INCREASING THE ABILITY TO WRITE AN AUTHORSHIP NARRATIVE WITH WRITING PROCESS MODEL

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE 6 M

PENGGUNAN MODEL MULTILITERASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG CERITA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

PENGGUNAAN MODEL BENGKEL MENULIS (WRITING WORKSHOP) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MODEL CIRCUIT LEARNING DI KELAS V SD KANISIUS JOMEGATAN BANTUL ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PETA CERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS POSTER SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN MINAT DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS IV MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD KARTIKA I-11 PADANG

MODEL MENULIS BERBASIS GENRE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI PETUALANGAN PADA SISWA KELAS IV SD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA PADA WACANA SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIST

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENGGUNAAN METODE REQUEST UNTUK MENGOPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TENTANG SAINS SISWA KELAS IV

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1 A n t o l o g i U P I V o l u m e E d i s i N o. J u l i 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA VCD FILM KARTUN SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia dibutuhkan adanya komunikasi antara guru dan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

Wardhani et al., Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi...

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS V SDN 005 BANJAR GUNTUNG KABUPATEN KUANTAN SINGINGI RIAU

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS IV MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE DI SDN 46 KOTO PANJANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

Rohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...

Key word: application of the discussion method-based contextual learning, increasing the ability to write reports

PENERAPAN METODE ESCO (ESTAFET WRITING AND COLLABORATIVE WRITING) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MELENGKAPI CERITA RUMPANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE QUANTUM READING DAN MEDIA GARIS WARNA-WARNI DALAM MENEMUKAN GAGASAN UTAMA

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MENGGUNAKAN METODE KARYAWISATA UNTUK ANAK TUNARUNGU KELAS X DI SLB NEGERI PURBALINGGA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS IVB PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

TAHUN AJARAN 2015/2016

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENERAPAN METODE COX BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENERAPAN PERMAINAN ESTAFET WORD WRITING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATERI KETERAMPILAN MENULIS PUISI BEBAS

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI KELAS IV SEKOLAH DASAR

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

KEMAMPUAN MENULIS TEKS NARASI TENTANG PENGALAMAN LIBUR SEKOLAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BERMANI ILIR KABUPATEN KEPAHIANG

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Vebriana, 2014

METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN 038/XI SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PICTURE AND PICTURE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI SARIAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBERIAN PUJIAN DAN HUKUMAN KEPADA SISWA KELAS I SDN 15 LUBUK ALUNG

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

Transkripsi:

1 INCREASING THE ABILITY TO WRITE AN AUTHORSHIP NARRATIVE WITH WRITING PROCESS MODEL Cecep Mardiansyah 1, Didin Syahruddin 2, Helmi Ismail 3 Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru Cecep.grut@gmail.com Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan siswa dalam menulis karangan masih rendah, siswa kurang mampu menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Hal tersebut salah satunya guru kurang membimbing ketika proses pembelajaran menulis dan kurang tepatnya dalam menggunakan metode dan model pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan model proses menulis di kelas IV SDN Ciporeat I. Dan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan model proses menulis. Penelitian ini dilakukan di kelas IV yang berjumlah 36 siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desai Elliot yaitu terdiri dari 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 tindakan. Dalam setiap siklus menggunakan model proses menulis. Tahapan dalam pembelajaran dengan menggunakan model proses menulis terdiri dari tiga tahapan yaitu tahapan pramenulis, menulis dan pasca menulis. Dalam pramenulis yaitu menentukan tema dan judul karangan dan membuat kerangka karangan, kemudian menulis yaitu mengembangkan kerangka karangan (draf), dan pascamenulis yaitu memperbaiki tulisan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan model proses menulis dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam membuat karangan narasi. Hal tersebut terlihat dari hasil rata-rata yang diperoleh siswa yang mengalami peningkatan dari setiap siklus yaitu siklus I yaitu 69,4, kemudian dilakukan siklus II dengan hasil rata-rata siswa yaitu 74,6 dan siklus III rata-rata yaitu 76,7. Simpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan model proses menulis mampu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam membuat karangan narasi. Rekomendasi peneliti khususnya untuk guru bahwa dalam pembelajaran menulis, model proses menulis bisa menjadi alternatif untuk diterapkan di kelas. Kata Kunci : Menulis, Model Proses Menulis 1) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101386 2) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 3) Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab

2 INCREASING THE ABILITY TO WRITE AN AUTHORSHIP NARRATIVE WITH WRITING PROCESS MODEL Cecep Mardiansyah 1, Didin Syahruddin 2, Helmi Ismail 3 Program Studi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru Cecep.grut@gmail.com This study background is the low ability of the student to write an authorship, student less able to express their ideas into writings. One of the cause is the teacher guide them less in the writing learning process and a mistake in using method and learning model. The goal of this study is to know about the process of writing an authorship narrative with writing process model in class IV SDN Ciporeat I. And to increase the ability to write an authorship narrative with writing process model. The study take place in class IV that contain 36 students. The method that used in this study is Class Action Study with Elliot design that contains 3 cycles, every cycle contains 3 actions. In every cycle used writing process method. In this model there are three steps which is pre-writing, writing and post-writing. Pre-writing is to determine the theme and tittle of the authorship and to make an outline, and then writing which is to expand the ouline (draft), and post-writing which is to perfecting the writing. The result of this study show the ability of writing an authorship narrative with the used of writing process model can increased student ability to write an authorship narrative. This can be seen from the student s average result that increased from every cycle that is cycle I is 69,4, and in cycle II is 74,6 and in cycle III is 76,7. Conclusion of this study is learning to write an authorship narrative with the use of writing process model can repair and increased the student s ability to write an authorship narrative. Researcher recommend that in writing learing teacher can use writing process model as an alternative to applied in class. Keywords : Write, Writing Process Model 1) Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1101386 2) Dosen Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab 3) Dosen Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab

3 Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena dengan pendidikan itu sendiri manusia dapat menyesuaikan diri dengan kehidupannya. Pada hakikatnya pendidikan merupakan sesuatu yang direncanakan setiap orang untuk mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimiliki agar memiliki kepribadian yang baik, cerdas, berakhlak mulia serta mempunyai keterampilan yang akan berguna untuk orang lain. Sejalan dengan pengertian pendidikan dalam Undang-undang RI no 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pendidikan yaitu usaha secara sacara sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang (dalam Sadulloh, 2011, hlm. 56). Dengan kata lain pendidikan merupakan suatu usaha untuk memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang seutuhnya. Pendidikan itu sendiri bisa didapatkan melalui jenjang formal maupun non formal. Selain itu ada pula tujuan pendidikan itu sendiri yakni untuk menjadikan manusia yang berakhlak mulia yang berguna khususnya bagi diri sendiri, umumnya untuk orang lain bahkan negaranya itu sendiri. Selain itu ada pula tujuan pendidikan itu sendiri yakni untuk menjadikan manusia yang berakhlak mulia yang berguna khususnya bagi diri sendiri, umumnya untuk orang lain bahkan negaranya itu sendiri. Seiring dengan tujuan pendidikan di atas, pendidikan harus mampu merealisasikan tujuan pendidikan tersebut, banyak hal yang dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan salah satu upayanya yaitu dengan adanya perubahan kurikulum, di Indonesia sudah sering kali terjadi perubahan kurikulum. Hal ini terjadi karena, tuntutan jaman yang semakin berkembang pesat. Saat ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang digunakan pada saat ini. Dalam penjabarannya khususnya untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlau, baik secra lisan maupun tulisan. 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial. 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. (Depdiknas, 2006:1). Menilik dari tujuan-tujuan di atas di dalam KTSP sangat ditekankan kepada siswa agar mencintai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan-keterampilan itu di antaranya keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya. Pada saat guru membelajarkan salah satu keterampilan berbahasa, pasti akan terkait dengan keterampilan-keterampilan lainnya.

4 Pada hakikatnya belajar bahasa adalah untuk berkomunikasi. Oleh karena itu pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik melalui lisan maupun tulisan kemudian selain itu siswa diharapkan memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial. Pembelajaran bahasa Indonesia itu sendiri memiliki empat komponen keterampilan berbahasa, meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa itu saling berkait satu sama lain, sehingga untuk mempelajari salah satu keterampilan berbahasa, beberapa keterampilan berbahasa lainnya juga akan terlibat. Sebagai materi pembelajaran, kegiatan berbahasa yang mencakup empat keterampilan berbahasa tersebut perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaannya, termasuk juga pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis di SD. Jika dikaitkan dengan pembelajaran di SD, tujuan pembelajaran menulis yaitu untuk mengembangkan kemampuan menulis para siswa, dapat memperluas dan meningkatkan kosa kata yang belum diketahui, memiliki kemampuan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat tulisan yang menarik untuk dibaca, diantaranya mereka harus dapat menyusun dan menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain sehingga menjadi karangan yang utuh dan banyak hal lainnya. Tetapi kenyataannya keterampilan menulis para siswa di Indonesia hingga kini masih terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataaan yang ada di lapangan. Dalam kenyataanya sampai saat ini kemampuan menulis siswa yang ada di Indonesia masih rendah. Hal ini bisa dilihat dari kemampuan menulis karangan banyak siswa yang hanya menulis sekali jadi, padahal dalam pembelajaran menulis merupakan proses yang tidak langsung jadi, melainkan bertahap seperti ada tahap pramenulis, tahap menulis hingga tahap pascamenulis. Sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan kemampuan menulis siswa itu rendah, salah satunya adalah faktor dari guru itu sendiri ketika dalam pembelajaran menulis sering kali guru membiarkan siswanya ketika menulis, tidak membimbing siswanya ketika menulis malahan gurunya meninggalkan siswa di kelas ketika proses menulis. Faktor selanjutnya yaitu kurang tepatnya guru dalam menggunakan metode yang dipakai dalam pembelajaran menulis sehingga mempengaruhi pemahaman siswa. Abidin (2012, hlm. 191) menyebutkan bahwa Sampai saat ini masih banyak para guru yang mengajarkan menulis dengan menggunakan pendekatan gramatis sebagai pendekatan utamanya. Penggunaan pendekatan ini sebagai pendekatan utama menyebabkan siswa enggan menulis sebab ia harus terlebih dahulu banyak belajar tentang bahasa. Dalam praktiknya, guru yang menggunakan pendekatan ini secara dominan akan cenderung memberikan penguatan tata bahasa dalam menulis dibanding dengan bagaimana siswa mengemukakan gagasan dalam menulis agar lebih baik. Akhirnya, siswa mungkin pandai bahasa namun lemah dalam isi. Selain dari faktor guru yang mempengaruhi kemampuan menulis siswa, ada juga faktor dari siswa juga seperti tidak konsentrasi ketika proses pembelajaran menulis, kemudian ada juga siswa yang memang sering sekali mengalami kesulitan ketika akan melanjutkan sebuah karangan karena terlalu banyak berpikir sehingga menyita

5 waktu yang lama yang menyebabkan tulisan tidak pernah selesai. Masalah seperti ini sebenarnya bisa disebabkan juga karena memang siswa jarang sekali membaca buku sehingga sulit menyusun kata-kata untuk dituangkan dalam sebuah karangan. Melihat kondisi di atas memang seharusnya adanya suatu perubahan atau perbaikan didalam pembelajaran menulis, salah satunya memang dari guru sendiri misalnya guru harus merubah gaya belajar dalam proses pembelajaran menulis. Di sini guru harus cerdas dalam memilih model pembelajaran menulis karena jika guru tidak tepat dalam memilih model pembelajaran, proses pembelajaran menulispun tidak akan maksimal. Dengan memperhatikan model pembelajaran yang tepat diharapkan adanya suatu perubahan yang signifikan supaya kemampuan siswa dalam menulis menjadi lebih baik lagi, sehingga menjadikan para siswa yang kreatif dalam menulis dan mencintai menulis. Berdasarkan kondisi di atas penulis ingin melakukan penelitian mengenai pembelajaran menulis di SD, penelitiannya berjudul Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi dengan Model Proses Menulis di Kelas IV SD Semester 2. Peneltian dengan menggunakan model proses menulis ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Dimana model proses menulis ini menekankan aktivitas siswa. Model ini juga memiliki beberapa tahapan yaitu tahap pramenulis, tahap menulis dan tahap pascamenulis. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana penerapan model proses menulis dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi? 2. Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi setelah menggunakan model proses menulis? Adapun tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penerapan model proses menulis dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi. 2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi setelah menggunakan model proses menulis. Menulis merupakan suatu aktivitas menuangkan pikiran, gagasan maupun ide dalam bentuk tulisan untuk dipahami oleh pembaca sebagai alat komunikasi tidak langsung. Pendapat yang dikemukakan oleh Akhdiah (dalam Abidin, 2012 hlm 181) memandang menulis adalah sebuah proses, yaitu proses penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahap yang merupakan suatu system yang utuh. Menurut Graves (dalam Yunus, dkk. 2009 hlm 1.4) bahwa menulis memiliki beberapa manfaat yaitu menulis dapat mengembangkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan kepercayaan diri dan keberanian, mendorong kebiasaan serta menumpuk kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan, dan mengorganisasikan informasi. Ada beberapa jenis tulisan, salah satunya adalah karangan narasi. Narasi adalah karangan yang menyampaikan serangkaian peristiwa dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Dengan kata lain, karangan ini harus memenuhi rasa ingin tahu pembaca. Dalam menulis karangan narasi perlu dilakukan beberapa tahap, karena menulis itu sendiri merupakan sebuah proses dimana memerlukan beberapa

6 tahap dalam menulis dan tidak langsung jadi. Model yang bisa digunakan dalam menulis narasi adalah model proses menulis. Model proses menulis merupakan model pembelajaran menulis yang menekankan aktivitas siswa dalam menulis sehingga siswa dapat menulis dengan baik yang mampu mengembangkan ide maupun gagasannya kedalam bentuk tulisan yang melalui tahap pramenulis, tahap menulis dan tahap pascamenulis. Model proses menulis merupakan pembelajaran menulis yang paling awal dikembangkan. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa model-model yang lain dikembangkan atas dasar model ini. Model proses menulis pada dasarnya adalah model pembelajaran menulis yang menekankan aktivitas siswa menulis sesuai dengan tahapan menulis itu sendiri. Dengan demikian siswa harus mampu secara mandiri menemukan ide, mengorganisasi ide, dan reproduksi ide dalam sebuah tulisan. (dalam Abidin, 2012 hlm 198). Adapun langkah-langkah menulis narasi dengan menggunakan model proses menulis. 1. Tahap Pramenulis Pada tahap ini penulis harus menentukan tema dan amanat apa yang akan disampaikan, kemudian penulis menuliskan rancangan peristiwa yang akan ditulis atau membuat kerangka karangan dan menentukan mana bagian awal, isi, dan akhir. 2. Tahap Menulis Pada tahap ini memasukan tokoh-tokoh dalam peristiwa, kemudian mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat sebelumnya 3. Tahap Pascamenulis Pada tahap akhir ini penulis membaca ulang dan memeriksa ulang hasil karangan yang telah dibuat untuk menemukan kesalahan dalam penggunaan bahasa, kejelasan tulisan, maupun kesalahan lainnya. Kemudian penulis memperbaiki kesalahankesalahan dalam karangannya, dan membaca kembali untuk memastikan karangan telah diperbaiki dan tidak ada kesalahan lagi dalam tulisannya. Setelah itu penulis dapat mempublikasikan tulisannya. METODE Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tidakan kelas (classroom-based action research). Penelitian tindakan kelas (PTK) pada dasarnya adalah penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah, mengkaji langkah pemecahan masalah itu sendiri, dan atau memperbaiki proses pembelajaran secara berulang atau bersiklus (Abidin, 2011 hlm 217). Dalam pelaksanaannya penelitian tidakan kelas ini peneliti akan memilih menggunakan model PTK Elliot. Model Elliot ini memiliki 3 siklus yang di dalamnya terdapat 3 tindakan. 1. Ide Awal Pada tahap pertama dalam meneliti adalah menentukan ide awal dimana ide awal ini adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melihat dan menemukan masalah-masalah apa aja yang terjadi disekolah. Lebih khususnya lagi dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian peneliti mencari permalahan yang terjadi di sekolah dengan melakukan observasi lapangan kemudian menemukan masalah yaitu rendahnya kemampuan menulis siswa dalam mengarang narasi. 2. Temuan Analisis Pada tahap kedua ini peneliti mengumpulkan informasi tentang masalah yang ditemukan di sekolah, kemudian peneliti bisa

7 memfokuskan dan menganalisis masalah yang akan diteliti yaitu rendahnya kemampuan menulis siswa dalam menulis karangan narasi. 3. Rencana Umum Rencana umum merupakan rencana awal tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang peneliti untuk menjawab masalah penelitian yang ditemukan dikelas atau disekolah. Pada tahapan ini, seorang peneliti akan membuat RPP dan menyediakan bahan-bahan yang akan diperlukan dalam melakukan penelitian. 4. Implementasi Tindakan Pada tahap ini melaksanakan perencanaan yang telah disusun peneliti dengan tujuan meningkatkan, merubah atau memperbaiki masalahmasalah penelitian yang ditemukan oleh peneliti dikelas. Tentunya dalam tahap ini, seorang peneliti akan melakukan perlakuannya didasarkan pada langkah-langkah tindakan yang direncanakan pada tahap rencana umum. 5. Pada tahap ini yaitu impelemtasi tindakan, dimana peneliti akan mulai melakukan penelitian dengan memberikan perlakuan terhadap siswa guna meningkatkan, merubah atau memperbaiki permasalahan yang ditemukan oleh peneliti. Perlakuan tersebut berupa pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas. Pembelajaran ini akan dilaksanakan sebanyak 3 siklus dimana setiap siklus terdapat 3 tindakan. Memonitor Implementasi dan efeknya. Setelah melalukan perlakua atau siklus 1, maka selanjutnya memonitoring Implementasi dan efeknya. Pada tahap ini yaitu peneliti harus mengamati dan mengawasi kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Peneliti akan mencatat hasil implementasi yang telah dilakukan pada tahap selanjutnya. Pada tahap ini pula peneliti harus menilai apakah implementasi yang telah dilakukan telah menunjukan peningkatan atau malah sebaliknya. 6. Penjelasan kegagalan dalam implementasi Pada tahapan ini, peneliti akan berusaha untuk mengungkap dan menjelaskan tentang kegagalan-kegagalan dalam implementasi. Faktor-faktor apa aja yang bisa menyebabkan hal tersebut gagal yang memang harus diperbaiki dalam proses pembelajaran. Sehingga pada siklus selanjutnya pembelajaran menunjukan peningkatan atau keberhasialan atas perlakuan yang diberikan 7. Merevisi Ide Umum Pada tahap ini, peneliti berbekal dari data-data yang sudah didapat pada tahap-tahap sebelumnya akan kembali membuat rencana penelitian. Tentunya tahapan ini hanya akan dilakukan jika implementasi telah mengalami kegagalan dan tidak memenuhi harapan serta tujuan penelitian dari peneliti. Makanya dianggap perlu untuk melakukan perbaikan yang diawali dengan merevisi rencana awal sehingga pada siklus selanjutnya kegagalan pada siklus satu akan diperbaiki, dengan demikian pada siklus selanjutnya ada suatu perbaikan dan peningkatan kemapuan siswa dalam proses pembelajaran sebelumnya. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV di sekolah SDN Ciporeat I dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 23 perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada saat proses penelitian tindakan kelas (PTK)

8 diantaranya lembar observasi guru dan siswa, catatan lapangan, lembar wawancara, lembar kerja proses dan kamera. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif, kuantitatif dan triangulasi. Teknik analisis data kuantitatif yaitu teknik analisis data yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap data-data yang bersifat kuantitatif. Teknik tersebut dilakukan dengan menggunakan lembar kerja proses pada proses pembelajaran dan evaluasi. Melalui soal yang diberikan, dapat menunjukkan tingkat dan perkembangan kemampuan menulis siswa pada setiap siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Temuan Dari perencanaan siklus yang telah dibuat sebelumnya maka peneliti melaksanakan penelitian dalam 3 siklus yaitu siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 kemudian setiap siklus terdapat 3 tindakan. Dalam 3 siklus tersebut peneliti memberikan tema yang berbedabeda agar siswa tidak merasa bosan. Ketiga tindakan dalam setiap siklus tersebut saling berkaitan hal ini merupakan bagian dari model proses menulis yang digunakan dalam penelitian. Tahapan model proses menulis tersebut dibagi ke dalam tiga tindakan, tindakan pertama yaitu menentukan tema, judul, dan pembuatan kerangka karangan menjadi sebuah draf karangan yang utuh. Tindakan kedua yaitu mengembangkan kerangka karangan sesuai dengan tema dan judul yang telah dibuat. Tindakan ketiga yaitu mengoreksi atau menemukan kesalahan dalam draf karangan dan memperbaiki draf karangan. 1. Siklus I Pada siklus pertama ini terdiri dari 3 tindakan. Pada Pada tindakan pertama indikator yang digunkan dalam proses pembelajaran adalah menentukan judul, tema cerita dan menulis kerangka karangan. Pada tindakan kedua indikator yang digunakan membuat draf karangan (Menulis Karangan). Sedangkan untuk tindakan ketiga indikator yang digunakan merevisi karangan dan mengedit karangan. Untuk tema yang digunakan dalam siklus pertama adalah cita-cita. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, peneliti menemukan beberapa temuan-teman di lapangan yang berhasil dikumpulkan melalui lembar observasi, lembar wawancara, dan catatan lapangan. Temuan yang ditemukan yaitu pada pengondisian, siswa masih ribut di kelas pada siklus selanjutnya peneliti berupaya untuk meningkatkan pengkondisian kelas. Pada proses pembelajaran siswa kesulitan dalam mengerjakan LKP (Lembar Kerja Proses) hal itu dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan model proses menulis. Selain itu peneliti memberikan LKP sebelum memberikan penjelasan, yang menyebabkan siswa menjadi ribut. 2. Siklus II Pada siklus kedua ini, tidak jauh berbeda dengan siklus I. Tema yang digunakan adalah mengisi liburan. Pada siklus II ini peneliti mengkondisikan siswa pada awal pembelajaran agar siswa siap belajar. Selain itu peneliti menjelaskan terlebih dahulu cara pengerjaan LKP sebelum membagikan LKP tersebut. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua, peneliti menemukan beberapa temuan-teman di lapangan yang berhasil dikumpulkan melalui lembar observasi, lembar wawancara, dan catatan lapangan. Temuan yang ditemukan yaitu siswa masih ribut ketika proses pembelajaran, seperti menggangu temannya yang sedang menulis, jalan-jalan dan siswa berteriak-teriak di kelas. Peneliti

9 berupaya meningkatkan lagi pengkondisian siswa agar pembelajaran berlangsung dengan lancar. Selain itu temuan yang ditemukan selanjutnya adalah pada kegiatan penutup siswa terlihat kondusif, hal tersebut terlihat ketika siswa menyimpulkan pembelajaran bersama-sama tidak ribut. 3. Siklus III Pada siklus tiga ini, tidak jauh berbeda dengan siklus I. Tema yang digunakan adalah kegiatan sehari-hari. Namun pada kegiatan pembelajarannya peneliti menerapkan peraturan di kelas kepada siswa yaitu siswa tidak boleh ribut karena jika diantara mereka ada yang ribut maka harus mengerjakan tulisan di ruang guru. Hal ini dilakukan agar siswa tidak ribut sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Selain itu pada kegiatan pembelajaran secara keseluruhan siswa mampu mengerjakan LKP, hal tersebut terlihat siswa tidak banyak bertanya mengenai pengerjaan LKP walaupun guru tidak menjelaskan mengenai cara pengisian LKP, hal tersebut menunjukan peningkatan kemampuan siswa bahwa mereka sudah mengerti. Hal ini dibuktikan oleh peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi. B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian serta refleksi dari setiap siklus pada penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat beberapa temuan dalam pelaksanaan penelitian ini. Temuan yang berupa kekurangan diperbaiki, perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan pada setiap siklus. Jika dalam siklus 1 siswa belum dapat dikondisikan dengan baik, pada siklus 2, dan siklus 3 peneliti melakukan perbaikan untuk bertujuan menghasilkan pembelajaran yang lebih baik serta kondusif. Pembelajaran yang kondusif dapat mempermudah siswa untuk menerima dan memahami materi pembelajaran. Model pembelajaran yang menarik adalah salah satu faktor penting keberhasilan siswa. Baik itu keberhasilan dalam proses maupun hasil belajar siswa. Penggunaan model proses menulis di kelas 4 dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Selain dari penggunaan model yang tepat, pengondisian kelas baik juga dapat memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi pembelajaran. Keberhasilan model proses menulis dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa. Adapun peningkatan nilai hasil siswa dapat dipaparkan dalam gambar 1 di bawah ini. Gambar 1. Rerata Nilai Proses Siswa Berdasarkan gambar 1 di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil menulis karangan narasi dengan menggunakan model proses menulis dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa, hal tersebut terlihat dari hasil yang terus meningkat dari siklus 1 sampai siklus 3. Nilai rata-rata proses siswa pada siklus 1 sebesar 69,4 siklus 2 sebesar 74,3 dan siklus 3 sebesar 76,7. KESIMPULAN Pada bagian akhir dari penulisan karya ilmiah ini, penelitian mengemukakan kesimpulan berdasarkan rumusam masalah yang

10 telah diuraikan sebelumnya. Kesimpulannya adalah sebagai berikut. Proses pembelajaran karangan narasi dengan menggunakan model proses menulis melalui beberapa tahapan yaitu pada awal pembelajaran guru melakukan apersepsi untuk mengkondisikan siswa pada pembelajaran yang kondusif. Kemudian pada kegiatan inti siswa menentukan tema, judul, membuat kerangka karangan, membuat draf karangan narasi sesuai dengan tema dan judul, merevisi karangan atau menemukan kesalahan dalam penggunaan ejaan, isi, maupun bahasa yang dipakai dalam karangan dan memperbaiki karangan. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan model proses menulis membuat siswa terbiasa menulis dengan bertahap yaitu pramenulis, menulis dan pasca menulis, karena biasanya siswa menulis sekali jadi padahal dalam menulis memiliki beberapa tahapan. Kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan model proses menulis mengalami perbaikan dan peningkatan pada setiap siklusnya, hal tersebut dilihat dari hasil nilai rata-rata yang didapat siswa setiap siklus mengalami peningkatan yaitu pada siklus I 69,4, kemudian dilakukan siklus II dengan hasil rata-rata siswa yaitu 74,6 dan siklus III kembali mengalami peningkatan dengan ratarata yaitu 76,7. Sehingga dapat disimpulkan penggunaan model proses menulis dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi. Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Abidin, Yunus. (2011). Penelitian Pendidikan dalam gamitan Pendidikan Dasar dan PAUD. Bandung: Rizqi Press Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri Sadulloh, Uyoh. (2011). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta Yunus, dkk. (2009). Menulis 1. Jakarta : Universitas Terbuka DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan