BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB V PEMBAHASAN. Mudharabah Bank Muamalat Indonesia. diproksikan dengan Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetian Bank berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 Bank adalah badan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang didasarkan pada prinsip syariah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

I. PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan yang paling besar peranannya adalah perbankan. disalurkan kembali kepada komponen penggerak ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

I. PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Pengelolaan bank dituntut untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang kekurangan dana dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71).

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan Bank Umum Syariah yang lahir melalui proses spin off. Metode

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Syariah Perbankan syariah dalam dunia internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad (2005) bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak menghandalkan pada bunga atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist. 2. Kinerja Keuangan Menurut Fitriani (2010), kinerja keuangan adalah salah satu dasar penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan. Menurut menteri keuangan Republik Indonesia No. 112/PMK.02/2012, kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kualitas dan kualitas terukur yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan suatu perbankan maka dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Penilaian kinerja bank dapat dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank tersebut. 9

Kinerja bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, profitabilitas, dan likuiditas. Oleh karena itu, dari analisis rasio-rasio tersebut akan dapat diketahui pula tingkat kesehatan suatu bank. 3. a. Bagi Hasil Bagi hasil adalah sistem pembagian hasil usaha dimana pemilik modal bekerja sama dengan pelaksanaan modal untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan keuntungan maka dibagi berdua dan ketika mengalami kerugian ditanggung bersama pula. Sistem bagi hasil menjamin adanya keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi (Ascarya, 2006). Menurut Antonia (2001) sistem bagi hasil merupakan sistem dimana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut dijanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua pihak atau lebih. Bagi hasil dalam sistem perbankan syariah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kepada masyarakat, dan didalam aturan syariah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan 10

bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. b. Deposito Deposito merupakan dana investasi yang ditempatkan oleh nasabah yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, sesuai dengan akad perjanjian yang dilakukan antara bank dan nasabah investor. Deposito mudah diprediksi ketersediaan dananya karena terdapat jangka waktu dalam penempatannya. Sifat deposito, yaitu penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai jangka waktunya, sehingga pada umumnya balas jasa yang berupa nisbah bagi hasil yang diberikan oleh bank untuk deposito lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan mudharabah (Ismail, 2010). 4. Rasio Rentabilitas Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba mengindikasikan bahwa terdapat aliran kas masuk. Rasio yang umum digunakan untuk menganalisis rentabilitas perusahaan perbankan adalah return on asset (ROA). a. Return On Asset (ROA) Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset yang digunakan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan 11

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Menurut Bank Indonesia, return on asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam satu periode Surat Edaran Bank Indonesia No.12/11/DPNP, 31 Maret 2010 (SE 12, 2010). Rasio return on asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = Laba Sebelem Pajak Rata - rata Total Asset x 100% Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP, 25 Oktober 2011 (SE 13, 2011), tentang sistem penilaian tingkat kesehatan Bank Umum berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat Kriteria Keterangan Peringkat 1 ROA > 1,5% Sangat baik Peringkat 2 1,25% < ROA 1,5% Baik Peringkat 3 0,5% < ROA 1,25% Cukup baik Peringkat 4 0% < ROA 0,5% Kurang baik Peringkat 5 ROA 0% Lemah 5. Biaya Operasional atas Pendapatan Operasional (BOPO) Biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) merupakan rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur 12

kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional atas pendapatan operasional. Efisiensi operasional berperan penting bagi bank untuk meningkatkan pendapatan operasional yang dicapai. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien beban operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP, 31 Mei 2004 (SE 6, 2004), Biaya operasional atas pendapatan operasional dirumuskan sebagai berikut: BOPO = BiayaOperasional PendapatanOperasional x 100% Kriteria untuk menentukan peringkat efisiensi operasional bank syariah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP, 31 Mei 2004 (SE 6, 2004) adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat Kriteria Keterangan Peringkat 1 BOPO 94% Sangat baik Peringkat 2 94% < BOPO 95% Baik Peringkat 3 95% < BOPO 96% Cukup baik Peringkat 4 96% < BOPO 97% Kurang baik Peringkat 5 BOPO > 97% Lemah 6. Financing to Deposit Ratio (FDR) Financing to deposit ratio (FDR) merupakan rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang diterima 13

oleh bank. FDR ditentukan oleh perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. FDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai likuiditasnya. Semakin besar kredit maka pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/BPPP tanggal 2 Mei 1993 (SE 26, 1993) besarnya FDR ini ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Itu artinya bank boleh memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun asalkan tidak melebihi 110%. Jadi, besarnya FDR yang diijinkan adalah 80% < FDR <110% FDR, artinya minimum FDR adalah 80% dan maksimum FDR adalah 110%. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbS, 30 Oktober 2007 (SE 9, 2007), rasio FDR dirumuskan sebagai berikut: FDR = TotalPembiayaan TotalDanaPihak Ketiga x 100% Kriteria untuk menentukan FDR bank syariah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP, 3 Mei 2004 (SE 6, 2004), adalah sebagai berikut: 14

Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat Kriteria Keterangan Peringkat 1 FDR 75% Sangat baik Peringkat 2 75% < FDR 85% Baik Peringkat 3 85% < FDR 100% Cukup baik Peringkat 4 100% FDR 120% Kurang baik Peringkat 5 FDR > 12% Lemah 7. Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tingkat pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumbersumber diluar bank. Capital adequacy ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan pembiayaan dan perdagangan surat berharga. Bank yang memiliki kecukupan modal yang tinggi maka akan meningkatkan kepercayaan diri dalam menyalurkan pembiayaan atau pendanaan. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 9/13/PBI/2007 (BI 9, 2007), nilai batas minimum CAR yang baik adalah 8%. Jika nilai CAR suatu perusahaan berada dibawah 8% maka perusahaan tidak sehat. Menurut Bank Indonesia CAR merupakan kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) yang berlaku. Semakin tinggi rasio ini menunjukan bahwa bank semakin solvabel. 15

CAR dapat dihitung dengan rumus yang sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP. 14 Desember 2001 (SE 3, 2001), yaitu : CAR = TotalModal Totalaktivatertimban g menurut resiko x 100% Kriteria untuk menentukan peringkat CAR bank syariah sesuai dengan surat edaran bank Indonesia No.13/24/DPNP, 25 Oktober 2011 (SE 13, 2011), adalah sebagai berikut : Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Peringkat Peringkat Kriteria Keterangan Peringkat 1 CAR 12% Sangat baik Peringkat 2 9% CAR < 12% Baik Peringkat 3 8% CAR < 9% Cukup baik Peringkat 4 6% < CAR < 8% Kurang baik Peringkat 5 CAR 6% Lemah B. Hasil Penelitian Terdahulu Tabel 2.5 Ringkasan Penelitian Terdahulu No. Nama Penelitian 1. Rahmawaty (2015) 2. Agus Farianto (2014) Judul Penelitian Pengaruh Return On Asset (ROA) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap pada Bank Umum Syariah Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO, dan BI-RATE Variabel Penelitian Independen : RAO dan FDR Dependen : Independen : ROA, BOPO, dan BI-RATE Dependen : Hasil Penelitian a. ROA dan FDR secara simultan berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah b. ROA dan FDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah a. ROA dan BI-RATE berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah 16

No. Nama Penelitian 3. Andryani Isna K (2012) 4. Moh. Iskandar Nur dan M. Nasir (2014) 5. Putri Ayu Rahayu dan Bustamam (2015) Judul Penelitian Terhadap Analisis Pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO, dan Suku Bunga Terhadap Pengaruh kinerja keuangan Terhadap dan Tingkat Pengembalian Ekuitas Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Pengaruh Return On Asset (ROA), BOPO, dan Suku Bunga Variabel Penelitian Independen : ROA, BOPO, dan Suku Bunga Dependen : Independen : ROA, BOPO, dan FDR Dependen : dan Tingkat Pengembalian Ekuitas Independen : ROA, BOPO, dan Suku Bunga Hasil Penelitian b. BOPO tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah a. Berdasarkan uji t, menunjukan bahwa secara parsial variabel ROA dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah, serta BOPO tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah a. Secara simultan ROA dan BOPO bersamasama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan tingkat pengembalian ekuitas b. Secara parsial ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan tingkat pengembalian ekuitas, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan tingkat pengembalian ekuitas, dan FDR tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan tingkat pengembalian ekuitas a. Secara simultan ROA, BOPO, dan Suku bunga tidak berpengaruh terhadap 17

No. Nama Penelitian 6. Nana Nofianti, dkk (2015) 7 Pramilu, Hadi Asy ari. 2012 8 Amelia, Rizky. 2011 Judul Penelitian Terhadap bank Umum Syariah Analisis ROA, BOPO, Suku Bunga, FDR, dan NPF Terhadap Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap pada Bank Umum Syariah Pengaruh CAR,FDR, dan NPF terhadap Return Bagi pada Perbankan Syariah Variabel Penelitian Dependen : Independen : ROA,BOPO, Suku Bunga, FDR, dan NPF Dependen : Independen: ROA, BOPO, dan CAR Dependen: Independen: CAR, FDR, dan NPF Dependen: Return Bagi Hasil Penelitian harga saham bank pemerintah b. Secara parsial ROA, BOPO, dan Suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham bank pemerintah a. ROA dan FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah b. BOPO, NPF dan Suku Bunga tidak berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah a. ROA berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah b. BOPO berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah c. CAR berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah a. Secara simultan CAR, FDR, dan NPF berpengaruh signifikan terhadap returrn bagi hasil deposito mudharabah. b. Secara parsial CAR, FDR, dan NPF berpengaruh signifikan terhadap returrn bagi hasil deposito mudharabah. 18

C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan yang dikemukakan maka sebagai acuan untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran teori yang dituangkan dalam model penelitian seperti yang ditunjukan pada gambar berikut: H 1 Kinerja Keuangan ROA (X 1 ) FDR (X 2 ) BOPO (X 3 ) H 2 (+) H 3 (+) H 4 (-) H 5 (+) Hasil Deposito (Y) CAR (X 4 ) Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Keterangan : = Simultan = Parsial 19

D. Hipotesis Berdasarkan gambar kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Pengaruh ROA, FDR, BOPO, Dan CAR Terhadap Hasil Deposito. Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total asset yang dimiliknya. Return on asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total asset bank. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yang diperoleh perusahaan semakin besar (Nofianti, 2015). Semakin tinggi FDR suatu bank. Maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposan untuk meningkatkan perolehan dananya, untuk menarik nasabah dan investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat keuntungan yang menarik, sehingga peningkatan FDR akan meningkat return (Amelia, 2011). Menurut penelitian Pramilu (2012) menyatakan bahwa biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Capital adequacy ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan 20

untuk menutup risiko yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia di wajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar capital adequacy ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan Suharjono, 2002). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis pertama pada penelitian ini adalah : H1 : Secara bersama-sama return on asset (ROA), financing to deposit ratio (FDR), biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO), dan capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 2. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Hasil Deposito. Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total asset yang dimiliknya. Return on asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total asset bank. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan, karena return yang diperoleh perusahaan semakin besar. Hasil penelitian menunjukan bahwa return on 21

asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah (Nofianti, 2015). Menurut Farianto (2014) rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan pendapatan adalah ROA. Dengan meningkatnya ROA, maka pendapatan bank juga akan meningkat, sehingga return yang diterima oleh nasabah dan investor (pemegang saham) juga meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi ROA, maka return yang diterima oleh nasabah dan investor juga semakin tinggi. Menurut Rahmawaty (2015) menyatakan bahwa return on asset (ROA) meningkat tidak hanya bersumber dari pendapatan pengelolaan dana oleh bank, tetapi juga berasal dari pendapatan administrasi, jasa dokumen, asuransi, transaksi ATM dan pendapatan imbalan investasi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa return on asset (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis kedua pada penelitian ini adalah : H2 : Return on asset (ROA) berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 22

3. Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap. Financing to deposit ratio (FDR) ditentukan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito), dan tabungan. Semakin tinggi tingkat FDR suatu bank, maka tingkat bagi hasil deposito mudharabah akan mengalami peningkatan (Nofianti, 2015). Menurut Rahmawaty (2015) menyatakan bahwa penentuan return bagi hasil deposito mudharabah muthlaqah, tingkat FDR tidak menjadi acuan utama, karena sumber dana pembiayaan tidak hanya berasal dari deposito sehingga bagi hasil dari seluruh pembiayaan tidak hanya disalurkan ke investor deposito, tetapi juga ke nasabah tabungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat financing to deposit ratio (FDR), tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Semakin tinggi FDR suatu bank. Maka bank tersebut akan berusaha untuk meningkatkan perolehan dananya, salah satunya dari sisi deposan untuk meningkatkan perolehan dananya, untuk menarik nasabah dan investor menginvestasikan dananya di bank syariah, maka diberikanlah tingkat keuntungan yang menarik, sehingga peningkatan FDR akan meningkat return (Nur, 2014). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah : 23

H3 : Financing to deposit ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 4. Pengaruh Biaya Operasional Atas Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap. Menurut Nainggolan (2009) untuk mengukur efisiensi bank, salah satu indikator yang dipakai adalah perbandingan antara beban operasional atas pendapatan operasional (BOPO). Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien beban operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Berdasarkan hasil penelitian Nur (2014) menunjukkan bahwa biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Menurut penelitian Pramilu (2012) menyatakan bahwa biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Secara teoritis, efisiensi produksi bank syariah dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi pembiayaan merupakan salah satu bentuk mekanisme produksi bank agar dapat menghasilkan pendapatan yang paling tinggi dari suatu investasi. Nilai BOPO menurun apabila biaya operasional menurun dilain pihak pendapatan operasional tetap dan juga apabila biaya operasional tetap di lain pihak pendapatan operasional meningkat (Irhamsyah, 2010). Semakin rendah BOPO, maka bank 24

semakin efisien dalam mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi pembiayaan agar dapat menghasilkan pendapatan yang paling tinggi. Apabila BOPO menurun maka pendapatan bank meningkat. Dengan adanya peningkatan pendapatan bank maka tingkat bagi hasil deposito mudharabah yang diterima oleh nasabah juga meningkat. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis keempat pada penelitian ini adalah : H4 : Biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 5. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Hasil Deposito. Capital adequacy ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di Indonesia di wajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar capital adequacy ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Kuncoro dan Suharjono, 2002). Menurut hasil penelitian Pramilu (2012) menyatakan bahwa secara parsial variabel capital adequacy ratio (CAR) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 25

Capital adequacy ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Kekayaan suatu bank terdiri dari aktiva lancer dan aktiva tetap yang merupakan penjamin solvabilitas bank, sedangkan dana (modal) bank dipergunakan untuk modal kerja dan penjamin likuiditas bank bersangkutan. Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Modal ini terkait juga dengan aktivitas perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi atas dana yang diterima nasabah. Dengan terjaganya modal berarti bank bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang amat penting artinya bagi sebuah bank karena dengan demikian, bank dapat menghimpun dana untuk keperluan operasional selanjutnya (Sinungan, 2007). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis kelima pada penelitian ini adalah : H5 : Capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 26