BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama(adler, 1927: 72

Artikel Publikasi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki harapan yang besar agar pada masa yang akan datang para pemuda dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA PEMUDA DESA MELALUI KEGIATAN KEPEMUDAAN KARANG TARUNA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kompetisi yang ketat. Pengaruh budaya asing juga sangat membentuk kepribadian

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

PENANAMAN NILAI KESETIAKAWAN SOSIAL DI SEKOLAH (Studi Kasus di SMP Negeri 26 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita bangsa dan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarkat. Menurut Samani dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kualitas dan kemampuan antara lain: (1) memiliki identitas diri

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

BAB I PENDAHULUAN. bersinggungan dengan generasi muda yang lainnya atau masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

Oleh: ANISSA ARUMSARI A PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk suatu profesi, tetapi mampu menyelesaikan masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan masyarakat. Keberagaman tersebut mendominasi masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sebagai kumpulan remaja-remaja yang mempunyai misi dan tujuan, namun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2007 SERI D ===============================================================

I. PENDAHULUAN. Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu, beban moral yang

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama. Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama, dengan adanya sosialisasi dan nilainilai peduli sosial diharapkan masalah-masalah yang berkaitan dengan sara tidak muncul kepermukaan, dalam kehidupan masyarakat sosialisasi ini harus tetap dibina, jangan sampai bangsa Indonesia terpecah antara satu sama lain. Sosialisasi sebagai proses belajar seorang individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bagaimana keberlangsungan proses kehidupan masyarakat, baik dengan keluarga, teman sebaya, sekolah maupun media massa. Unsur-unsur pengertian sosialisasi adalah sosialisasi merupakan cara belajar atau suatu proses akomodasi dan yang dipelajari adalah nilai-nilai, norma-norma, ideide atau gagasan, pola-pola tingkah laku dan adat istiadat serta keseluruhannya itu diwujudkan dalam kepribadiannya. Keseluruhannya itu merupakan segala aspek dari proses kehidupan manusia yang berhubungan erat dengan sosialisasi menyangkut keberhasilan atau kegagalan sosialisasi. Nilai berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah taksiran, sifat-sifat penting yang dianggap penting atau yang berguna bagi kemanusiaan yang dapat mendorong manusia mencapai tujuannya. Peduli sosial yaitu sikap berhubungan 1

2 dengan kemanusiaan pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Oleh karena itu, peduli sosial adalah minat atau ketertarikan kita untuk membantu orang lain. Lingkungan terdekat kita yang berpengaruh besar dalam menentukan tingkat peduli sosial. Lingkungan yang dimaksud adalah keluarga, teman sebaya, dan lingkungan masyarakat setempat. Peduli sosial adalah sebuah sikap berhubungan dengan kemanusiaan pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian sosial merupakan kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama (Adler, 1927: 72 dalam Sugiyarbini 2012.Teori Psikologi Individu Adler Online (http://sugithewae.wordpress.com). Oleh karena itu, peduli sosial adalah minat atau ketertarikan seseorang untuk membantu orang lain atau sesama. Lebih lanjut, lingkungan terdekat adalah yang paling berpengaruh besar dalam menentukan tingkat kepedulian sosial seseorang. Lingkungan terdekat yang dimaksud adalah keluarga, sekolah, teman-teman, dan lingkungan masyarakat tempat seseorang tersebut tumbuh. Dari lingkungan tersebutlah seseorang mendapat nilai-nilai tentang kepedulian sosial. Nilai-nilai yang tertanam dalam kepedulian sosial secara umum meliputi nilai kejujuran, kasih sayang, tolongmenolong atau gotong royong, kerendahan hati, keramahan dan kesetiakawanan. Kepedulian sosial bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada ikut merasakan yang dirasakan orang lain serta membantu menyelesaikan permasalahan yang di hadapi orang lain dengan tujuan kebaikan.

3 Namun seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi ini nilai-nilai kepedulian sosial terus mengalami degradasi khususnya dikalangan generasi muda atau kalangan pelajar. Nilai-nilai kepedulian sosial yang saat ini mulai luntur contohnya sikap acuh tak acuh, sikap ingin menang sendiri, tidak setia kawan dan lain sebagainya. Penyebab lunturnya nilai-nilai tersebut sangat beragam, diantaranya karena kesenjangan sosial atau status sosial, karena sikap egois masing-masing individu, kurangnya pemahaman atau penanaman tentang nilainilai peduli sosial, kurangnya sikap toleransi, simpati dan empati. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat melanjutkan perjuangan genersi sebelumnya. Suatu bangsa pastinya memiliki harapan yang besar agar pada masa yang akan datang remaja dapat menjadikan bangsa Indonesia ini bangsa yang lebih maju. Generasi penerus yang masih memungkinkan potensi sumber daya manusianya berkembang, sehingga pada saatnya akan mengantikan generasi sebelumnya menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Pernyataan diatas, diperkuat dengan pendapat bahwa remaja merupakan lapisan eksponental bangsa, yang berjumlah 30% dari jumlah seluruh bangsa Indonesia dan merupakan lapisan yang penuh dengan dinamisme, vitalitas herorisme (Surakhman, 1980:4). Oleh karena itu, para remaja ini memiliki beban untuk mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa dari generasi sebelumnya. Salah satu organisasi yang dapat digunakan sebagai tempat untuk menanamkan karakter tanggung jawab dan kepedulian sosial pada remaja adalah melalui organisasi kepemudaan karang taruna. Karang taruna merupakan organisasi yang berada disetiap dukuh atau desa. Karang taruna merupakan wadah terdekat bagi para remaja untuk

4 mengembangkan potensi dalam dirinya.selain itu, karang taruna adalah sebuah organisasi kepemudaan yang dalam keanggotaanya tidak berdasarkan pada sebuah latar belakang tertentu, dimana itu berarti keanggotaan karang taruna tidak berdasarkan pada tingginya pendidikan seorang atau berdasarkan strata tertentu. Sesuai pedoman dasar karang taruna, pengertian karang taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dang tangung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial (Rahmat,2012:2). Karang taruna merupakan salah satu organisasi pemuda yang tidak asing lagi karena merupakan wadah untuk membina generasi muda khususnya di pedesaan dan pengembangan kreativitas generasi muda yang berkelanjutan untuk menjalin persaudaraan dan rasa kebersamaan menjadi mitra organisasi lembaga, baik kepemudaan ataupun pemerintah dalam pengembangan kreativitas. Karang taruna sebagai organisasi pemuda di pedesaan akan meningkatkan fungsi dan perannya agar dapat menghimpun menggerakkan dan menyalurkan peran serta generasi muda dalam pembangunan. Pengamatan di Desa Pakis masih dijumpai pemuda dan pemudi yang belum menggunakan waktu dan menyalurkan bakatnya, lebih senang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti minum-minuman keras, tidak menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, dan tidak memakai pakaian yang sopan di depan umum serta tidak tahu bagaimana sosialisasi yang damai dalam karang taruna. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan sosialisasi nilai-nilai peduli sosial dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan kombinasi Physical Self

5 Assessment dan Answer Gallery pada Karang Taruna Desa Pakis Kelurahan Boto Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten Tahun 2016. Hal tersebut erat kaitannya dengan kurikulum program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Oleh karena itu, dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang Sosialisasi Nilainilai Peduli Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat dengan Menggunakan Kombinasi Physical Self Assessment dan Answer Gallery pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten Tahun 2016. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian. Dipandang cukup penting untuk melakukan penelitian tentang Model sosialisasi nilai-nilai peduli sosial dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan strategi Physical Self Assesment kombinasi Answer Gallery pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten tahun 2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi model sosialisasi nilai-nilai peduli sosial yang selama ini dilaksanakan pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten tahun 2016? 2. Bagaimana model sosialisasi nilai-nilai peduli sosial dengan menggunakan strategi Physical Self Assessment kombinasi Answer Gallery pada Karang

6 Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten tahun 2016? 3. Apa yang menjadi kendala dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai peduli sosial dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan strategi Physical Self Assessment kombinasi Answer Gallery pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten Tahun 2016? 4. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala dalam sosialisasi nilai-nilai peduli sosial dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan strategi Physical Self Assessment kombinasi Answer Gallery pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten Tahun 2016? 5. Seberapa besar peningkatan nilai-nilai peduli sosial dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan strategi Physical Self Assesment kombinasi Answer Gallery pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten tahun 2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan implemantasi model sosialisasi nilai-nilai peduli sosial yang selama ini dilaksanakan pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten tahun 2016. 2. Untuk mendeskripsikan model sosialisasi nilai-nilai peduli sosial dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan strategi

7 Physical Self Assessment kombinasi Answer Gallery pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten tahun 2016. 3. Untuk mengetahui kendala dalam melakukan sosialisasi nilai-nilai peduli sosial dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan strategi Physical Self Assessment kombinasi Answer Gallery pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten Tahun 2016. 4. Mengetahui solusi untuk mengatasi kendala sosialisasi nilai-nilai peduli sosial dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan strategi Physical Self Assessment dan Answer Gallery pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten Tahun 2016. 5. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan nilai-nilai peduli sosial dalam kehidupan bermasyarakat dengan menggunakan strategi Physical Self Assesment kombinasi Answer Gallery pada Karang Taruna Desa Pakis, Kelurahan Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten tahun 2016.

8 D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian sudah tentu diharapkan mempunyai manfaat yang dapat dikembangkan, begitu juga penelitian ini nantinya diharapkan juga mampu memberikan manfaat. Manfaat dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, masing-masing sebagaimana di uraikan berikut: 1. Manfaat teoritis a. Menembahkan pengetahuan mengenai pengembangan nilai-nilai pada anggota karang taruna melalui kegiatan karang taruna. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai model sosialisasi dalam kegiatan karang taruna. c. Menjadi bahan kajian dan pertimbangan bagi penelitian yang sejenis. 2. Manfaat praktis a. Manfaat bagi anggota karang taruna 1) Untuk memotivasi pemuda untuk lebih aktif mengikuti kegiatan karang taruna. 2) Memotivasi pemuda untuk dapat mengembangkan sosialisasi di dalam masyarakat. b. Manfaat pengurusan karang taruna 1) Untuk menambah pengetahuan mengenai model sosialisasi di dalam karang taruna. 2) Untuk mengetahui hambatan pelaksanaan model sosialisasi di dalam karang taruna.

9 c. Manfaat bagi masyarakat 1) Untuk menumbuhakan jiwa kepemimpinan pada setiap masyarakat. 2) Untuk meningkatkan nilai-nilai peduli sosial dalam kehidupan masyarakat. d. Manfaat bagi peneliti 1) Mengetahui manfaat pentingnya berorganisasi. 2) Lebih paham atas rasa peduli terhadap sesama. 3) Untuk menumbuhkan rasa saling menghargai dalam setiap anggota. e. Manfaat bagi pembaca 1) Menyebarkan informasi serta pembelajaran dalam model sosialisasi. 2) Meningkatkan penngetahuan sosialisasi di karang taruna dan masyarakat. 3) Menambah wawasan serta pengalaman berorganisasi.