BAB I PENDAHULUAN. terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dipatuhi oleh masyarakat pendukungnya. Budaya menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat.kepercayaan ini menimbulkan perilaku tertentu seperti berdo a,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

BAB III METODE PENELITIAN

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan proses yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan

BAB III METODE PENELITIAN. pelaporan data-data penelitian secara sistematis.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah: prosedur penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang bertujuan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB III METODE PENELITIAN. kata kunci yang perlu diperhatian yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data data yang dikumpulkan untuk menunjang kegiatan studi ini pada umumnya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mencakup berbagai aspek dan langkah-langkah yang ditempuh. oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara sekuler, melainkan Negara yang berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa, karena ada bermacam-macam agama yang hidup di dalamnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dilakukan untuk memperoleh faktafakta

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Saripraja dengan rincian sebagai berikut: Jumlah Populasi keseluruhan sejumlah

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan yaitu: penelitian lapangan, penelitian pustaka, dan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau tulisan lisan dari orang-orang dan perilaku yang

BAB III METODE PENELITIAN. Hodos yang artinya jalan, cara, atau arah. Sehingga metode dalam arti luas

BAB I PENDAHULUAN. kelamin. Pernikahan mempunyai upaya untuk menyatukan diri antara laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia sejak zaman kerajaan-kerajaan, teristimewa pada masa

BAB III METODE PENELITIAN. dalam suatu karya ilmiah. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan disiplin ilmu yang dibangun oleh peneliti. Sebagai jembatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat mengungkap suatu peristiwa ataupun kejadian pada objek peneliti, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian dalam suatu penelitian sangat penting, sebab

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan

BAB III METODE PENELITIAN. cara-cara melaksanakan penelitian (meliputi kegiatan-kegiatan mencari,

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memahami suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan sesuai dengan dinamika peradaban yang terjadi. Misalnya,

BAB III METODE PENELITIAN. Penilitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penggunaan Contingent Praise terhadap motivasi belajar Qur an Hadist di MA

BAB I PENDAHULUAN. yang diturunkan oleh Tuhan dengan terdapat suatu keistimewaan yang. memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah profil pelaku perkawinan poliandri, sebab dan akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan atau pengaruh antara variabel program tahfidz al-quran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN. model atau metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan

DAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

mencatat merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 2 pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. 1 Masyarakat Kalimantan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang telah penulis tetapkan adalah Badan Amil Zakat (BAZ) kota

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 29

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau cara dalam suatu penelitian, karena pada hakekatnya bertujuan untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap keyakinan adanya kekuatan ghaib, luar biasa atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu dan masyarakat, bahkan terhadap segala gejala alam. Kepercayaan itu menimbulkan perilaku tertentu seperti berdo a, memuja, dan lain sebagainya. Seperti juga rasa takut, optimis, pasrah, dan lainnya itu merupakan sifat individu dan masyarakat lainnya. Kehidupan beragama adalah kenyataan hidup yang ditemukan sepanjang sejarah masyarakat dan kehidupan pribadinya. Kepercayaan itu hingga kini kebenaranya sehingga menjadi kepercayan keagamaan atau kepercayaan religius, mengadakan upacara-upacara pada momen-momen tertentu, seperti perkawinan, kelahiran, dan kematian. Upacara-upacara ini dalam agama disebut ibadat dan dalam Antropologi Agama dinamakan ritual (rites). 1 Bila diperhatikan dari kacamata Antropologi Budaya, tampak bahwa pola kehidupan religius manusia atau suatu masyarakat tertentu merupakan suatu sistem pranata yang telah dibakukan, baik yang menyangkut pola pemahaman, pola peribadatan maupun pola sosialitas. 1 Bustanuddin Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia/ Pengantar Antropologi Agama (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), 96 1

2 Pola peribatan (ritualitas) pada dasarnya merupakan simbolis dari dimensi keyakinan diri terhadap sesuatu yang di anggap agung, bagi pemeluknya peribadatan itu adalah suatu permohonan dalam pemujaan untuk menunjukkan rasa terima kasih atau pengabdian yang ditujukan kepada kekuasaan-kekuasaan luhur yang menggenggam kehidupan manusia. 2 Tiap agama mempunyai tatacara serta aturan yang berbeda dalam kegiatan keagamaan yang mereka lakukan baik itu cara-cara pemujaan terhadap Tuhan maupun dalam upacara keagamaan lainnya. Upacara keagamaan itu ada yang bersifat ritual dan ada yang bersifat seremonial. Tindakan agama terutama ditampakkan dalam upacara ritual, pola peribadatan (ritualitas) pada dasarnya merupakan simbolis dalam dimensi keyakinan diri terhadap sesuatu yang dianggap agung, dan dapat dikatakan bahwa ritual agama merupakan agama dalam tindakan. 3 Tradisi upacara kematian pada masyarakat suku Tengger, misalnya merupakan salah satu system ritualitas yang masih dipertahankan secara eksklusif hingga kini. Tradisi upacara kematian ini meskipun berangkat dari kristalisasi nilai-nilai budaya yang sedemikian tradisional, namun pengaruhnya hingga kini masih kuat sekali terhadap desa-desa disekitarnya terutama di desa Baledono Tosari Pasuruan. 2 William A. Haviland, Antropologi Edisi Keempat Jilid 2 (Jakarta : Erlangga,1985 ), 207 3 Maria Susai Dhavamony, Fenomenologi Sosial (Yogyakarta : Kanisius, 1995), 167

3 Tradisi upacara kematian ini syarat dengan berbagai simbol-simbol yang tampak dari berbagai atribut yang dipergunakan, mulai dari hari kematian hingga paska kematian yang sering disebut dengan upacara entas-entas. Upacara Entasentas dimaksudkan untuk menyucikan roh orang yang meninggal dunia pada hari ke-1000 agar supaya dapat masuk surga. Upacara Entas-entas juga bertujuan untuk menyucikan dan mengantarkan arwah yang berada dilautan pasir Gunung Bromo. Biaya upacara Entas-entas sangat mahal karena penyelenggara harus mengadakan selamatan besar-besaran dengan menyembelih sapi jantan, sebagian daging sapi dimakan dan sebagiannya lagi untuk pelaksanaan kurban. 4 Tentu saja perilaku keagamaan masyarakat suku Tengger yang terkemas dalam system ritualitas kematian tersebut jelas mengandung makna atau nilainilai tertentu yang terkait dengan karakteritis budaya, adat dan tradisi dari daerah yang bersangkutan. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang sebagaimana telah terurai diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana deskripsi tentang upacara kematian masyarakat tengger? 2. Bagaimana makna kematian dalam kaitannya dengan upacara keagamaan bagi masyarakat tengger? 4 Hasil Wawancara dengan Bapak Agus Sudarman, Tokoh AgamaHindu, 1 maret 2009

4 C. Penegasan Judul Dan Alasan Memilih Judul. 1. Penegasan Judul Untuk memahami dan memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang judul diatas, Maka perlu penegasan judul Upacara Kematian (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Suku Tengger Di Desa Baledono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan). Agar tidak terjadi salah interprestasi, Adapun dari judul tersebut adalah sebagai berikut: Upacara : Berarti melakukan suatu perbuatan yang tertentu menurut adat kebiasaan agama. 5 Kematian : Akhir dari kehidupan jasmani. 6 Studi : Menggunakan waktu dan pemikiran untuk memperoleh pengetahuan. 7 Perilaku : Cara bertingkah laku dalam situasi tertentu. 8 Keagamaan : Segenap kepercayaan kepada tuhan, dewa, dan sebagainya, serta ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan kepercayaan atau sifat-sifat yang terdapat pada agama. 9 Jadi yang dimaksud perilaku keagamaan adalah rangkaian perbuatan atau tindakan yang didasari oleh nilainilai agama. 5 W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), 1132 6 Gerald o colins, SJ. Kamus Teologi (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 137 7 W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1985), 965 8 Soerjono Soekamto, Kamus Sosiologi (Jakarta: Rajawali 1985), 51 9 Ibid., 18

5 Masyarakat : Merupakan sekelompok manusia yang berinteraksi dengan kelompok manusia lain dengan tingkah laku manusia secara umum, dan memiliki institusi seperti pada masyarakat lain. 10 Islam : Merupakan agama yang ajaran-ajaran diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Muhammad sebagai Rasul. 11 Suku Tengger : Sebuah suku yang tinggal disekitar Gunung Bromo Jawa Timur. Baledono : Bagian dari wilayah Tosari yang terletak 1320 meter dpl dari bentang alam yang berbukit. Tosari : Salah satu Kecamatan di Kabupaten Pasuruan yang memiliki luas wilayah sebesar 84.29 Km Jadi yang dimaksud judul tersebut adalah mengkaji dan mempelajari perilaku keagamaan dalam kaitannya dengan upacara yang diadakan oleh suku Tengger. 2. Alasan Memilih Judul Adapun alasan penulis memilih judul tersebut diatas diatas didasarkan pada pertimbangan, bahwa: 10 Ronald L. Johnstone. Religion In Sosiety a Sociology of Religion (Amerika : The United Stated Of America, 1983), 5-6 11 Studi Islam IAIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2005), 1

6 a) Karena adanya perilaku keagamaan yang terjadi pada masyarakat tengger berupa upacara kematian yang cenderung mempercayai nilai-nilai kejawen. b) Adanya kenyataan obyektif bahwa adat yang terjadi di Desa Baledono Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan menjadi budaya yang hidup. D. Tujuan Yang Ingin Dicapai Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1. Untuk mengetahui diskriptif tentang upacara kematian pada masyarakat tengger. 2. Untuk mengetahui makna kematian dalam kaitannya dengan upacara keagamaan bagi masyarakat tengger. E. Sumber-sumber Yang Dipakai 1. Sumber primer Sumber data yang bersifat utama dan terpenting untuk mendapatkan informasi yang diperlukan oleh peneliti lapangan dimana peneliti terjun langsung untuk mencari data atau keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Responden adalah merupakan sumber utama sehingga penulis menggunakan beberapa responden untuk mendapatkan keterangan dan informasi tentang masalah yang diteliti.

7 2. Sumber sekunder Sumber sekunder merupakan sumber data yang bersifat menunjang dan melengkapi sumber data primer yaitu menjadi sumber data sekunder adalah buku-buku kepustakaan. F. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperolehdari sampel itu hendak digeneralisasikan. 12 Yang dimaksud dengan populasi disini adalah seluruh masyarakat desa Baledono dengan jumlah 920 Penduduk. 2. Sampel Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki, 13 Dalam penelitian adalah sebagian dari masyarakat di desa Baledono adalah sebanyak 10%. Jadi yang dijadikan sampel penelitian adalah sebanyak 92 Orang. G. Metode Penelitian 1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data antara lain: 12 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), 78 13 Ibid, 78

8 a. Observasi adalah suatu cara yang menggunakan untuk mengamati dan mencatat obyek yang akan diteliti. 14 Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana deskriptif upacara kematian di desa Baledono. b. Wawancara (interview) yaitu suatu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden. 15 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dari tokoh masyarakat serta masyarakat desa Baledono guna memperoleh informasi tentang sejarah upacara kematian dan perilaku keagamaan masyarakat Islam suku Tengger desa Baledono dan informasi lain yang dianggap perlu. c. Angket yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. 16 Metode ini digunakan untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap perilaku keagamaan masyarakat islam suku tengger khususnya dalam upacara kematian. d. Metode dokumentasi yaitu mencari data tertulis mengenai suatu hal yang berupa buku, majalah, dokumen lainnya, dalam kaitannya dengan penelitian ini, dokumentasi monografi, agama dan kepercayaan yang dianut serta data-data yang berhubungan dengan pelaksanaan upacara kematian. 14 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach Jilid II (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), 136 15 Irwan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosda, 1999), 67 16 Ibid, 65

9 2. Tehnik Analisa Data Peneliti tersebut menggunakan analisis data dengan metode diskripsi analisis yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau ingin mengetahui suatu fenomena tertentu. Adapun data yang diperoleh dari hasil wawancara dalam pemaparannya adalah dengan menggunakan metode konstruksi peneliti. Sedangkan tehnik analisis data secara keseluruhan dari data yang diperoleh dengan menggunakan metode diskripsi analisis yaitu menjelaskan pokok-pokok persoalan dan menganalisis data yang diperoleh secara teliti untuk mendapatkan kesimpulan diakhir skripsi ini. 17 H. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalm memahami skripsi ini, maka penulis merasa perlu untuk memberikan pola dan sistematika pembahasan. Adapun pola sistematika pembahasan dalam skripsi ini akan dirinci sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang: Latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, penegasan judul, alasan memilih judul, tujuan yang ingin dicapai, sumber-sumber yang digunakan, populasi dan sampel, metodologi yang dipergunakan, dan yang terakhir sistematika pembahasan. 17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), 202-208

10 Bab II : Studi Teoritis Tentang upacara Kematian dan Perilaku Keagamaan Bab ini merupakan studi teoritis tentang upacara kematian yang berisi tentang: upacara kematian, perilaku keagamaan. Bab III : Studi Gambaran Umum Obyek Penelitian Bab ini merupakan pokok bahasan yang berisi tentang identifikasi obyek penelitian yang meliputi: Data tentang keadaan geografi dan monografi desa Baledono, sejarah keberadaan suku Tengger di desa Baledono, serta cerita tentang keadaan keagamaan suku Tengger di desa Baledono. Bab IV : Seputar Upacara Kematian dan Perilaku Keagamaan Suku Tengger di Desa Baledono Berisikan tentang perilaku keagamaan masyarakat Islam suku Tengger di desa Baledono serta upacara kematian masyarakat Islam suku Tengger di desa Baledono. Bab V : Analisa Data Berisikan tentang pembahasan data-data yang telah terkumpul yakni tentang: analisa upacara kematian dan analisa tentang perilaku keagamaan. Bab VI : Penutup Merupakan bab penutup yang berisi: kesimpulan dan saran-saran yang diperlukan.