Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 4 (2015)

dokumen-dokumen yang mirip
Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 3 (2015)

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 3 (2015)

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 3 (2015)

KAJIAN MUTU AIR DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN PADA SUNGAI KRENGSENG, KOTA SEMARANG

PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (STUDI KASUS: SUNGAI GARANG, SEMARANG)

1.3 TUJUAN PENELITIAN

KAJIAN MUTU AIR MENGGUNAKAN PROYEKSI VARIASI DEBIT PADA SUNGAI PELUS DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN (IP)

Kajian Penilaian Kualitas Air Sungai Dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air Sungai (Studi Kasus: Kali Banger Semarang Timur)

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 2 (2017)

Aplikasi QUAL2Kw sebagai Alat Bantu Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Madiun (Segmen Kota Madiun)

DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMAR SUNGAI BADUNG DI DESA DAUH PURI KOTA DENPASAR DENGAN MODEL QUAL2KW

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN MUTU AIR PADA PROYEKSI DEBIT TERENDAH DENGAN METODENATIONAL SANITATION FOUNDATION S WATER QUALITY INDEX(NSF-WQI) DI SUNGAI PELUS

PENETAPAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI BADUNG DI DESA PEMOGAN

Winardi Dwi Nugraha *), Endro Sutrisno **), Mohamad Romadlon ***) ABSTRACT


EVALUASI BOD DAN COD DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUAL2Kw DI SUNGAI PUDU KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

ANALISIS IDENTIFIKASI & INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR DI KALI SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : Kali Semarang, daya tampung beban cemaran, simulasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

ANALISIS PENENTUAN KUALITAS AIR DAN BEBAN PENCEMARAN UNTUK PARAMETER FECAL COLIFORM

STUDI PENENTUAN STATUS MUTU AIR SUNGAI KUALA DUA UNTUK KEPERLUAN BAHAN BAKU AIR BERSIH

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas ,30 ha. Tujuan penetapan kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan

ANALISIS KUALITAS AIR DAN STRATEGI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI BLUKAR KABUPATEN KENDAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI DAYA TAMPUNG TERHADAP BEBAN PENCEMAR MENGGUNAKAN MODEL KUALITAS AIR (STUDI KASUS: SUNGAI WINONGO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 16 Agustus Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No Tanggal 10 Agustus 2016

PEDOMAN PENERAPAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN PADA SUMBER AIR

Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Mangetan Kanal Kabupaten Sidoarjo dengan Metode QUAL2Kw

Analisis Kualitas Air Sungai Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan

SIMULASI TATA GUNA LAHAN TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI dengan METODE INDEKS PENCEMARAN ( Studi Kasus : Sungai Tuntang, Jawa Tengah )

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS DAN KLASIFIKASI MUTU AIR TUKAD YEH POH DENGAN METODE STORET

IDENTIFIKASI DAYA TAMPUNG BEBAN CEMARAN BOD SUNGAI DENGAN MODEL QUAL2E (STUDI KASUS SUNGAI GUNG, TEGAL JAWA TENGAH)

ANALISIS PENGARUH HIDROLIKA SUNGAI TERHADAP TRANSPORT BOD DAN DO DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE QUAL2E (STUDI KASUS DI SUNGAI KALIGARANG, SEMARANG )

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

STUDI BEBAN PENCEMARAN SUNGAI KAPUAS AKIBAT BUANGAN DARI DRAINASE DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN TOPIK

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv. MOTTO... v

BAB I PENDAHULUAN. Sewon untuk diolah agar memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan sebelum

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN PADA KEGIATAN WISATA ALAM DI KAWASAN EKOWISATA TANGKAHAN

Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Menggunakan Software QUAL2Kw (Studi Kasus : Sungai Code, Yogyakarta)

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI PELAPISAN LOGAM TERHADAP KAN- DUNGAN CU. ZN, CN, NI, AG DAN SO4 DALAM AIR TANAH BEBAS DI DESA BANGUNTAPAN, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

BAB IV METODE PENELITIAN

Optimasi Limpasan Air Limbah Ke Kali Surabaya (Segmen Sepanjang Jagir) Dengan Programma Dinamis

PENELITIAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR LIMBAH PADA DUA PUSAT PERTOKOAN DI KOTA SURABAYA

IDENTIFIKASI SUMBER PENCEMAR DAN ANALISIS KUALITAS AIR TUKAD SABA PROVINSI BALI

POTENSI BEBAN PENCEMAR (PBP) AIR ASAL LIMBAH PETERNAKAN DI KOTA BANJARMASIN. Danang Biyatmoko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKENARIO PENGELOLAAN KUALITAS AIR SUNGAI METRO KOTA MALANG DARI ANALISA DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

STUDI PENENTUAN KUALITAS AIR SUNGAI BABON DENGAN METODE NATIONAL SANITATION FOUNDATION INDEKS KUALITAS AIR (NSF-IKA)

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Pelayaran Kabupaten Sidoarjo Dengan Metode Qual2kw

PENETAPAN KADAR Pb PADA AIR SUNGAI YANG DIALIRI LIMBAH PERTAMBANGAN BIJIH EMAS DI KABUPATEN MADINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

PENDEKATAN MORFOLOGI SUNGAI UNTUK ANALISIS LUAPAN LAHAR AKIBAT ERUPSI MERAPI TAHUN 2010 DI SUNGAI PUTIH, KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BEBAN PENCEMARAN PADA KAWASAN PADAT PENDUDUK (STUDI KASUS SUNGAI BELIUNG)

ANALISIS KADAR NITRAT (NO 3 ) DAN NITRIT (NO 2 ) DARI LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER PADA BALAI RISET STANDARDISASI

Jurnal Geodesi Undip AGUSTUS 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

STUDI PERENCANAAN TEKNIS BANGUNAN PENANGKAP SEDIMEN PADA BENDUNG INGGE KABUATEN SARMI PAPUA ABSTRAK

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

STUDI PENENTUAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN HILIR SUNGAI MUSI RUAS PTBA-KILANG PERTAMINA KOTA PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI QUAL2KW

Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Madiun (Segmen Wilayah Kota Madiun) Menggunakan Program QUAL2Kw

STUDI PENCEMARAN MERKURI DI WILAYAH BANTAR PANJANG (DAS CITARUM DENGAN MENGGUNAKAN BIOMARKER

PENGARUH PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI DAN DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIR WADUK DURIANGKANG

ANALISA STATUS MUTU AIR DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI WANGGU KOTA KENDARI

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

Novi Melawati, Sudarno, Dwi Siwi Handayani *) ABSTRACT. Keywords : Status of Water Quality, Pollution Index, Domestic Waste, Banger River

KONDISI KUALITAS AIR (ASPEK MIKROORGANISME) DI PERAIRAN SEKITAR PULAU BUNAKEN, SULAWESI UTARA

EVALUATION OF HEAVY METAL CONTENT (Cu, Cd, Fe, Pb) OF CORN (Zea METESEH, SEMARANG) SKRIPSI

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

PENGARUH PERKEMBANGAN INDUSTRI SKALA SEDANG DAN BESAR YANG TERAGLOMERASI TERHADAP PERMUKIMAN DI MOJOSONGO-TERAS, KABUPATEN BOYOLALI

PENETAPAN KADAR Cu PADA AIR SUNGAI YANG DIALIRI LIMBAH PERTAMBANGAN BIJIH EMAS DI KABUPATEN MADINA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN TINGKAT RISIKO BANJIR ANTARA KAWASAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN PADA ASPEK TATA GUNA LAHAN. (Kasus: Sub DAS Bengawan Solo Hulu)

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

STUDI LAJU DEOKSIGENASI PADA SUNGAI CIKAPUNDUNG UNTUK RUAS SILIWANGI - ASIA AFRIKA, BANDUNG

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

BAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Ichda Maulidya Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

Aktivitas Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

Identifikasi Daya Tampung Beban Pencemaran Air Kali Surabaya Segmen Jembatan Canggu- Tambangan Bambe dengan Pemodelan QUAL2Kw

STUDI KUALITAS HASIL PENGOLAHAN AIR LIMBAH - KASUS SALAH SATU HOTEL BERBINTANG DI BALI Oleh: N. Sudipa 1), M.S. Mahendra 2) dan I.B.

SEBUAH TINJAUAN ANTARA PENGEMBANGAN POLA PEMUKIMAN DAN PENGELOLAAN SEMPADAN SUNGAI

Transkripsi:

PENENTUAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN BOD DAN FECAL COLIFORM SUNGAI DENGAN METODE QUAL2E (Studi Kasus: Sungai Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta) Rama Paundra Aristiawan *), Syafrudin **), Winardi Dwi Nugraha **) Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 Email: rama.paundra@yahoo.co.id Abstrak Berbagai aktifitas penggunaan lahan di wilayah DAS sungai Progo seperti permukiman dan pertanian diperkirakan telah mempengaruhi kualitas air sungai Progo. Banyaknya kegiatan domestik dan pertanian di sekitar Sungai Progo dikhawatirkan membuat kadar BOD dan Fecal Coliform di Sungai Progo menjadi tinggi. Berdasarkan penelitian Monalisatika (2014), kadar Fecal Coliform di Sungai Progo hulu cukup tinggi berkisar antara 460-24000/ 100 ml sehingga perlu dinalisa kualitas air dan daya tampung beban pencemaran untuk daerah Sungai Progo wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan parameter BOD dan Fecal Coliform untuk mengetahui pengaruh kegiatan domestik terhadap Sungai Progo lewat parameter BOD serta mengetahui apakah kadar Fecal Coliform di Sungai Progo di Daerah Istimewa Yogyakarta sama tinggi nya dengan yang ada di Sungai Progo hulu. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besarnya daya tampung beban pencemaran BOD dan Fecal Coliform di Sungai Progo. Sungai Progo sebagai daerah penelitian memiliki panjang mencapai 93 km dan dibagi ke dalam 7 segmen di sungai utama dan 2 segmen anak sungai serta terdapat 11 lokasi titik pengambilan sampe yaitu 7 titik lokasi sampel di sungai progo utama dan 4 titik lokasi sampel di anak sungai. Analisis daya tampung beban pencemaran dilakukan menggunakan perangkat Qual2E yang telah dianggap komprehensif menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2003. Hasil penelitian menunjukkan daya tampung beban pencemaran BOD pada Sungai Progo secara keseluruhan termasuk ke dalam kelas III dan IV sesuai dengan PP No 82 Tahun 2001. Sedangkan daya tampung beban pencemaran Fecal Coliform secara keseluruhan melebihi kelas I, II, II dan IV. Kata kunci: Sungai Progo, beban cemaran, daya tampung beban pencemaran, BOD, Fecal Coliform Abstract [DETERMINATION OF BOD AND FECAL COLIFORM POLLUTION LOAD CAPACITY WITH QUAL2E METHODE] Various activities of land use in the basin of the river Progo such as settlements and agriculture is estimated to have affected the water quality of the river Progo. The number of domestic and agricultural activities around Progo feared making BOD and Fecal Coliform in Progo be high. Based on research Monalisatika (2014), levels of Fecal Coliform in Progo River upstream quite high ranging from 460-24000 / 100 ml so need dinalisa water quality and pollution load capacity for the area Progo Yogyakarta Special Region based on the parameters BOD and Fecal Coliform to know influence of domestic activity against BOD of Progo River passing parameters and determine whether the 1 *) Penulis **) Dosen Pembimbing

levels of Fecal Coliform in Progo in Yogyakarta at its height with existing Progo River upstream. This study aims to quantify the pollution load capacity of BOD and Fecal Coliform in Progo. Progo River as the research area has a length of 93 km and is divided into segments seven in the main river and two creeks as well as the segments there are 11 locations until the decision point that the 7-point sample locations in the river and the main progo 4 point sample locations in the creeks. Pollution load capacity analysis was performed using a device that has been considered comprehensive QUAL2E according to the Decree of the Minister of Environment of the Republic of Indonesia Number 1 Year 2003. The results showed BOD pollution load on the River Banyan overall it has met the quality standard of class III and IV in accordance with Government Regulation No. 82 Year 2001. While the pollution load Fecal Coliform overall no one has met the standard of class I, II, II and IV. Keywords: Progo River, pollution load, capacity, BOD, Fecal coliform PENDAHULUAN Pembangunan yang kegiatannya marak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia yang menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alam tanpa memperhatikan aspek lingkungan dapat menimbulkan tekanan terhadap lingkungan. Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan luas lahan yang tetap juga akan meningkatkan tekanan terhadap lingkungan semakin berat. Berbagai aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, dan pertanian akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan pada penurunan kualitas air sungai. Sungai Progo memiliki daerah aliran seluas 2380 km 2 dengan panjang sungai 140 km. Sungai Progo melintas dari bagian tengah Jawa Tengah yang berhulu di Gunung Sindoro dan melewati provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sumber air Sungai Progo selain dari hulu utama yaitu Gunung Sindoro juga bersumber dari Gunung Merapi, Gunung Menoreh, Gunung Merbabu, dan Gunung Sumbing. Daerah aliran sungai Progo 75% berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berbagai aktifitas penggunaan lahan di wilayah DAS sungai Progo seperti permukiman dan pertanian diperkirakan telah mempengaruhi kualitas air sungai Progo terutama untuk parameter BOD. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka perlu dilakukan analisis kualitas air sungai Progo di Daerah Istimewa Yogyakarta serta perhitungan beban pencemaran. Banyaknya kegiatan domestik dan pertanian di sekitar Sungai Progo dikhawatirkan membuat kadar BOD dan Fecal Coliform di Sungai Progo menjadi tinggi. METODOLOGI PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Meliputi penentuan segmentasi, penentuan titik sampel dan persiapan alat dan bahan. Penentuan segmentasi didasarkan atas penggunaan lahan di kawasan DAS. Pada penelitian ini dibagi menjadi 7 segmen yang terdapat di sungai utama dan 2 segmen yang terdapat di anak sungai. Sedangkan penentuan titik sampel yang didasari SNI 6898 57-2008 tentang Metode Pengambilan Contoh Air Permukaan berjumlah 11 titik. Titik sampling 1 terletak di koordinat 7 0 40'32.80"S 2

110 0 09'39,33"E, tata guna lahan di titik ini adalah lahan pertanian. Titik sampling yang ke 2 terletak di koordinat 7 0 42'32.88"S 110 0 16'12.67"E, lahan di sekitar titik 2 yaitu pertanian. Titik sampling 3 berada di koordinat 7 0 44'18.63"S 110 0 13'00.49"E, lahan pertanian mendominasi disekitar titik 3. Titik samplingn4 terletak di titik koordinat 7 0 44'44.12"S 110 0 10'50.21"E, sebagian besar lahan di titik ini adalah pertanian. Titik sampling yang ke 5 terletak di koordinat 7 0 48'17.107"S 110 0 13'44.57"E, penduduk di sekitar titik ini memanfaatkan lahan untuk pertanian. Titik sampling yang ke 6 terletak di koordinat 7 0 49'22.55"S 110 0 17'12.7"E. Tata guna lahan berupa area permukiman mendominasi di sekitar titik lokasi 6. Titik sampling 7 terletak di koordinat 7 0 51'23.03"S 110 0 14'33.56"E, di titik ini pemukiman menjadi tata guna lahan yang paling dominan. Titik sampling 8 terletak di koordinat 7 0 50'48.50"S 110 0 18'10.48"E, lahan di sekitar titik 8 dipadati oleh pertanian. Titik sampling yang ke 9 terletak di koordinat 7 0 54'37.50"S 110 0 16'28.91"E, disekitar titik lokasi sampling ini pertanian menjadi tata guna lahan yang paling dominan. Titik sampling yang ke 10 terletak di titik koordinat 7 0 55'28.49"S 110 0 15'23.72."E, dengan wilayah pertanian mendominasi di sekitar titik lokasi sampling ini. Titik sampling yang ke 11 terletak di koordinat 7 0 58'55.00"S 110 0 12'42.49."E dengan wilayah pemukiman mendominasi di sekitar titik sampling ini. 2. Tahap Pelaksanaan Meliputi tahap pengambilan data dan pengolahan data. Pengambilan data meliputi data aktual di wilayah penelitian terbagi menjadi 2 yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan yaitu debit, kecepatan aliran, lebar, kedalaman dan kualitas air sungai. Sedangkan data sekunder meliputi data bentuk fisik sungai dan data penduduk serta data luas lahan pertanian. Dengan sumber data dari instansi pemerintah terkait, contohnya Badan Pusat Statistik (BPS). 3. Tahap Penyusunan Laporan Meliputi proses analisis data yang didasari Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001, kemudian dilanjutkan dengan menentukan nilai daya tampung beban pencemaran BOD dan Fecal Coliform sungai dengan menggunakan software QUAL2E. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN DAS Progo yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta termasuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. DAS Progo memiliki luas area 417,65 km 2 dengan panjang sungai utama 93 km. Hidrolika Sungai Di dalam pengoperasian program QUAL2E dibutuhkan data hidrolika dari morfologi sungai yang diteliti berupa koefisien manning (kekasaran), kemiringan dasar sungai (slope) dan kemiringan dinding sungai (side slope). Koefisien manning di segmen 1 sampai segmen 4 berkisar antara 0,035 0,045. Segmen 5 sampai 7 berkisar antara 0,025 0,035. Kemiringan dasar (slope) segmen 1 sampai segmen 4 berkisar antara 0,002 0,2. Segmen 5 sampai segmen 7 berkisar antara 0,012 0,01. Segmen 8 sampai segmen 10 berkisar antara 0,004 0,017. Kemiringan dinding sungai (side slope) segmen 1 sampai segmen 4 berkisar antara 0,5 1,083. Segmen 5 sampai segmen 7 berkisar antara 0,769 1,688. Selanjutnya data hidrolika sungai diperuntukkan sebagai input data di program QUAL2E pada submenu Hydraulic Data. Debit Hasil Pengukuran Lapangan Berdasarkan data hasil pengukuran lapangan, debit titik 1 = 0,78 m 3 /s, debit titik 2 = 31,68 m 3 /s, debit titik 3 = 18,9 m 3 /s, debit titik 4 = 1,01 m 3 /s, debit titik 5 = 67,23 m 3 /s, debit titik 6 = 1,8 m 3 /s, debit titik 7 = 57,5 m 3 /s, debit titik 8 = 10,79 m 3 /s, debit titik 9 = 87,75 m 3 /s, debit titik 10 = 181,195 m 3 /s, dan debit titik 11 = 96,32 m 3 /s. Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran BOD Dengan Metode QUAL2E Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Pada Sumber Air, QUAL2E merupakan program permodelan kualitas air sungai yang komprehensif dan banyak digunakan saat ini. Hasil output dari perangkat QUAL2E berupa grafik konsentrasi pencemar lalu kemudian didapatkan konsentrasi beban pencemarannya. Berdasarkan hasil dari permodelan QUAL2E didapatkan untuk parameter pencemar BOD, beban cemaran BOD tertinggi yang masuk terdapat di segmen 5 dengan beban cemaran yang masuk sebesar 1,73 x 10 4 4,44 x 10 4 kg/hari. Sedangkan nilai daya tampung beban pencemaran Sungai Progo untuk kelas 1 di segmen 5 sebesar -2,12 x10 3 kg/hari hingga -2,93 x10 4 kg/hari. Hal ini menunjukkan Sungai Progo di segmen 5 ini sudah tidak memiliki daya tampung terhadap beban cemaran BOD yang masuk ke badan sungai. Sedangkan dengan nilai beban cemaran tertinggi yang masuk sebesar 1,73 x 10 4 4,44 x 10 4 kg/hari di dapatkan nilai daya tampung beban pencemaran di Sungai Progo untuk kelas 2 sebesar 1,21 x10 3 kg/hari hingga -2,17 x10 4 kg/hari. Hal ini menunjukkan Sungai Progo di segmen 5 ini sudah tidak memiliki daya tampung terhadap beban cemaran BOD yang masuk ke badan sungai. Kemudian dengan nilai beban cemaran tertinggi yang masuk di Sungai Progo sebesar 1,73 x 10 4 4,44 x 10 4 kg/hari di dapatkan nilai daya tampung beban pencemaran untuk kelas 3 sebesar 1,06 x10 3 kg/hari hingga 9,1 x10 4 kg/hari. Hal ini menunjukkan Sungai Progo di 4

segmen 5 ini masih memiliki daya tampung, karena beban cemaran BOD yang masuk ke badan sungai belum melebihi beban cemaran yang diijinkan untuk kelas 3. Selanjutnya dengan nilai beban pencemaran tertinggi yang masuk ke Sungai Progo sebesar 1,73 x 10 4 4,44 x 10 4 kg/hari, di dapatkan nilai daya tampung beban pencemaran untuk kelas 4 sebesar 1,79 x10 4 kg/hari hingga 1,85 x10 5 kg/hari. Hal ini menunjukkan Sungai Progo di segmen 5 ini masih memiliki daya tampung, karena beban cemaran BOD yang masuk ke badan sungai belum melebihi beban cemaran yang diijinkan kelas 4 yang masuk ke badan sungai. Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Fecal Coliform Dengan Metode QUAL2E Berdasarkan hasil dari permodelan QUAL2E didapatkan untuk parameter pencemar Fecal Coliform, beban cemaran Fecal Coliform tertinggi yang masuk pada segmen 6 sebesar 1,72 x 10 14 3,33 x 10 14 jumlah/hari. Sedangkan nilai daya tampung beban pencemaran Sungai Progo untuk kelas 1 sebesar -1,56 x 10 14 jumlah/hari hingga -3,17 x 10 14 jumlah/hari. Dari nilai daya tampung ini menunjukkan bahwa Sungai Progo sudah tidak memiliki daya tampung untuk menerima masukan beban cemaran ke badan sungai, karena beban cemaran Fecal Coliform yang masuk ke badan sungai melebihi nilai beban pencemaran yang diijinkan untuk kelas 1. Kemudian dengan nilai beban pencemar tertinggi yang masuk ke Sungai Progo sebesar 1,72 x 10 14 3,33 x 10 14 jumlah/hari di dapat nilai daya tampung beban pencemaran untuk kelas 2 sebesar -1,53 x10 13 jumlah/hari hingga -1,76 x10 14 jumlah/hari. Dari nilai daya tampung Sungai Progo menunjukkan, bahwa Sungai Progo sudah tidak memiliki daya tampung untuk menerima masukan beban cemaran ke badan sungai, karena beban cemaran Fecal Coliform yang masuk ke badan sungai melebihi nilai beban pencemaran yang diijinkan untuk kelas 2. Kemudian dengan nilai beban pencemaran tertinggi di Sungai Progo sebesar 1,72 x 10 14 3,33 x 10 14 jumlah/hari di dapat nilai daya tampung beban pencemaran untuk kelas 3 sebesar -7,2 x10 12 jumlah/hari hingga -1,99 x10 13 jumlah/hari. Dari nilai daya tampung Sungai Progo menunjukkan, bahwa Sungai Progo sudah tidak memiliki daya tampung untuk menerima masukan beban cemaran ke badan sungai, karena beban cemaran Fecal Coliform yang masuk ke badan sungai melebihi nilai beban pencemaran yang diijinkan untuk kelas 3. Sedangkan untuk nilai daya tampung beban pencemaran untuk baku mutu kelas 4 mempunyai nilai yang sama dengan nilai daya tampung beban pencemaran untuk kelas 3 untuk parameter Fecal Coliform. Hal ini dikarenakan nilai beban cemaran yang diijinkan masuk ke badan sungan untuk kelas 3 dan kelas 4 mempunyai nilai yang sama. Kesimpulan 1. Beban pencemaran BOD Sungai Progo dengan konsentrasi tertinggi yaitu 4,443 x 10 4 kg/hari di segmen 5. Untuk daya tampung beban pencemaran BOD di Sungai Progo Jogja tidak memenuhi baku mutu kelas 1-3, namun masih memenuhi baku mutu unuk kelas 4 sesuai dengan PP No. 82 Tahun 2001. Sedangkan beban pencemaran Fecal Coliform dengan konsentrasi tertinggi 3,330 x 10 14 jumlah/hari yaitu di segmen 6. Untuk daya tampung beban pencemaran fecal coliform secara 5

keseluruhan belum ada yang memenuhi baku mutu kelas I, II, II dan IV sesuai dengan PP No. 82 Tahun 2001. 2. Rekomendasi terhadap pengendalian pencemaran di Sungai Progo dapat dilakukan dengan cara melakukan kegiatan pengendalian seperti mengelola air limbah rumah tangga, meningkatkan pengawasan terhadap pembuangan air limbah, dan mengadakan pemantauan terhadap kualitas air sungai secara periodik. Tampung Beban Pencemaran Air Pada Sumber Air. Jakarta.. 2010. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Saran Saran dalam penelitian kali ini adalah : 1. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air, perlu adanya pengukuran kualitas air secara berkelanjutan oleh pihak pengelola DAS dalam kurun waktu 1 kali setiap 6 bulan untuk penentuan kualitas air sungai dan dalam penetapan daya tampung beban pencemaran dilakukan dalam kurun waktu 1 kali setiap 5 tahun untuk mengetahui perkembangan tingkat pencemaran di Sungai Progo 2. Perlu adanya pengendalian dalam memanfaatkan DAS Progo agar kualitas air Sungai Progo tidak semakin tercemar. DAFTAR PUSTAKA. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta.. 2003. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya 6