ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN MUSTAHIK PENERIMA ZIS PRODUKTIF (Studi pada Lagzis Baitul Ummah Malang)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suku Bunga terhadap Return bagi hasil deposito mudharabah pada Bank

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP PRODUKTIVITAS PADA SEKTOR MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh GCG dan Manajemen Risiko

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN MUSTAHIK PENERIMA ZIS PRODUKTIF (Studi pada Lagzis Baitul Ummah Malang) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Annisa Nur Rakhma 105020100111071 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Mustahik Penerima ZIS Produktif (Studi pada Lagzis Baitul Ummah Malang) Annisa Nur Rakhma Dra. Marlina Ekawaty, M. Si, Ph.D. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: annisa_250492@yahoo.com ABSTRAK Menurut pandangan Islam, salah satu cara untuk mengatasi masalah kemiskinan adalah melalui zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Dalam penelitian ini ZIS didistribusikan secara produktif, yaitu ZIS diberikan dalam bentuk bantuan modal usaha. Salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ) lokal yang menyalurkan ZIS produkif adalah Lagzis Baitul Ummah Malang. Dengan adanya bantuan modal usaha diharapkan pendapatan penerima ZIS (mustahik) dapat meningkat yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kesejahteraan mustahik. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui bentuk distribusi ZIS produktif yang dilakukan oleh Lagzis Baitul Ummah Malang; (2) Mengetahui pengelolaan ZIS produktif di Lagzis Baitul Ummah Malang; dan (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan mustahik Lagzis Baitul Ummah Malang. Responden dalam penelitian ini berjumlah 15 orang dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Berdasarkan analisis regresi linier berganda dengan program statistik SPSS 17, menunjukkan bahwa secara bersama-sama jumlah ZIS produktif, pendampingan usaha, lama usaha, jumlah anggota keluarga, frekuensi ZIS produktif, dan umur berpengaruh terhadap kesejahteraan mustahik Lagzis Baitul Ummah Malang. Secara parsial, variabel jumlah ZIS produktif, pendampingan usaha, lama usaha, dan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Sedangkan variabel frekuensi ZIS produktif dan umur berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Kata Kunci : Kesejahteraan, Mustahik, ZIS Produktif, Regresi Berganda A. LATAR BELAKANG Permasalahan yang dihadapi oleh negara sedang berkembang dalam upaya membangun perekonomian, salah satunya adalah kemiskinan. Jumlah dan persentase penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2007-2012, secara bertahap terus mengalami penurunan menjadi 34,96 juta atau 15,42% di tahun 2008, 31,02 juta atau 13,33% di tahun 2010, dan pada bulan September 2012 menjadi 28,59 juta atau 11,66% dari populasi penduduk. Apabila dilihat dari tingkat percepatan penurunannya, maka terlihat bahwa jumlah penduduk miskin pada periode 2007-2009 berkurang di atas 2 juta jiwa setiap tahunnya (atau di atas 1% per tahun). Tetapi pada periode 2010-2012 penduduk miskin hanya berkurang antara 1,1-1,5 juta jiwa per tahun (atau sekitar 0,7-0,9% per tahun). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan kemiskinan. Di dalam Kajian Kebijakan Penguatan Peran Pemerintah Daerah Dalam Percepatan Pengentasan Kemiskinan oleh Kementerian Sekretariat Negara (2013) dijelaskan bahwa strategi pemerintah difokuskan pada tiga klaster, yaitu program bantuan dan perlindungan sosial terpadu berbasis keluarga, program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, dan program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil (UMK). Melalui pembagian klaster bertingkat tersebut diharapkan kelompok keluarga miskin yang pada awalnya sebagai penerima program klaster 1 dapat naik kelas menjadi penerima program klaster 2 hingga mampu memanfaatkan program klaster 3, dan akhirnya diharapkan dapat keluar dari jeratan kemiskinan. Secara demografi, Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah umat muslim terbesar di dunia. Dari hasil sensus penduduk yang dilakukan BPS pada tahun 2010, ditemukan bahwa sebanyak 207,18 juta jiwa atau 87,2% penduduk beragama Islam. Menurut pandangan Islam, salah satu cara untuk mengatasi masalah kemiskinan adalah melalui zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Jika seluruh umat Islam di Indonesia bersedia memberikan sebagian hartanya untuk membayar ZIS, bisa dibayangkan betapa besar potensi ZIS yang bisa terkumpul, mengingat mayoritas penduduknya beragama Islam.

Besarnya potensi zakat nasional telah banyak diungkap oleh berbagai penelitian. Pada tahun 2011, BAZNAS bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan bahwa potensi zakat secara nasional mencapai Rp 217 triliun atau setara dengan 3,4 persen dari total PDB tahun 2010. Angka ini akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah PDB. Bahkan, menurut Menteri Perekonomian Hatta Rajasa, bila infak, sedekah, dan wakaf juga dihitung potensinya, maka nilainya akan mencapai empat kali lipat atau Rp 868 triliun. Tetapi, dana zakat yang dapat dihimpun oleh BAZNAS dan lembaga amil zakat (LAZ) masih sangat rendah, yaitu baru 1% dari total potensi zakat nasional atau sekitar Rp 2,6 triliun. Di Indonesia, pengelolaan zakat diatur berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 2011 yang berisi pedoman teknis pengelolaan zakat yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian, serta pendayagunaan zakat. Dalam undang-undang tersebut disebutkan dua tujuan dari pengelolaan zakat. Pertama, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat. Kedua, meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Kedua tujuan tersebut akan tercapai apabila sistem distribusi ZIS yang digunakan sesuai dengan kebutuhan mustahik. Pada awalnya, dana ZIS lebih sering didistribusikan secara konsumtif, tetapi belakangan ini dana ZIS mulai dikembangkan dengan pola distribusi secara produktif. Pola distribusi ZIS secara konsumtif bertujuan untuk memenuhi keperluan konsumsi sehari-hari, sedangkan distribusi ZIS secara produktif diberikan dalam bentuk barang-barang produktif atau berupa modal usaha. Mufraini (2006) mengungkapkan bahwa distribusi ZIS secara konsumtif dikhawatirkan akan membuat mustahik memiliki sifat ketergantungan yang tinggi terhadap dana ZIS yang memang sudah menjadi hak mereka. Di sisi lain, distribusi ZIS secara produktif dinilai sangat efektif untuk dapat merubah seorang mustahik menjadi muzakki. Dana ZIS yang diberikan dalam bentuk permodalan akan sangat membantu kegiatan ekonomi masyarakat dan mengembangkan usaha-usaha golongan ekonomi lemah, khususnya fakir miskin yang umumnya menganggur atau tidak dapat berusaha secara optimal akibat ketiadaan modal. Dengan kata lain, dana ZIS yang diberikan kepada para mustahik tidak langsung dihabiskan, tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus-menerus. Terdapat beberapa LAZ berskala lokal yang juga berperan dalam menanggulangi kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat di daerahnya. Sebagian besar LAZ, termasuk LAZ di Kota Malang, tidak hanya menyalurkan ZIS untuk kebutuhan konsumtif, tetapi juga untuk kebutuhan produktif yang bertujuan memperbaiki kondisi ekonomi bagi mustahik yang menerima dana ZIS. Salah satu LAZ di Kota Malang yang mendistribusikan ZIS secara produktif adalah Lagzis Baitul Ummah. Lagzis ini memiliki program yang berfokus pada pemberdayaan mustahik. Apabila kondisi ekonomi mustahik dapat ditingkatkan, maka dapat dikatakan bahwa kesejahteraan mustahik juga ikut meningkat. Berdasarkan penjabaran diatas maka pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana bentuk dan pengelolaan ZIS produktif Lagzis Baitul Ummah Malang, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan mustahik penerima ZIS produktif dari Lagzis Baitul Ummah Malang. B. KAJIAN PUSTAKA Konsep dan Pengertian Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) Zakat berasal dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Sedangkan secara terminologi syariat, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu. Menurut Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya, meliputi: emas, perak, dan logam mulia lainnya; uang dan surat berharga lainnya; perniagaan; pertanian, perkebunan, dan kehutanan; peternakan dan perikanan; pertambangan; perindustrian; pendapatan dan jasa; dan rikaz (barang temuan). Apabila kekayaan seorang muslim tidak memenuhi salah satu ketentuan, misalnya nishab, maka kekayaan tersebut belum wajib dikeluarkan zakatnya. Terdapat delapan golongan (asnaf) yang berhak menerima zakat, sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat At-Taubah ayat 60, yang artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Selain zakat, masih ada infak dan sedekah. Infak pada hakikatnya adalah penyerahan harta untuk kebajikan. Sedekah adalah sesuatu yang diberikan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian zakat merupakan sedekah wajib bagi orang muslim yang mempunyai harta satu nishab. Sedekah/infak disunnahkan bagi siapa saja yang mempunyai harta sekalipun tidak sampai satu nishab, dan sedekah dikeluarkan sesuai dengan kemampuan. Orang yang diberi sedekah sebaiknya orang yang terdekat terlebih dahulu yang lebih membutuhkan, baik ada hubungan kerabat maupun sebatas tetangga, dengan tujuan agar tidak terjadi kesenjangan yang mencolok (Diana, 2011). Tujuan dan Hikmah ZIS Zakat, infak, dan sedekah merupakan ibadah dalam bidang harta yang memiliki ketentuannya masingmasing. Meskipun demikian, menurut Hafidhuddin (2007), tujuan dan hikmahnya relatif sama, yaitu sebagai berikut: 1. Sebagai perwujudan keimanan dan rasa syukur kepada Allah SWT. 2. Sebagai salah satu upaya untuk membantu para mustahik agar mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. 3. Meningkatkan dana bagi pembangunan peningkatan kualitas umat, seperti pendidikan, kebudayaan, kesehatan, dan ekonomi. 4. Untuk memasyarakatkan etika berusaha dan bekerja. 5. Untuk melakukan kegiatan pemerataan pendapatan. Bentuk-Bentuk Distribusi Dana Zakat Sebelum membahas mengenai zakat secara produktif, akan dipaparkan terlebih dahulu bentuk-bentuk distribusi dana zakat secara umum. Seperti yang dicanangkan dalam Buku Pedoman Zakat yang diterbitkan Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji Departemen Agama (2002), bentuk-bentuk distribusi dana zakat dikategorikan dalam empat bentuk. Pertama, distribusi bersifat konsumtif tradisional, yaitu zakat dibagikan kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat mal yang dibagikan kepada para korban bencana alam. Kedua, distribusi bersifat konsumtif kreatif, yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa. Ketiga, distribusi bersifat produktif tradisional, dimana zakat diberikan dalam bentuk barangbarang yang produktif seperti kambing, sapi, alat cukur, dan lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini akan dapat menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja bagi fakir miskin. Keempat, distribusi dalam bentuk produktif kreatif, yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau menambah modal pedagang pengusaha kecil. Konsep dan Tujuan Zakat Produktif Zakat produktif dapat diartikan sebagai dana zakat yang dikelola dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga bisa mendatangkan manfaat bagi mustahik dalam jangka panjang (Asnaini, 2008). Tentunya dampak dari zakat produktif tidak dapat dirasakan dalam waktu yang singkat. Secara bertahap mustahik diharapkan memiliki kemandirian ekonomi dan dapat berubah menjadi muzaki. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Qaradhawi (2011), pemerintah Islam boleh membangun pabrik-pabrik atau perusahan-perusahan dari uang zakat yang kepemilikan dan keuntungannya digunakan untuk kepentingan fakir miskin untuk jaminan hidup mereka sepanjang masa. Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam Pendayagunaan zakat secara produktif ini masih menjadi kontroversi di berbagai kalangan, terutama para ulama dan ahli hukum Islam. Mereka tidak secara langsung menolak pendayagunaan zakat secara produktif, sebab distribusi zakat secara produktif ini pernah terjadi di zaman Rasulullah saw. Hal ini dikemukakan dalam sebuah

hadits riwayat Imam Muslim dari Salim bin Abdillah bin Umar dari ayahnya, bahwa Rasulullah telah memberikan zakat kepadanya lalu menyuruhnya untuk dikembangkan atau disedekahkan lagi. Selain itu, distribusi zakat secara produktif juga pernah dicontohkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab yang menyerahkan zakat berupa tiga ekor unta sekaligus kepada salah seorang mustahiq yang sudah rutin meminta zakatnya tetapi belum berubah nasibnya. Pada saat penyerahan tiga ekor unta itu, khalifah mengharapkan agar yang bersangkutan tidak datang lagi sebagai penerima zakat tetapi diharapkan khalifah sebagai pembayar zakat. Harapan Khalifah Umar bin Khattab tersebut ternyata menjadi kenyataan, karena pada tahun berikutnya orang ini datang kepada Khalifah Umar bin Khattab bukan meminta zakat, tetapi untuk menyerahkan zakatnya (Ra ana, 1979). Dalam rangka memberdayakan ekonomi umat, dana zakat juga disalurkan dalam bentuk kredit untuk usaha produktif. Seperti yang diungkapkan Qardhawi (2011), hal tersebut pernah terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Khalifah Umar memberi pengarahan, Carilah orang yang bisa membayar jizyah dan kharaj. Kalau ada yang kekurangan modal, berilah mereka pinjaman agar mampu mengolah tanahnya. Kita tidak menuntut pengembaliannya kecuali setelah dua tahun atau lebih. Jadi, mustahik diberi jangka waktu dalam mengelola dana zakat agar mustahik tidak lagi kekurangan modal. Skema Penyaluran Dana ZIS Produktif Menurut Mufraini (2006) terdapat dua bentuk skema penyaluran dana ZIS produktif. Pertama, skema qardul hasan, yaitu suatu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya tingkat pengembalian tertentu (return/bagi hasil) dari pokok pinjaman. Apabila ternyata si peminjam dana tersebut tidak mampu mengembalikan pokok tersebut, maka hukum zakat mengindikasikan bahwa si peminjam tersebut tidak dapat dituntut atas ketidakmampuannya tersebut, karena pada dasarnya dana tersebut adalah hak mereka. Kedua, skema mudharabah, yaitu lembaga amil berlaku sebagai investor (mudharib/rabbu al maal) yang menginvestasikan dana hasil pengumpulan dana ZIS kepada usaha yang dimiliki mustahik. Apabila usaha mustahik untung, maka mustahik dan lembaga amil saling membagi hasil keuntungan, sebaliknya apabila usaha mustahik mengalami kerugian, maka mustahik tidak perlu mengembalikan modalnya. Konsep Kemiskinan Kemiskinan merupakan fenomena sosial klasik yang sudah melekat dalam masyarakat. Para ahli memiliki pendapat yang beragam dalam mengartikan kemiskinan. Menurut Damanhuri (2010), kemiskinan dapat digolongkan ke dalam empat kategori, yaitu: (1) Kemiskinan relatif, yaitu kondisi kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan; (2) Kemiskinan absolut, yaitu kondisi miskin yang ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Ukuran yang dipakai adalah dengan menghitung jumlah penduduk miskin yang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line); (3) Kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi struktur, atau tatanan kehidupan yang tak menguntungkan; (4) Kemiskinan kultural, yaitu kondisi kemiskinan yang diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau komunitas. Misalnya seperti sikap malas, etos kerja rendah, tidak siap berkompetisi, sikap menghalalkan segala cara meskipun hal tersebut melanggar hukum, dan sebagainya. Berbeda dengan pandangan ekonomi konvensional, ekonomi Islam mempunyai pandangan tersendiri mengenai kemiskinan dan berbagai upaya untuk mengatasinya. Menurut Shihab (1999), dalam Al Qur an dan hadis tidak menetapkan angka tertentu dan pasti sebagai ukuran kemiskinan, sehingga para pakar Islam berbeda pendapat dalam menentukan ukuran kemiskinan dan kefakiran. Sebagian mereka berpendapat bahwa fakir adalah orang yang berpenghasilan setengah dari kebutuhan pokoknya, sedangkan miskin adalah orang yang penghasilannya berada dia atas fakir, tetapi tetap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Namun yang pasti, Al Qur an menjadikan setiap orang yang memerlukan sesuatu sebagai fakir atau miskin yang harus dibantu. Faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan tidak hanya berasal dari faktor internal, seperti pemalas, tetapi juga faktor eksternal, yaitu disebabkan tertahannya hak milik kaum miskin di tangan orang-orang kaya. Zakat, infak, maupun sedekah (ZIS) yang telah dikumpulkan seharusnya bisa dijadikan alat antisipasi agar tidak jatuh dalam kemiskinan. Dengan sikap orang kaya yang menahan untuk mengeluarkan ZIS, maka modal dan kekayaan akan bertumpuk di lingkungan orang-orang kaya saja, sehingga hal tersebut merupakan salah satu faktor penyebab kemiskinan (Qadir, 1998). Islam menghendaki pemeluknya agar bekerja keras untuk keluar dari masalah kemiskinan sebab kefakiran dapat mendekatkan pada kekafiran. Kefakiran itu membahayakan akidah, akhlak, moral, dan spiritual sebab kefakiran dapat mengancam kestabilan pemikiran dan mendorong seseorang untuk melakukan tindak kejahatan.

Kaum miskin dan kaum kaya harus menyadari bahwa mereka hidup dengan saling membutuhkan. Masing-masing pihak harus menunaikan kewajiban dan menerima haknya guna menjaga keseimbangan hidup bermasyarakat (Khasanah, 2010). Konsep Kesejahteraan Al Ghazali dalam Karim (2003) mengungkapkan bahwa kesejahteraan dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar, yaitu: agama (din), jiwa (nafs), akal (aql), keturunan (nasl), harta (maal). Kelima hal tersebut merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu kelompok yang mutlak harus dipenuhi agar manusia dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Apabila kesejahteraan dinilai dari segi materi, dengan penghasilan yang mencukupi kebutuhan dasar seseorang dan keluarganya, biasanya cenderung akan melahirkan ketenangan dalam hidup dan kehidupannya, termasuk mempertahankan dan menjalankan kegiatan agamanya (Hafidhuddin, 2007). Disamping itu, para fuqaha telah sepakat bahwa kesejahteraan manusia dan penghapusan kesulitan adalah tujuan utama syariah. Terkait dengan pemanfaatan sumberdaya, menurut Islam, sumberdaya di bumi dan di langit diperuntukkan bagi kesejahteraan manusia dan perlu dieksploitasi secara memadai, tanpa menimbulkan ekses dan kemubaziran, untuk dipergunakan bagi tujuan mereka diciptakan (Chapra, 2000). Pengaruh Jumlah ZIS Produktif terhadap Kesejahteraan Mustahik Jumlah ZIS produktif yang diberikan kepada mustahik akan digunakan sebagai modal usaha. Faktor modal memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan pengembangan usaha. Semakin besar jumlah ZIS produktif yang diperoleh mustahik, maka skala produksi yang dihasilkan semakin besar sehingga akan berpengaruh pada kesejahteraan mustahik. Pengaruh Pendampingan Usaha terhadap Kesejahteraan Mustahik Pendampingan usaha dalam penelitian ini dilihat dari frekuensi kehadiran mustahik dalam mengikuti kegiatan pendampingan usaha dari Lagzis Baitul Ummah. Mustahik yang rutin hadir dalam kegiatan pendampingan, akan lebih sering memperoleh pengetahuan baru yang bermanfaat bagi perkembangan usaha mustahik. Dengan adanya pendampingan, mustahik diharapkan dapat mandiri dan mampu menciptakan penghasilan untuk mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Kehadiran mustahik dalam pendampingan usaha juga dapat digunakan untuk menguji bagaimana kedisiplinan mustahik. Pengaruh Lama Usaha terhadap Kesejahteraan Mustahik Lama usaha adalah lamanya usaha yang telah dijalankan mustahik. Ada asumsi yang menyatakan bahwa semakin lama seseorang tersebut bekerja, maka pengalaman yang dimiliki akan lebih banyak sehingga lebih mengetahui strategi apa yang harus dilakukan agar usahanya lebih maju dan pada akhirnya kesejahteraannya pun ikut meningkat. Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga terhadap Kesejahteraan Mustahik Jumlah anggota keluarga merupakan jumlah seluruh anggota keluarga, baik yang tinggal serumah maupun yang tidak tinggal serumah. Besarnya tanggungan keluarga sangat ditentukan oleh jumlah anggota keluarga. Semakin besar jumlah anggota keluarga, maka semakin banyak pula biaya hidup yang harus dikeluarkan, sebaliknya semakin sedikit jumlah anggota keluarga semakin sedikit pula beban yang harus ditanggung. Pengaruh Frekuensi ZIS Produktif terhadap Kesejahteraan Mustahik Frekuensi ZIS produktif adalah intensitas mustahik dalam memperoleh ZIS produktif. Jika kedisiplinan mustahik cukup baik, maka mustahik dapat menerima ZIS produktif dalam jumlah yang lebih besar. Oleh karena itu, semakin sering mustahik memperoleh ZIS produktif, maka modal usaha juga akan bertambah sehingga skala usaha mustahik semakin besar dan kesejahteraan dapat ditingkatkan. Pengaruh Umur Mustahik terhadap Kesejahteraan Mustahik Umur seseorang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dan kemampuan aktivitas fisiknya. Penduduk yang dikategorikan dalam usia produktif adalah antara usia 15 64 tahun, sedangkan usia anak-anak (di bawah 15 tahun) dan usia tua (di atas 65 tahun) dikategorikan sebagai usia non produktif. Umur mustahik yang

masih berada usia produktif akan mempengaruhi kemampuan mustahik dalam mengelola usaha, sehingga usahanya semakin berkembang dan kesejahteraannya pun ikut meningkat. Pendekatan Penelitian C. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Penelitian ini bersifat deskriptif karena membahas mengenai bentuk dan pengelolaan ZIS produktif pada Lagzis Baitul Ummah. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena salah satu rumusan masalah akan dijawab secara kuantitatif, yaitu untuk menguji apakah jumlah ZIS produktif, pendampingan usaha, lama usaha, jumlah anggota keluarga, frekuensi ZIS produktif, dan umur mustahik berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik penerima ZIS produktif dari Lagzis Baitul Ummah Malang. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan terhadap mustahik penerima ZIS produktif dari Lagzis Baitul Ummah yang beralamat di Jalan Kamelia No. 3 Malang. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2013 sampai dengan Mei 2014. Metode Pengambilan Populasi Dan Sampel Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik sampling ini melakukan pemilihan sampel dengan sengaja, dengan catatan bahwa sampel tersebut representative atau mewakili populasi. Sampel yang dipilih telah memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang ditentukan oleh peneliti. Pemilihan ini berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan populasinya dan sesuai pula dengan tujuan penelitian (Trenggonowati, 2009). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 15 responden, dengan pertimbangan bahwa mustahik-mustahik tersebut masih aktif dalam mengikuti kegiatan di Lagzis Baitul Ummah. Metode Pengumpulan Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari para mustahik untuk menjawab permasalahan kesejahteraan, serta wawancara langsung kepada pengelola Lagzis Baitul Ummah Malang. Sementara itu, sumber data sekunder diperoleh dari Lagzis Baitul Ummah Malang diantaranya berupa laporan keuangan tahunan dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan program pemberdayaan yang disalurkan melalui pemberian ZIS produktif. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini menggunakan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan pengurus Lagzis Baitul Ummah untuk mengetahui bentuk dan pengelolaan ZIS produktif yang dilakukan oleh Lagzis Baitul Ummah. Kuesioner diberikan kepada mustahik Lagzis Baitul Ummah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesejahteraan mustahik. Selanjutnya dokumentasi diperoleh dari Lagzis Baitul Ummah yang meliputi profil singkat, laporan keuangan, serta artikel dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Adapun definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini diringkas dalam tabel 1 di bawah ini untuk mempermudah pemahaman akan variabel yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 1. Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Indikator Skala Sumber Data Jumlah ZIS produktif (X 1 ) Pendampingan usaha (X 2 ) Besarnya ZIS produktif yang diterima mustahik Frekuensi mustahik pendampingan kehadiran dalam Rasio Ordinal - Kuesioner - Dokumentasi Kuesioner Lama usaha (X 3 ) Lama usaha mustahik Rasio Kuesioner Jumlah anggota keluarga (X 4 ) Frekunsi ZIS produktif (X 5 ) Seluruh anggota keluarga yang berada dalam satu atap Intensitas memperoleh ZIS produktif Rasio Rasio Kuesioner - Kuesioner - Dokumentasi Umur (X 6 ) Umur mustahik Rasio Kuesioner Kesejahteraan mustahik (Y) Metode Analisis Data Regresi Linier Berganda Pendapatan usaha mustahik per bulan Rasio Kuesioner Analisis regresi adalah studi bagaimana variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih dari variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2010). Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah: Dimana: Y = Kesejahteraan mustahik α = Konstanta β 1, β 2, β 3, β 4, β 5, β 6 = Koefisien Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + e X 1 = Jumlah dana zakat produktif, X 2 = Pendampingan dari Lagzis, X 3 = Lama usaha mustahik, X 4 = Jumlah anggota keluarga yang bekerja, X 5 = Frekuensi ZIS produktif, X 6 = Umur mustahik, e = error Terdapat dua tahapan pengujian pada regresi berganda antara lain : 1. Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan alat uji regresi linier berganda. Sebelum model regresi digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengetahui keberartian hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2006). Penelitian ini menggunakan empat uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Jika asumsi-asumsi tersebut terpenuhi, maka akan menghasilkan estimator yang linear, tidak bias, dan mempunyai varian yang minimum (Best Linear Unbiased Estimator = BLUE).

2. Uji Goodness of Fit Ketepatan fungsi regresi untuk pengujian hipotesis dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik uji F, dan nilai statistik uji t (Ghozali, 2006). Karakteristik Mustahik D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini diuraikan karakteristik mustahik berdasarkan pendapatan usaha, jumlah ZIS produktif, pendampingan usaha, lama usaha, jumlah anggota keluarga, frekuensi ZIS produktif, umur mustahik, dan tingkat pendidikan mustahik. Secara ringkas, karakteristik mustahik diuraikan pada tabel berikut ini. Tabel 2. Klasifikasi Karakteristik Mustahik No. Karakteristik Klasifikasi Jumlah (orang) Persentase 1. < 4 orang (kecil) 2 13,33 Jumlah Anggota 5-6 orang (sedang) 10 66,67 Keluarga > 7 (besar) 3 20 < 15 tahun 0 0 2. Umur Mustahik 15-64 tahun 14 93,33 65 tahun 1 6,67 Rp 250.000 Rp 1.000.000 7 46,66 3. Jumlah ZIS Produktif Rp 2.000.000 Rp 7.000.000 4 26,67 > Rp 7.000.000 4 26,67 5 tahun 2 13,33 4. Lama usaha 6-10 tahun 5 33,33 11-15 tahun 1 6,67 5. 5. Pendapatan mustahik (Pengeluaran per bulan) Pendapatan mustahik (Pengeluaran per kapita sebulan) 6. Pendampingan usaha 7. Frekuensi ZIS Produktif > 15 tahun 7 46,67 < Rp 500.000 2 13,33 Rp 500.000 Rp 999.999 2 13,33 Rp 1.000.000 Rp 1.499.999 4 26,67 Rp 1.500.000 Rp 1.999.999 3 20 Rp 2.000.000 Rp 2.499.999 0 0 > Rp 2.500.000 4 26,67 < Rp 199.999 3 20 Rp 200.000 Rp 299.999 4 26,67 Rp 300.000 Rp 499.999 4 26,67 Rp 500.000 Rp 749.000 1 6,67 Rp 750.000 Rp 999.999 1 6,67 > Rp 999.999 2 13,33 1 = tidak pernah 2 13,33 2 = kadang-kadang 3 20 3 = sering 10 66,67 < 3 kali 13 86,67 3-5 kali 2 13,33 Bentuk Distribusi ZIS Produktif Lagzis Baitul Ummah Bentuk pendistribusian ZIS produktif pada Lagzis Baitul Ummah dapat dikategorikan sebagai distribusi bersifat produktif kreatif. Hal ini disebabkan, dana ZIS produktif dari Lagzis Baitul Ummah diberikan dalam bentuk

permodalan dengan tujuan menambah modal usaha mustahik. Modal usaha tersebut selanjutnya akan dikelola sendiri oleh mustahik, namun akan tetap mendapat pendampingan usaha dari pihak Lagzis Baitul Ummah. Pengelolaan ZIS Produktif di Lagzsi Baitul Ummah Pengelolaan ZIS produktif di Lagzis Baitul Ummah bersifat modal bergulir. Setiap mustahik yang telah memperoleh ZIS produktif memiliki kewajiban untuk menyalurkan dana dulatan, infak, sedekah, dan tabungan agar dapat didayagunakan kembali oleh mustahik yang lain. Dana dulatan merupakan perputaran dana ZIS produktif yang kadarnya sesuai dengan kesepakatan antara mustahik dengan Lagzis Baitul Ummah, dengan besaran 5% - 10% dari besarnya dana ZIS produktif yang diterima mustahik. Alasan diwajibkannya dana dulatan ini adalah sebagai salah satu ibadah untuk penguatan usaha mustahik dalam mengelola dana ZIS produktif, untuk diamanahkan bagi mustahik lain. Dengan demikian, pola distribusi produktif yang dikembangkan oleh Lagzis Baitul Ummah adalah skema qardul hasan, yaitu suatu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya tingkat pengembalian tertentu (bagi hasil) dari pokok pinjaman. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Mustahik Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda 1. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Tabel 3. Uji Multikolinearitas dengan VIF Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 Jumlah ZIS.333 3.005 Jumlah AK.753 1.329 Lama Usaha.603 1.659 Pendampingan.669 1.494 Umur.452 2.213 Frekuensi ZIS.429 2.329 Sumber: Hasil Olahan SPSS (2014) Berdasarkan nilai VIF, untuk semua variabel yang digunakan, nilainya kurang dari 10, yang berarti bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas. Uji Autokorelasi Tabel 4. Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.902 a.813.673.98685 2.789 Sumber: Hasil Olahan SPSS (2014) Nilai statistika DW sebesar 2,789 sedangkan nilai D L dan D U dengan α = 5% pada n = 15 dan k = 6 masing-masing sebesar 0,447 dan 2,472. Nilai DW hitung terletak di daerah lebih dari nilai D u sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi.

Uji Normalitas Tabel 5. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 15 Normal Parameters a,,b Mean.0000000 Std. Deviation.74598708 Most Extreme Differences Absolute.199 Positive.143 Negative -.199 Kolmogorov-Smirnov Z.772 Asymp. Sig. (2-tailed).590 Sumber: Hasil Olahan SPSS (2014) Dari hasil uji normalitas di atas dapat disimpulkan bahwa residual dalam model kesejahteraan mustahik terdistribusi secara normal. Hal ini dibuktikan dengan besarnya probabilitas uji Kolmogorov-Smirnov yang bisa dilihat dari nilai asymp.sig yaitu sebesar 0,590. Nilai sig tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu α = 5% atau 0,05. Uji Heteroskedastisitas Tabel 6. Uji Heteroskedastisitas dengan Korelasi Spearman Correlation Coefficient Unstandardized Residual Spearman's rho Jumlah ZIS Correlation Coefficient -.220 Jumlah AK Correlation Coefficient.096 Pendampingan Correlation Coefficient.141 Lama Usaha Correlation Coefficient.032 Umur Correlation Coefficient -.031 Frekuensi ZIS Correlation Coefficient -.226 Sumber: Hasil Olahan SPSS (2014) Sedangkan nilai t kritis dengan α = 5% dan df = 13, adalah sebesar 2,160. Dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk semua variabel bebas yang digunakan lebih kecil dari t kritis sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji Goodness of Fit Koefisien Determinasi (R 2 ) Tabel 7. Hasil Koefisien Determinasi (R 2 ) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.902 a.813.673.98685 2.789 Sumber: Hasil Olahan SPSS (2014) Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,813. Hal ini berarti bahwa variabel jumlah ZIS, pendampingan, lama usaha, jumlah anggota keluarga, frekuensi ZIS, dan umur mampu menjelaskan variabel kesejahteraan mustahik sebesar 81,3% dan sisanya 18,7% dijelaskan oleh variabel lainnya di luar model. Uji F Tabel 8. Hasil Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 33.873 6 5.646 5.797.013 a Residual 7.791 8.974 Total 41.664 14 Sumber: Hasil Olahan SPSS (2014) Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai Sig. F sebesar 0,013. Nilai sig < 0,05 menunjukkan bahwa secara serentak variabel jumlah ZIS produktif, pendampingan, lama usaha, jumlah anggota keluarga, frekuensi ZIS produktif, dan umur mustahik berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Uji t Tabel 9. Hasil Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 5.823 3.034 1.919.091 Jumlah ZIS -.009.124 -.019 -.070.946 Jumlah AK -.017.194 -.015 -.086.934 Lama Usaha.019.031.120.611.558 Pendampingan -.070.434 -.030 -.161.876 Umur -.118.050 -.538-2.364.046 Frekuensi ZIS 1.231.346.830 3.556.007 Sumber: Hasil Olahan SPSS (2014)

Berdasarkan nilai sig t, hanya dua variabel yang mempengaruhi kesejahteraan mustahik, yaitu variabel frekuensi ZIS dan variabel umur mustahik, dimana masing-masing variabel tersebut memiliki nilai signifikansi sebesar 0,007 dan 0,046. Hal ini berarti bahwa jika frekuensi pemberian ZIS bertambah 1 kali, maka rata-rata kesejahteraan mustahik akan meningkat sebesar 1,231 juta dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi tidak berubah. Selanjutnya, jika umur mustahik bertambah 1 tahun, maka rata-rata kesejahteraan mustahik akan menurun sebesar 0,118 juta. Berdasarkan kontribusi masing-masing variabel yang bisa dilihat dari standardized coefficient (beta), maka variabel frekuensi pemberian ZIS (0,830) berpengaruh terbesar terhadap kesejahteraan mustahik. Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Jumlah ZIS Produktif terhadap Kesejahteraan Mustahik Variabel jumlah ZIS produktif tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa jumlah ZIS produktif berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Selain itu, hasil ini juga tidak sesuai dengan teori produksi, seharusnya dengan adanya bantuan modal usaha, para mustahik dapat mengembangkan usaha mereka sehingga pendapatan usaha akan meningkat yang berarti kesejahteraan mustahik juga meningkat. Ketidaksesuaian dengan teori produksi juga ditemui dalam penelitian Wirawan (2008) yang mendapati bahwa variabel modal memiliki pengaruh negatif terhadap peningkatan pendapatan mustahik. Hal ini disebabkan penggunaan modal pinjaman tidak hanya untuk jangka pendek, tetapi juga untuk jangka panjang, sehingga manfaatnya belum bisa dirasakan secara langsung. Apabila dilihat dari dokumen laporan keuangan Lagzis Baitul Ummah, sebenarnya jumlah ZIS produktif yang diterima mustahik sudah sesuai dengan potensi dan skala usaha yang dimiliki mustahik, tetapi hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebagian mustahik justru menggunakan ZIS produktif yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif. Dalam hal ini mustahik juga tidak bisa disalahkan karena ZIS produktif tersebut memang sudah sepenuhnya menjadi hak mereka. Apabila mustahik dalam situasi yang mendesak, misalnya melunasi biaya rumah sakit, terpaksa mereka harus menggunakan dana ZIS produktif yang tujuan awalnya adalah untuk menambah modal usaha. Pengaruh Pendampingan Usaha terhadap Kesejahteraan Mustahik Variabel pendampingan usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Hasil estimasi ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa variabel pendampingan usaha berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Padahal seharusnya mustahik yang diberi pendampingan oleh Lagzis Baitul Ummah usahanya bisa semakin maju dan berkembang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Utami (2011), yang menyatakan bahwa unsur-unsur pelatihan (pendampingan) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Bentuk-bentuk pendampingan yang diberikan oleh Lagzis Baitul Ummah juga beragam dan meliputi beberapa aspek, yaitu keagamaan, bisnis, marketing, dan keuangan (pembukuan). Tetapi bentuk pendampingan tersebut tetap disesuaikan dengan kebutuhan mustahik. Dengan kata lain, apa saja yang dibutuhkan mustahik, akan berusaha dipenuhi oleh Lagzis Baitul Ummah. Bahkan, tim pendamping Lagzis Baitul Ummah memiliki jadwal rutin untuk mengadakan pertemuan dengan mustahik, yaitu sebulan sekali. Pertemuan rutin ini berfungsi untuk membahas perkembangan dan kendala bisnis/ non bisnis dengan staf lapangan, sarana pembayaran infak dan shadaqah, sarana menabung, sarana melibatkan mustahik dalam pemberdayaan orang miskin, dan sarana silaturrahmi antara mustahik dengan staf lapangan. Namun, seringkali hanya ketua kelompok saja yang bisa hadir, sedangkan anggotanya tidak dapat hadir dengan berbagai alasan. Diperlukan kerjasama yang baik antara mustahik dengan tim pendamping agar pendampingan usaha yang telah dilakukan selama ini dapat meningkatkan kesejahteraan mustahik.

Pengaruh Lama Usaha terhadap Kesejahteraan Mustahik Variabel lama usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa variabel lama usaha berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Pengalaman usaha mustahik seharusnya mampu membantu mereka dalam membuat keputusan yang tepat terkait dengan pengembangan usahanya. Mustahik yang lama usahanya telah mencapai lebih dari 30 tahun biasanya dari awal usaha sampai sekarang masih menekuni bidang yang sama sehingga usaha mereka bisa bertahan lebih lama. Di sisi lain, mustahik yang telah menjalankan usahanya selama bertahun-tahun, kemungkinan tidak lagi mencari keuntungan usaha yang besar, asalkan usaha mustahik bisa terus berjalan, mustahik sudah merasa cukup. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Siena (2005) yang mendapati bahwa variabel lama usaha tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan usaha. Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga terhadap Kesejahteraan Mustahik Variabel jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Hasil estimasi ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Artinya, kesejahteraan mustahik tidak dipengaruhi oleh besar atau kecilnya jumlah anggota keluarga mustahik. Hal ini disebabkan ukuran kesejahteraan mustahik yang digunakan adalah pendapatan usaha mustahik. Sementara itu, tidak hanya pendapatan usaha mustahik saja yang digunakan untuk menanggung biaya hidup seluruh anggota keluarga, tetapi pendapatan dari anggota keluarga yang lain juga ikut berperan. Beberapa mustahik dapat dikategorikan memiliki pendapatan usaha yang cukup besar, namun pendapatan tersebut tidak sebanding dengan banyaknya jumlah anggota keluarga mustahik yang rata-rata masih dalam usia sekolah. Dalam penelitian Meylani (2009) ditemukan bahwa walaupun mustahik telah mengalami peningkatan pendapatan, mereka tidak bisa keluar dari garis kemiskinan apabila peningkatan pendapatan tersebut tidak sebanding dengan jumlah orang yang menjadi tanggungannya. Pengaruh Frekuensi ZIS Produktif terhadap Kesejahteraan Mustahik Variabel frekuensi ZIS produktif berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Hasil estimasi ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Koefisien regresi untuk variabel ini adalah positif, artinya semakin sering mustahik menerima ZIS produktif, maka kesejahteraan mustahik akan mengalami peningkatan. Koefisien regresi sebesar 1,231 bermakna jika frekuensi ZIS yang diterima mustahik meningkat 1 kali, sedangkan variabel bebas lain tetap, maka rata-rata kesejahteraan mustahik akan meningkat sebesar Rp 1,231 juta. Semakin sering mustahik mendapatkan ZIS produktif, berarti menunjukkan bahwa terdapat ketergantungan yang tinggi terhadap Lagzis Baitul Ummah, sebab setiap membutuhkan modal, mustahik akan mengajukan permohonan dana lagi kepada Lagzis. Secara teori, mustahik yang masih memperoleh ZIS berarti kondisi perekonomiannya belum berubah menjadi lebih baik. Dengan kata lain, mustahik tersebut belum berubah menjadi muzakki. Di sisi lain, terdapat beberapa mustahik yang memang tidak berkeinginan untuk mengajukan kembali permohonan dana ZIS produktif kepada Lagzis Baitul Ummah. Mustahik menganggap dana ZIS produktif sebagai pinjaman modal yang harus segera dilunasi. Setelah memenuhi kewajiban membayar dana dulatan, infak, sedekah, dan tabungan, mustahik merasa tidak ada beban sehingga mustahik enggan untuk mengajukan permohonan dana lagi. Pengaruh Umur Mustahik terhadap Kesejahteraan Mustahik Variabel umur mustahik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Nilai koefisien regresi variabel umur menunjukkan bahwa setiap peningkatan umur sebanyak 1 tahun, sedangkan variabel bebas yang lain tidak mengalami perubahan, maka kesejahteraan mustahik akan menurun sebesar Rp 0,118 juta. Umur mustahik yang lebih muda akan lebih cepat dalam menerapkan inovasi baru dan bisa melihat peluang usaha yang lebih menguntungkan sehingga pendapatannya dapat meningkat. Selain itu, umur juga mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berpikir dalam mengambil suatu keputusan, terutama yang berhubungan dengan dunia usaha.

Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Rahman dan Ahmad (2011) yang mengungkapkan bahwa variabel umur berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha mustahik. Hal ini disebabkan, mustahik yang berusia lebih muda, lebih berani untuk menghadapi resiko dan persaingan serta memiliki kemampuan sosial yang lebih tinggi. Di era global seperti saat ini, mustahik yang lebih muda tidak hanya melakukan pemasaran secara tradisional tetapi juga melalui media online. Sementara itu, mustahik yang lebih tua lebih memilih untuk tidak terlalu melakukan inovasi-inovasi baru dalam usahanya. Mereka menganggap asalkan modal usaha bisa terus diputar dan kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi, mereka tidak terlalu memikirkan apakah usaha mereka untung atau rugi. Kesimpulan E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Salah satu program penyaluran ZIS pada Lagzis Baitul Ummah dilakukan melalui pemberian Dana Amanah, yaitu dana ZIS yang disalurkan dalam bentuk modal usaha. Bentuk pendistribusian ZIS produktif ini dapat dikategorikan sebagai distribusi zakat bersifat produktif kreatif, yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau menambah modal usaha pedagang dan pengusaha kecil. 2. Skema distribusi produktif yang dikembangkan oleh Lagzis Baitul Ummah adalah skema qardul hasan, yaitu suatu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya tingkat pengembalian tertentu (bagi hasil) dari pokok pinjaman. Dana ZIS produktif yang diberikan kepada mustahik tidak dikembalikan, tetapi mustahik memiliki kewajiban untuk membayar dana dulatan, infaq, shadaqah, dan tabungan. 3. Variabel jumlah ZIS produktif, pendampingan usaha, lama usaha, jumlah anggota keluarga, frekuensi ZIS produktif, dan umur mustahik secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Sementara itu, secara parsial hanya variabel frekuensi ZIS produktif dan umur mustahik yang berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan mustahik. Saran Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan maka terdapat beberapa hal yang dapat disarankan antara lain: 1. Lagzis Baitul Ummah sebaiknya tidak hanya menyalurkan ZIS produktif dalam bentuk modal usaha yang berupa uang tunai saja, tetapi juga dalam bentuk barang-barang produktif. Hal ini bertujuan menghindari penggunaan dana ZIS produktif untuk kebutuhan konsumtif. 2. Dalam hal penyeleksian mustahik yang berhak memperoleh ZIS produktif, pihak Lagzis Baitul Ummah diharapkan lebih selektif lagi agar dana ZIS produktif benar-benar diberikan kepada orang yang berhak menerima. 3. Lagzis Baitul Ummah sebaiknya melakukan perekrutan pengurus agar jumlah pendamping semakin bertambah sehingga dapat menjangkau seluruh mustahik. Dengan demikian diperlukan pendampingan yang lebih intensif lagi agar usaha mustahik semakin maju dan berkembang. 4. Variabel yang dominan mempengaruhi kesejahteraan mustahik adalah frekuensi ZIS produktif. Hal ini menimbulkan ketergantungan yang tinggi terhadap Lagzis Baitul Ummah. Oleh karena itu, diperlukan suatu kebijakan agar dana ZIS produktif tidak hanya disalurkan kepada orang yang sama dengan frekuensi yang terlalu sering. 5. Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini masih terbatas pada beberapa faktor saja. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan pengembangan model penelitian dengan menggunakan sampel

yang lebih besar serta variabel-variabel lain di luar model dalam penelitian ini sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Asnaini. 2008. Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Amil Zakat Nasional. 2013. Mengoptimalkan Potensi Zakat dengan Sistem. http://pusat.baznas.go.id/majalah/majalah-zakat-edisi-mei-juni-2013/ diakses pada 9 Mei 2014 Beik, Irfan Syauqi. 2009. Analisis Peran Zakat dalam Mengurangi Kemiskinan: Studi Kasus Dompet Dhuafa Republika. Jurnal Pemikiran dan Gagasan, Volume 2. Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu- Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Chapra, M. Umer. 2000. Sistem Moneter Islam. Jakarta: Gema Insani Press dan Tazkia Cendekia. Chapra, M. Umer. 2008. Reformasi Ekonomi: Sebuah Solusi Perspektif Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Chaudry, M.S. 2012. Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar. Jakarta: Kencana. Damanhuri, DS. 2010. Ekonomi Politik dan Pembangunan: Teori, Kritik, dan Solusi bagi Indonesia dan Negara Sedang Berkembang. Bogor: IPB Press dan STEI Tazkia. Departemen Agama. 2005. Pola Pembinaan Badan Amil Zakat. Jakarta: Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf. Departemen Agama. 2002. Pedoman Zakat. Jakarta: Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji. Diana, Ilfi Nur. 2011. Hadis-Hadis Ekonomi. Malang: UIN-Maliki Press. Fakhruddin. 2008. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN-Maliki Press. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar N. dan Porter Dawn C. 2010. Basic Econometrics, 5 th edition. Eugenia Mardanugraha, Sita Wardhani, dan Carlos Mangunsong (penterjemah). Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Hafidhuddin, Didin. 2007. Agar Harta Berkah dan Bertambah. Jakarta: Gema Insani Press. Jusmaliani dan Soekarni, M. 2005. Kebijakan Ekonomi Dalam Islam. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kementerian Keuangan RI. 2012. Laporan Kajian Islamic Public Finance. Jakarta: Badan Kebijakan Fiskal Pusat Kebijakan Ekonomi Makro. Kementerian Sekretariat Negara. 2013. Kajian Kebijakan Penguatan Peran Pemerintah Daerah Dalam Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Jakarta: Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Dalam Negeri Kedeputian Bidang Dukungan Kebijakan. Khasanah, Umrotul. 2010. Manajemen Zakat Modern: Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. Malang: UIN- MALIKI PRESS.

Mardalis. 2008. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Aksara. Meylani, Wina. 2009. Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah Sebagai Modal Kerja Terhadap Indikator Kemiskinan dan Pendapatan Mustahiq (Studi Kasus: Program Ikhtiar di Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Mufraini, M. Arif. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan. Jakarta: Kencana. Mufraini, M. Arif. 2003. Efek Distribusi Produktif Dana Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS) kepada Perilaku Mustahik Studi Kasus: 36 Responden Peserta Program Bina Usaha Pedagang Kecil BAZIS DKI Jakarta. Tesis. Universitas Indonesia. Multifiah. 2011. ZIS Untuk Kesejahteraan Umat. Malang: UB Press. Mutia, Agustina dan Zahara, Anzu E. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Ekonomi Mustahik Melalui Pemberdayaan Zakat (Studi Kasus Penyaluran Zakat Produktif/ Modal Usaha pada Bazda Kota Jambi). Kontekstualita, Volume 25, Nomor 1, Juli 2009. Nicholson, W. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi ke-8. Jakarta: Erlangga. Nachrowi, D.N dan Usman H. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Puspita, Devialina. 2008. Pengaruh Pendayagunaan Zakat Terhadap Keberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan Rumah Tangga: Kasus Program Urban Masyarakat Mandiri Kelurahan Bidaracina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Qadir, Abdurrahman. 1998. Zakat Dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Qaradhawi, Yusuf. 2005. Ibadah dalam Islam. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana. Qaradhawi, Yusuf. 2011. Hukum Zakat. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa. Ra ana, Irfan Mahmud. 1979. Economics System Under The Great. Mansuruddin Djoely (penterjemah). Sistem Ekonomi Pemerintahan Umar Ibn Khattab. Jakarta: Pustaka Firdaus. Rahman, Rosbi Abd dan Ahmad, Sanep. 2011. Strategi Pembangunan Keusahawan Asnaf Fakir dan Miskin melalui Agihan Bantuan Modal Zakat. Jurnal Pengurusan, Volume 33 : 37 44. Riduwan. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William P. 2003. Ilmu Mikroekonomi. Jakarta: PT Media Global Edukasi. Sartika, Mila. 2008. Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta. Jurnal Ekonomi Islam La Riba, Volume 2, Nomor 1, Juli 2008. Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Shihab, M. Quraish. 1999. Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Penerbit Mizan. Siena, Ibnu. 2005. Analisis Pengaruh Dana Zakat, Infak, Sedekah (ZIS), Tingkat Pendidikan And Lama Usaha Mustahiq Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha : Studi Kasus Para Peserta Program Ikhtiar Peramu Periode 1999-2004). Tesis. Universitas Indonesia. http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=83322&lokasi=lokal diakses pada 10 Agustus 2014