringan didefinisikan, diukur dan dikontrol untuk mendapatkan tingkat kepuasan layanan. Hubungan QoS dan NP diilustrasikan pada Gambar 2.6. Pada pengukuran QoS, ruang lingkup yang diukur sampai dengan perangkat disisi pelanggan (end user) bahkan kualitas informasi yang diterima dan dirasakan pelanggan, sedangkan pada pengukuran NP hanya sampai disisi jaringan yang berhadapan dengan pelanggan saja tidak sampai dengan perangkat disisi pelanggan sehingga kualitas sinyal informasi yang dirasakan pelanggan tidak dapat terukur secara objektif. II.7 Indikator Performansi Pada Jaringan GSM Untuk mengetahui baik buruknya suatu performansi dalam jaringan GSM, ada beberapa indikasi yang bisa dijadikan sebagai acuan. Dengan acuan ini bisa kita ambil kesimpulan baik atau buruk kualitas pada suatu BTS. Kualitas performansi sangat berpengaruh terhadap kalancaran proses panggilan yang dilakukan oleh MS, Adapun indikator tersebut antara lain : 1. Success Call Rate (SCR) SCR adalah prosentase dari keberhasilan proses call pada sistem GSM yang dihitung dari MS penelepon melakukan proses call sampai dengan call tersebut terjawab oleh pihak penerima. Nilai SCR dalam suatu jaringan memiliki range nilai, range nilai ini akan dijadikan sebagai acuan baik tidaknya SCR suatu jaringan GSM, nilai SCR (>) 90% adalah nilai SCR yang baik untuk suatu jaringan GSM. Ada beberapa parameter yang sangat memperngaruhi baik tidaknya SCR suatu jaringan GSM, antara lain : a. Mobile Originating Call Success Rate (MOC) 16
14 MOC adalah prosentase jumlah Mobile Station yang melakukan proses call pada home MSC. b. Mobile Terminated Call (MTC) MTC MTC adalah prosentase jumlah panggilan yangditerima oleh Mobile Station pada sebuah home MSC. c. Mobile Transmit (MTRANS) MTRANS adalah prosentase jumlah panggilan yang dilakukan oleh Mobile Station yang transmit pada sebuah MSC. 2. Handover Success Rate (HSR) Adalah prosentase pengalihan penggunaan jaringan di lokasi yang berbeda agar kontinuitas panggilan dapat tetap berjalan. 3. Location Update Success Rate (LUP) Adalah prosentase dari keberhasilan proses update lokasi subscriber terhadap jaringan. II.7.1 Parameter Performansi Trafik Dalam analisa performansi suatu jaringan GSM, Selain indicator diatas, ada beberapa parameter yang juga mempengaruhi kualitas dari performansi trafik pada suatu jaringan GSM, antara lain : 1. Paging Success Rate Adalah prosentase dari keberhasilan jaringan dalam mencari keberadaan subscriber. 17
15 2. Call Success Rate (CSR) Adalah prosentase tingkat keberhasilan melakukan setup panggilan sehingga diperoleh kanal pembicaraan. 3. Call Completion Rate (CCR) Adalah prosentase tingkat keberhasilan kontinuitas pembicaraan hingga pembicaraan tersebut berakhir secara normal. Parameter-paramater diatas adalah parameter yang dijadikan acuan sukses awal dari suatu MS untuk menduduki satu kanal trafik sebelum dialihkan ke Trafik Channel (TCH) itu sendiri. Ketika MS sudah mendapatkan TCH, ada beberapa indikasi yang harus diketahui kembali untuk mengetahui kualitas dari TCH yang sedang diduduki oleh suatu MS. Tingkat kenyamanan pelanggan dalam melakukan komunikasi bisa dimaintanance dengan memperhatikan indikasi parameter ini, Adapun indikasi tersebut antara lain : a. TCH Blocking, b. SDCCH Blocking, c. Holding Time TCH, d. Tingkat keberhasilan panggilan, e. Tingkat Dropped Call, f. Trafik TCH, g. Jumlah TCH, h. Tingkat kegagalan Handover, i. Dan tingkat keberhasilan Handover. 18
16 II.7.2 Indikator Kegagalan Suatu Jaringan Dalam suatu komunikasi seluler, indikasi kegagalan dalam dalam pembicaraan ketika sedang menempati TCH adalah indikasi yang juga harus di perhatikan. Dari indikator kegagalan yang dialami suatu MS, analisis performansi dapat lebih mudah untuk diperbaiki. Berikut Indikasi-indikasi perfromansi yang ada dalam komonikasi seluler, antara lain. a. Blocking Blocking dalam suatu jaringan adalah kemampuan system untuk menolak melayani panggilan dikarenakan kanal yang tersedia sudah penuh dengan kata lain, tingginya jumlah panggilan yang tidak sebanding dengan jumlah kanal yang tersedia. Gambar 2.6 Jenis-jenis Call dalam suatu Jaringan Seluler 19
17 b. Dropped Call Dropped Call dalam jaringan GSM adalah suatu kondisi dimana pembicaraan yang sedang berlangsung terputus sebelum pembicaraan tersebut selesai (panggilan yang drop setelah kanal bicara digunakan). Akibat dari dropped Call ini biasanya menimbulkan ketidaknyamanan pelanggan dalam berkomunikasi. Kondisi dropped call dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : Rugi-rugi Radio Frekuensi ( RF Loss ), lemahnya sinyal yang diterima Interferensi Co-channel dan Adjacent Handover Failure (Kegagalan Handover) Blank Spot Sedangkan dropping call yang terjadi pada handover failure biasanya terjadi jika waktu degradasi (lama waktu MS berada pada suatu daerah yang melampaui kriteria sinyal yang ditetapkan ) kurang dari proses (waktu yang dibutuhkan sistem untuk melakukan handover). Handover failure ini biasanya disebabkan beberapa hal yaitu : Belum dibuatnya (terjadinya) hubungan handover dengan sel tetangganya (neighbour). Terjadinya blocking kanal trafik pada sel tetangga / neighbour cell. Kualitas Penerimaan (Received Quality) yang kurang baik Jarak (MS BTS distance) Power Budget (Better Cell) 20
18 II.8 BTS NOKIA ULTRASITE Nokia ultra site merupakan salah satu produk BTS dari Nokia yang dapat bekerja pada sistem GSM 900 dan DCS 1800, yang mana BTS Ultrasite ini dapat dipergunakan untuk coverage Outdoor, Indoor dan Midi Indoor. Bts ultrasite merupakan perangkat yang yang mampu menghandle komunikasi suara dan juga komunikasi data, oleh karena itu BTS Ultrasite ini mampu menjadi jawaban dari pesatnya dunia pertelekomunikasian kedepannya yang tidak lagi hanya sekedar berkomunikasi dengan suara melainkan juga komunikasi data. Gambar 2.7 BTS Nokia Ultrasite Element-element dasar yang terdapat dalam BTS Ultrasite itu sendiri antara lain terdiri dari : TRX ( Transceiver RF Unit ) Element BTS yang terdiri dari satu transmitter, satu receiver utama dan receiver diversity. 21
19 Multicoupler Element BTS yang berfungsi untuk mendistribusikan RX sinyal ke TRX RF unit, secara arsitektur tampak Multicopuler menghandle 2 TRX Unit Transceiver Baseband Unit Adalah digital processing board yang berfungsi untuk mengontrol TRX unit dan Frekensi Hopping Base Operation and Interface Unit Merupakan processor dari BTS itu sendiri, mengontorl semua kinerja dari element-element BTS. Di modul ini juga kita melakukan operation and maintanance yang dibantu dengan software Nokia (Nokia Site Wizard) Transmition Unit Element yang terhubung langsung dengan unit transmisi 2 Mbps. Element ini menjadi indikasi tersambungnya BTS dengan unit transmisi. Wideband Combiner Unit Adalah element yang berfungsi untuk menkombinasikan dua keluaran transmitter menjadi satu. Satu sektor BTS terdiri dari satu Combiner. Dual Duplex Unit Adalah element yang berfungsi untuk menggabungkan dan megoperasikan TX dan RX sinyal kedalam satu antenna, selain itu element ini juga berfungsi sebagai penguat dan filter. DC Power Supply Unit Adalah element yang berfungsi memberikan catuan DC (Dirrect Current) kepada perangkat. 22
20 Gambar 2.8 BTS Ultra Site Arsitektur Dengan Power Terpisah Gambar 2.9 BTS Ultrasite Arsitektur dengan Rectifier 23
21 Jumlah TRX dalam satu kabinet BTS Ultrasite mampu menghandle sebanyak 12 TRX dengan kabinet rectifier terpisah dan 6 TRX bila DC Power diletakan dalam satu kabinet. TRX ini merupakan element yang berfungsi untuk menghaandle traffik channel (TCH), untuk kapasitas TRX itu sendiri tergantung dari kondisi trafik wilayah setempat. Dan hal tersebut bisa dilihat dari tingkat blocking dan total TCH yang ada di BTS tersebut Untuk perbaikan dan pemeliharann BTS Ultrasite, dapat digunakan Nokia Site Wizard (BTS Manager). Software ini biasanya digunakan untuk supervisi, maintanance,testing, editing BTS hardware serta konfigurasi unit transmisi BTS ( FXC E1/T1). Gambar 2.10 Tampilan Site Wzard BTS Nokia Ultrasite 24
22 II.9 Teori Trafik Kata trafik (Traffic) yang biasa digunakan didalam teori teletraffic mengacu terhadap apa yang disebut intesitas traffik (traffic intensity) yaitu trafik per satuan waktu. Bedasarkan rekomendasi ITU-T B.18, intensitas trafik sesaat dalam sekumpulan sumber daya adalah jumlah sumber daya yang sibuk dalam suatu saat tertentu. Sumber daya atau Resource Pool dapat berupa saluran trunk antar sentral, jumlah kanal didalam suatu sel GSM, jumlah timeslot dsb. Nilai intesitas trafik atau beban trafik yang digunakan didalam analisa trafik adalah intensitas trafik rata-rata, yang mana nilai tersebut dapat diperoleh dengan merata-ratakan intensitas trafik pada selang waktu (perioda)t, yaitu : Y(T) 1 T T 0 n(t)dt - Y(T) : Intensitas trafik rata-rata. - n(t) : Jumlah sumber yang diduduki pada waktu t Note : Nilai intesitas trafik biasanya dilambangkan dengan huruf A atau a II.9.1 Intensitas Trafik Rata- Rata Intensitas trafik yang sudah dijelaskan sebelumnya biasanya dikukur dengan tiga macam karakteristik intensitas trafik, yaitu : a. Carried Traffic ( Y(T)=A c ) Carried Traffic adalah intensitas trafik rata-rata yang dapat diolah (menduduki) sejumlah resource didalam selang waktu T, atau dengan kata lain carried traffic dapat didefinisikan sebagai waktu pendudukan total (total holding time) dari sejumlah panggilan per satuan waktu. 25
23 Gambar 2.11 Carried Traffic b. Offered Traffic (Y(T)=A) Offered traffic adalah trafik yang dapat diolah sendainya kapasitan sistem (jumlah kanal dsb) tidak terbatas. Offered traffic merupakan angka teoritis yang tidak dapat diukur tetapi dapat diestimasi dari nilai carried traffic dan nilai inilah yang biasanya dipakai didalam perencanaan dan dimensioning jaringan telekomunikasi. Nilai offered traffic menunjukan beban trafik yang harus dilayani oleh sistem, dengan kata lain semacam nilai acuan dari kondisi trafik suatu coverage sehingga optimalisasi jumlah sumber dapat lebih optimal. Offered Traffic dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : 26
24 = Intensitas panggilan yang ditunjukan oleh jumlah panggilan yang datang persatuan waktu ( Call / satuan waktu ) h = waktu pendudukan rata-rata ( mean holding time ) atau rata-rata waktu pelayanan service. c. Loss / Rejected Traffic (Y(T) = Ac = R ) Loss Traffic merupakan selisih antara offered traffic dengan carried traffic. Sebisa mungkin dalam ilmu traffic, nilai ini harus ditekan sekecil mungkin karena Semakin besar nilai loss traffic semakin kecik revenue yang akan masuk. Dan untuk menguranginya dapat dlilakukan dengan cara menambah system atau sumber. Hubungan antara carried traffic, offered traffic dan loss traffic adalah sebagai berikut : Gambar 2.12 Satuan Traffic II.9.2 Variasi Trafik Dalam suatu coverage, intensitas trafik sangat bervariasi ada coverage dengan beban trafik yang tinggi ada juga coverage yang beban trafiknya rendah. 27
25 Hal ini sangat tergantung dengan aktifitas masyrakat pengguna sistem telekomunikasi setempat atau bisa juga dikarenakan momentum tertentu. Variasi trafik biasanya dapat dilihat melalui statistik yang periodenya bisa diatur berdasarkan waktu dan hari. berikut contoh variasi trafik yang dilihat selama 24 Jam. Gambar 2.13 Variasi Trafik dalam 24 Jam Variasi trafik dapat dipecah lebih jauh lagi menjadi variasi trafik dalam intesitas panggilan (service time) dan variasi trafik didalam waktu pendudukan (holding time). Jadi variasi trafik dapat diperkirakan menjadi beberapa klasifikasi, antara lain : - Pertumbuhan Trafik Pertumbuhan Jumlah Populasi Penduduk Perubahan Kebiasaan hidup konsumen dan ekonomi. Pelayanan / Jasa Baru dari operator. - Momentum tertentu 28
26 Hari Raya seperti Lebaran & Natal Televoting - Bermacam kelompok user memiliki profil tahunan/mingguan/harian yang berbeda. II.9.3 Konsep Jam Sibuk Konsep jam sibuk merupakan pengambilan data trafik teritingi dari suatu sumber, nilai ini muncul diwaktu yang berbeda-beda setiap harinya. Konsep jam sibuk biasanya menggunakan konsep Time Consistent Busy Hour (TCBH). Dengan konsep ini maka ada kemungkinan bahwa didalam beberapa hari terdapat nilai trafik pada jam tersibuk (The Busiest Hour) yang lebih besar daripada nilai trafik pada jam sibuk (Busy Hour). Konsep jam sibuk ini sangant bermanfaat untuk keperluan pengukuran trafik dan dimensioning, sehingga dapat dilakukan perencanaan dalam penamambahan sumber yang pada akhirnya dapat menekan nilai loss traffic. 29
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM
BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM Perkembangan sistem komunikasi GSM (Global System for Mobile communication) dimulai pada awal tahun 1980 di Eropa, dimana saat itu banyak negara di Eropa menggunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. MS BTS BSC TC MSC EIR
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat
BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK 2.1 Sistem GSM GSM adalah sebuah sistem telekomunikasi terbuka dan berkembang secara pesat dan konstan. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk internasional roaming..
Lebih terperinciBAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK. AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System. bahkan 1900 MHz khusus di Amerika Utara.
BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK 2.1. Sistem Komunikasi Seluler GSM Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam teknologi seluler. Ada yang memanfaatkan basis analog seperti AMPS
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto
TUGAS AKHIR ANALISA ALARM 7745 (CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINED THRESHOLD) PADA BTS ( BASE TRANSCEIVER STATION ) NOKIA ULTRASITE DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERFORMANSI TRAFIK DI BTS TERSEBUT. Disusun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana menggunakan dua buah kanal
Lebih terperinciBAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM
BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM 2.1 STRUKTUR FRAME GSM Sistem telekomunikasi GSM (Global System for Mobile communication) didasari oleh teknologi TDMA (Time Division Multiple Access), dimana sistem ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler GSM GSM merupakan salah satu teknologi seluler yang banyak digunakan pada saat ini. GSM adalah generasi kedua dalam teknologi seluler yang menggunakan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN
TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciModul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler
Modul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler Faculty of Electrical and Communication Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 Modul 9 Arsitektur Seluler Interface pada GSM MSC Transcoder BSC
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam
BAB II 2.1. Sistem Komunikasi Seluler GSM Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam teknologi seluler. Mulai dari AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing yang spesifik. Secara umum jaringan GSM dapat
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR
ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR (PERFORMANCE ANALYSIS REHOMMING BR-9.0 EVOLUSION BSC (ebsc) IN GSM NETWORK ON PT. TELKOMSEL MAKASSAR
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM Pada dasarnya jaringan GSM terdiri dari 3 bagian utama yang memiliki fungsi yang berbeda-beda seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1, yaitu : Switching
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA TRAFIK DAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM. Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
TUGAS AKHIR ANALISA TRAFIK DAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama : Zulfahmi NIM : 41405110049 Program
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem
5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) 2.1.1 Definisi Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan
Lebih terperinciDAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data
DAFTAR ISTILAH ACK (acknowledgement ) : Indikasi bahwa sebuah data yang terkirim telah diterima dengan baik Adaptive Modulation and Coding (AMC) Access Grant Channel (AGCH) arrival rate for SMS message
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Bergerak Seluler GSM Sistem komunikasi bergerak seluler adalah sebuah sistem komunikasi dengan daerah pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah kecil yang disebut
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION
JETri, Volume 9, Nomor 2, Februari 2010, Halaman 13-24, ISSN 1412-0372 ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION Suhartati Agoes & Nelly* Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergerak kemanapun selama masih dalam cakupan layanan Operator.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekarang ini hampir semua instrumen telekomunikasi bergerak menggunakan teknologi yang berbasis selluler. Sistem Telekomunikasi bergerak berbasis selluler menawarkan
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk
ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM PT. INDOSAT, Tbk Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1)
Lebih terperinciBAB II TEORI PENUNJANG
BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Dasar-Dasar Jaringan GSM 2.1.1 Pengertian GSM Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
Lebih terperinciPEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER
PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER Julham *) * ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak GSM (Global System for Mobile Communication)
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya 2.1.1 Awal Perkembangan Teknologi Selular Komunikasi seluler merupakan salah satu teknologi yang dipergunakan secara luas dewasa ini. Komunikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Konfigurasi dan Kapasitas BTS Konfigurasi dan Kapasitas TRX BTS yang dianalisa performansinya adalah sebagai berikut: 1. MERUYASLTNMD(1800) Memiliki kapasitas 15 TRX dengan
Lebih terperinciBAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ
BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ 3.1 Trafik dan Kanal Dalam jaringan telekomunikasi, pola kedatangan panggilan (voice ataupun data) dan pola pendudukan dideskripsikan dengan
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah penentuan parameter performansi kualitas, pengukuran parameter tersebut pada jaringan BSS GSM, dan analisis data hasil
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA
TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh Nama
Lebih terperinciBAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik
BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Global System for Mobile comunication (GSM) Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari
Lebih terperinciBAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang
BAB II PENGENALAN SISTEM GSM 2.1 Umum Di era modernisasi dan pembangunan yang terus meningkat menuntut tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang industri, perbankan, pendidikan,
Lebih terperinciANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM
ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM Putrantyono, Imam Santoso, Sukiswo. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto,SH,
Lebih terperinciBAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
BAB II JARINGAN GSM 2.1 Sejarah Teknologi GSM GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute).
Lebih terperinciTEKNOLOGI SELULER ( GSM )
TEKNOLOGI SELULER ( GSM ) GSM (Global System for Mobile communication) adalah suatu teknologi yang digunakan dalam komunikasi mobile dengan teknik digital. Sebagai teknologi yang dapat dikatakan cukup
Lebih terperinciBAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)
BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR) 2.1. Sejarah AMR Pada bulan Oktober 1997, ETSI (European Telecommunications Standards Institute) memulai suatu program standarisasi untuk mengembangkan sistem pengkodean
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Arsitektur Sistem GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa band frekuensi yaitu GSM 900, GSM
Lebih terperinciBAB II SISTEM JARINGAN GSM DAN HANDOVER
BAB II SISTEM JARINGAN GSM DAN HANDOVER 2.1 Radio Sub System (RSS) Area yang diliput oleh sistem komunikasi bergerak dibagi dalam berbagai cell. Tiap cell memiliki Base Transceiver Station (BTS) yang menjamin
Lebih terperinciArsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII
Arsitektur Jaringan GSM Pertemuan XIII Jaringan GSM adalah sistem yang terdiri dari beberapa sel/cell. Jangkauan area service sebuah cell (atau yang disebut coverage berbeda dari satu cell dengan cell
Lebih terperinciPENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER
PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI YUYUN SITI ROHMAH, ST,.MT //04 OUTLINES A. Pendahuluan B. Frequency Reuse C. Handoff D. Channel Assignment Strategies //04 A. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB III PROSES HANDOVER DAN PENYEBAB TERJADINYA HANDOVER FAILURE
BAB III PROSES HADOVER DA PEEBAB TERJADIA HADOVER FAILURE 3.1 Proses Handover Mobile Station (MS) bergerak menjauhi suatu BTS maka daya yang diterima oleh MS akan berkurang. Jika MS bergerak semakin menjauhi
Lebih terperinciTugas Akhir Analisa Adaptive Multi Rate Untuk Meningkatkan Speech Quality Index Pada Sistem Jaringan GSM
Tugas Akhir Analisa Adaptive Multi Rate Untuk Meningkatkan Speech Quality Index Pada Sistem Jaringan GSM Diajukan Oleh : Muhammad Nurdin NIM : 41405110058 Peminatan Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi GSM Salah satu teknologi komunikasi bergerak yang sampai saat ini masih menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile Communication) yang merupakan komunikasi
Lebih terperinciARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE
Makalah Seminar Kerja Praktek ARSITEKTUR PADA BASE TRANCEIVER STATION NOKIA ULTRASITE 900 Faris Fitrianto (L2F006038) faris.fitrianto@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS PANGGILAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM
ANALISIS KUALITAS PANGGILAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN GSM Daniel Chandra, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL
BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL Proses pengukuran dan pemantauan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dari jaringan GSM yang ada, Kemudian ditindak lanjuti dengan
Lebih terperinciBluetooth. Pertemuan III
Bluetooth Pertemuan III Latar Belakang Pada bulan Mei 1998, 5 perusahaan promotor yaitu Ericsson, IBM, Intel, Nokia dan Toshiba membentuk sebuah Special Interest Group (SIG) dan memulai untuk membuat spesifikasi
Lebih terperinciANALISIS TRAFIK PADA PROPAGASI SINYAL RADIO MOBILE
ANALISIS TRAFIK PADA PROPAGASI SINYAL RADIO MOBILE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Oleh Anharum Mushoffa
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple
BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM 2.1 Tinjauan Pustaka Metode akses telepon seluler ada tiga macam yaitu, metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple Access),
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA 2.1 PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI BERGERAK Perkembangan telekomunikasi bergerak (biasa disebut sebagai sistem generasi) dimulai dengan
Lebih terperinciPENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Heri Setio Jatmiko (L2F 009 051), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Jaringan Dasar GSM (Global Service for Mobile Communication) Gambar 2.1 Hirarki Dasar GSM Pada dasarnya GSM yang melayani dan menyambungkan satu pelanggan ke pelanggan
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER 2 OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL
Lebih terperinciKONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT
KONSEP DASAR SELULER TEKNIK TRANSMISI SELULER (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT A. Pendahuluan Yang mendasari perkembangan Keterbatasan spektrum frekuensi Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi
Lebih terperinciTeknik Transmisi Seluler (DTG3G3)
Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3) Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT Dadan Nur Ramadan,S.Pd,MT Trinopiani Damayanti,ST.,MT Suci Aulia,ST.,MT KONSEP DASAR SISTEM SELULER OUTLINES LATAR BELAKANG KONFIGURASI SEL PARAMETER
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR GSM
BAB II KONSEP DASAR GSM 2.1 Perkembangan GSM Tahun Perkembangan 1982 -Terbentuk badan kelompok kerja GSM (Group Special Mobile) melalui Conference of European Posts and Telegraphs (CEPT) dengan liputan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem selular GSM GSM (global system for mobile communication) GSM mulanya singkatan dari groupe special mobile adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital.
Lebih terperinciBAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi GSM GSM (Global System for Mobile Communication) adalah teknologi yang menyokong sebagian besar jaringan telepon seluler dunia. GSM telah menjadi teknologi komunikasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii
x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO...v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... ix DAFTAR ISI...x
Lebih terperinciKata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler
Makalah Seminar Kerja Praktek PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL DROP RATE (CDR) PERFORMANCE PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Hutama Arif Bramantyo (L2F 009 015), Ajub Ajulian Zahra M, ST. MT (197107191998022001)
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PARAMETER BSS UNTUK OPTIMALISASI BTS INDOOR
BAB III PERENCANAAN PARAMETER BSS UNTUK OPTIMALISASI BTS INDOOR 3.1 BTS INDOOR Berdasarkan data statistik yang ada, umumnya pengguna telepon selular di kota besar lebih banyak pada hari dan waktu jam kerja
Lebih terperinciGambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station
2.2 Skema 2 nd Generation Network Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network Keterangan dari gambar diatas adalah : 1) MS : Mobile Station 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS
BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS 2.1 Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang paling dominan untuk sistem mobile phone di dunia saat ini. Jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi bergerak (mobile communication) mulai dirasakan perlu sejak orang semakin sibuk pergi kesana kemari dan memerlukan alat telekomunikasi yang siap dipakai
Lebih terperinciAnalisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA
Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA Martina Pineng *Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Indonesia Toraja Abstract- Short Message Service (SMS)
Lebih terperinciAnalisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor
ISSN : 2088-9984 Seminar Nasional dan ExpoTeknik Elektro 2011 Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor Rizal Munadi, Rahmat Saputra dan Hubbul Walidainy Jurusan
Lebih terperinciSISTEM PEMANTAUAN IDENTITAS JARINGAN GSM
SISTEM PEMANTAUAN IDENTITAS JARINGAN GSM Dedi Saut Martua Gultom 1, Damar Widjaja 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Kampus III, Paingan, Maguwoharjo,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM (Global Service for Mobile Communication) Sebuah jaringan GSM dibangun dari beberapa komponen fungsional yang memiliki fungsi dan interface masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia telekomunikasi belakangan ini semakin pesat, diikuti dengan meningkatnya jumlah pengguna dan tuntutan akan jaringan telekomunikasi yang berkualitas,
Lebih terperinciWIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER
WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER Arsitektur jaringan seluler dibagi menjadi yaitu: 1. Generasi Kedua terdiri atas: SISTEM DECT (DIGITAL ENHANCED CORDLESS TELECOMMUNICATION) adalah
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND
ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta, Andreas Ardian Febrianto, Rosalia Widya Pratiwi ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND Budihardja Murtianta,
Lebih terperinciANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO
ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO Alfin Hikmaturokhman 1, Ali Muayyadi 1, Irwan Susanto 2, Andi Ulva T Wello 2 1 Program Magister Teknik Telekomunikasi IT Telkom Bandung
Lebih terperinciDiajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :
TUGAS AKHIR MENGATASI ADJACENT CHANNEL INTERFERENCE 3G/WCDMA PADA KANAL 11 & 12 MILIK OPERATOR AXIS DENGAN MENGUNAKAN BAND PASS FILTER STUDI KASUS SITE PURI KEMBANGAN Diajukan guna melengkapi sebagian
Lebih terperinciBAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER
BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER 3.1 Pemilihan Cell Untuk melihat perubahan yang terjadi dengan menggunakan fitur fast traffic handover ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penelitian pada salah
Lebih terperinciGSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno
GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno arif@rndc.or.id, tri.sumarno.sh@gmail.com Pendahuluan Pada kesempatan ini, saya bersama rekan akan memaparkan tentang serangan pada sebuah
Lebih terperinciBAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.
17 BAB III KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk. 3.1. Definisi MSC ( Mobile Switching Center ) Secara umum, fungsi MSC adalah mengontrol panggilan dari dan menuju sistem telepon maupun data yang lain.
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER 2.1 Arsitektur Sistem Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile Communication) dapat dilihat pada Gambar 2.1. Seorang pengguna memakai perangkat
Lebih terperinciKegagalan Panggil (Fail Connection) pada Sistem Jaringan Telepon Selular (GSM)
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 1, No. 1, November 2009 33 Kegagalan Panggil (Fail Connection) pada Sistem Jaringan Telepon Selular (GSM) Ulfah Mediaty Arief Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciPERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya Wibowo (L2F606002)
PERANGKAT DAN ALARM PADA BTS SIEMENS TELKOMSEL Aditya ibowo (L2F606002) Abstrak Dunia komunikasi seluler sudah berkembang sedemikian pesatnya. Hampir setiap orang sudah memiliki handphone sendiri-sendiri.
Lebih terperinciI. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.
I. Pembahasan 1. Frequency Reuse Frequency Reuse adalah penggunaan ulang sebuah frekuensi pada suatu sel, dimana frekuensi tersebut sebelumnya sudah digunakan pada satu atau beberapa sel lainnya. Jarak
Lebih terperinciAnalisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi
Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi Eva Yovita Dwi Utami 1, Pravita Ananingtyas Hanika 2 Program
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 OVERVIEW SISTEM GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION) Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak digunakan
Lebih terperinciSistem Komunikasi Bergerak Seluler
Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak Seluler Revisi Juli 003 Modul 3 EE 47 Sistem Komunikasi Bergerak Sistem Komunikasi Bergerak Seluler Oleh : Nachwan Mufti A, ST Organisasi Modul 3 Sistem Komunikasi Bergerak
Lebih terperinciBAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend
BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend teknologi seluler yang paling banyak dipakai pada saat ini. GSM merupakan teknologi seluler generasi
Lebih terperinciANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA )
ANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA ) Agus Zainullah 1 ), Fitri Imansyah 2 ), Neilcy T. Mooniarsih 2 ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura,
Lebih terperinciBAB III 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD channel failure rate above defined threshold merupakan salah satu
BAB III 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD 7745 channel failure rate above defined threshold merupakan salah satu alarm yang terdapat dalam sistem BTS Nokia ultrasite. Alarm ini sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB III KONFIGURASI SISTEM CDMA 2000 IX
4. Interferensi pada BTS yang berbeda : 1 I oc = I sc + 10 log 1 fr 5. Total Interferensi I ch = 10log(10 0,1Isc + 10 0,1Ioc ) 6. Thermal Noise Density dari MS : No = 10log (290.k) + NF BTS + 30 7. Rasio
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI GSM.
BAB II TEKNOLOGI GSM 2.1. Perkembangan Teknologi GSM Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan standar yang diterima secara global untuk komunikasi selular digital. GSM adalah nama group standardisasi
Lebih terperinciOPTIMASI PENEMPATAN BTS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA
OPTIMASI PENEMPATAN BTS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Nama Mahasiswa : Yustaf Pramsistya NRP : 1204 100 063 Jurusan : Matematika FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : DR. M. Isa Irawan, MT. Drs. Bandung
Lebih terperinciGlobal System for Mobile Communication ( GSM )
Global System for Mobile Communication ( GSM ) Pulung Ajie Aribowo, 31257-TE Radityo C. Yudanto, 31261-TE Anugerah Adiputra, 31310 - TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta 1.1 Pendahuluan Global
Lebih terperinciBAB I PROTOKOL KOMUNIKASI
BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu pengalihan informasi dan pengertian diantara bagian individu, dan suatu proses pengiriman dari lambang- lambang antar pribadi dengan makna-makna yang dikaitkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Trafik Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Indoor BTS (Base Transceiver Station) BTS (Base Transceiver Station) adalah perangkat seluler yang pertama kali berhubungan langsung dengan handset kita. Beberapa BTS
Lebih terperinciUniversal Mobile Telecommunication System
Universal Mobile Telecommunication System Disusun Oleh: Fikri Imam Muttaqin Kelas XII Tel 2 2010026 / 23 UMTS merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. Air interface yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PENYELESAIAN ALARM 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD. Alarm 7745 yang terjadi pada BTS Nokia akan berdampak langsung
BAB IV ANALISA PENYELESAIAN ALARM 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD Alarm 7745 yang terjadi pada BTS Nokia akan berdampak langsung kepada pelanggan (Live Network). Biasanya pelanggan akan
Lebih terperinciJurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA
Jurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal 48-55 AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA ANALISA PERENCANAAN SITE BARU 3G APARTEMEN GANDARIA PT. XL AXIATA NUR RACHMAD, SYAH MAULANA IKHSAN 1 AKADEMI TELKOM
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisa Peningkatan Kualitas Jaringan GSM Dengan Menggunakan Teknologi SFH
TUGAS AKHIR Analisa Peningkatan Kualitas Jaringan GSM Dengan Menggunakan Teknologi SFH Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Bachtiyar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Komunikasi Bergerak Perkembangan sistem komunikasi dunia semakin marak dengan teknologiteknologi baru yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dimanapun, dengan siapapun dan
Lebih terperinciANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE
ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE Imelda Sricavitry Sihaloho, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSTUDI KASUS AKTIVASI TCH-HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM DAERAH SUMATERA UTARA
STUDI KASUS AKTIVASI TCH-HALFRATE DALAM PENINGKATAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM DAERAH SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan
Lebih terperinciCell boundaries (seven cell repeating pattern)
Dr. Risanuri Hidayat Cell boundaries (seven cell repeating pattern) All the cell sites in a region are connected by copper cable, fiber optics, or microwave link to a central office called a mobile switching
Lebih terperinci