AKADEMI SEPAK BOLA DI JAKARTA BARAT DENGAN PENDEKATAN SISTEM STRUKTUR BENTANG LEBAR HYBRID

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB IV ANALISA DAN BAHASAN

AKADEMI SEPAK BOLA DI JAKARTA BARAT DENGAN PENDEKATAN SISTEM STRUKTUR BENTANG LEBAR HYBRID

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA TIMUR

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Fasilitas Informasi dan Pelatihan Futsal di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN JATISAMPURNA, KOTA BEKASI

RANCANGAN WISMA ATLET SENAYAN-JAKARTA BERDASARKAN MOBILITAS KEGIATAN HARIAN ATLET DI SENAYAN. Disusun Oleh : Nama : Hendri Tandiono NIM :

BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER) 2016

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

Structure As Aesthetics of sport

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

STUDIO TUGAS AKHIR BAB IV ANALISIS. 4.1 Analisis Fungsional 4.1 Pemintakatan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.2.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak

BAB V KONSEP V.1 Konsep dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

PUSAT PELATIHAN SEPAKBOLA TERPADU PSS di SLEMAN

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN BAB I: PENDAHULUAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

Fasilitas Wisata Kuliner di Pantai Losari Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

MALL DAN APARTMENT DI SEMARANG MALL AND APARTMENT IN SEMARANG

BAB III DATA DAN ANALISA

SEKOLAH TINGGI ASTRONOMI DI KOTA PARE-PARE TEMA ARSITEKTUR METAFORA

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

Scanned by CamScanner

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERANCANGAN

SOLO MICE HALL DENGAN PENERAPAN ANALOGI PENDHAPA

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. A. Studi Literatur Mengenai Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN FOOTBALL ACADEMY GERAK. Pendahuluan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan tema combined methapor dari

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

Transkripsi:

AKADEMI SEPAK BOLA DI JAKARTA BARAT DENGAN PENDEKATAN SISTEM STRUKTUR BENTANG LEBAR HYBRID Raditya, Ir. Welly Wangidjaja MT, Renhata Katili ST., M.Eng Bina Nusantara University, Pertamina Raya no.51 Komplek Pertamina Pondok Ranji, Ciputat, (021) 7408085, raditya90@hotmail.com ABSTRAK ABSTRAK Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat luas. Penggemar olahraga ini terdiri dari seluruh usia dan seluruh tingkat ekonomi, hal ini menunjukkan betapa sepak bola memiliki potensi yang sangat baik apabila dikembangkan dengan tepat.dalam ranking FIFA ( Fedderation Internationale de Football Association) yang ter update Februari 2012, Indonesia menduduki ranking ke 146 dunia dibawah beberapa negera tetangga Indonesia itu sendiri. Hal ini dilihat dari seluruh penilaian pertandingan bahkan fasilitas sepakbola standar internasional yang dimiliki oleh Indonesia. Kondisi seperti ini merupakan bentuk kurangnya usaha dalam meningkatkan pembinaan talenta sepakbola di negara Indonesia. Oleh sebab itu, adanya fasilitas pembinaan yang baik dan mendukung sangatlah dibutuhkan. Dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat di masa sekarang ini. Pada kasus Akademi Sepak Bola, teknologi diambil sebagai tema yang mendukung atas perancangan bangunan ini. Terdapatnya lapangan sepak bola sebagai unsur utama akademi, maka penggunaan teknologi berusaha untuk menjadikan lapangan itu sebuah fasilitas yang maksimal dapat digunakan sebagai wadah kegiatan pelaku akademi ini. Seperti yang kita ketahui, adanya lapangan memungkinkan struktur yang digunakan pada bangunan ini terdapat struktur Bentang Lebar yang memiliki karakteristik yang memungkinkan tidak adanya kolom dalam jarak yang relatif besar. Karakteristik struktur bentang lebar menjadi poin utama dalam perancangan poyek ini. Kata Kunci : Sepak Bola, Akademi, Teknologi, Struktur, Bentang Lebar

ABSTRACT Football is one sport that is favored by the public. Sports fans are comprised of all ages and all economic levels, it shows how football has excellent potential if developed properly.in the FIFA rankings (Fedderation Internationale de Football Association) which was updated in February 2012, Indonesia ranked the world's 146 countries under some neighboring Indonesia itself. It is seen from the entire judgment even match the international standard soccer facility owned by Indonesia. This condition is a form of lack of effort in improving coaching football talent in the country of Indonesia. Therefore, the existence of good facilities and coaching support is desperately needed. With the increasingly rapid development of technology in today's times.in the case of Football Academy, the technology is taken as a theme that supports the design of the building. The presence of a football field as the main element of the academy, then the use of technology it seeks to make the field a maximum of facilities that can be used as a container activity academy players.as we know, the field allows the structures used in building structures have wide spans that have characteristics that allow the absence of a column in a relatively large distance. Spans the width of the characteristic structure of a main point in the design of this poyek. Keywords : Football, Academy, Technology, Structures, wide span.

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat luas. Penggemar olahraga ini terdiri dari seluruh usia dan seluruh tingkat ekonomi, hal ini menunjukkan betapa sepak bola memiliki potensi yang sangat baik apabila dikembangkan dengan tepat. Dalam ranking FIFA ( Fedderation Internationale de Football Association) yang ter update Februari 2012, Indonesia menduduki ranking ke 146 dunia dibawah beberapa negera tetangga Indonesia itu sendiri. Hal ini dilihat dari seluruh penilaian pertandingan bahkan fasilitas sepakbola standar internasional yang dimiliki oleh Indonesia. Kondisi seperti ini merupakan bentuk kurangnya usaha dalam meningkatkan pembinaan talenta sepakbola di negara Indonesia. Tidak hanya untuk intern Indonesia, pembinaan sepakbola menjadi perhatian Internasional, hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya klub Eropa yang membuka Soccer Club, Soccer Camp atau Soccer Academy di Indonesia. Hal ini menjadi ajang pencarian talenta dengan biaya relatif murah bagi klub-klub besar Eropa tersebut. Klub besar Eropa tentunya telah melihat sepak terjang negara-negara Asia dan tentu saja Asia Tenggara. Indonesia memiiliki kurang lebih 50 Sekolah Sepak Bola independen yang tergabung dalam ASSBI (Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia), namun fasilitas yang lengkap dan mencukupi untuk perkembangan talenta sangatlah minim, sehingga tujuan dari pengembangan itu sendiri menjadi kendala. Tabel 1.1 Tabel Data SSB Jabodetabek Indonesia No Lokasi Nama SSB

1 Jakarta Utara SSB Indonesia Muda SSB Jakarta North City (JNC) 2 Jakarta Selatan SSB Ricky Yakobi SSB UMS SSB Andi Lala SSB Star Shadow SSB Gor Ragunan 3. Jakarta Barat SSB Garec s 4. JakartaTimur SSB Bina Taruna SSB Persigawa SSB Bintang Fajar SSB Tunas Taruna SSB Buperta SSB ABC Wira Yudha 5. Jakarta Pusat SSB SSI ARSENAL SSB GSMB SSB Aslob Apacinti SSB Bintang Muda Senayan SSB Laskar Muda FC

SSB Mutiara Cempaka SSB Jayakarta SSB PAM Jaya SSB BMPU 6. Depok SSB Metro-Depok SSB Pelita Jaya SSB Sparta 7. Bekasi SSB Bara Mega SSB Two Touch SSB Tunas Patriot SSB Bintang RDH SSB Red Ball SSB Garuda Putra 8. Tangerang SSB Bentang Muda SSB Bitung Jaya SSB Tangerang Raya SSB Putra Melati SSB Karya Muda SSB Villa 2000

SSB Abstraxs Indonesia SSB Tunas Muda 9. Bogor SSB Indocement SSB Putra Putra Agung SSB Cibinong Putra SSB Kabomania SSB Pespex SSB Tunasm Porcis SSB Angkasa Sumber. ASSBI (Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia. I.2 Maksud dan Tujuan Maksud perencanaan dan perancangan Akademi Sepak Bola di kawasan Duri Kosambi adalah untuk menghadirkan Akademi Sepak Bola dengan konsep dan fasilitas modern mengacu pada sistem struktur bentang lebar yang menyediakan kebutuhan akan kenyamanan dan penunjang aktivitas atlet baik atlet yang berlatih intensif maupun yang tidak.. Fisiknya diupayakan tampil menarik dan modern namun tetap menyesuaikan dengan kondisi fisik kawasan disekitarnya. Sementara tujuan perancangannya adalah menciptakan pusat pelatihan atlet sepak bola yang menyesuaikan dengan kebutuhan, ruang gerak dan aktivitas atlet sehingga membuat atlet merasa nyaman baik secara fisik maupun psikologis

I.3 Lingkup Pembahasan Karya tulis ini hanya akan membahas permasalahan yang berkaitan dengan proses perencanaan dan perancangan Akademi Sepak Bola di Jakarta Barat dengan solusi pengembangan Teknologi pada Arsitektur, khususnya Sistem Strukutr Bentang Lebar (Wide Span Structure), I.4 Skematika Pembahasan Sistematika pembahasan yaitu karya tulis yang mengawali proses perencanaan dan perancangan Penerapan Sistem Struktur Bentang Lebar pada Akademi Sepak Bola di Jakarta Barat disusun dalam beberapa bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Latar belakang perlunya didirikan Penerapan Sistem Struktur Bentang Lebar pada Akademi Sepak Bola di Jakarta Barat, latar belakang pemilihan topik pengembangan teknologi arsitektur, maksud dan tujuan didirikan akademi sepak bola, lingkup dan metode pembahasan perencanaan dan perancangan akademi sepak bola, sistematika pembahasannya, serta kerangka pemikiran proses perencanaan dan perancangan akademi sepak bola. BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI Tinjauan teoritis umum terhadap proyek wisma atlet dan tinjauan khusus mengenai topik/tema pengembangan teknologi sebagai pendekatan perancangan arsitektur, disertai beberapa studi literatur dan studi kasus lapangan terhadap proyek sejenis sebagai pembanding yang relevan.

BAB III PERMASALAHAN Identifikasi dan rumusan permasalahan-permasalahan yang timbul berkenaan dengan aspek manusia, aspek lingkungan, dan juga aspek bangunan. BAB IV ANALISA Analisa permasalahan dalam beberapa aspek yang dirumuskan melalui pendekatan perancangan dan topik pengembangan teknologi. Dari analisa nantinya akan dihasilkan solusi atau konsep perancangan yang diterapkan sebagai landasan dalam merencanakan dan merancang bangunan, lansekap, dan lingkungannya. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan sebagai hasil analisa dan solusi terhadap permasalahan yang telah diidentifikasi dan dirumuskan pada bagian permasalahan. Konsep perancangan merupakan dasar/landasan perencanaan dan perancangan arsitektur sehingga karya arsitektur menjadi bernilai baik dan benar, indah, kuat, dan fungsional. Konsep perancangan dilengkapi dengan skematik desain sebagai alur pemikiran dalam perancangan. I.5 Kerangka Berpikir Sebagai bagian dari perencanaan dan perancangan, diperlukan sebuah kerangka berpikir yang menjadi acuan dari awal perancangan hingga akhir. Kerangka berpikir yang digunakan dalam perancangan Akademi sepak bola ini seperti : Gambar 1.3 Kerangka Berpikir

Latar Belakang Kurangnya Fasilitas Penunjang Sepak Bola di Indonesia (Jakarta Barat) Maksud dan Tujuan Memberikan wadah yang dapat memfasilitasi kebutuhan sepak bola bagi anak anak berbakat. Tinjauan Umum Judul & Topik Definisi Akademi Sepak Bola Pengebangan Teknologi Tinjauan Khusus Tema : Pengambangan Teknologi Bentang Lebar Studi Banding Sekolah Sepak Bola di Jakarta Sistem Struktur Bentang Lebar F e e d Permasalahan Manusia Bangunan Lingkungan B a c k Analisa Manusia Bangunan Lingkungan Konsep Perancangan Hasil dari analisa permasalahan yang ada Perancangan Skematik Sesain

Sumber : Dokumen Pribadi METODE PENELITIAN Menggunakan metode penelitian menganalisa dari data yang telah ada, lalu mencari tau material yang dapat digunakan lalu digabung dengan rumusan sebagai pendukung perhitungan. HASIL DAN BAHASAN Permasalahan dianalisis dengan berdasarkan pada metode G. Broadbent, sebagai pendekatan arsitektur yang berisi pembahasan mengenai aspek manusia, aspek bangunan dan aspek lingkungan. Analisis Aspek Lingkungan Akademi Sepak Bola yang akan dibangun pada daerah Duri Kosambi ini merupakan sebuah bangunan fungsi yang akan diisi oleh siswa-siswa bertalenta sepak bola. Kegiatan pelatihan dan pembelajaran ini manjadi sangat maksimal apabila didukung dengan lingkungan sekitar tapak bangunan itu pula, oleh sebab itu, analisis akan lingkungan sekitar tapak harus dilakukan. Pembahasan analisis Lingkungan akan dibagi menjadi beberapa poin, antara lain : Analisis Kondisi Tapak Beberapa poin-poin yang akan dibahas dalam analisis kondisi tapak antara lain : Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Kresek Raya, Duri Kosambi Kembangan JakartaBarat Luas Lahan : 29.140,7 m2 KDB : 60% Luas lantai dasar yang boleh dibangun : 60% x 29.140,7= 17.484,42 m2

KLB : 1,8 Luas total bangunan yang boleh dibangun : 1,8 x 17.484,42 = 31.471,956 m2 Ketinggian Maksimum : 4 Batas Area Lahan : Peruntukan Lahan : Spd Kegiatan Sekitar Tapak Utara : Lahan Kosong - Jalan Kresek Raya Timur : Pemukiman Duri Kosambi Barat : Lahan Kosong Selatan : Lahan Kosong/Pemukiman Duri Kosambi Gambar 4.1 Kegiatan sekitar tapak Pemukiman Pemukiman dan usaha Lahan Kosong Tapak Lahan Kosong Pemukiman Sumber : Google Earth Analisa Lingkungan Tapak

Tabel 4.1 Tabel Analisis Lingkungan No Gambar Analisa Keterangan 1. Analisis Matahari Berdasarkan pengamatan dan lokasi, maka pergerakan matahari akan terjadi seperti gambar analisa di samping. Hal ini akan mempengaruhi bagaimana orientasi massa bangunan berdasarkan arah datang cahaya dan panas matahari. Barat Timur Barat Timur Berdasarkan Mahoney Theory, sebuah bangunan dapat me-reduce panas matahari dengan menempatkan axis bangunan ke arah timur dan barat tapak sehingga bagian yang terkena panas matahari sangatlah minim. Dengan mengacu pada teori itu, maka massa bangunan secara garis besar akan seperti pada gambar analisa di samping.

Barat Timur Akademi ini dilengkapi dengan lapangan sepak bola, dan dengan merespon arah datangnya sinar matahari, maka orientasi lapangan yang paling baik adalah memanjang dari utara ke selatan. (lapangan dan bangunan memiliki toleransi kemiringan orientasi kurang lebih hingga 15 derajat) 2 Analisis Pencapaian Tapak dan Entrance Analisis pencapaian dilakukan dengan mangamati akses yang paling kuat atau merupakan jalan utama. Pada tapak ini, Jalan Kresek raya. Jl. Kresek raya. Menuju Puri, Daan Mogot - Menuju Tangerang - Menuju Tangerang

Keluar Masuk Dengen melihat pola sirkulasi jalan raya, maka pemilihan entrance pada utara tapak yang berbatasan dengan jalan raya merupakan alternatif yang tepat. Keluar Masuk Namun terdapat alternatif kedua yang dapat digunakan apabila memiliki konsep zoning private dibagian depan untuk kendaraan sehingga area hijau akan maksimal hanya dengan jalur pejalan kaki. 3 Analisis Kebisingan Tapak berada pada Lahan Kosong yang dikelilingi Pemukiman warga, namun lahan kosong existing sangat luas yang Jalan Raya Pemukiman mengakibatkan sumber kebisingan minim bagi tapak. Sumber kebisingan yang pertama tercipta dari jalan raya di depan tapak yang sebetulnya bukan jalan utama kawasan itu. Sumber kebisingan yang ke dua adalah tercipta dari pemukiman di sebelah barat tapak.

4 Analisa View a. Dari luar tapak ke dalam tapak View dari arah jalan kresek Arah dari tangerang Pohon sebagai Noise Buffer Memberi jarak dari jalan Analisis kebisingan ini berlaku tidak hanya dari lingkungan ke tapak, namun dari tapak ke lingkungan. Dari analisis kebisingan tersebut maka diambil sebuah solusi yaitu memberi jarak dari jalan sehingga kebisingan dapat di minimalisir, dan yang berikutnya adalah memberi vegetasi rapat di bagian barat tapak yang berperan sebagai Buffer dari bising baik dari pemukiman maupun yang menuju ke pemukiman. Tapak berdiri di lahan kosong yang cukup luas dengan perbatasan pemukiman di seklilingnya dengan jarak yang cukup jauh. Dengan analisis view tapak dari luar, pak terlihat jelas dari arah Utara, Barat dan Barat daya tapak. Sedangkan arah timur kurang begitu terlihat jelas dikarenakan jarak dengan pemukiman cukup dekat. b. dari dalam tapak ke luar tapak Untuk view dari dalam tapk keluar tapak, sebagian besar arah keluar cukup bagus.

Pada bagian Utara hingga Barat Daya tapak memiliki potensi untuk view keluar karena berbatasan dengan lahan kosong. Kebalikan dari arah utara hingga barat daya, dari arah selatan hingga timur laut view tapak langsung terhalangi tembok pembatas pemukiman, sehingga nilai view ke arah tersebut kurang. 5 Analisis angin secara menyeluruh menunjukkan bahwa angin bertiup dengan arah yang relatif berbeda. Namun dengan study banding tapak, angin dapat dirasakan dari arah timur laut ke arah barat daya pada tapak ini. Hal ini menunjukkan bahwa bukaan guna menangkap angin ditekankan pada sisi Timur Laut dan Barat Daya.

Struktur Bagian Bawah ( Sub Structure) Sub structure adalah struktur dari bangunan yang menahan beban dari atas ke bawah, bisa juga disebut sebagai kaki dari bangunan tersebut. Perbandingan beberapa jenis sub structure : Tabel 4.6 Tabel analisis sub structure Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan Batu kali Mudah dikerjakan Dapat berupa pondasi Lajur dan setempat Kekuatan beban terbatas Beton bertulang Mudah dikerjakan Dapat berupa pondasi Lajur dan setempat Kekuatan beban terbatas Tiang Pancang Menahan beban besar Pemasangan relatif cepat Kualitas bahan terjaga Bore pile Menahan beban cukup besar Biaya besar Menimbulkan bising Perlu arat berat Biaya relatif besar Pelaksanaan

rumit Waktu lama nya Berdasarkan Tabel Sub structure di atas, Sistem Sub Structure yang digunakan Akademi Sepak Bola ini adalah Tiang Pancang. Pondasi Tiang Pancang digunakan berdasarkan efisiensi waktu yang digunakan dalam proses pembangunan dan pondasi tiang pancang dapat menerima beban yang relatif sangat besar, serta pondasi ini dapat berkombinasi dengan upper structure yang beranke ragam. Akademi Sepak Bola merupakan bangunan dengan multi fungsi, sehingga, struktur yang digunakan dapat lebih dari satu jenis struktur. Struktur Bagian Atas (Upper Structure) Upper-structure merupakan struktur utama yang bertugas untuk menerima seluruh beban hidup atau beban lateral yang diterimanya untuk diterukan pada pondasi. Berikut tabel perbandingan beberapa jenis sistem upper structure : Tabel 4.7 Tabel Analisis upper structure Jenis Struktur Kelebihan Kekurangan Portal (kolom dan balok) kekakuan cukup fleksibel dalam penataan interior unit wisma atlet struktur sederhana dan ringan dimensi relatif besar untuk bentang lebar trafe kolom relatif kecil

Dinding pemikul kekakuan tinggi material beton pada bidang datar dapat mereduksi suara Memipih sesuai ruang (efisiensi) Waktu pemasangan cepat penampilan masif Struktur baja pemakaian bahan (balok, rangka, grid, sedikit dan berupa dan slab) prefab waktu pengerjaan cepat dapat digunakan untuk bentang lebar Biaya yang cukup besar Harus terjadi banyak penyesuaian dengan barang dari pabrik bahan baja kuat tarik relatif kurang ekonomis bagi wisma atlet korosi Struktur bentang lebar (baja, balon, hybrid, dll) Bentuk-bentuk yang impresif dan fleksibel (struktur kabel, membran, shell,dsb) Cocok untuk ruangan berbentang lebar Tidak cocok untuk ruang-ruang yang sangat fungsional Konstruksi pabrikasi Cenderung mahal Setelah melihat tabel Upper Structure di atas, maka sistem struktur atas yang cocok untuk diaplikasikan pada Akademi Sepak Bola adalah Bentang Lebar dan Portal. Sistem struktur bentang lebar merupakan sistem struktur yang digunakan bagi wadah kegiatan yang membutuhkan space luas tanpa adanya penghalang. Hal

ini merupakan suatu bentuk kesesuaian dengan fungsi akademi yang memiliki lapangan latihan. Oleh karena itu sistem struktur bentang lebar cocok untuk digunakan pada akademi sepak bola. Sedangkan sistem portal adalah sistem yang yang sangat cocok digunakan pada bangunan dengan fungsi pasti, sehinggacocok dengan fungsi akademis bangunan. Penentuan Titik Keluar-Masuk Tapak Setelah menganalisa jalur pencapaian yang ada pada lingkungan sekitar tapak, maka perencanaan titik entrance dan exit dapat dibuat. Dengan memanfaatkan jalur utama yaitu arah dari Jalan Kresek raya maka Entrance dan Exit tapak akan seperti : Gambar 5.2 penentuan titik keluar-masuk tapak berdampingan Exit Entrance

Perencanaan Zoning Vertical Gambar 5.3 Zoning vertikal Lapangan Indoor Akademi Hunian Akademi Lobby + Office Lapangan Service Secara garis besar, zoning vertikal akademi akan dibagi menjadi sepeti berikut. Membagi fungsi yang berbeda menjadi suatu kesatuan dengan tetap memadukan unsur hubungan kebutuhan yang ada dalam sebuah Akademi Sepak Bola. Tabel 5.1 Tabel Konsep No Konsep Massa Keterangan 1 Bentuk tapak merupakan segi 6 tak beraturan yang berbatasan langsung dengan jalan di barat tapak.

2 Road Hunian Lapangan Akademi Tapak dibagi berdasarkan zoning fungsi yang menjadi dasar perancangan dan peletakan bangunan seperti gambar di samping Green Area 3 Massa hunian dan akademi terbangun berdasarkan zoning yang telah ada dan mengadaptasi bentuk dari fungsi yang sudah di analisa 4 Facade dan penutup bangunan akademi sebagai bangunan utama dibuat dinamis dengan sentuhan sudut lengkung yang mengesankan tidak kaku pada bangunan yang berdasarkan fungsinya merupakan bangunan kaku. Gambar 5.4 Site Plan Awal

Sistem Struktur Sistem Struktur yang digunakan adalah sistem struktur Bentang Lebar Portal yang berkombinasi secara 2 fungsi. Gambar 5.5 Pembebanan

Kolom utama yang menerima pembebanan utuh dari balok area yang juga sebagai kolom utama area sebagai bentang lebar portal yang menjadi atap bangunan akademi. SIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penyesuaian fungsi dari bangunan serta pemilihan konstruksi, dapat berguna maksimal untuk kegiatan penggunanya. Dengan berkembangnya banyak teknologi di zaman sekarang ini, mengakibatkan banyaknya aktifitas yang ditunjang olehnya sehingga pemilihan konstruksi serta jenis bahan apa yang dipakai sangatlah penting, dan hal ini pun berhubungan kuat dengan perkembangan arsitektur.dengan begitu peranan arsitek dalam mewujudkan bangunan yang menggunakan teknologi serta memfasilitasi kegiatan pengguna sangatlah penting, guna meningkatkan kualitas asitektur yang ada.

REFERENSI Neufert Ernest, Sunarto Tjahjadi (1996) Data Arsitek Jilid 1. Jakarta Neufert Ernest, Sunarto Tjahjadi (1996) Data Arsitek Jilid 2. Jakarta Neufert Ernest, Sunarto Tjahjadi (1996) Data Arsitek Jilid 3. Jakarta Heino engel (2009) Tragsysteme / structure Systems. 4th edition. Hatje Verlag. Ostfildern Ruit Wolfgang schueller (1983). Horizontal-span Building structures. 1st edition. John wiley & sons, inc. New york Daniel l schodeck (1991). Struktur. 1st Edition. Pt eresco. Bandung. Brookes, Alan j dan Chrish Grech. Das Detail in der High-Tech- Architektur.1991.Germany Sekolah Sepak Bola Arsenal, //http: Arsenalindonesia.com English Soccer School, Kembangan. Englishsoccerschool.com Manchester United Soccer School. Manutdsoccerschools.com Fedderation Internationale de Football Association Fifa.com RIWAYAT PENULIS Raditya lahir di Surakarta pada 20 April1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Arsitektur pada tahun 2012. Saat ini bekerja sebagai Arsitek di konsultan Arsitektur pribadi.