SOSIALISASI KAWASAN DAN POTENSI GEOPARK MERANGIN JAMBI KE SMA DI KABUPATEN MERANGIN. Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi para wisatawan yang merupakan petualang-petualang yang ingin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fajra Adha Barita, 2015

PERENCANAAN INTERIOR ETALASE GEOPARK MERANGIN DI DISBUDPAR MERANGIN

MENGAPA KITA KALAH DENGAN MALAYSIA???

PERENCANAAN INTERIOR AREA PAMER GEODIVERSITY, BIODIVERSITY & CULTUREDIVERSITY ETALASE GEOPARK GUNUNG SEWU - PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cukup banyak dengan beribu-ribu pulau, keanekaragaman pesona alam, suku,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I CERITA TENTANG GUNUNG DAN AIR. (profesi). Pada perancangan kali ini, diberikan tema umum Symbiosis and

BAB I MENJEJAKKAN LANGKAH

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan melalui pengembangan taman bumi atau geopark kini menjadi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

MUSEUM GEOLOGI BLORA

KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk penyusunan karya

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. terluas ( hektare) di dunia setelah kawasan karst di Cina dan Vietnam

PERAN GEOPARK NASIONAL RINJANI DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKOWISATA, GEOKONSERVASI DAN GEOWISATA

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan memiliki prospek baik, potensi hutan alam yang menarik. memiliki potensi yang baik apabila digarap dan sungguh-sungguh

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini

BAB I PENDAHULUAN. Hanya dengan menjadikan ini kepedulian dan upaya bersama, sumberdaya. calon pengambil keputusan di masa mendatang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

2016, No pengetahuan dan teknologi tentang keanekaragaman hayati yang harus disosialisasikan kepada masyarakat, perlu membangun Museum Nasiona

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan

LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

I PENDAHULUAN. masyarakat serta desakan otonomi daerah, menjadikan tuntutan dan akses masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara agraris karena memiliki area pertanian

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

AGENDA AKSI DEKADE KETIGA GERAKAN PUSAKA INDONESIA DASA WARSA Tema "Pusaka untuk Kesejahteraan Rakyat"

PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA (PPDM)

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

SALINAN. Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

KARST MAROS PANGKEP MENUJU GEOPARK DUNIA (Tinjauan dari Aspek Geologi Lingkungan) Slamet Nuhung Penyelidik Bumi Madya DESM

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN IDONESIA 2012

PENYULUHAN DAN PELATIHAN SADAR WISATA BAGI MASYARAKAT SEKITAR OBYEK WISATA SEJARAH DI KOTA SAWAHLUNTO

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. pandang geologi. Wilayah ini dikontrol oleh hasil aktifitas tumbukan dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu daftar warisan budaya dunia (world heritage list) dibawah

BAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

Contact Person: Ruhut Marhata S ( ) Afnaan Alanza ( )

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PERATURAN BUPATI MERANGIN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN MINAPOLITAN KABUPATEN MERANGIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBANGUNAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI KAMPUNG WIRAUSAHA (E-LUN) KELURAHAN SISIR KOTA BATU

Membangun Wilayah yang Produktif

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

SILABUS SMA. Sumber Belajar. Kompetensi Dasar Materi pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BANDUNG BARAT

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

PERENCANAAN LANSKAP DALAM PEMBUKAAN TAMBANG

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perlindungan Hukum Terhadap Geopark Merangin Jambi Yang Berpotensi Menjadi Anggota Global Geopark Network (GGN) UNESCO. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Projek Observatorium Astronomi. masyarakat umum. Hal ini tidak lepas dari keterbatasan fasilitas

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

Transkripsi:

SOSIALISASI KAWASAN DAN POTENSI GEOPARK MERANGIN JAMBI KE SMA DI KABUPATEN MERANGIN 1 Nasri MZ dan 2 Dedy Antony 1 Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi 2 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Pencanangan kawasan Geopark Merangin Jambi kerja sama Pemerintah Daerah Provinsi Jambi dan Badan Geologi sebagai salah satu geowisata di Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk menjadi salah satu anggota dari Geoparks Global Network (GGN) yang diusulkan oleh UNESCO. Aspiring kawasan geopark tersebut mengusung tema fosil kayu dan proses geologi yang mewujudkan kawasan tersebut menjadi suatu kesatuan bentang alam, yang mengintegrasikan hubungan antar komponen geologi, komponen biologi dan komponen budaya. Persiapan menuju GGN UNESCO tidak hanya membutuhkan peran lembaga pemerintahan tetapi juga sangat membutuhkan peran aktif dan pasif masayarakat sekitar. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat luas, khususnya kepada peserta didik sekolah menengah atas sebagai generasi muda pembawa perubahan. Konsep sosialisasi yang direncanakan akan menyuguhkan materi tentang konsep geopark secara umum, kawasan dan potensi Geopark Merangin Jambi, peran masyarakat dan peserta didik dalam mewujudkan Geopark Merangin Jambi sebagai anggota GGN serta upaya untuk melestarikannya. Setelah mengikuti sosialisasi tersebut, kepedulian peserta terhadap kelestarian bumi semakin meningkat. Kata kunci: Geopark Merangin, Sosialisasi, Peserta didik SMA PENDAHULUAN Pulau Sumatera merupakan daerah di Indonesia yang berada di zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo- Australia. Kedua lempeng tersebut saling bergerak satu sama lain yang mengakibatkan Pulau Sumatera tergolong daerah aktif tektonik. Aktivitas kedua lempeng tersebut menjadikan Pulau Sumatera kaya akan fenomena geologi. Salah satu daerah di pulau tersebut yang terkenal dengan potensi kekayaan alamnya yang melimpah adalah daerah Jambi. Potensi kekayaan alam dalam sudut pandang geologi mengantarkan Provinsi Jambi sebagai salah satu daerah berpotensi dijadikan sebagai geopark. Istilah geopark ini telah dipromosikan oleh UNESCO sejak tahun 2000 sebagai kawasan terpadu dengan warisan geologi yang bermakna internasional. Geopark dapat dijadikan sebagai daerah lindung berdasarkan makna khusus geologi, kelangkaan dan keindahan. Fenomena itu mewakili sejarah, kejadian, dan proses bumi. Seperti taman nasional, geopark-pun berada di bawah pengelolaan pemerintah di mana situs itu berada.geopark diharapkan mampu untuk menghubungkan kembali seluruh lapisan masayarakat khususnya masyarakat Provinsi Jambi dengan bumi yang telah membentuk setiap aspek dalam kehidupan. Geopark merupakan sebuah kawasan yang memiliki keragaman geologi (Geodiversity) bernilai warisan geologi (Geoheritage) yang dilindungi secara nasional karena berisikan sejumlah peninggalan bersejarah penting, langka atau memilki penampakan yang indah. Geopark mencapai tujuannya dengan tiga cara (Oktariadi, 2011), yaitu: 1. Sebuah Geopark mengkonservasi bentukan geologi penting, dan mengeksplorasi dan Mendemonstrasikan metode-metode untuk konservasi, bekerja sama dengan universitas, survei geologi atau lembaga berwenang lainnya. 2. Sebuah geopark mengelola aktivitas dan menyediakan dukungan logistik untuk menyampaikan pengetahuan geoscientific dan konsep lingkungan kepada publik. Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 63

3. Sebuah geopark merangsang aktivitas ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan melalui geowisata. Geopark di Provinsi Jambi dinamakan Geopark Merangin Jambi sebagai hasil kerja sama antara Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi. Geopark ini mengangkat tema fosil dan proses geologi. Secara administratif, Geopark Merangin Jambi berada pada kawasan empat kabupaten dengan kekhasannya masing-masing seperti yang terlihat pada gambar 1 lampiran 2. Kekhasan tersebut diistilahkan dengan segmen yang menjadi bagian dari kesatuan Geopark Merangin Jambi. Segmen tersebut antara lain (Anonim, 2014): 1. Segmen Paleobotani Park Merangin di Kabupaten Merangin 2. Segmen Highland Park Kerinci di Kabupaten Kerinci 3. Segmen Geological and Cultural Park Sarolangun di Kabupaten Sarolangun 4. Segmen Gondwana Park Bukit Tigapuluh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Status Geopark Merangin Jambi saat ini adalah dalam pengusulan untuk menjadi anggota Geoparks Global Network (GGN) Unesco. Hal ini berarti bahwa Geopark Merangin Jambi telah menjadi bahan perbincangan dunia sebagai salah satu warisan dunia. Kehadiran Geopark Merangin Jambi diharapkan dapat memanajemen sumber daya keragaman bumi (geodiversity) sebagai daya tarik wisata yang mengintegrasikan aspek geologi, biologi, sosial-budaya dan pariwisata. Selain itu, pencanangan Geopark Merangin ini diharapkan untuk: 1. Melindungi keragaman-bumi dan konservasi lingkungan 2. Menumbuhkan dan mengembangkan ekonomi lokal secara berkelanjutan terutama melalui geowisata 3. Menjadi pusat pendidikan dan riset ilmu geologi, biologi dan budaya secara luas 4. Melestarikan dan mempromosikan warisan bumi kepada masayarkat umum Pada prinsipnya geopark merupakan konsep pengembangan kawasan yang dapat disinergikan dengan prinsip-prinsip perlindungan, pendidikan, penumbuhan ekonomi lokal melalui geowisata, serta harus terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah eksisting di kawasan telah terbangun sebagai legalisasi penjamin nilainilai tersebut diatas.telah banyak penelitian yang dilakukan di daerah geopark tersebut seperti yang dilakukan oleh Badan Geologi yang bekerjasama dengan para ahli dari Belanda (Geological Reseacrh Institute - Naturalis Leiden, The Netherland). Bahkan penelitian tentang Geopark Merangin Jambi sudah dimulai sejak 1926 oleh Zwierzycki dan Posthumus yang menemukan fosil Jambi Flora. Geopark Merangin Jambi sudah cukup dikenal di dunia internasioanl akan tetapi belum menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia secara umum khususnya di Provinsi Jambi sebagai salah satu objek wisata dan sarana edukasi. Pengakuan dari lembaga internasional seperti Unesco mengisyaratkan perlunya sosialisasi kepada masyarakat luas khususnya kepada generasi muda tentang keberadaan geopark tersebut. Sosialisasi ke institusi pendidikan merupakan salah satu upaya yang efektif dan efisien untuk memperkenalkan eksistensi Geopark Merangin Jambi sebagai salah satu warisan bumi dan sekaligus sebagai media geowisata di dunia. Hal ini berkesesuaian dengan fungsi geopark sebagai media edukasi. Informasi yang ingin disampaikan bukan hanya sebatas informasi mengenai fungsi geopark sebagai taman wisata, akan tetapi hal yang terpenting adalah informasi mengenai pengembangan dan pelestarian geopark yang berlandaskan pada sasaran konservasi, edukasi dan pengembangan nilai ekonomi lokal. Oleh karena itu, sosialisasi dini sangat dibutuhakan. Sehingga, peserta didik sebagai agent of change beserta segenap lapisan masyarakat luas sangat diharapkan untuk mampu memahami fungsi keberadaan geopark khsusnya Geopark Merangin Jambi. Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi dan lembaga riset memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mengakselerasi diterimanya Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 64

pengajuan Geopark Merangin Jambi sebagai salah satu anggota Geoparks Global Network (GGN) Unesco. Oleh karena itu, dalam melaksanakan salah satu tridarma perguruan tinggi Program Studi Teknik Geofisika akan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mensosialisasikan eksistensi dan fungsi Geopark Merangin Jambi kepada peserta didik di sekolah menengah atas di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. METODE PENGABDIAN Solusi Yang Ditawarkan Proses pengusulan Geopark Merangin Jambi sebagai anggota Geoparks Global Network (GGN) Unesco tidak hanya membutuhkan peran pemerintah daerah dan departemen terkait tetapi juga membutuhkan peran aktif masyarakat luas, khususnya yang berdomisili di sekitar kawasan geopark seperti di Kabupaten Merangin. Lembaga pemerintahan dapat menjalankan perannya sebagai pengambil kebijakan dalam mengawal pengusulan tersebut. Sedangkan peran masyarakat dibutuhkan baik secara aktif maupun pasif dalam menggali informasi kawasan geopark. Program Studi Teknik Geofisika sebagai lembaga pendidikan tinggi menawarkan kegiatan sosalisasi kepada masayarakat sebagai bentuk implementasi salah satu dari tridarma perguruan tinggi. Objek masyarakat yang dimaksud di sini adalah peserta didik sekolah menengah atas di Kabupaten Merangin. Sosialisasi yang akan dilakukan berupa penyuluhan dan berbagi informasi kepada peserta didik tingkat sekolah menengah atas di Kabupaten Merangin. Materi sosialisasi berupa konsep dasar kawasan geopark secara umum, potensi kawasan Geopark Merangin Jambi serta manfaat yang diperoleh dengan adanya geopark. Metode Pendekatan Kegiatan sosialisasi ini menyerupai kegiatan penyuluhan pada umumnya. Adapun metode yang digunakan dalam adalah metode presentasi dengan menitikberatkan pada strategi Participatory Learning and Action (PLA). Strategi ini dipilih karena PLA memiliki kelebihan diantaranya keterlibatan kelompok peserta didik sekolah menengah (sebagai subjek), sedangkan perguruan tinggi dan pihak terkait sebagai fasilitator. Selain itu, kegiatan sosialisasi ini akan didukung dengan media yang aplikatif dan interaktif bagi peserta didik. Rencana Kegiatan Rencana kegiatan sosialisasi Geopark Merangin Jambi yang disusun bersama adalah sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik sekolah menengah atas a. Menyimak presentasi materi sosialisasi dengan baik b. Terlibat aktif dalam kegiatan diskusi (bertanya dan memberikan saran) 2. Bagi tim perguruan tinngi a. Melakukan sosialisasi mengenai pemahaman konsep geopark dan aspek-aspek pendukungnya b. Menjelaskan pilar pengembangan geopark (aspe k konservasi, edukasi dan pengembangan nilai ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata) c. Mengemukakan potensi kawasan Geopark Merangin Jambi sebagai warisan geologi d. Melakukan bimbingan dan penyuluhan serta demonstrasi pelestarian kawasan Geopark Merangin Jambi. e. Menjelaskan peran peserta didik sebagai generasi muda dalam menjaga kelestarian Geopark Merangin Jambi. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengenalan Program dan Persiapan Pada tahap survey awal, pengenalan program pegabdian masyarakat dijelaskan kepada kedua kelompok mitra. Pada tahap ini, kita membuat kesepakatan pengaturan rencana kegiatan, jadwal pelaksana serta persiapan pelaksanaan kegiatan. Survey awal dilakukan pada hari Sabtu 5 September 2015 mengunjungi kedua sekolah yang menjadi mitra. Pada saat itu, dihadiri oleh kepala sekolah dan Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 65

beberapa guru dari kedua sekolah. Kepala sekolah dan para guru mendukung kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh tim dosen Teknik Geofisika dan mendorong seluruh siswa untuk berpartisipasi dalam program PPM. Berdasarkan hasil dari survey awal, pelaksanaan kegiatan PPM (Program Pengabdian Masyarakat adalah tanggal 12 September 2015. Setelah jadwal disepakati, tim pelaksana menyiapkan materi yang akan dipersiapkan dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Kegiatan Sosialisasi Program pengabdian masyarakat dilakukan pada dua sekolah yang terdapat di Kabupaten Merangin yaitu SMK N 1 di Kecamatan Talang Kawo dan SMK 5 di Kecamatan Bukit Bungkul pada tanggal 12 September 2015. Kegiatan ini bersifat sosialisasi dengan tema Potensi Kawasan Geopark Merangin Jambi. Kegiatan sosialisasi dilakukan secara serentak pada kedua sekolah sebagai mitra dari kegiatan pengabdian masyarakat. Oleh karena itu, tim pelaksana dari kegiatan pengabdian masyarakat dibagi menjadi dua tim. Tim pelaksana pertama melakukan kegiatan sosialisasi ke sekolah SMK N 1 Merangin dan tim pelaksana kedua melakukan kegiatan sosialisaasi ke sekolah SMK N 5 Merangin. Tim pelaksana pertama terdiri dari : 1. Drs. H. Nasri, MZ, M.S (sebagai ketua Tim ) 2. Saaddudin S.Pd, M.Sc (s ebagai pemateri) 3. Ira Kusuma Dewi, S.Si, M.T (sebagai moderator) Tim pelaksana kedua terdiri dari : 1. Dedy Antony, S.P, M.Si (sebagai ketua Tim) 2. Soni Satiawan, S.Si,M.Sc (sebagai pemateri) 3. Rizka,S.T,M.T (sebagai moderator) Gambar 1. Tim Pelaksana Program Pengabdian Masyarakat Peserta dari program pengabdian masyarakat di lokasi SMK N 1 Merangin adalah siswa dari kelas XII Akutansi I dan II serta beberapa guru yang ada di sekolah tersebut (Lampiran 2). Peserta dari kegiatan PKM di lokasi SMK N 5 Merangin adalah beberapa siswa yang mewakili dari setiap kelas beserta beberapa guru dan kepala sekolah (Lampiran 3). Kegiatan sosialisasi dilakukan selama 4 jam dimana terdiri dari persiapan, inti dan akhir. Dalam tahap persiapan ini, kita mempersiapkan kegiatan sosialiasi yang akan dilakukan. Persiapan tersebut dimulai dengan menata ruangan yang akan dijadikan tempat dilakukan kegiatan sosialisasi. Tahap persiapan dilakukan oleh para guru dan para siswa selama 1 jam, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti dari sosialisasi. Inti dari kegiatan sosialisasi adalah pemateri menyampaikan materi sosialisasi yang bertema Potensi Kawasan Geopark Merangin Jambi selama 1 jam. Para peserta dalam kegiatan sosialisasi baik peserta didik maupun guru mendengarkan dengan serius isi materi yang disampaikan. Ketika pemateri menyampaikan materi terlihat adanya ketertarikan para peserta terhadap materi yang disampaikan. Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 66

Gambar 2. Pemateri memberikan materi sosialisasi pada lokasi SMK Negeri 1 Merangin. Gambar 3. Pemateri memberikan materi sosialisasi pada lokasi SMK Negeri 5 Merangin. Awalnya para peserta dari kegiatan sosialisasi hanya mengetahui bahwa geopark berada di daerah Kabupaten Merangin. Namun para peserta belum mengetahui secara detail tentang Geopark Merangin tersebut. Gambar 5. Suasana para peserta kegiatan sosialisasi saat mendengarkan materi yang disampaikan oleh pemateri pada lokasi SMK Negeri 5 Merangin. Setelah pemateri menyampaikan materi tersebut, para peserta diberi kesempatan bertanya mengenai materi yang telah disampaikan. Banyak para peserta baik siswa maupun guru yang mengajukan pertanyaan tentang geopark tersebut. Beragam pertanyaan yang disampaikan oleh para peserta antara lain : 1. Apa peran sekolah dalam menunjang Geopark menuju salah satu anggota Geoparks Global Network (GGN)? 2. Peran apa saja yang sudah dilakukan oleh UNJA terhadap geopark? 3. Penelitian apa saja yang sudah dilakukan yang berhubungan dengan geopark merangin? 4. Apa hubungan peningkatan ekonomi dengan potensi geopark sebagai geowisata? 5. Tahap-tahap apa saja yang dilakukan oleh pemerintah terhadap Geopark Merangin untuk menuju salah satu anggota Geoparks Global Network (GGN)? Gambar 4. Pemateri memberikan materi sosialisasi pada lokasi SMK Negeri 5 Merangin. Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 67

Gambar 6. Peserta engajukan pertanyaan. Dari pertanyaan yang disampaikan oleh peserta, dapat terlihat bahwa para peserta belum mempunyai wawasan yang luas mengenai potensi yang dimiliki oleh geopark merangin. Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh pemateri satu persatu dan dibantu oleh tim pelaksana yang lain. Dalam proses tanya jawab yang berlangsung terjadi proses diskusi antara peserta dengan tim pelaksana. KESIMPULAN Kegiatan sosialisasi dengan tema Potensi Geopark Merangin Jambi kepada masyrakat luas khususnya kepada peserta didik sekolah mampu mengenali secara luas potensi geopark yang ada di daerah Merangin sehingga dapat ikut serta dalam mensukseskan pengusulan Geopark Merangin Jambi sebagai salah satu anggota Geoparks Global Network (GGN). Hasil dari kegiatan ini peserta juga mampu menyebarluaskan informasi tentang geopark ini kepada masyarakat luas dan ikut berperan aktif dalam mewujudkan Geopark Merangin sebagai salah satu geowisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat disektiranya. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. Geopark Merangin Jambi Keanekaragaman Geologi Jambi. Anonim. 2015. Data SMA Merangin Jambi. http://data SMA dan SMK Kab. Merangin _ Universitas Muhammadiyah Malang.htm. Internet. Diakses pada 10 Februari 2015. Oktariadi, Oki. 2011. Menuju Geopark Merangin Provinsi Jambi. Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; Bandung Sutan, Karel Ibnu. 2014. Wujudkan Geopark Global Merangin Jambi. PPT Presentasi. Sosialisasi Kawasan dan Potensi Geopark Merangin Jambi Ke SMA di Kabupaten Merangin 68