Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

dokumen-dokumen yang mirip
TOPIK IMPLIKASI PUTUSAN MK TERHADAP ZONA BASE DAN KELEMBAGAANNYA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 129/PUU-XIII/2015 Sistem Zona Dalam Pemasukan (Impor) Hewan Ternak

KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP IMPORTASI ZONA BASE

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

KUASA HUKUM Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Maret 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

KUASA HUKUM Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Maret 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XIII/2015 Kewajiban Pelaku Pembangunan Rumah Susun Dalam Memfasilitasi Terbentuknya PPPSRS

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 21/PUU-XIV/2016 Frasa Pemufakatan Jahat dalam Tindak Pidana Korupsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XVI/2018 Pengendalian Impor Komoditas Perikanan dan Garam

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (UU 1/2004).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 99/PUU-XIII/2015 Tindak Pidana Kejahatan Yang Menggunakan Kekerasan Secara Bersama-Sama Terhadap Barang

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XIII/2015 Kewajiban Pelaku Pembangunan Rumah Susun Dalam Memfasilitasi Terbentuknya PPPSRS

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XVI/2018 Dua Kali Masa Jabatan Bagi Presiden atau Wakil Presiden

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 44/PUU-XIII/2015 Objek Praperadilan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIII/2015 Pemberian Manfaat Pensiun Bagi Peserta Dana Pensiun

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 27/PUU-XV/2017 Kewenangan Menteri Keuangan Dalam Menentukan Persyaratan Sebagai Kuasa Wajib Pajak

Ringkasan Putusan.

I. PARA PEMOHON 1. Dr. Andreas Hugo Pareira; 2. H.R. Sunaryo, S.H; 3. Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, selanjutnya disebut Para Pemohon.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIV/2016 Frasa mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya dalam UU ITE

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 85/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan

KUASA HUKUM Heru Widodo, S.H., M.Hum., dkk berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 22 Januari 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XIV/2016 Kewajiban Yang Harus Ditaati Oleh Pelaku Usaha Dalam Melaksanakan Kerjasama Atas Suatu Pekerjaan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XV/2017 Pertanggungjawaban atas Kerusakan Lingkungan dan Kebakaran Hutan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XIV/2016 Pembatalan Perda Oleh Gubernur dan Menteri

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PEMOHON Bastian Lubis, S.E., M.M., selanjutnya disebut Pemohon.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 102/PUU-XV/2017 Akses Informasi Keuangan Untuk Kepentingan Perpajakan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 52/PUU-XIV/2016 Penambahan Kewenangan Mahkamah Kontitusi untuk Mengadili Perkara Constitutional Complaint

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 80/PUU-XV/2017 Pembebanan Pajak Penerangan Jalan Kepada Pengusaha

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 3/PUU-XIV/2016 Nota Pemeriksaan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Sebagai Dokumen Yang bersifat Rahasia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 3/PUU-XIV/2016 Nota Pemeriksaan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Sebagai Dokumen Yang bersifat Rahasia

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 25/PUU-XVI/2018

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU 2/2004).

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XIV/2016 Pengajuan Grasi Lebih Dari Satu Kali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 22/PUU-VII/2009 tentang UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah [Syarat masa jabatan bagi calon kepala daerah]

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

RINGKASAN PUTUSAN. Perkara Nomor 17/PUU-V/2007 : Henry Yosodiningrat, SH, dkk

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 101/PUU-XV/2017 Peralihan Hak Milik atas Tanah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 99/PUU-XV/2017 Tafsir konstitusional frasa rakyat pencari keadilan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 13/PUU-XIV/2016 Penetapan sebagai Pengusaha Kena Pajak

PUTUSAN MK DAN PELUANG PENGUJIAN KEMBALI TERHADAP PASAL PENCEMARAN NAMA BAIK. Oleh: Muchamad Ali Safa at

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 121/PUU-XII/2014 Pengisian Anggota DPRP

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 44/PUU-XII/2014 Alasan Pemberatan Pidana Bagi Pelaku Tindak Pidana Korupsi


RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 50/PUU-XI/2013 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 122/PUU-XIII/2015 Penggunaan Tanah Hak Ulayat untuk Usaha Perkebunan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 66/PUU-XII/2014 Frasa Membuat Lambang untuk Perseorangan dan Menyerupai Lambang Negara

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 123/PUU-XIII/2015 Hak Tersangka Untuk Diadili Dalam Persidangan

Pengujian Ketentuan Penghapusan Norma Dalam Undang-Undang Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XV/2017 Produk Halal

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 69/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIV/2016 Kewenangan Jaksa Agung Untuk Mengenyampingkan Perkara Demi Kepentingan Umum

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 31/PUU-XIV/2016 Pengelolaan Pendidikan Tingkat Menengah Oleh Pemerintah Daerah Provinsi

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XIII/2015 Surat Ijo Tidak Menjadi Dasar Hak Pemilikan Atas Tanah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 58/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas

KUASA HUKUM Adardam Achyar, S.H., M.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 7 Agustus 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 132/PUU-XIII/2015 Ketentuan Pidana Bagi Penyedia Jasa dan Pemakai Pada Tindak Pidana Prostitusi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RechtsVinding Online. Naskah diterima: 17 Februari 2016; disetujui: 25 Februari 2016

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA : 40/PUU-X/2012

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 18/PUU-XV/2017 Daluwarsa Hak Tagih Utang Atas Beban Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Pasal 53 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UU 30/2014).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 67/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XIII/2015 Surat Ijo Tidak Menjadi Dasar Hak Pemilikan Atas Tanah

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 13/PUU-XIV/2016 Penetapan sebagai Pengusaha Kena Pajak

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 66/PUU-X/2012 Tentang Penggunaan Bahan Zat Adiktif

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 52/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XV/2017

DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 62/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 65/PUU-VIII/2010 Tentang Pengajuan Saksi Yang Meringankan Tersangka/Terdakwa ( UU Hukum Acara Pidana )

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PUU-XIV/2016 Pembatasan Masa Jabatan dan Periodesasi Hakim Pengadilan Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 2/PUU-XV/2017 Syarat Tidak Pernah Melakukan Perbuatan Tercela Bagi Calon Kepala Daerah

Transkripsi:

Direktorat Litigasi Peraturan Perundang-undangan Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia FDP 15: 24-02-2017 Hotel Ibis Cawang - Jakarta 24 Februari 2017

1) Putusan yang secara hukum membatalkan dan menyatakan tidak berlaku (legally null and void); 2) Putusan Konstitusional Bersyarat (conditionally constitutional); 3) Putusan Inkonstitusional Bersyarat (conditionally unconstitutional); 4) Putusan yang pemberlakuannya ditunda (limited constitutional); 5) Putusan yang merumuskan norma baru; dan FDP 15: 24-02-2017 6) Putusan yang melebihi apa yang dimohonkan (ultra petita).

Pemohon: Teguh Boediyana, dkk Pasal yang dimohonkan: Pasal 36C ayat (1) sepanjang frase atau zona dalam suatu negara : Pemasukan Ternak Ruminansia Indukan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat berasal dari suatu negara atau zona dalam suatu negara yang telah memenuhi persyaratan dan tata cara pemasukannya. Pasal 36C ayat (3) sepanjang kata zona : Pemasukan Ternak Ruminansia Indukan yang berasal dari zona sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selain harus memenuhi ketentuan sebagaimana dimamksud pada ayat (2) juga harus terlebih dahulu: a. dinyatakan bebas penyakit Hewan Menular di negara asal oleh otoritas veteriner negara asal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan badan kesehatan hewan dunia dan diakui oleh Otoritas Veteriner Indonesia; b. dilakukan penguatan sistem dan pelaksanaan surveilan di dalam negeri; dan; c. ditetapkan tempat pemasukan tertentu. Pasal 36D ayat (1) sepanjang kata zona : Pemasukan Ternak Ruminansia Indukan yang berasal dari zona sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36C harus ditempatkan di pulau karantina sebagai instalasi karantina Hewan pengamanan maksimal untuk jangka waktu tertentu. FDP 15: 24-02-2017 Pasal 36E ayat (1) sepanjang frase atau zona dalam suatu negara : Dalam hal tertentu, dengan tetap memerhatikan kepentingan nasional, dapat dilakukan pemasukan ternak dan/atau produk hewan dari suatu negara atau zona dalam suatu negara yang telah memenuhi persyaratan dan tata cara pemasukan Ternak dan/atau Produk Hewan.

Legal Standing: Para Pemohon adalah sebagai perorangan Warga Negara Indonesia. Pokok Permohonan Bahwa pembentuk undang-undang mengabaikan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 137/PUU-VII/2009 tanggal 25 Agustus 2010, yang pada pokoknya menyatakan bahwa frasa dan norma pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang mengatur mengenai sistem zonasi dalam pemasukan ternak dan/atau produk hewan dari luar negeri adalah inkonstitusional dan harus dinyatakan tidak memiliki kekuatan mengikat. Bahwa pemberlakuan FDP 15: sistem 24-02-2017 zona dalam importasi ternak ruminansia indukan, ternak maupun produk ternak mengancam keamanan dan keselamatan manusia, hewan, dan lingkungan termasuk sektor usaha para Pemohon.

Pokok Permohonan Bahwa menurut Para Pemohon pemberlakuan sistem zona dapat menyebabkan munculnya wabah penyakit menular yang berasal dari impor ternak, dan dapat berdampak pada kerugian ekonomi, khususnya pada usaha peternak lokal. Menurut para Pemohon aturan mengenai pulau karantina dalam UU a quo tidak cukup efektif untuk melindungi negara dari bahaya penyakit menular yang berasal dari ternak. Menurut para Pemohon penerapan pemasukan ternak dengan sistem negara (country based) dapat dilakukan dan lebih aman daripada sistem zona. Singkatnya, pada pokoknya isu konstitusional yang menjadi permasalahan dalam permohohan Para Pemohon adalah mengenai konstitusionalitas penggunaan sistem zona dalam pemasukan FDP hewan 15: 24-02-2017 ternak atau produk hewan ternak dari luar negeri ke dalam wilayah negara Indonesia.

Amar Putusan: Mengabulkan Permohonan para Pemohon untuk sebagian Menyatakan Pasal 36E ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomot 338, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5619) bertentangan secara bersyarat dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai sebagaimana pertimbangan Mahkamah FDP 15: 24-02-2017 dalam putusan ini; Menolak permohonan para Pemohon untuk selain dan selebihnya.

Bahwa berdasarkan konsiderans menimbang huruf b dan dituangkan pula kedalam rumusan norma UU a quo (vide Pasal 36B, Pasal 36C UU 41/2014), Mahkamah berpendapat bahwa pembentuk UU telah sungguh-sungguh memperhatikan pertimbangan hukum Mahkamah berkenaan dengan persyaratan dan tata cara pemasukan ternak maupun produk hewan kedalam wilayah NKRI sehingga telah memenuhi prinsip keamanan maksimum (maksimum security) sebagaimana ditekankan ke dalam pertimbangan hukum Putusan 137/PUU-VII/2009. Bahwa terdapat perbedaan objek pengaturan antara norma yang telah diputus pada putusan sebelumnya. Objek pengaturan Pasal 59 ayat (2) UU 18/2009 yaitu produk hewan, berbeda dengan Pasal 36C dan 36D UU 41/2014 yang keduanya menyebut ternak ruminansia indukan. Sehingga berdasarkan pertimbangan tersebut, permohonan a quo yang menjadikan persyaratan keamanan maksimum dalam Putusan 137/PUU-VII/2009 FDP 15: 24-02-2017 sebagai landasan pokok dalam dalilnya telah kehilangan landasan argumentasinya sehingga permohonan para Pemohon tidak beralasan menurut hukum.

Walaupun menurut Mahkamah norma-norma yang diajukan Para Pemohon tidak mempunyai permasalahan konstitusionalitas, namun dalam pelaksanaannya khususnya terhadap produk hewan Mahkamah perlu memberikan penegasan syarat pemasukan produk hewan. Bahwa pemenuhan kebutuhan tersebut tidak boleh mengingkari hak warga negara untuk mendapat perlindungan dari segala jenis penyakit menular yang masuk wilayah NKRI melalui kegiatan perdagangan internasional. Dalam hal ini impor produk hewan sebagaiman dijamin Pasal 28H ayat (1) UUD 1945. Oleh karena itu untuk menghindari masuknya PMK, setiap impor produk hewan yang dibutuhkan haruslah memiliki sertifikat bebas dari PMK dari otoritas veteriner negara asal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan badan FDP kesehatan 15: 24-02-2017 hewan dunia dan diakui oleh otoritas veteriner Indonesia.

Bahwa berdasarkan Pasal 36E UU a quo dan Penjelasannya, syarat inilah yang mutlak harus diterapkan dalam penggunaan sistim zona ketika negara melakukan importasi produk hewan ke dalam wilayah NKRI. Sehingga secara a contrario harus dimaknai bahwa tanpa terpenuhinya syarat tersebut pemasukan produk hewan dari zona dalam suatu negara atau dengan sistem zona ke dalam wilayah NKRI FDP 15: adalah 24-02-2017 inkonstitusional.

Bahwa menurut Mahkamah, ketentuan dalam UU a quo berkenaan dengan persyaratan dan tata cara pemasukan ternak maupun produk hewan ke dalam wilayah NKRI telah memenuhi prinsip keamanan maksimum (maximum security) sebagaimana ditekankan dalam pertimbangan hukum Putusan MK Nomor 137/PUU-VII/2009. Mahkamah memberikan penegasan syarat pemasukan Produk Hewan dari zona dalam suatu Negara selain harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian, juga harus didasarkan pada: ketentuan Pasal 36E ayat (1) UU a quo yang menyatakan Dalam hal tertentu, dengan tetap memerhatikan kepentingan nasional, dapat dilakukan pemasukan ternak dan/atau produk hewan dari suatu negara atau zona dalam suatu negara yang telah memenuhi persyaratan dan tata cara pemasukan Ternak dan/atau Produk Hewan. dan Penjelasan Pasal 36E ayat (1) UU a quo yang menyatakan Yang dimaksud dengan "dalam hal tertentu" adalah keadaan mendesak, antara lain, akibat bencana, saat masyarakat membutuhkan pasokan Ternak dan/atau FDP 15: Produk 24-02-2017 Hewan, sehingga harus dimaknai bahwa tanpa terpenuhinya syarat tersebut pemasukan Produk Hewan dari zona dalam suatu negara atau dengan sistem zona ke dalam wilayah NKRI adalah inkonstitusional.

Putusan MK ini memberikan penegasan khususnya terhadap syarat pemasukan produk hewan dari zona dalam suatu negara yaitu harus dalam hal tertentu sebagaimana dimaksud pada Pasal 36E UU 41/2014 dan Penjelasannya, maka Putusan MK ini dapat disimpulkan sebagai berikut: tidak mengubah atau memberikan tafsiran lain terhadap norma Pasal- Pasal yang diuji, sehingga norma Pasal-Pasal tersebut tetap konstitusional dan tetap berlaku. tidak ada implikasi terhadap peraturan perundang-undangan yang ditetapkan Pemerintah berdasarkan ketentuan Pasal-Pasal yang diuji dalam UU Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pemerintah ditegaskan untuk melakukan importasi produk hewan dari zona dalam suatu negara hanya atas dasar keadaan mendesak, antara lain, akibat bencana, saat masyarakat membutuhkan pasokan. Jika Pemerintah melakukan importasi produk hewan namun Negara tidak dalam keadaan mendesak, FDP 15: maka24-02-2017 importasi produk hewan tersebut menjadi inkonstitusional.

Putusan MK Nomor 129/PUU-XIII/2015 bila dilihat dari bunyi amar putusannya merupakan putusan yang dikategorikan jenis putusan inkonstitusional bersyarat. Artinya sepanjang memenuhi syarat yang ditentukan sebagaimana pertimbangan hukum MK dalam putusan tersebut, maka Pasal 36E ayat (1) UU No. 41 Tahun 2014 tidak bertentangan FDP 15: dengan 24-02-2017UUD NRI 1945 dan berlaku mengikat.

1)Putusan yang bersifat self executing. Putusan yang membatalkan norma tertentu tertentu yang tidak mengganggu sistem norma yang ada sehingga tidak memerlukan pengaturan lebih lanjut. Putusan MK tersebut baik yang menyatakan batal dan tidak berlaku lagi atau amarnya terdapat perumusan norma. Misalnya: Putusan lain yang langsung dapat dilaksanakan adalah Putusan MK 013-022/PUU-IV/2006 yang membatalkan pasal penghinaan Presiden dalam KUHP yaitu pasal 134, 136 bis, dan 137, sehingga sejak putusan itu FDP diucapkan 15: 24-02-2017 maka tidak seorangpun yang dapat dipidana berdasarkan pasal-pasal tersebut.

2) Putusan yang bersifat Non-self executing. Putusan yang tidak dapat langsung/serta merta dilaksanakan karena dikarenakan putusan tersebut mempengaruhi normanorma lain dan memerlukan revisi atau pembentukan UU baru atau peraturan yang lebih operasional dalam pelaksanaannya (tidak dapat serta merta dilaksanakan karena akan terjadi FDP 15: kekosongan 24-02-2017 hukum)

Putusan MK Nomor 129/PUU-XIII/2015 tentang Pengujian UU Peternakan dan Kesehatan Hewan termasuk putusan yang tidak memerlukan tindak lanjut/revisi terhadap ketentuan a quo karena tidak ada perubahan/penafsiran pada norma pasalpasal yang diuji akibat Putusan MK ini; Namun yang perlu diperhatikan Pemerintah adalah syarat yang ditekankan dalam pertimbangan Putusan MK dan pengawasan terhadap implementasi Putusan MK tersebut yaitu terhadap proses importasi Produk Hewan yang berasal dari zona dalam suatu negara apakah sudah dilakukan atas dasar dalam keadaan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36E ayat (1) UU 41/2014 dan Penjelasannya ataukah tidak; Pengawasan Pemerintah tersebut tetap dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian melalui penetapan regulasi yang ketat (seperti keharusan memperoleh sertifikat dari otoritas veteriner bagi FDP Produk 15: 24-02-2017 Hewan yang masuk ke wilayah NKRI), maupun pengawasan di lapangan.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH FDP 15: 24-02-2017