BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stres merupakan pengalaman atau kejadian yang dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. stress. Seperti kehidupan normal pada umumnya, kehidupan di perguruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN OPTIMISME MAHASISWA PSIKOLOGI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sedikit mengalami permasalahan dan beban karena tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persiapan yang dilakukan sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan dengan semangat yang menggebu. Awalnya mereka menyebut

BAB IV HASIL PENELITIDAN DAN PEMBAHASAN. yang sedang mengerjakan Skripsi. Kuesioner yang disebar sebanyak 80

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, tindakan medis, dan diagnostik serta upaya rehabilitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam maupun dari luar individu. Havighurst yang dikutip (Hurlock,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

1. Bagaimana gambaran burnout pada anggota. 2. Mengapa terjadi burnout pada anggota polisi. 3. Bagaimana dampak burnout pada anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN PADA TEMAN SEBAYA DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian beban studi, praktikum, PKLI dan skripsi. Namun, dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di pondok pesantren yang kesehariannya mengkaji kitab-kitab salafi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nama yang baik dan mempunyai makna sesuai keinginan orang tua agar anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi levelnya. Mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Sampai pada hari ini masyarakat Indonesia belum terlepas dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lainnya. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk berkomunikasi dan

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Secara umum pendidikan perguruan tinggi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kecerdasan..., Leila, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang tidak sama, pernah atau akan mengalaminya. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. Manusia merupakan anggota lebih dari satu kelompok sosial. Dalam melakukan kegiatan di setiap kelompok, manusia dapat mengalami stres. Stres yang dialami sebagai hasil kegiatannya di setiap kelompok saling menunjang, saling menguatkan (Munandar, 2008, hal. 371). Stres adalah keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stres dan hal yang dianggap mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan, entah nyata atau tidak nyata, antara keadaan atau kondisi dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan sosial yang ada padanya. Kata kunci dalam rumusan di atas adalah penglihatan (perception), tuntutan (demand), dan sumber daya (resources). Dampak negatif hal atau keadaan yang dianggap mendatangkan stres menurut patokan tertentu dapat diperkirakan. Misalnya, peristiwa kegagalan ujian akhir untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana di perguruan tinggi. Dampak negatif dari kegagalan itu dapat dilihat dari segi uang yang telah dihabiskan, waktu yang telah terpakai, kekecewaan yang dapat didatangkan pada 1

2 orang tua dan orang-orang lain yang terkait, kekecewaan pada diri sendiri, dan rasa harga diri yang terluka. Dampak negatif itu mendatangkan stres yang menuntut sumber daya orang yang terkena stres untuk mengatasinya. Padahal sumber daya itu terbatas. Akibatnya, sumber daya tidak selalu mencukupi untuk mengatasi stres. Dampak stres yang tak mampu dihadapi dengan sumber daya yang ada itu, bisa mengenai sistem biologis, seperti misalnya, orang harus mengangkut beban yang melebihi kekuatan fisiknya. Bisa menyangkut sistem psikologis, seperti, mengganggu rasa aman, merendahkan rasa harga diri dan mengurangi percaya diri. Dan bisa juga sistem sosial seperti misalnya akibat stres, orang lalu menjauhkan diri dari sesamanya. Dengan demikian, stres mengajukan tuntutan (demand) pada sejumlah sumber daya atau kekuatan (resouces) tertentu (Hasan, 2008, hal. 76). Seperti halnya yang diberitakan dalam KOMPAS.com telah terjadi pada salah satu mahasiswa di sebuah perguruan tinngi kota Malang. Berdalih tak punya uang untuk membayar kuliah, mahasiswa tersebut nekat mencuri laptop. Dia memang terpaksa mencuri yang rencananya akan dijual untuk biaya kuliah karena sudah sejak 2010 tak dibiayai keluarga karena ingin mandiri dan biaya kuliah cukup mahal. Ia sebenarnya ingin cepat lulus dan mencari kerja. Karena kondisi keluarga yang tidak mampu, kuliahnya pun bertambah lama (Ainun, 2012) Beberapa mahasiswa pada umumnya melaporkan bahwa merasa jenuh (burnout). Burnout adalah suatu perasaan putus asa dan tidak

3 berdaya yang diakibatkan oleh stres yang berlarut-larut yang berkaitan dengan kerja. Burnout menjadikan penderitanya berada dalam kelelahan fisik dan emosi yang mencakup kelelahan kronis dan rendahnya energi (Santrock, 2002, hal. 74). Istilah yang sering digunakan untuk beban yang terlalu berat di masa kini adalah burnout, perasaan tidak berdaya, tidak memiliki harapan. Yang disebabkan oleh stres akibat pekerjaan yang sangat berat. Burnout membuat penderitanya merasa sangat kelelahan secara fisik dan emosional (Pines & Aronson, 1988). Di sejumlah kampus, burnout akibat kuliah adalah alasan yang paling umum yang membuat para mahasiswa berhenti sebelum mereka memperoleh gelar, dan jumlahnya mencapai 25 persen di beberapa kampus. Mahasiswa yang berhenti kuliah selama satu atau dua semester selama ini biasanya dianggap lemah. Kini kadang disebut cuti kuliah karena mahasiswa memang bermaksud untuk kembali kuliah, hal ini dapat mendorong mahasiswa yang merasa mengalami stres yang berlebih (Santrock J. W., 2003, hal. 560-561). Konsep tentang kejenuhan belajar mahasiswa (student learning burnout) atau kejenuhan mahasiswa pertama kali diperkenalkan oleh Skovholt (2003), Jacobs et al (2003), Lightsey dan Hulsey (2002), Joseph (1999), dan Brunk (2006) yang menemukan bahwa kecenderungan kejenuhan dengan segala gejala dan faktor penyebabnya bukan hanya terjadi pada aspek pekerjaan akan tetapi kejenuhan dapat terjadi pada kegiatan belajar. Kejenuhan belajar merupakan kondisi emosional ketika

4 seorang mahasiswa merasa lelah dan jenuh secara mental atau pun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan akademik yang meningkat. Timbulnya kelelahan ini karena mereka belajar dengan keras, merasa bersalah, merasa tidak berdaya, merasa tidak ada harapan, merasa terjebak, kesedihan yang mendalam, merasa malu dan terus menerus membentuk lingkaran yang menghasilkan perasaan lelah dan tidak nyaman, yang pada gilirannya meningkatkan rasa kesal dan lingkaran terus berlanjut sehingga dapat menimbulkan kelelahan fisik dan kelelahan emosional. Penelitian yang dilakukan akhir tahun 2010 lalu menunjukkan bahwa terdapat 32 % mahasiswa mengalami kejenuhan belajar (burnout) dari seluruh responden yang diteliti. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta sebanyak 50 orang yang diambil secara acak dengan menggunakan teknik stratified quota random sampling. Terdiri dari 13 orang mahasiswa angkatan 2006, 20 mahasiswa angkatan 2007 dan 17 orang mahasiswa angkatan 2008, serta 29 orang perempuan dan 21 orang laki-laki. Maslach menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami kejenuhan belajar (burnout) apabila mendapat skor tinggi pada dimensi kelelahan emosi dan depersonalisasi serta skor rendah pada dimensi pencapaian diri. Dari total 50 orang responden, 16 orang mahasiswa tersebut yang memenuhi kriteria kejenuhan belajar. Walaupun mereka semua mendapat kategori yang sama namun perolehan skor mereka

5 berbeda satu sama lain, pada dimensi kelelahan emosi lebih besar dialami oleh mahasiswa tahun ketiga atau angkatan 2008. Pada dimensi depersonalisasi hampir merata di setiap angkatan dengan skor 14 terdapat 7 orang mahasiswa, namun jumlah mahasiswa terbanyak terdapat pada angkatan 2006 yang terdapat 5 orang mahasiswa. Sedangkan pada dimensi pencapaian diri perolehan skor terendah terdapat pada mahasiswa angkatan 2007dengan total skor hanya 18 (Sukardi, 2011). Miller (2000) mengemukakan berdasarkan penelitian yang dilakukan, ditemukan bahwa burnout berkorelasi negatif dengan pembelajaran, kebiasaan yang membangun dan keberhasilan memecahkan masalah. Pembelajaran dalam hal ini adalah motivasi berprestasi dan pencapaian terhadap suatu hal. Dalam hasil analisa penelitian Diaz menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara burnout dengan motivasi berprestasi akademis yaitu 63 %. Burnout yang dialami, misalkan akan menghambat keaktifan subjek dalam proses perkuliahan, menghambat kelancaran subjek dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dosen, atau subjek menjadi cepat menyerah ketika dihadapkan kepada berbagai tugas, apalagi jika semakin sulit (Diaz & Zulakida, 2009, hal. 96-97). Dunia perkuliahan biasanya cukup identik dengan mahasiswa dan tugas-tugas kuliah. Tugas-tugas kuliah yang diberikan biasanya terdiri dari berbagai macam jenis, seperti membuat makalah, penelitian, presentasi, analisa kasus, dan lain sebagainya. Bentuk dan cara pengerjaan tugas-

6 tugas kuliah itu juga beragam yaitu dapat berupa tugas berkelompok atau tugas mandiri. Setiap tugas kuliah yang diberikan oleh dosen memiliki tingkat kesulitan masing-masing. Seperti yang diungkap Mulyadi, beberapa masalah yang bisa menjadi stressor bagi mahasiswa adalah masalah yang berhubungan dengan pendidikan, misalnya masalah konsentrasi. Banyak mahasiswa mengeluh karena tidak bisa konsentrasi, sehingga hasil belajar tidak maksimal, masalah yang berhubungan dengan sistem pengajarannya, masalah daya tahan dan kelangsungan studi. Ada pula masalah penyesuaian diri dan hubungan sosial, masalah yang sifatnya pribadi, masalah ekonomi, masalah memilih jurusan, jabatan dan masa depan, dan sebagainya (Mulyadi, 2004, hal. 197-198). Berikut ini beberapa fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa UIN Malang Fakultas Psikologi terkait dengan stres dan burnout yang diperoleh peneliti berdasarkan data observasi dan wawancara di lapangan. Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada beberapa mahasiswa bahwasannya mahasiwa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim umumnya telah menempuh beberapa sks. Belum lagi dengan adanya tuntutan tugas-tugas, laporan praktikum berserta ujian yang diadakan oleh pihak kampus, tugas akhir yang merupakan puncak dalam proses perkuliahan ialah skripsi yang diawali dengan pembuatan proposal skripsi. Tugas tersebut bukanlan merupakan tugas tunggal dalam semester tersebut karena dalam proses pembuatan tugas tersebut, mahasiswa juga masih

7 menempuh mata kuliah wajib yang disodorkan oleh fakultas. Bahkan juga terdapat mahasiswa semester VIII yang masih merasa salah pilih jurusan dan merasa masa depannya tidak menentu. Selain itu, lingkungan di sekitar mahasiswa juga mempengarui, misalnya terjadi konflik dengan teman seperti masalah sosial, sekamar, sejawat, keluarga, ekonomi, ataupun faktor lain seperti fisik. Jika mahasiwa kurang mampu mengatur apa yang menjadi tanggung jawabnya, hal ini dapat memunculkan dampak pada mahasiswa, salah satunya stres. Gejala yang timbul pada mahasiswa seperti susah merasa cemas, gelisah, frustasi, putus asa, susah tidur, turunnya nafsu makan, tegang, gangguan pencernaan, cepat merasa lelah, mudah tersinggung dan marah, sinis, lebih suka menyendiri, merasa kurang puas pada hasil kerja sendiri, dan sebagainya. Beberapa mahasiswa pada umumnya melaporkan bahwa merasa jenuh (burnout). Burnout menjadikan penderitanya berada dalam kelelahan fisik dan emosi yang mencakup kelelahan kronis dan rendahnya energi, seperti perasaan frustasi, putus asa, tak berdaya, mudah tersinggung, penarikan diri dari lingkungan sosialnya, tidak merasa puas dengan karyanya sendiri, dan sebagainya. Burnout adalah suatu perasaan putus asa dan tidak berdaya yang diakibatkan oleh stres yang berlarut-larut (Mahasiswa, 2012). Dengan latar belakang seperti yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik meneliti mengenai Hubungan Stres Dengan Burnout Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 2. Bagaimanakah tingkat burnout pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? 3. Apakah ada hubungan antara stres dengan burnout pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang? C. Tujuan Masalah Dari rumusan masalah yang tertera di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Mengetahui tingkat burnout pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Mengetahui adanya hubungan antara stres dengan burnout pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

9 D. Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi pihak terkait bahan telaah bagi peneliti selanjutnya. b. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan informasi bagi dunia akademis dan khalayak umum terkait stres dan burnout mahasiswa.