BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Potensi Visual sebagai Dayatarik Wisata di Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. besar untuk di manfaatkan, tentu sektor bisnis yang terkait kedatangan wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peneltian

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pariwisata global akan menurun karena krisis keuangan global

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak mungkin hanya memproduksi sebuah destinasi saja. Kegiatan pariwisata juga

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia, industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan masyarakat semakin disibukkan dengan berbagai. yang mampu mengembalikan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB. I PENDAHULUAN. Negara adalah sektor pariwisata. Negara-negara di dunia seakan bersepakat

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi kemajuan ekonomi suatu negara. Terlebih kekayaan alam dan budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab i PENDAHULUAN. Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

PARIWISATA DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati oleh orang-orang yang relatif kaya pada awal abad

BAB I PENDAHULUAN. yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and service)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat kompleks, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, sudah sepantasnya apabila pembangunan pariwisata harus ditinjau dari berbagai aspek kehidupan. Pembangunan kepariwisataan diarahkan kepada peningkatan pariwisata, yang menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi termasuk kegiatan sektor lain yang terkait. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan nasional dapat meningkatkan peluang kerja, pendapatan negara dan penerimaan devisa. Prospek pariwisata ke depan sangat menjanjikan bahkan sangat memberikan peluang besar, terutama apabila memperhatikan angka-angka perkiraan jumlah wisatawan mancanegara ( inbound tourism ) WTO yakni 1,046 milyar orang (tahun 2010) dan 1,602 milyar orang (tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia Timur serta Pasifik serta akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020. Berdasarkan angka perkiraan tersebut maka, para pelaku pariwisata baik pemerintah maupun swasta seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan, sekaligus menangkap peluang yang akan datang di kawasan Indonesia. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan re-positioning keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai

2 dari investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran Internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebenarnya Indonesia khususnya Provinsi DKI Jakarta memiliki banyak materi seni tinggi untuk dipromosikan sebagai salah satu jenis wisata yang baik untuk dijual, yang jadi persoalan, sejauh mana kesediaan para penggarap wisata berbesar hati menerima kebijakan pemerintah dan DPRD DKI yang menganggap setengah mata sektor ini, padahal pajak dari hotel dan restoran setiap tahun mencapai Rp 500 milyar (kalau semua membayar pajak mungkin lebih dari jumlah itu). Belum lagi penerimaan dari pengeluaran wisatawan mancanegara selama tinggal di Jakarta. Pemerintah dan pelaku pariwisata Jakarta harus dapat bekerja sama untuk membangun pariwisatanya, karena DKI Jakarta memiliki berbagai potensi wisata yang sangat menarik dan unik. Saat ini kerjasama pemerintah DKI Jakarta dengan para pelaku pariwisata sudah mulai memperlihatkan kemajuan, hal tersebut terbukti dengan semakin banyaknya wisatawan, terutama wisatawan mancanegara yang datang ke DKI Jakarta. Untuk lebih jelasnya berikut adalah data kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jakarta menurut pintu masuk :

3 Tabel 1.1 Wisatawan Mancanegara yang Mengunjungi DKI Jakarta Menurut Pintu Masuk Source: BPS Propinsi DKI Jakarta, No 11/Th VIIII/2 Maret 2006 Tabel tersebut menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke DKI Jakarta melalui pintu masuk utama mengalami peningkatan, Wisatawan mancanegara yang datang melalui bandara Soekarno-Hatta pada Januari 2006 mengalami penurunan yang drastis dibanding Desember 2005. Akan tetapi pada Januari 2006 mengalami peningkatan sebesar 8,10% dibanding Januari tahun sebelumnya. Sedangkan wisatawan mancanegara yang datang melalui pelabuhan Tanjung Priok relatif stabil. Lain halnya dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang melalui bandara Halim Perdana Kusuma yang menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik yaitu sebesar 215,22% pada bulan Januari 2006 dibandingkan dengan bulan Desember 2005 dan pertumbuhan sebesar 705,55% pada bulan Januari 2006 dibandingkan dengan bulan Januari 2005. Secara keseluruhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke DKI Jakarta tahun 2006 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, hal itu dapat dilihat pada gambar jumlah kunjungan wisman ke DKI Jakarta bulan Januari dalam empat tahun terakhir sebagai berikut:

4 Source: BPS Propinsi DKI Jakarta, No 11/Th VIIII/2 Maret 2006 Gambar 1.1 Jumlah wisman ke DKI Jakarta bulan Januari dalam 4 tahun terakhir Berdasarkan data tersebut jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke DKI Jakarta dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Investasi asing dari Asia yang cukup besar (53,70% dari keseluruhan penanaman modal asing di kota Jakarta) tujuan utama sebagian besar (51,65 %) wisman yang datang ke Jakarta adalah untuk berbisnis, dengan situasi keamanan kota Jakarta yang kondusif merupakan faktor pendukung utama datangnya para wisman ke kota ini. Selain membaiknya tingkat kunjungan wisatawan mancanegara, tingkat pertumbuhan jumlah kunjungan wisnus ke DKI Jakarta juga semakin membaik dari tahun ke tahun hal tersebut terlihat pada tabel di bawah ini :

5 Tabel 1.2 Pertumbuhan Wisnus di DKI Jakarta Tahun 1996-2006 Pertumbuhan No Tahun Jumlah (%) 1 1996 8.987.342 2.79 2 1997 9.176.077 2.10 3 1998 8.728.921-4.87 4 1999 8.436.458-3.35 5 2000 8.758.115 3.81 6 2001 9.090.923 3.79 7 2002 9.108.728 0.2 8 2003 9.336.446 2.50 9 2004 9.550.000 2.28 10 2005 10.680.346 11.84 11 2006 11.746.250 9.98 Sumber: Badan Pusat Statistik 2007 Dinas Pariwisata DKI Jakarta Tabel tersebut semakin membuktikan bahwa kondisi pariwisata di DKI Jakarta semakin membaik dari tahun ketahun karena tingkat jumlah kunjungan wisatawan nusantara yang berkunjung ke DKI Jakarta mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini berdampak yang positif bagi pemerintahan DKI Jakarta terutama untuk sektor pendapatan daerahnya, karena peningkatan kunjungan wisatawan maka peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisatanya pun dapat meningkat dari hasil biaya yang dikeluarkan para wisatawan selama berkunjung, untuk lebih jelasnya berikut dapat dilihat pada tabel berikut.

6 Tabel 1.3 Pendapatan Asli Daerah DKI Jakarta (PAD) Sektor Pariwisata Tahun 1996 2005 TAHUN JUMLAH % 1996 Rp 298,4 milyar - 1997 Rp 319,8 milyar 7,04 1998 Rp 316,9 milyar - 0,94 1999 Rp 349,8 milyar 10,44 2000 Rp 335,8 milyar - 4,01 2001 Rp 504,5 milyar 50,44 2002 Rp 581,1 milyar 12,91 2003 Rp 649,1 milyar 12,08 2004 Rp.743,0 milyar 13,75 2005 Rp.878,8 milyar 18,28 Sumber: Dinas Pariwisata DKI Jakarta Tabel diatas menunjukkan bahwa sektor pariwisata merupakan sumber pemasukan yang cukup besar untuk provinsi DKI Jakarta. Karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor terpenting bagi industri usaha yang ada di DKI Jakarta Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke DKI Jakarta menyebabkan pulihnya kondisi pariwisata di DKI Jakarta sehingga hal tersebut dapat menimbulkan dampak yang positif bagi perkembangan kondisi pariwisata di DKI Jakarta, hal tersebut terbukti dengan adanya pertumbuhan yang cukup baik berbagai jenis usaha pariwisata di provinsi tersebut memiliki. Berikut ini adalah tabel pertumbuhan usaha pariwisata DKI Jakarta

7 No. Tabel 1.4 Data Industri Pariwisata di DKI Jakarta Jumlah Jenis Usaha 2004 2005 Pertumbuhan (%) 1 Usaha Penyediaan Makanan 2.564 2.335-8,93 dan Minuman 2 Usaha Perjalanan Wisata 1.447 1.616 11,68 3 Usaha Hiburan 1.090 1.031-5,41 4 Usaha Akomodasi 401 411 2,49 5 Konvensi dan Impresariat 180 228 26,6 6 Kawasan Wisata 31 35 12,90 Total 5.713 5.656-0,99 Sumber: Dinas Pariwisata Propinsi DKI Jakarta, 2005 Pulihnya industri pariwisata di DKI Jakarta membuat persaingan dalam bidang industri pariwisatanya pun semakin besar. Tabel tersebut menunjukkan bahwa jenis usaha pariwisata DKI Jakarta yang memiliki pertumbuhan paling pesat adalah jenis usaha kawasan wisata yaitu sebesar 12,90%. Pemain-pemain utama dalam bisnis rekreasi di DKI Jakarta adalah Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kebun Binatang Ragunan (KBR), dan Monumen Nasional (Monas). Pangsa pasar pada industri ini dipimpin oleh TIJA (63%), diikuti oleh TMII (21%), KBR(13%), dan Monas (3%). Selain tempat-tempat rekreasi, kompetisi pada industri telah diperketat dengan pembangunan mal-mal perbelanjaan yang menjadi tujuan alternatif untuk rekreasi bagi penduduk di Jakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

8 Sumber: PT. Pembangunan Jaya Ancol, 16 May 2007 Gambar 1.2 Industry Overview Walaupun kondisi pariwisata DKI Jakarta mengalami pemulihan namun tingkat inflasi mempengaruhi industri rekreasi di kota ini. Bagan di atas menandakan bahwa ketika tingkat inflasi menurun, jumlah pengunjung TIJA, TMII, KBR dan Monas meningkat. Selain itu, ketika tingkat inflasi meningkat menjadi 17,11% pada bulan Desember 2005, jumlah pengunjung menurun drastis. Namun dengan membaiknya kondisi makro ekonomi, khususnya tingkat suku bunga yang turun dan laju inflasi yang rendah, diharapkan daya beli konsumen juga akan pulih. Sebagai hasilnya, industri rekreasi masih memiliki prospek yang cerah di masa mendatang.

9 Sumber PT Pembangunan Jaya Ancol, 16 May 2007 Gambar 1.3 Increased Inflation Was Followed With Drop In Visitor DKI Jakarta sebagai ibukota negara dan pusat pemerintahan dengan penduduk lebih dari 11 juta jiwa merupakan kota metropolitan dan sekaligus kota tujuan wisata yang penuh pesona. Sebagai kota metropolitan, DKI Jakarta memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dari yang sederhana hingga modern. Losmen-losmen murah sampai hotel berbintang yang mewah. Pusat-pusat perbelanjaan kaki lima hingga plaza megah dan nyaman. Aneka tempat hiburan seperti diskotek, klab malam, bar, restoran internasional sampai warung tenda, merupakan daya pikat tersendiri. Sebagai daerah tujuan wisata, DKI Jakarta banyak menyajikan atraksi dan obyek wisata menarik serta beraneka ragam, dari museum yang menampilkan koleksi peninggalan masa lampau, pergelaran kesenian daerah maupun kesenian mancanegara hingga taman rekreasi yang serba lengkap dan modern. Lebih dari itu, komposisi penduduk yang datang dari berbagai daerah di Nusantara dengan segala etnis dan budaya yang dibawanya membuat DKI Jakarta laksana 'Jendela Budaya' bangsa Indonesia.

10 Berbagai obyek wisata dan rekreasi di DKI Jakarta yang menarik untuk dikunjungi antara lain: Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum-museum, Monumen Nasional (Monas), Taman Marga Satwa Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah, Teater Imax Keong Emas, Taman Impian Jaya Ancol serta masih banyak lagi. Berbagai objek wisata tersebut saling bersaing untuk menarik jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata mereka. Untuk lebih jelasnya tabel dibawah ini akan menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata unggulan yang ada di DKI Jakarta: Table 1.5 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Obyek Wisata Unggulan DKI Jakarta, 2001-2006 (Orang / Person) Nama Lokasi Object Name 2001 2002 2003 2004 2005 2006 (1) (5) (6) (7) (8) (8) (8) Taman Impian Jaya 12 921 189 12 915 157 12 051 106 10 088 300 10 121.251 10 795.273 Ancol Taman Mini 560 194 5 125 241 4 217 896 4 874 089 601.275 2.849.823 Indonesia Indah Kebon Binatang 3 173 773 3 012 412 3 121 677 3 358 740 2 050.055 2 553.087 Ragunan Monumen Nasional 468 283 507 697 614 840 554 628 586 250 663.864 Museum Nasional 147 694 127 215 105 786 800 114 24.268 871.104 Museum Satria Mandala Museum Sejarah Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa J u m l a h T o t a l 69 741 57 125 72 123 74 132 59.247 138.002 39 007 39 107 52 321 45 303 43 992 69.708 11 119 11 713 8 419 12 437 138.784 15.976 17 390 999 21.795.667 20 244 168 19 807 743 13.625.122 17.956.837 Sumber / Source : Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta

11 Berdasarkan data tersebut Taman Impian Jaya Ancol merupakan objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan nusantara maupun mancanegara dibanding objek-objek wisata lain di DKI Jakarta. Dari tahun ke tahun jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol mengalami peningkatan, akan tetapi pada tahun 2004 dan 2005 tingkat kunjungan wisatawan ke Taman Impian Jaya Ancol turun drastis dari sekitar 12 juta pengunjung menjadi 10 juta pengunjung. Masalah tersebut tidak bisa dibiarkan dan harus diatasi secepatnya karena Taman Impian Jaya Ancol merupakan jantung destinasi Kota Jakarta dan merupakan sumber pendapatan terbesar DKI Jakarta setelah pajak. Apabila masalah tersebut dibiarkan berlarut maka akan ada dampak yang sangat buruk bagi Pemda DKI Jakarta maupun Taman Impian Jaya Ancol itu sendiri. Oleh sebab itu pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol melakukan berbagai strategi untuk mengatasi penurunan jumlah wisatawan tersebut, tahun 2007 Taman Impian Jaya Ancol menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mereka sebesar 13 juta wisatawan, untuk mencapai target tersebut maka pihak pengelola Taman Impian Jaya Ancol terus melakukan strategi pemasaran yang efektif. Dengan strategi pemasaran yang efektif diharapkan jumlah kunjungan wisatawan di Taman Impian Jaya Ancol akan meningkat. Di kalangan konsumen terdapat suatu perilaku pembelian yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kelas sosial, budaya, kepribadian. Sedangkan keputusan pembelian yang diambil oleh setiap konsumen merupakan suatu rangkaian proses pembelian kemudian akan menentukan proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian.

12 Oleh sebab itu perusahaan harus memfokuskan usaha pemasaran pada faktorfaktor yang dapat dikendalikan, yang intinya bagaimana konsumen memberikan jawaban terhadap rangsangan pemasaran yang bisa diatur oleh perusahaan. Perusahaan yang benar-benar memahami bagaimana konsumen memberikan jawaban terhadap daya tarik promosi penjualan, harga akan meraih keuntungan yang lebih banyak dari pesaingnya. Berbagai strategi dilakukan oleh perusahaan untuk menarik dan menambah jumlah pengunjung. Bila dilihat lebih jauh sesungguhnya persaingan dalam industri pariwisata lebih terlihat dari sisi pemasarannya. Salah satu strategi pemasaran yang bisa dilakukan yaitu melalui Bauran Pemasaran Pariwisata yang terdiri dari Product, Partnership, People, Packaging, Programming, Place, Promotion, Price. Morrison(2002:230). Dalam melakukan strategi pemasaran yaitu melalui bauran pemasarannya Taman Impian Jaya Ancol terus melakukan inovasi serta memperbanyak variasi produknya. Dari segi harga Taman Impian Jaya Ancol sering memberikan discount pada hari-hari tertentu serta bekerja sama dengan bank dan provider telepon seluler tertentu untuk memberikan discount kepada para pengunjung. Selain itu saat ini Taman Impian Jaya Ancol gencar melakukan Promosi langsung maupun tidak langsung untuk menarik lebih banyak lagi pengunjung, Taman Impian Jaya Ancol juga membuat berbagai program acara baik itu pada hari-hari tertentu maupun hari-hari biasa selain program acara saat ini Taman Impian Jaya Ancol membuat gebrakan baru dengan menawarkan paket wisata dengan harga menarik serta paket wisata yang beragam yang dapat dipilih oleh para pengunjung sesuai dengan keinginan mereka sendiri, strategi

13 tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan terutama wisatawan domestik yang menurun pada tiga tahun terakhir ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakan penelitian mengenai PENGARUH KINERJA BAURAN PEMASARAN PARIWISATA TERHADAP KEPUTUSAN WISATAWAN DOMESTIK UNTUK BERKUNJUNG KE TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran kinerja bauran pemasaran pariwisata yang terdiri dari Product, Partnership, People, Packaging, Programming, Place, Promotion, Price yang dilakukan oleh Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. 2. Bagaimana keputusan yang dibuat oleh wisatawan domestik untuk berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. 3. Seberapa besar pengaruh kinerja bauran pemasaran pariwisata yang terdiri dari Product, Partnership, People, Packaging, Programming, Place, Promotion, Price terhadap keputusan yang dibuat oleh wisatawan untuk berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. 1.3 Tujuan dan Kegunaaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji temuan mengenai:

14 1. Kinerja Bauran pemasaran pariwisata yang terdiri dari Product, Partnership, People, Packaging, Programming, Place, Promotion, Price yang diakukan oleh Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. 2. Keputusan yang dibuat oleh wisatawan untuk berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. 3. Pengaruh kinerja bauran pemasaran pariwisata yang terdiri dari Product, Partnership, People, Packaging, Programming, Place, Promotion, Price terhadap keputusan yang dibuat oleh wisatawan untuk berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol Jakarta 1.3.2 Kegunaan Penelitian 1.3.2.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memperluas kajian ilmu manajemen pemasaran, khususnya mengenai kinerja bauran pemasaran pariwisata dan keputusan berkunjung ke Taman Impian Jaya Ancol serta dapat dijadikan masukan dalam mengembangkan ilmu manajemen pemasaran pariwisata. 1.3.2.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak pengelola PT Pembangunan Jaya Ancol dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan melalui bauran pemasaran pariwisata, serta dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan menjadikan Taman Impian Jaya Ancol sebagai tempat tujuan wisata utama di Jakarta.