ANALISIS ANTRIAN PENGUNJUNG DAN KINERJA SISTEM DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS ANTRIAN PENGUNJUNG DAN KINERJA SISTEM DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SEMARANG

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

ANALISIS PELAYANAN SERVIS DI BENGKEL NASMOCO CABANG SOLO BARU DENGAN METODE ANTRIAN

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) PADA HALTE OPERASIONAL BRT SEMARANG.

ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN BAGIAN LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG ABSTRACT

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN

JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di:

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK X KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM. PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG

MODEL EKSPONENSIAL GANDA PADA PROSES STOKASTIK (STUDI KASUS DI STASIUN PURWOSARI)

ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA KASUS TPPRI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

ANALISIS MODEL PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT KARIADI DENGAN PENDEKATAN POISSON-EKSPONENSIAL. Abstract

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG ABSTRACT

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

MODEL ANTREAN KONTINU (STUDI KASUS DI GERBANG TOL BANYUMANIK)

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN POLIKLINIK LANTAI 1 DAN 2 RSUD CENGKARENG, JAKARTA

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN KERETA API DI STASIUN BESAR CIREBON DAN STASIUN CIREBON PRUJAKAN. Sugito 1, Marissa Fauzia 2

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

PENENTUAN MODEL ANTRIAN DAN PENGUKURAN KINERJA PELAYANAN PLASA TELKOM PAHLAWAN SEMARANG

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN PT. PLN (PERSERO) AREA BALI SELATAN RAYON KUTA

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI KANTOR PERTANAHAN KOTA SEMARANG SKRIPSI. Oleh: LENTI AGUSTINA LIANASARI TAMBUNAN

ANALISIS PELAYANAN SERVIS DI BENGKEL NASMOCO CABANG SOLO BARU DENGAN METODE ANTRIAN SKRIPSI

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PEMBAYARAN KASIR INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr KARIADI SEMARANG

ANALISIS ANTRIAN DALAM OPTIMALISASI SISTEM PELAYANAN KERETA API DI STASIUN PURWOSARI DAN SOLO BALAPAN

MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL TIRTONADI

MODEL ANTREAN DENGAN DISTRIBUSI PELAYANAN NORMAL, ERLANG, WEIBULL STUDI KASUS TOL BANYUMANIK

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS II SEMARANG ABSTRAK

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X ABSTRACT

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TIKET KERETA API STASIUN TAWANG SEMARANG

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN PASIEN (STUDI KASUS: KLINIK BIDAN LIA JALAN MT. HARYONO NO. 52 BINJAI)

ANALISIS PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN. KELAS PERAWATAN DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

BAB II LANDASAN TEORI

MODEL ANTREAN NORMAL DAN TRIANGULAR (Studi Kasus : Gerbang Tol Tembalang Semarang) DOI: /medstat.X.X.XX-XX. Abstract

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

Unnes Journal of Mathematics

Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado. A Model Queue at The Payment System at Golden Supermarket Manado

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

ANALISIS ANTRIAN RAWAT JALAN POLIKLINIK LANTAI 1, LANTAI 3 DAN PENDAFTARAN RSUP DR. KARIADI SEMARANG

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN PELABUHAN MERAK

ANALISIS ANTRIAN KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CANDISARI SEMARANG

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

ANALISIS SISTEM ANTREAN PELAYANAN DI PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS II SEMARANG

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER DI BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KOTA TEGAL Ernawati Sya diyah 1, Kris Suryowati 2 1,2

UNNES Journal of Mathematics

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

PENENTUAN MODEL DAN UKURAN KINERJA PROSES ANTRIAN PADA UNIT PELAYANAN TEKNIK DINAS PUSKESMAS LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB II. Landasan Teori

PADA HALTE OPERASIONAL BRT SEMARANG

ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP. Dr. KARIADI BAGIAN POLIKLINIK, LABORATORIUM, DAN APOTEK

ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN POLIKLINIK LANTAI 1 DAN 2 RSUD CENGKARENG, JAKARTA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. analisis sistem antrean dalam penelitian. Adapun hal-hal yang di kaji meliputi

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LAYANAN PENGURUSAN PASPOR DI KANTOR IMIGRASI KELAS I SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Riska Puspitasari J. Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS SISTEM ANTREAN MULTIPLE PHASE DI PELAYANAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #9 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Teller 1. Teller 2. Teller 7. Gambar 3.1 Proses antrian pada sistem antrian teller BRI Cik Ditiro

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

APLIKASI SISTEM ANTRIAN DENGAN SALURAN TUNGGAL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

ANALISIS SISTEM ANTRIAN CALON PENUMPANG LION AIR DI BANDAR UDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PEMBAYARAN REKENING LISTRIK PADA PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN RAYON MEDAN SELATAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Riana Sinaga 1 Alumni Program Studi S1 Administrasi Bisnis Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom

Transkripsi:

ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 837-844 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS ANTRIAN ENGUNJUNG DAN KINERJA SISTEM DINAS KEENDUDUKAN DAN ENCATATAN SIIL KOTA SEMARANG Fahra racendi Astrelita, Sugito 2, Triastuti Wuryandari 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM Universitas Diponegoro 2,3 Staf engajar Jurusan Statistika FSM Universitas Diponegoro ABSTRACT Department of opulation and Civil Registration (Dispendukcapil) has the duty of assistance in the field of population and civil registration. Civil registration services such as services related to birth, death, marriage, and divorce. As a service provider, Dispendukcapil of Semarang has the motto "No Day Without Service Quality Improvement". Queuing problem is that often occur and must be considered. The queue situation occurs because the number of visitors to a service facility exceeds the available capacity to perform such services. A system is always trying to serve visitors well in accordance with the rate of arrival of each visitor. Therefore please note the size of the system's performance on each section on service system. Dispendukcapil queuing system at Semarang city located on the Legalized, Change Data, Birth, Death, Divorce/Marriage, and Decision Act. Based on the results obtained and the analysis of models of queuing at the counter is Legalized (G/G/2):(GD/ / ), while the counter is Birth (G/G/3):(GD/ / ), the Change the counter Data, Death, Divorce / Marriage is (M/G/1):(GD/ / ) and Decision Deed is (G/G/1):(GD/ / ). Keywords: Queuing System, Dispendukcapil, Dispendukcapil of Semarang, Legalized, Birth, Death, Divorce, Marriage. 1. ENDAHULUAN Dinas Kependudukan dan encatatan Sipil (Dispendukcapil) mempunyai tugas pembantuan di bidang kependudukan dan catatan sipil. Layanan catatan sipil berupa layanan yang berkaitan dengan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, dan masalah catatan sipil lainnya. Banyaknya warga negara Indonesia dapat mempengaruhi jumlah kelahiran, kematian, perkawinan, hingga perceraian. Biasanya perkawinan berpengaruh kepada banyaknya jumlah kelahiran juga dapat berpengaruh pada perceraian. Hal-hal tersebut wajib dilaporkan masyarakat kepada Dispendukcapil agar pemerintah daerah memiliki informasi yang lengkap tentang masyarakatnya. Dalam suatu pelayanan, pelayanan yang terbaik diantaranya memberikan pelayanan yang cepat sehingga pengunjung tidak dibiarkan menunggu lama. Untuk mengurangi waktu tunggu pengunjung dalam mengantri, maka perlu penambahan fasilitas pelayanan untuk mengurangi antrian atau menghindari deret antrian yang terus memanjang. Jika sering timbul antrian yang panjang maka akan mengakibatkan kekecewaan pelanggan serta tingkat kepercayaan terhadap jasa pelayanan tersebut menurun. ada Dispendukcapil terdapat beberapa loket diantaranya loket pindah datang/dalam, pindah datang/luar, loket legalisir, loket perubahan data, loket kelahiran, loket kematian, loket perkawinan/perceraian, dan loket pengambilan akta. Banyaknya pengunjung yang datang setiap hari kerja menyebabkan pihak Dispendukcapil Kota Semarang belum dapat melayani masyarakat secara maksimal dikarenakan waktu pelayanan yang terbatas dengan pengunjung yang datang melebihi kapastitas sumber daya instansi. Salah satu kejadian yang biasanya sering terjadi di Dispendukcapil adalah keadaan dimana pengunjung mengantri dalam pelayanan loket terutama pada loket 4 (loket legalisir). Dengan mengambil notasi antrian yaitu jumlah kedatangan per unit waktu (λ) dan jumlah yang terlayani per unit waktu (μ) diharapkan memberikan pelayanan yang terbaik yaitu memberikan pelayanan yang cepat, sehingga

pengunjung tidak dibiarkan menunggu lama untuk mendapatkan giliran. engunjung datang ke tempat pelayanan dengan waktu yang acak, tidak teratur, dan tidak dapat segera dilayani sehingga mereka harus menunggu dalam waktu yang cukup lama. 2. TINJAUAN USTAKA 2.1 Konsep Dasar dan Faktor Sistem Antrian Menurut Bronson (1996), proses antrian (queueing process) adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan seorang pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, kemudian menunggu dalam suatu barisan (antrian) bila fasilitas pelayanan sedang sibuk dan meninggalkan fasilitas pelayanan tersebut setelah mendapatkan pelayanan. Menurut Kakiay (2004), terdapat beberapa factor penting yang terkait erat dengan sistem antrian. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap barisan antrian dan pelayanannya adalah sebagai berikut: 1) Distribusi Kedatangan 2) Distribusi Waktu elayanan 3) Fasilitas elayanan 4) Disiplin elayanan (Disiplin Antrian) 5) Ukuran dalam Antrian 6) Sumber emanggilan 2.2 Notasi Kendall Menurut Taha (1996), Notasi Kendall digunakan untuk merinci ciri dari suatu antrian. Notasi yang sesuai untuk meringkaskan karakteristik utama dari antrian paralel telah secara universal dibakukan dalam format berikut : ( a / b / c ) : ( d / e / f ) Keterangan : a : Distribusi kedatangan (Arrival Distribution) b : Distribusi waktu pelayanan c : Fasilitas pelayanan atau banyaknya tempat service (stasiun serial atau paralel jaringan, dengan c = 1, 2, 3, ) d : Disiplin pelayanan (FIFO, LIFO, SIRO, dan prioritas pelayanan) e : Ukuran sistem dalam antrian atau jumlah maksimum yang diizinkan dalam sistem (terhingga atau tak terhingga) f : Jumlah pelanggan yang ingin memasuki sistem sebagai sumber (terhingga atau tak terhingga) 2.3 Ukuran Steady State Menurut Taha (1996),misal λ adalah jumlah rata-rata pelanggan yang datang ke tempat pelayanan per satuan waktu tertentu dan μ adalah jumlah rata-rata pelanggan yang telah dilayani per satuan waktu tertentu, maka: (Kondisi steady state akan terpenuhi apabila nilai ρ <1) 2.4 roses oisson Menurut Gross dan Harris (1998), proses jumlah kedatangan dianggap {N (t), t 0}, dimana N dinotasikan jumlah kedatangan yang terjadi sampai waktu t, dengan N (0) = 0, yang mengikuti tiga asumsi sebagai berikut : i. eluang terjadi satu kedatangan antara waktu t dan t t adalah sama dengan λδt o Δt. Dapat ditulis n = {terjadi kedatangan antara t dan Δt λδt o Δt, t }= JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 4, Tahun 2015 Halaman 838

dimana λ adalah suatu konstanta yang independen dari N(t), Δt adalah elemen penambah waktu, dan o ( Δt) dinotasikan sebagai banyaknya kedatangan yang bisa diabaikan jika o(δt) dibandingkan dengan Δ t, dengan Δt 0, yaitu: lim 0. Δt0 Δt ii. n (t) { lebih dari satu kedatangan antara t dan t Δt } adalah sangat kecil atau bisa dikatakan diabaikan = o ( Δt) iii. Jumlah kedatangan pada interval yang berturutan adalah tetap / independen, yang berarti bahwa proses mempunyai penambahan bebas. 2.5 Uji Kecocokan Distribusi Menurut Daniel (1989), terdapat dua metode keselarasan yang paling umum digunakan, yaitu uji keselarasan Kolmogorov-Smirnov dan uji Kai-Kuadrat. Adapun prosedur pengujian Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut: 1) Uji Hipotesis H 0 : distribusi yang diamati sama dengan distribusi poisson H 1 : distribusi yang diamati tidak sama dengan distribusi poisson 2) Taraf Signifikansi : 3) Statistik Uji : D = sup S(n) F 0 (n) 4) Kriteria Uji Tolak H 0 jika nilai > nilai D tabel (D*α /2, n) atau jika nilai sig < nilai α. D tabel (D*α /2, n) adalah nilai kritis yang diperoleh dari tabel Kolmogorov-Smirnov. Adapun prosedur pengujian Kai-Kuadrat adalah sebagai berikut: 1) Uji Hipotesis H 0 : distribusi yang diamati sama dengan distribusi poisson H 1 : distribusi yang diamati tidak sama dengan distribusi poisson 2) Taraf Signifikansi : 3) Statistik Uji : 4) Kriteria Uji Tolak H 0 jika nilai ditetapkan, r = interval kelas. dengan v = r-1-g, g = jumlah parameter distribusi yang 2.6 Model Antrian (M/G/1) : (GD/ / ) Menurut Gross dan Harris (1998), model (M/G/1):(GD/ / ) atau disebut juga dengan The ollaczek-khintchine ( K) adalah suatu formula yang akan diperoleh pada situasi pelayanan tunggal yang memenuhi tiga asumsi berikut: 1. Kedatangan oisson dengan rata-rata kedatangan. 2. Distribusi waktu pelayanan umum atau general dengan ekspektasi rata-rata pelayanan 1 E [ t] dan varian var[t]. 3. Keadaan steady state dengan = E{t} < 1 atau 1. ada formula -K akan diperoleh ukuran kinerja sistem untuk model (M/G/1) : (GD/ / ) sebagai berikut: JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 4, Tahun 2015 Halaman 839

Jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam sistem: L s = E{t} + Jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian: L q = L s - E{t} Ls Waktu yang diperkirakan dalam sistem :W s = L q Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian :W q = 2.7 Model Antrian (M/M/c) : (GD/ / ) Menurut Gross dan Harris (1998), pada model antrian ini pelanggan tiba dengan tingkat kedatangan rata-rata adalah λ dan maksimum c pelanggan yang dapat dilayani secara bersama. Dengan memisalkan r / dan r / c / c, nilai probabilitas untuk 0 pelanggan dapat ditulis: 0 c1 ( c) n0 n! n c (c) c! (1 ) 1 Ukuran kinerja sistem untuk model (M/M/c):(GD/ / ) sebagai berikut: 1. Jumlah rata-rata menunggu dalam antrian: r c Lq 2 0 c!(1 ) 2. Jumlah rata-rata pelanggan yang menunggu dalam sistem: r c c!(1 ) Ls 2 0 r 3. Rata-rata waktu pelanggan menunggu dalam antrian: L W q = r c q 2 0 λ c!( c )(1 ) 4. Rata-rata waktu pelanggan menunggu dalam sistem: L W s 1 1 r s W q c 2 0 λ c!( c )(1 ) 2.8 Model Antrian (G/G/c) : (GD/ / ) Ukuran kinerja sistem pada model General ini mengikuti ukuran kinerja pada model M/M/c, terkecuali untuk perhitungan jumlah pelanggan yang diperkirakan dalam antrian (Lq) adalah sebagai berikut : 2 2 v( t) v( t') Lq Lq M / M / c dengan, 2 v(t) adalah varian dari waktu pelayanan v(t ) adalah varian dari waktu antar kedatangan 3. METODOLOGI ENELITIAN 3.1. Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diambil dari hasil pengamatan dan pencatatan terhadap pengunjung di kantor Dispendukcapil Kota Semarang. enelitian dilaksanakan di kantor Dispendukcapil Kota Semarang selama 10 hari mulai pukul 08.00 14.00 WIB jika hari Senin - Kamis dan pukul 08.00 11.00 WIB jika hari Jumat. JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 4, Tahun 2015 Halaman 840

3.2. Variabel enelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah kedatangan dan waktu pelayanan pengunjung di kantor Dispendukcapil Kota Semarang. 3.3. Software yang Digunakan Software statistik yang digunakan sebagai tools dalam menganalisis hasil penelitian adalah Ms. Excel 2007, SSS 17.0 dan WinQSB. 3.4. Langkah Analisis Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian dan analisis data adalah sebagai berikut : 1. Melakukan studi pustaka mengenai topik yang akan diangkat pada penelitian, selanjutnya menentukan tempat penelitian dan metode yang akan digunakan. 2. Melakukan penelitian pengunjung di Dinas Kependudukan dan encatatan Sipil Kota Semarang, dalam hal ini harus didapatkan data mengenai waktu kedatangan yang digunakan untuk mendapatkan jumlah kedatangan per unit waktu (, waktu pelayanan yang digunakan untuk mendapatkan jumlah yang terlayani per unit waktu (, jumlah kedatangan pengunjung, dan jumlah pengunjung yang terlayani. Lalu menghitung interval kedatangan dan pelayanannya dengan mencoba-coba intervalnya (misal : 5 menit, 15 menit, 30 menit, 1 jam, dan lain-lain), sehingga kita dapat memperoleh interval waktu yang lebih sedikit jumlah nol-nya. 3. Data yang didapat harus memenuhi Steady State (ρ = < 1 ), dimana merupakan jumlah kedatangan per unit waktu dan merupakan jumlah yang terlayani per unit waktu. Jika belum memenuhi Steady State maka harus ditambah jumlah pelayanan atau mempercepat waktu pelayanan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Hal ini dapat memberikan perbaikan bagi sistem pelayanan yang sudah ada. 4. Melakukan uji kecocokan distribusi untuk kedatangan dan pengunjung terlayani dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan uji Kai-Kuadrat. Jika hipotesis untuk distribusi kedatangan diterima maka distribusinya mengikuti distribusi oisson dan apabila hipotesisnya ditolak maka distribusi kedatangannya berdistibusi umum. Sedangkan jika hipotesis untuk distribusi pelayanan diterima maka distribusinya mengikuti distribusi Eksponensial dan apabila hipotesisnya ditolak maka distribusi pelayanannya berdistribusi umum. 5. Menentukan model antrian yang sesuai. Dalam hal ini untuk masing-masing tempat yaitu loket legalisir, loket perubahan data, loket kelahiran, loket kematian, loket perceraian/perkawinan, loket pengambilan. 4. HASIL DAN EMBAHASAN 4.1 Analisis Ukuran Steady State dari Kinerja Sistem elayanan Tabel 4.1 Tingkat Kegunaan Fasilitas elayanan Bagian encatatan Servis Loket Loket 4 (Loket Legalisir) 2 6,2607 3,6358 0,8609 Loket 5/6 (Loket erubahan Data) 1 1,1267 6 0,1877 Loket 7, 8, dan 9 (Loket Kelahiran) 3 4,755 4,84 0,327 JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 4, Tahun 2015 Halaman 841

Loket 10 (Loket Kematian) 1 1,5679 5,665 0,2768 Loket 11/12 (Loket erceraian/erkawinan) 1 1,1178 4,5625 0,245 Loket 13 (Loket engambilan) 1 2,0125 8,5099 0,2365 Dengan: c = banyak server / jumlah fasilitas pelayanan λ = rata-rata jumlah kedatangan per 30 menit μ = rata-rata jumlah yang terlayani per 30 menit ρ = tingkat kegunaan fasilitas pelayanan 4.2 Uji Distribusi Jumlah Kedatangan dan Waktu elayanan Dengan uji Kolmogorov-Smirnov akan diketahui apakah data jumlah kedatangan berdistribusi oisson dan dengan uji Kai-Kuadrat akan diketahui apakah data waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial. Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Jumlah Kedatangan engunjung Dispendukcapil Kota Semarang Loket max D tabel Nilai Sig Keputusan Loket 4 (Loket Legalisir) 0,125 0,12021 0,036 H 0 ditolak Loket 5/6 (Loket erubahan Data) 0,100 0,12021 0,155 H 0 diterima Loket 7, 8, dan 9 (Loket Kelahiran) 0,185 0,12021 0,000 H 0 ditolak Loket 10 (Loket Kematian) 0,116 0,12021 0,066 H 0 diterima Loket 11/12 (Loket erceraian/erkawinan) 0,079 0,12021 0,404 H 0 diterima Loket 13 (Loket engambilan) 0,186 0,12021 0,000 H 0 ditolak Jika H 0 diterima maka data jumlah kedatangan berdistribusi oisson dan jika H 0 ditolak maka data jumlah kedatangan tidak berdistribusi oisson (General/Umum). Tabel 4.3 Uji Kai-Kuadrat Waktu elayanan engunjung Dispendukcapil Kota Semarang Loket Keputusan Loket 4 (Loket Legalisir) 94,6069 16,919 H 0 ditolak Loket 5/6 (Loket erubahan Data) 40,8988 14,067 H 0 ditolak Loket 7, 8, dan 9 (Loket Kelahiran) 98,4615 16,919 H 0 ditolak Loket 10 (Loket Kematian) 47,788 14,067 H 0 ditolak Loket 11/12 (Loket erceraian/erkawinan) 30,081 14,067 H 0 ditolak Loket 13 (Loket engambilan) 206,637 14,067 H 0 ditolak JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 4, Tahun 2015 Halaman 842

Jika H 0 diterima maka data waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial dan jika H 0 ditolak maka data waktu pelayanan tidak berdistribusi Eksponensial (General/Umum). 4.3 Model Sistem Antrian Berdasarkan hasil analisis ukuran steady state dari kinerja sistem pelayanan dan uji kecocokan distribusi jumlah kedatangan dan waktu pelayanan pengunjung di kantor Dispendukcapil Kota Semarang, model sistem antrian yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Model Antrian pada engunjung Dispendukcapil Kota Semarang Loket Model Antrian Loket 4 (Loket Legalisir) Loket 5/6 (Loket erubahan Data) Loket 7, 8, dan 9 (Loket Kelahiran) Loket 10 (Loket Kematian) Loket 11/12 (Loket erceraian/erkawinan) Loket 13 (Loket engambilan) (G/G/2):(GD/ / ) (M/G/1):(GD/ / ) (G/G/3):(GD/ / ) (M/G/1):(GD/ / ) (M/G/1):(GD/ / ) (G/G/1):(GD/ / ) 4.4 Ukuran Kinerja Sistem Berdasarkan output yang diperoleh dengan menggunakan software WinQSB diperoleh ukuran-ukuran kinerja sistem pelayanan pengunjung di kantor Dispendukcapil Kota Semarang. Ukuran kinerja tersebut disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.5 Ukuran Kinerja Sistem elayanan di kantor Dispendukcapil Kota Semarang Loket Loket 4 (Loket Legalisir) 2 6,26 3,63 10,09 8,36 1,61 1,33 7,47% Loket 5/6 (Loket erubahan Data) 1 1,12 6 0,22 0,04 0,20 0,03 81,22% Loket 7, 8, dan 9 (Loket Kelahiran) 3 4,75 4,84 1,03 0,04 0,21 0,01 37,03% Loket 10 (Loket Kematian) 1 1,56 5,66 0,36 0,08 0,23 0,05 72,32% Loket 11/12 (Loket erceraian/erkawinan) 1 1,11 4,56 0,31 0,07 0,28 0,06 75,49% Loket 13 (Loket engambilan) 1 2,01 8,50 0,33 0,09 0,16 0,04 76,35% Dengan: c = Banyak server / jumlah fasilitas pelayanan λ = Rata-rata jumlah kedatangan per 30 menit μ = Rata-rata jumlah yang terlayani per 30 menit L s = Jumlah pengunjung yang diperkirakan dalam sistem L q = Jumlah pengunjung yang diperkirakan dalam antrian W s = Waktu menunggu yang diperkirakan dalam sistem W q = Waktu menunggu yang diperkirakan dalam antrian 0 = robabilitas bahwa petugas pelayanan menganggur JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 4, Tahun 2015 Halaman 843

5. KESIMULAN Adapun kesimpulan dari penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem antrian di loket 4 (loket legalisir); loket 5/6 (loket perubahan data), loket 7, 8, dan 9 (loket kelahiran); loket 10 (loket kematian); loket 11/12 (loket perceraian/perkawinan); dan loket 13 (loket pengambilan) sudah stabil karena memiliki nilai utilitas kurang dari 1. 2. Model sistem antrian pada loket 5/6 (loket perubahan data), loket 10 (loket kematian), loket 11/12 (loket perceraian/perkawinan) yaitu (M/G/1):(GD/ / ). Sedangkan model sistem antrian pada loket 4 (loket legalisir) adalah (G/G/2):(GD/ / ); loket 7, 8, dan 9 (loket kelahiran) adalah (G/G/3):(GD/ / ); dan loket 13 (loket pengambilan) adalah (G/G/1):(GD/ / ). Model tersebut merupakan model antrian dengan jumlah kedatangan setiap interval waktu tertentu berditribusi oisson atau General dengan parameter λ (jumlah kedatangan per unit waktu), waktu pelayanan berdistribusi Eksponensial atau General dengan parameter μ (jumlah yang terlayani per unit waktu), terdapat c pelayan (server) yang beroperasi, aturan pelayanan pertama datang pertama dilayani, kapasitas pelayanan tidak terbatas, dan sumber pemanggilan tidak terbatas. 3. Tingkat kedatangan tertinggi yang terjadi pada loket pelayanan adalah pada loket legalisir (loket 4) yaitu sebanyak 7 orang/30 menit dan yang kedua pada loket kelahiran (loket 7, 8, dan 9) yaitu sebanyak 5 orang/30 menit. Sedangkan untuk tingkat kedatangan terendah terjadi pada loket perubahan data (loket 5/6); loket kematian (loket 10); dan loket peceraian/perkawinan (loket 11/12) yaitu sekitar 2 orang/30 menit untuk masing-masing loket. Untuk tingkat kecepatan pelayanan tertinggi yaitu di loket pengambilan (loket 13) sebanyak 9 orang/30 menit. Kecepatan pelayanan terendah terjadi pada Loket 4 (loket legalisir) yaitu sekitar 4 orang/30 menit. 6. DAFTAR USTAKA Bronson, R. 1991. Teori dan Soal-Soal Operation Research. Jakarta: Erlangga. Daniel, W. W. 1989. Statistik Non arametrik Terapan. Jakarta: T. Gramedia. Gross, D and Harris, C. M. 1998. Fundamental of Queueing Theory Thrid Edition. New York: John Wiley and Sons, INC. Kakiay, T. J. 2004. Dasar Teori Antrian Untuk Kehidupan Nyata. Yogyakarta: enerbit Andi. raptono. 1986. engantar roses Stokastik I. Jakarta: Karunia Universitas Terbuka. Ross, S. M. 1983. Stochastic rocesses. New York: John Wiley & Sons, Inc. Siagian,. 1987. enelitian Operasional: Teori dan raktek. Jakarta: Universitas Indonesia ress. Subagyo,. Asri M. dan Handoko T. H. 2000. Dasar-dasar Operation Research. Yogyakarta: BFE. Supranto, J. 1987. Riset Operasi: Untuk engambilan Keputusan. Jakarta: Universitas Indonesia ress. Taha, H. A. 1996. Riset Operasi Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara. JURNAL GAUSSIAN Vol. 4, No. 4, Tahun 2015 Halaman 844