BAB I PENDAHULUAN. anak didiknya, kesesuaian alat bermain, alat bantu, serta metode yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru dan anak didik di dalam kelas,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran kognitif pada anak mempunyai tujuan agar anak. memiliki kecakapan yang meliputi kecakapan mengenal angka, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat bagi perkembangan buah hatinya. Dengan demikian anak akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama yang disebut The Golden Years. Masa keemasan ini dijadikan. ruang dan kesempatan agar mereka memahami mengenai:

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bermain adalah dunia anak. Jean Piaget (dalam Moeslichatoen R.,1996)

memenuhi tuntutan sosial, kultural, dam religius dalam lingkungan kehidupannya. Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-10 MELALUI PERMAINAN KOTAK PINTAR ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA III WATES TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA III POJOK KECAMATAN CAMPURDARAT

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN ENGKLEK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERMATA BANGSA TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014 / 2015

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

Dari uraian diatas jelas pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting, bahwa pendidikan jasmani memiliki nilai-nilai yang positif untuk

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

SKIRPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. setelah ada proses pembelajaran. Menurut Sugiyanto (1993: 24-25), berpendapat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi anak usia prasekolah. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan utama. yang mendukung pentingnya pendidikan prasekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perasaan tenang dan memberikan kepuasan. Menurut pendapat Sukintaka (1992 :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI DI PAUD Al-FATHONAH

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizal Faisal, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. usia dini, karena berada pada fase golden age atau masa keemasan, dengan alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak (TK) merupakan tempat belajar dan bermain bagi anak usia dini.pelaksanaan program kegiatan belajar di TK harus menciptakan suasana yang nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran harus memperhatikan kematangan atau tahap perkembangan anak didiknya, kesesuaian alat bermain, alat bantu, serta metode yang digunakan. Selain itu,guru juga harus mempertimbangkan waktu, tempat dan teman bermain mereka. Menurut Solehuddin (1997 : 79) Bermain adalah sifat yang melekat langsung pada kodrat anak. Jika ada anak yang tidak mau bermain, itu menunjukkan adanya suatu kelainan dalam diri anak tersebut. Melalui bermain anak memperoleh dan memproses informasi belajar hal-hal baru dan melatih semua kemampuan yang dimiliki anak melalui keterampilan yang ada. Bermain disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, dimulai dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) ke belajar seraya bermain (unsur belajar lebih besar) karena pada hakekatnya belajar di taman kanak-kanak adalah bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. 1

2 Program pembelajaran anak di taman kanak-kanak disajikan dalam bentuk permainan. Hal ini sejalan dengan pendapat Suyatno (2005:12) sebagai berikut. Dengan permainan, siswa dapat merumuskan pemahaman tentang suatu konsep : kaidah-kaidah asas (prinsip) unsur-unsur pokok, proses, hasil dan dampak, dan seterusnya misalnya, untuk menjelaskan paragraph atau teks yang memang tidak ada wujud bendanya, permainan dapat menguraikan secara rinci dan jelas melalui perilaku siswa yang turut dalam permainan. Permainan akan lebih menarik jika ada unsur-unsur persaingan atau perlombaan di dalamnya, sekaligus sebagai unsur mnghibur. Menurut Santrock (Depdiknas, 2009 : 63 ) Permainan (play) ialah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Pembelajaran di TK harus menyenangkan bagi anak fun learning dan joyfull learning karena sesuai dengan pertumbuhan dan perkembanganya. Permainan merupakan alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu melakukanya. Oleh karena itu, kreativitas guru sangat menentukan keberhasilan suatu permainan dalam pembelajaran. Permainan sebagai media pendidikan memerlukan keterampilan sendiri yang harus dikuasai guru. Keterampilan tersebut memerlukan semacam kajian terlebih dahulu. Menurut Suyatno (2005:13) kajian tersebut antara lain adalah :

3 1. Membaca bahan-bahan teoritis yang ada 2. Kasus-kasus nyata 3. Mencari contoh-contoh yang relevan 4. Menyusun aturan permainan Berdasarkan pendapat etrsebut maka dapat disimpulkan dalam menciptakan suatu bentuk permainan banyak waktu dan tenaga yang dipersiapkan. Jika dikatakan bahwa permainan memiliki kelemahan dapat dikatakan bahwa kelemahan itu adalah menyita waktu banyak untuk mempersiapkannya. Permainan yang diberikan kepada anak tidak harus yang mahal, yang penting aman dan berkualitas dengan mempertimbangkan usia anak, hobi, kreativitas dan keamananannya. Permainan yang hampir terlupakan oleh anak di masa sekarang ini di antaranya yaitu permainan tradisional. Permainan tradisional mempunyai arti bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat, dalam pelaksanaannya permainan tradisional dapat memasukkan unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak ke dalamnya. Salah satu permainan tradisional yang telah banyak dilupakan oleh anak-anak yaitu permainan tradisional sondah. Permainan sondah merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang menggunakan benda dan hitungan, serta kesepakatan tentang permainannya.

4 Dari sini jelas bahwa permainan sondah tidak dapat dilepaskan dari kemampuan mengenal lambang bilangan anak, dan pentingnya kedisiplinan dalam bermain. Permainan sondah dapat digunakan oleh guru taman kanakkanak sebagai sumber belajar dalam bidang pengembangan mengenal lambang bilangan. Standar isi pembelajaran mengenal lambang bilangan di taman kanakkanak menurut NCTM (2002) terdiri dari angka dan operasi, aljabar, bentuk geometri, pengukuran, analisis data, dan probabilitas. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari mengenal lambang bilangan, oleh sebab itu tidak berlebihan bila sejak usia dini anak telah diperkenalkan pada mengenal lambang bilangan. Pada umumnya mengenal lambang bilangan dianggap sebagai hal yang menakutkan bagi anak sekolah, yang kemungkinan salah satu penyebabnya adalah pendekatan yang salah dalam mengajarkan mengenal lambang bilangan kepada anak. Caranya, guru menggunakan rancangan permainan tradisional sondah yang sudah pernah ada dan sudah terbukti efektif digunakan selama ini. Guru dapat mengubah dan menyesuaikan secara kreatif. Berdasarkan refleksi awal, pada pembelajaran mengenal lambang bilangan anak khususnya dalam pengenalan angka (lambang bilangan) di TK PGRI Mekarsari Desa Cisalak yang berjumlah 23 orang, yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 11 anak perempuan, ditemukan permasalahan yang menyangkut aktivitas mereka selama pembelajaran. Permasalahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

5 1. Sebagian besar anak menunjukkan sikap yang kurang perhatian terhadap pembelajaran karena mereka tidak merasa tertarik dan mereka beranggapan bahwa pembelajaran saat itu tidak menyenangkan. 2. Sebagian besar anak menunjukkan sikap pasif terhadap kegiatan pembelajaran. Seperti kondisi yang telah dijelaskan di atas, maka sebagai akibatnya anak-anak di TK PGRI Mekarsari tidak dapat mncapai tujuan pembelajaran mengenal lambang bilangan sesuai indikator yang telah ditetapkan. Sebagian besar siswa (13 orang anak atau 56,52 % ) kemampuan mengenal lambang bilangannya masih rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mengenal lambang bilangan yang diselenggarakan guru saat itu kurang mendukung terhadap keberhasilan belajar anak didiknya. Penggunaan metode yang kurang relevan menjadi salah satu sebab anak tidak mau mengikuti kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan. Selain itu, tidak digunakan alat atau media pembelajaran menjadi faktor penyebab kurangnya minat anak dalam mengikuti pembelajaran mengenal lambang bilangan. Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru kelompok A sebagai solusi tindakan untuk memecahkan masalah dalam kemampuan mengenal lambang bilangan anak khususnya pengenalan angka (lambang bilangan) digunakan jenis pembelajaran permainan tradisional sondah.

6 Dasar pertimbangan pemilihan jenis permainan tradisional sondah untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak dalam mengenal angka (lambang bilangan ) adalah sebagai berikut : 1. Permainan ini mudah dimainkan oleh anak. 2. Permainan ini bertujuan untuk penguatan otot tungkai, membina keterampilan olah kaki, melatih koordinasi tangan dan mata. 3. Kalau anak diberi permainan dalam pembelajaran maka anak akan melakukan permainan itu dengan rasa senang, karena rasa senang itulah maka anak akan mengungkapkan keadaan pribadinya yang asli pada saat mereka bermain, baik itu berupa watak asli, maupun kebiasaan yang telah membentuk kepribadianya. 4. Permainan ini dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka (lambang bilangan), karena anak akan meloncat sambil engkle dan menyebutkan angka sesuai dengan tempat dimana anak melemparkan pecahan genting pada kotak yang telah disediakan, didalam kotak-kotak tersebut terdapat gambar-gambar benda sesuai dengan lambang bilangan. Misalnya untuk kotak dengan lambang bilangan 1 terdapat gambar benda dengan jumlah satu buah, sampai dengan kotak dengan lambang bilangan 10 terdapat gambar benda dengan jumlah sepuluh buah. Dengan demikian anak akan mengenal konsep lambang bilangan dan mengetahui konsep bilangan itu sendiri, bahwa lambang bilangan 1 itu menunjukkan gambar benda sebanyak satu buah, dan seterusnya hingga lambang bilangan 10 yang menunjukkan gambar benda sebanyak sepuluh buah.

7 5. Permainan ini menggunakan kotak-kotak sebagai tempat bermain anak yang dapat dimodivikasi oleh guru, sesuai kebutuhan dalam pembelajaran mengenal angka (lambang bilangan ) karena aturan permainan serta kotakkotak yang dapat diisi dengan angka-angka dan gambar sejumlah angka tersebut sebagai tempat bermain anak tidak baku, artinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran mengenal angka (lambang bilangan ) sesuai permainan yang dimainkan oleh anak. Dengan menggunakan jenis permainan tradisional sondah diharapkan anak dapat berinteraksi dengan teman yang lainnya dan minat mereka terhadap pembelajaran mengenal lambang bilangan menjadi lebih baik dan meningkat pula. Berdasarkan uraian di atas penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang permainan tradisional sondah yang dapat dijadikan sumber belajar untuk mempermudah anak dalam pembelajaran mengenal lambang bilangan, serta dapat mengenalkan dan melestarikan kembali permainan-permainan tradisional yang ada di indonesia, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Anak Melalui Jenis Permainan Tradisional Sondah di TK PGRI Mekarsari. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka perlu adanya suatu penelitian bagaimana cara meningkatkan kemampuan mengenal

8 lambang bilangan anak taman kanak kanak melalui jenis permainan tradisional sondah yang secara khusus dapat dipaparkan dalam bentuk pertanyaan di bawah ini. 1. Bagaimana kemampuan mengenal lambang bilangan anak di TK PGRI Mekarsari sebelum diterapkan jenis permainan tradisional sondah? 2. Bagaimana penerapan jenis permainan sondah untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak di TK PGRI Mekarsari? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak di TK PGRI Mekarsari setelah diterapkan jenis permainan tradisional sondah? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran mengenal lambang bilangan anak melalui jenis permainan tradisional sondah di TK PGRI Mekarsari Cisalak Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang. b. Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui kondisi objektif kemampuan mengenal lambang bilangan anak di TK PGRI Mekarsari sebelum diterapkan jenis permainan tradisional sondah. 2) Untuk mengetahui langkah-langkah implementasi proses penerapan jenis permainan sondah untuk meningkatkan kemampuan mengenal

9 lambang bilangan anak di TK PGRI Mekarsari pada tahun ajaran 2011-2012. 3) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak di TK PGRI Mekarsari setelah diterapkan jenis permainan tradisional sondah. 2. Kegunaan Penelitian Penlitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak seperti Guru, anak/ siswa, Lembaga pendidikan/ TK, orang tua, dan bagi peneliti selanjunya. Untuk lebih spesifik, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Bagi Guru TK 1) Dapat dijadikan bahan masukan dalam menerapkan jenis permainan tradisional sondah untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak. 2) Dapat meningkatkan kompetensi guru-guru sehingga pembelajaran lebih berkualitas. 3) Memotivasi peranan guru dalam menigkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi anak. b. Bagi Anak/Siswa 1) Bisa memiliki nilai yang banyak bagi proses belajar dan perkembangan anak.

10 2) Dapat menciptakan suasana menyenangkan dalam pembelajaran mengenal lambang bilangan anak. 3) Dapat meningkatkan kesegaran dan kebugaran baik mental maupun fisik. c. Bagi Lembaga Pendidikan/ TK Hasil penelitian diharapkan menjadi subangsih kepada seluruh lembaga pendidikan pada umumnya, khususnya bagi TK PGRI Mekarsari Cisalak Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang dalam rangka meningkatkan kualitas belajar, terutama kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia dini. d. Bagi Orang Tua Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak sebagai pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. e. Bagi Peneliti selanjutnya Dapat dijadikan sebagai acuan untuk kajian pendidikan selanjutnya dan menjadi inspirasi serta motivasi bagi kemampuan pengembangan pendidikan bagi anak usia dini. D. Asumsi Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi asumsi sebagai titik tolak penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Belajar mengenal lambang bilangan melalui sebuah permainan sangat digemari anak dan dapat memberikan manfaat yang lebih banyak.

11 2. Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di TK adalah kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada minat atau kebutuhan dan keamanan anak. 3. Pembelajaran mengenal lambang bilangan merupakan salah satu materi pembelajaran yang ada dalam kurikulum taman kanak-kanak (TK). 4. Untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan, guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berfikir-logis dan berbagai potensi intelektual yang dimilikinya E. Definisi Opersional Untuk menghindari perbedaan interpretasi dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan dan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Permainan tradisional sondah dalam penelitian ini merupakan permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar di atas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya. 2. Kemampuan mengenal lambang bilangan adalah kemampuan untuk menyebutkan urutan bilangan 1-6, menyebutkan dan menunjukkan lambang bilangan 1-6, serta meniru tulisan/lambang bilangan 1-6. 3. Indikator kemampuan mengenal lambang bilangan dalam penelitian ini meliputi: - Menghitung jumlah kotak sondah

12 - Menyebutkan jumlah kotak yang tersedia dalam permainan sondah - Menyebutkan urutan bilangan 1-6 (secara acak) - Meniru tulisan/lambang bilangan 1-6 dalam kotak-kotak sondah