PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN SERVIS PENDEK BULUTANGKIS UNTUK ATLET KELOMPOK ANAK-ANAK, PEMULA, REMAJA DAN TARUNA

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Oleh: Anton Nugroho

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

PENGEMBANGAN BUKU SAKU PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA DI SD NEGERI II TEMANGGUNG I KABUPATEN TEMANGGUNG JAWATENGAH

USWAN FIRMANSYAH K

Oleh : Miswar NPM: P

JURNAL. Oleh: AINU ROHMAT HAFIDI Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. Mokhammad Firdaus, M.Or.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

JURNAL SKRIPSI PENGARUH METODE LATIHAN DRILL DAN BERPASANGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PADA PERSATUAN BULUTANGKIS THOKEWOH KLATEN TAHUN 2016

JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN

KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

E-JOURNAL. Oleh Nungki Fortuna Dewi NIM

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA KELAS VII SMP SANTA MARIA KOTA SELATAN TAHUN 2013

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO

Hubungan Kemampuan Servis. (Ibnu Nur Budiawan)

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS PANJANG BULUTANGKIS PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA SD NEGERI PELEM 1 KELAS V KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH METODE AUDIO VISUAL

JURNAL ILMIAH OLAHRAGA. Hikmah Nindya Putri/

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

OLEH DILLA FARID W. T

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PANDAK KABUPETEN BANTUL TERHADAP PERATURAN PERMAINAN BOLA VOLI

EFEKTIVITAS MODEL RETURN BERPASANGAN TERHADAP HASIL PUKULAN DROPSHOOT DAN PUKULAN LOB JURNAL. Oleh DODI ALVINDO

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

STATUS BIOMOTOR PEMAIN BOLA VOLI SENIOR PUTRA KLUB GARUDA DAN PADMANABA KULON PROGO TAHUN 2012 JURNAL PENELITIAN

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.

TINGKAT PENGETAHUAN TAKTIK DAN STRATEGI SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

PENGARUH LATIHAN BOLA LEWAT NET DAN LATIHAN DRILL PASSING

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN MATERI BUDAYA HIDUP SEHAT UNTUK SISWA SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN GARIS LAPANGAN PORTABEL GOBAK SODOR PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DI SD NEGERI SENDANGADI 1 MLATI KABUPATEN SLEMAN

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB III METODE PENELITIAN. berorientasi pada produk. Menurut Sugiyono (2009: 297) metode penelitian

PENGARUH METODE PART AND WHOLE TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI PADA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI DI SMP N 4 PACITAN

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S)

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) FITA PEROL KU TAHUN KECAMATAN GANTUNG KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA VOLI PASIR BERBASIS ADOBE FLASH PLAYER UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X SMA

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Universitas Negeri Yogyakartasebagai berikut ini:

Universitas Pendidikan Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

Tingkat Keterampilan Dasar Melempar, Menangkap dan Mem... (Ahmad Ubaidilah)

PENGARUH PERMAINAN LEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 PLAYEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

Gambar 3.1 Desain Penelitian

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

MOTIVASI SISWA MEMILIH KELAS KHUSUS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (BIO) DI SMA NEGERI 4 YOGYAKARTA

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

TINGKAT KOHESIVITAS TIM BASKET DAN GAYA KEPEMIMPINAN PELATIH TIM BASKET PUTRA PESERTA LIGA MAHASISWA DIY TAHUN 2015

TINGKAT KETERAMPILAN GERAK DASAR PASSING

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

Kemampuan Power Otot Tungkai dan Kelincahan...(Ridwan Syahril)

2015 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN TES FOREHAND SMASH DARI JAMES POOLE UNTUK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN PASSING BAWAH KE DINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU GAMBAR PEMBELAJARAN BOLA VOLI KELAS V SEKOLAH DASAR

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

SURVEI TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 1 PANGGANG GUNUNGKIDUL

METODOLOGI PENELITIAN. yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN TEKNIS TERHADAP KETEPATAN HASIL PUKULAN BOLA KASTI JURNAL. Oleh AHMAD HERWANTO

PENGEMBANGAN PERMAINAN LIBERATE HOSTAGES UNTUK PEMBELAJARAN SERVIS BOLAVOLI KELAS X DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PUTRA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI DI SMP NEGERI 3 SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PERBANDINGAN KONDISI FISIK DAN TEKNIK DASAR PEMAIN TUNGGAL DENGAN PEMAIN GANDA DALAM CABOR BULUTANGKIS

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erpan Herdiana, 2013

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULU TANGKIS DI MTs NEGERI YOGYAKARTA 2 TAHUN AJARAN 2016/2017

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai

PENGARUH PERMAINAN TARGET TERHADAP KETEPATAN BACKHAND SERVICE

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PESERTA UKM TENIS LAPANGAN UNY TERHADAP PERMAINAN TONNIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya masyarakat, mulai anak usia dini yang ikut serta dalam setiap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat menguasai unsur teknik dasar dalam permainannya. Unsur teknik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENILITIAN

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL PEMBELAJARAN SENAM LANTAI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VIII

KETEPATAN SERVIS BAWAH BOLAVOLI SISWA EKSTRAKULIKULER KELAS VIII SMP NEGERI 1 PURING KEBUMEN Abstrak

TINGKAT KEPUASAN PEMAIN BOLA BASKET TERHADAP KINERJA WASIT PADA PORDA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2015

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BULUTANGKIS

PENGEMBANGAN BOLA REAKSI SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KOORDINASI MATA TANGAN DAN KAKI DALAM PENDIDIKAN JASMANI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka. kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

TINGKAT KEMAMPUAN TEKNIK DRIBBLE DAN PENALTY STROKE PESERTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA HOKI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang banyak di

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN BOLA VOLI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PUTRA DI SMP NEGERI 2 MUNTILAN

PERBEDAAN KEEFEKTIFAN ANTARA LAY UP SHOOT

Transkripsi:

P e n g e m b a n g a n T e s K e t e r a m p i l a n... ( A n t o n N u g r o h o ) 1 PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN SERVIS PENDEK BULUTANGKIS UNTUK ATLET KELOMPOK ANAK-ANAK, PEMULA, REMAJA DAN TARUNA THE DEVELOPMENT OF SHORT BADMINTON SERVICE SKILL TEST FOR ATHLETES IN AGE GROUP OF CHILDREN, CUB, TEENAGER AND YOUTH Oleh : Anton Nugroho, fik uny nugroho.anton62@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengembangan instrumen tes dan berapa skala norma tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk atlet kelompok umur anak-anak (KU 11-12 tahun), pemula (KU 13-14 tahun), remaja (KU 15-16 tahun) dan taruna (KU 17-18 tahun). Desain yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Subjek uji coba adalah seluruh atlet kelompok umur bulutangkis di Yogyakarta. Data dikumpulkan melalui tes, kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian kualitas produk pengembangan tes keterampilan servis pendek untuk kelompok umur adalah baik dengan rerarata skor 4,17. Kelompok anak-anak putra dengan validitas 0,667 dan reliabilitas 0,799, putri validitas 0,464 dan reliabilitas 0,634. Kelompok pemula putra validitas 0,738 dan reliabilitas 0,850, putri validitas 0,701 dan reliabilitas 0,812. Kelompok remaja putra validitas 0,733 dan reliabilitas 0,841, putri validitas 0,651 dan reliabilitas 0,711. Kelompok taruna putra validitas 0,864 dan reliabilitas 0,855, putri validitas 0,661 dan reliabilitas 0,766. Berdasarkan hasil penilaian produk pengembangan tes keterampilan servis pendek tersebut, maka layak digunakan sebagai tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk atlet kelompok umur. Kata Kunci: pengembangan, tes, servis, bulutangkis ABSTRACT This research aims to find out the development of test instrument and the scale norm of short badminton service skill test for athletes in age groups of children (KU 11-12 years old), cub (KU 13-14 years old), teenager (KU 15-16 years old) and youth (KU 17-18 years old). This research used the research and development (R and D) design. The subject of the test were all of the badminton athletes in age group in Yogyakarta. Data were collected by test, questionnaire, and interview. This research used descriptive statistical analysis technique. The results of the quality of te development product of short badminton service skill for age group was "great" with the average score of 4.17. For a man group of children, the validity was 0,667 and the reliability was 0,799, while for a woman group of children, the validity was 0,464 and the reliability was 0,634. For a man group of cub, the validity was 0,738 and the reliability was 0,850, while for a woman group of cub, the validity was 0,701 and the reliability was 0,812. Then, for a man group of teenager, the validity was 0,733 and the reliability was 0,841, while for a woman group of teenager, the validity was 0,651 and the reliability was 0,711. Next, for a man group of youth, the validity was 0,864 and the reliability was 0,855, while for a woman group youth, the validity was 0,661 and the reliability was 0,766. Based on the results of the research, this product was proper to use in short badminton service test for the athletes in age groups. Keywords: development, test, service, badminton

P e n g e m b a n g a n T e s K e t e r a m p i l a n... ( A n t o n N u g r o h o ) 2 PENDAHULUAN Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang tergolong dalam olahraga permainan. Net adalah sebagai pembatas dalam permaianan ini. Selain dibatasi oleh net olahraga bulutangkis juga dibatasi oleh lapangan dengan panjang 13,40 meter dan lebar 5,18 meter untuk area permainan tunggal, sedangkan untuk area permainan ganda dengan panjang 13,40 meter dan lebar 6,70 meter. Olahraga bulutangkis memiliki karakter olahraga cepat maka pemain harus memiliki kualitas fisik, teknik, taktik, dan mental yang bagus agar dapat memenangkan pertandingan. Menurut Suharno (1982: 18) teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga. Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan dalam permainan bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan, Tohar (1992: 41). Jika seorang pemain memiliki kualitas teknik yang baik gerakan yang akan efektif dan efisien. Teknik pukulan adalah suatu teknik yang wajib terampil dalam olahraga ini karena dengan teknik pukulan yang baik seorang pemain menjadi mudah menerapkan strategi dan taktik yang sudah direncanakan. Teknik pukulan dalam bulutangkis ada banyak macamnya salah satunya adalah teknik pukulan servis. Servis merupakan pukulan pertama untuk memulai permainan. Menurut Herman Subarja dan Yusuf Hidayat (2007: 49), servis mungkin merupakan pukulan tunggal yang paling penting untuk mendapatkan skor secara konsisten dan meraih kemenangan. Menurut Icuk Sugiarto, Furqon dan Kunta (2002: 31) servis terdiri dari: servis pendek (short service), servis tinggi (high service), servis drive (drive service), dan servis kejut (flik service). Dari beberapa servis diatas pemain sering menggunakan servis pendek (short service) karena karakter servis tersebut pendek dan memungkinkan lawan sulit untuk menyerang. Menurut Herman Subarjah (2000: 44) servis pendek merupakan servis yang diarahkan pada bagian depan lapangan lawan, biasanya dilakukan dalam permainan ganda. Pukulan servis pendek juga sering digunakan oleh pemain tunggal untuk mengawali permainan. Servis pendek yaitu servis dengan mengarahkan shuttlecock dengan tujuan kedua sasaran yaitu: kesudut titik perpotongan antara garis servis di depan dengan garis tengah dan garis servis dengan garis tepi, sedangkan jalannya shuttlecock menyusur tipis melewati net (Tohar 1992: 41). Karakter servis pendek yang menyisir tipis diatas net maka memaksa lawan agar kesulitan atau tidak dapat melakukan serangan. Melatihkan tehnik servis yang baik tidak mudah, harus memerlukan pengulangan yang banyak dan waktu yang lama. Melatihkan pukulan servis harus dilperkenalkan dan dilatihkan sejak dini agar terbentuk pondasi teknik yang baik. Dalam proses berlatih tentunya seorang pelatih menginginkan atletnya meningkat dalam menguasai teknik pukulan servis agar pelatihan yang diberikan pelatih ada manfaatnya. Menurut Sapta Kunta Purnama (2010: 28) hasil latihan/belajar keterampilan bulutangkis dapat dilihat melalui dua cara, yaitu: dengan cara kopetensi pertandingan dan melakukan tes keterampilan bulutangkis. Tes keterampilan bulutangkis adalah salah satu cara untuk mengetahui kemampuan keterampilan bulutangkis. Akan tetapi masih sangat sedikit sekali pelatih yang menerapkan tes tersebut untuk mengetahui kemampuan atletnya. Berdasarkan observasi dalam kejuaraan bulutangkis Djarum Multi Cabang (DMC) seri 1 Kulonprogo di DIY tahun 2015 masih banyak sekali atlet-atlet kelompok umur anak-anak, pemula, remaja, dan

P e n g e m b a n g a n T e s K e t e r a m p i l a n... ( A n t o n N u g r o h o ) 3 taruna melakukan kesalahan dalam melakukan servis pendek, baik itu kesalahan servis, servis menyangkut di net, servis terlalu tinggi dan masih ada juga atlet yang tidak bisa melakukan servis pendek dengan benar. Atlet yang diikutkan dalam pertandingan tentunya pelatih sudah mempersiapkan baik kematangan teknik khususnya teknik servis pendek dan pelatih juga sudah mengetahui tingkat perkembangan teknik servis pendek yang dimiliki atletnya melalui tes. Akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan oleh pelatih karena pelatih tidak mengetahui cara mengeteskan tes servis pendek untuk atlet kelompok umur yang sesuai, mungkin karena belum adanya tes yang baku untuk mengukur kemampuan keterampilan servis pendek untuk atlet kelompok umur anakanak (KU 11-12 tahun), kelompok pemula (KU 13-14 tahun), kelompok remaja (KU 15-16 tahun), dan kelompok taruna (KU 17-18 tahun) serta belum adanya skala norma tes tersebut untuk menilai kemampuan keterampilan servis pendek berdasarkan hasil tes. Tes keterampilan servis pendek bulutangkis adalah salah satu cara untuk mengetahui kemampuan keterampilan servis pendek dalam bulutangkis. Tes keterampilan pukulan servis pendek pertama kali diperkenalkan oleh Frenk pada tahun 1941. Tes tersebut diperuntukkan untuk atlet dewasa dengan validitas concure, yaitu untuk pria = 0,68 dan untuk wanita = 0,64. Sedangkan reliabilitas tes tersebut 0,78 untuk pria, dan 0,82 untuk wanita. Hingga saat ini belum ada norma tes servis pendek (short service) yang diperuntukkan untuk kelompok anakanak, pemula, remaja, dan taruna. Untuk mengetahui kualitas keterampilan servis pendek kelompok umur anak-anak, pemula, remaja, dan taruna tentunya harus ada instrumen tes dan norma tes yang sesuai dengan usia dan kemampuan atlet tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan pengembangan tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk atlet kelompok umur anak-anak (KU 11-12 tahun), kelompok pemula (KU 13-14 tahun), kelompok remaja (KU 15-16 tahun), dan kelompok taruna (KU 17-18 tahun). METODE PENELITIAN Desain penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Sugiyono (2011 : 297) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk tertentu untuk bidang administrasi, pendidikan, dan sosial lainya masih rendah. Padahal banyak produk tertentu dalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan melalui research and development (Sugiyono, 2012: 408). Produk-produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan biasanya mencakup materi-materi pelatihan untuk guru dan pelatih, materi pembelajaran untuk peserta didik, software pengembangan untuk pembelajaran, pelatihan, evaluasi dan lain-lain (Nana Syaodin Sukmadinata, 2009: 164). Dalam penelitian ini pengembangan difokuskan untuk menghasilkan produk pengembangan tes dan norma tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk atlet kelompok umur anak-anak (KU 11-12 tahun), kelompok pemula (KU 13-14 tahun), kelompok remaja (KU 15-16 tahun), dan kelompok taruna (KU 17-18 tahun). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 September - 03 November 2015 bertempat di seluruh Perkumpulan

P e n g e m b a n g a n T e s K e t e r a m p i l a n... ( A n t o n N u g r o h o ) 4 Bulutangkis (PB) yang terdaftar daalam PENGDA PBSI Yogyakarta. Subjek Uji coba Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah seluruh atlet kelompo anak-anak, pemula, remaja dan taruna di DIY. Uji coba tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah uji coba kelompok kecil dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 10 siswa, dan tahap selanjutnya adalah uji coba kelompok besar lapangan dengan jumlah subjek penelitian seluruh atlet kelompok anakanak, pemula, remaja dan taruna di DIY. Instrumen Pengumpulan Data Menurut Sugiyono (2011:102) instrumen adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati. Instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini adalah dengan menggunakan tes. Tes merupakan alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau objek tertentu. Data yang diperoleh merupakan atribut atau sifat-sifat yang melekat pada individu atau objek yang bersangkutan. Data yang terhimpun meliputi ranah kognitif, afektif, dan motorik (Andi Sutonda: 2010). Pengumpulan data dalam penelitian pengembangan ini menggunakan tes pengukuran, dimana pada halaman berikutnya disertai dengan hasil tes kemampuan. Instrumen tes diberikan kepada siswa dan sudah disahkan oleh ahli materi, ahli media. Tes tersebut bertujuan untuk memperoleh data tentang tingkat kelayakan produk dalam bentuk angka sebagai dasar dalam melakukan revisi produk. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh melalui kegiatan uji coba diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif berupa hasil angka, dihimpun melalui sebuah tes yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan data kualitatif berupa saran yang dikemukakan oleh ahli media kemudian dihimpun untuk perbaikan produk pengembangan tes keterampilan servis pendek. Teknik analisis data kualtitatif dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, yang berupa pernyataan sangat kurang layak, layak, cukup, layak, dan sangat layak, yang diubah menjadi data kuantitatif dengan skala lima, yaitu dengan penskoran dari angka 1 sampai dengan 5. Langkah- langkah dalam analisis data antara lain: a) mengumpulkan data, b) pemberian skor, c) skor yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi nilai dengan skala 5 dengan menggunakan acuan konversi dari Sukarjo yang dikutip oleh Nur Rohmah Muktiani (2008: 79), yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Kriteria Penilaian Nilai Kriteria A B C D E baik Cukup Rumus X > i + 1.8 Sbi i+0.06 Sbi < X i + 1.8 Sbi i-0,6sbi < X i + 0,6Sbi i-1,8sbi < X i-0,6sbi X i - 1,8Sbi Skor Perhitungan X > 4,21 3,40 < X 4,21 2,60 < X 3,40 1,79 < X 2,60 X 1,79

P e n g e m b a n g a n T e s K e t e r a m p i l a n... ( A n t o n N u g r o h o ) 5 Keterangan : Rerata skor ideal ( i)aa : ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Simpangan baku skor ideal : 1/6 (skor maksimal ideal-skor minimal ideal) X ideal : Skor empiris Tabel 2. Rumus Penghitungan Norma Hasil Tes NO Interval Kategori 1 2 3 4 5 M + 1,5 SD X M + 0,5SD X M + 1,5 SD M - 0,5SD X M + 0.5 SD M - 0,5SD X M 0,5 SD X M 0,5 SD Cukup kurang (Anas Sudjiono, 2009 : 453) Keterangan: M : Nilai rata-rata (Mean) X : Skor S : Standar Deviasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Secara keseluruhan kualitas produk pengembangan tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk kelompok umur anak-anak (KU 11-12 tahun), pemula (KU 13-14 tahun), remaja (KU 15-16 tahun), dan taruna (KU 17-18 tahun) hasil uji coba kelompok besar termasuk dalam kriteria baik dengan rerata skor penilaian sebesar 4,17. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 1. Tabel 3. Kualitas Produk Pengembangan Tes Keterampilan Servis Pendek Bulutangkis Hasil Penilaian pada Uji Coba Kelompok Besar. Kriteria Rerata Skor Kriteria Anak-anak 11-12 tahun 4,09 Pemula 13-14 tahun 4,29 Remaja 15-16 tahun 4,09 Taruna 17-18 tahun 4,21 Rerata Keseluruhan 4,17 4.3 4.2 4.1 4 3.9 Penilaian Kualitas Produk Pada Uji Coba Kelompok Besar 4.09 4.29 4.09 4.21 Anak-anak 11-12 tahun Pemula 13-14 tahun Remaja 15-16 tahun Taruna 17-18 tahun Rerata Keseluruhan 4.17 Gambar 1. Diagram Batang Penilaian Kualitas Produk Pengembangan Tes Keterampilan Servis Pendek pada Uji Coba Kelompok Besar Validitas dan reliabiltas tes untuk kelompok umur anak-anak (KU 10-12 tahun) putra validitas 0,667 reliabilitas 0,799, putri validitas 0,464 reliabilitas 0,634. Tabel 4. Norma Tes Keterampilan Servis Pendek Bulutangkis Kelompok Anak-anak Putra dan Putri. X 30,96 X 29,05 24,28 30,95 22,75 29,04 Cukup 17,61 24,27 16,46 22,74 10,94 17,60 10,16 16,45 X 10,93 X 10,15

P e n g e m b a n g a n T e s K e t e r a m p i l a n... ( A n t o n N u g r o h o ) 6 Kelompok pemula (KU 13-14 tahun) putra validitas 0,739 reliabilitas 0,850, putri validitas 0,701 reliabilitas 0,812. Adapun norma tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk kelompok pemula putra dan putri : Tabel 5. Norma Tes Keterampilan Servis Pendek Kelompok Pemula Putra dan Putri. X 29,68 X 29,51 23,25 29,67 23,39 29,50 Cukup 16,83 23,24 17,27 23,38 10,40 16,82 11,15 17,16 X 10,39 X 11,14 Kelompok remaja (KU 15-16 tahun) putra validitas 0,733 reliabilitas 0,841, putri validitas 0,651 reliabilitas 0,711. Adapun norma tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk kelompok remaja putra dan putri : Tabel 6. Norma Tes Keterampilan Servis Pendek Kelompok Remaja Putra dan Putri. X 28,19 X 29,05 22,27 28,18 21,02 29,04 Cukup 16,35 22,26 13 21,01 10,43 16,34 4,97 12,99 X 10,42 X 4,96 Kelompok taruna (KU 17-18 tahun) putra validitas 0,864 reliabilitas 0,855, putri validitas 0,661 reliabilitas 0,766. Adapun norma tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk kelompok taruna putra dan putri : Tabel 7. Norma Tes Keterampilan Servis Pendek Kelompok Taruna Putra dan Putri. X 30,51 X 26,54 23,36 30,50 22,19 26,53 Cukup 16,20 23,35 17,83 22,18 9,05 16,19 13,48 17,82 X 9,04 X 13,47 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini telah menghasilkan produk buku pedoman pengembangan tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk atlet kelompok umur anak-anak (KU 11-12 tahun), pemula (KU 13-14 tahun), remaja (KU 15-16 tahun), dan taruna (KU 17-18 tahun) yang sedang dikembangkan termasuk dalam kriteria baik dengan rerata skor penilaian sebesar 4,17. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, produk ini layak digunakan sebagai instrumen tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk atlet kelompok umur anak-anak (KU 11-12 tahun) putra dengan validitas 0,667 dan reliabilitas 0,799, putri dengan validitas 0,464 dan reliabilitas 0,634. Kelompok pemula putra (KU 13-14 tahun) dengan validitas 0,738 dan reliabilitas 0,850, putri dengan validitas 0,701 dan reliabilitas 0,812. Kelompok remaja putra (KU 15-16 tahun) dengan validitas 0,733 dan reliabilitas 0,841, putri dengan validitas 0,651 dan reliabilitas 0,711. Kelompok taruna putra (KU 17-18 tahun) dengan validitas 0,864 dan reliabilitas 0,855, putri dengan validitas 0,661 dan reliabilitas 0,766. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, produk pengembangan tes keterampilan servis pendek bulutangkis untuk atlet kelompok umur anak-anak (KU 10-12 tahun), pemula (KU 13-14 tahun), remaja (KU 15-16 tahun), dan taruna (KU 17-18 tahun) layak digunakan sebagai instrumen tes keterampilan servis pendek cabang bulutangkis yang baku. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini memiliki implikasi sebagai berikut. 1. Membantu pembina/pelatih bulutangkis dalam memilih alat ukur yang tepat berdasarkan kelompok umur. 2. Membantu pembina/pelatih bulutangkis untuk mengevaluasi terhadap program

P e n g e m b a n g a n T e s K e t e r a m p i l a n... ( A n t o n N u g r o h o ) 7 latihan yang telah dijalankan sudah berhasil atau belum. 3. Mempermudah siswa dalam mengetahui tingkat keterampilan servis pendek sesuai kelompok umurnya. 4. Memberikan motivasi kepada atlet usia muda untuk berlatih teknik servis pendek. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut: 1. Hasil pengembangan ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif tes dalam penilaian kualitas servis pendek dalam permainan bulutangkis. 2. Pengembangan ini dapat digunakan oleh pelatih sebagai salah satu alternatif dalam mengetahuai tingkat keterampilan yang dimiliki oleh atlet dan mengevaluasi keterampilan atlet. 3. Perlu dilakukan penelitian pengembangan lebih lanjut untuk mengetahui tingkat efektifitas penggunaan tes ketrampilan servis pendek bulutangkis. M. Tahor. 1992. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Ikip Semarang: Semarang Nasution. Nur Rohmah Muktiani. (2008). Pengembangan Multi Media Interaktif Untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan SMA. Tesis, Tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Yogyakarta. Sapto Kunto Purnama. (2010). Kepelatihan Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. (2012). Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tim Redaksi Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Gramedia DAFTAR PUSTAKA Anas Sudjono. (2012). Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : PT Raja Herman Subarjah. (2000). Bulutangkis. Departemen Pendidikan Nasional.. (2007). Permainan Bulutangkis. Bandung: FPOK UPI Bandung. Icuk Sugiarto, dkk. (2002). Total Badminton. Solo: C.V. Setyaki Eka Anugrah.