BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kemajuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara sebagai sumber pendapatan untuk membiayai semua pengeluaran negara.

BAB I PENDAHULUAN. disamping penerimaan dari sumber migas dan non migas. Pajak juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dalam artikel website tanggal 31 Desember

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan tersebesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran atau pungutan yang dilakukan oleh pemerintah dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan

BAB I PENDAHULUAN. Widyawati, 2016). Bahkan secara persentase, setidaknya pajak memenuhi kurang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, perencanaan diperlukan agar laba dapat dicapai dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Negara yang digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hanya 520 ribu badan usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 persen (Surya : 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Menurut Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan negara diatur dengan undang undang. Hal ini. tarif pajak yang tertuang pada Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pemungutan pajak suatu negara memerlukan suatu sistem yang

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Pajak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri yaitu berupa pajak (Waluyo, 2013:2). pembayar/pemotong/pemungut pajak (Siti Resmi, 2016:1).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masyarakat sedang dihebohkan dengan adanya penerapan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disederhanakan dengan memerhatikan asas keadilan, pemerataan, manfaat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penerimaan negara dalam arti penerimaan Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. dibagi akan dua yaitu fungsi budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan pajak (Tax Planning). Keduanya sama-sama menggunakan cara legal. untuk mengurangi atau memperkecil beban pajak.

BAB I PENDAHULUAN. 2012, penerimaan pajak Indonesia menyentuh 980,5 trilyun rupiah atau 73% dari

BAB I PENDAHULUAN. dari sektor pajak. Lebih dari 70 % pengeluaran Negara dibiayai oleh pajak

BAB I PENDAHULUAN. dan keamanan, serta untuk pembangunan di daerah (Puspita, 2014). Salah satu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dasar 1945 Amandemen III yang berbunyi Pajak dan pungutan lain yang bersifat

I. BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perpajakan adalah untuk meningkatkan pendapatan yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diatur dalam Undang -Undang. Pemerintah menggunakan hasil pajak yang diterima untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era pembangunan dan pembiayaan saat ini, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahannya, negara membutuhkan. pendapatan atau penghasilan. Negara menetapkan dua kelompok utama

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan target yang tinggi untuk penerimaan pajaknya yaitu sebesar RP

BAB I PENDAHULUAN. program-program pembangunan yang dapat dinikmati rakyat. Sesuai dengan

Judul : Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Koneksi Politik pada Tax Avoidance

BAB I PENDAHULUAN. negeri tertarik untuk mendirikan perusahaan guna memanfaatkan sumber daya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pesatnya pertumbuhan kegiatan ekonomi internasional turut merangsang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia kini cukup pesat dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang seperti yang dinyatakan dalam pasal 23A Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu iuran yang dikenakan kepada wajib pajak atas penghasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini sebagai sumber penerimaan terbesar negara. yang terlihat dalam Tabel 1.1 berikut.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. tersebut melakukan penggelapan pajak (tax evasion). Penggelapan pajak merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Terutama di. Indonesia, pajak merupakan komponen penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Negara Tahun (Dalam Miliar Rupiah) Sumber Penerimaan 2013 % 2014 % 2015 %

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pajak menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Undang Republik Indonesia No 28 Tahun 2009 yaitu kontribusi wajib kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan umum (Siti Resmi, 2011:1). Fungsi pajak ada 2 yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. banyak didanai dari sektor pajak. Undang-Undang perpajakan mewajibkan para

BAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. cara hidup (fungsi mengatur/regulatory). Sedangkan bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Menurut Gunadi (2012:9)

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. penghindaran pajak oleh perusahaan adalah penggunaan utang. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. Pajak memiliki peranan penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahannya. Hal ini dapat mendorong masing-masing perusahaan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan tanah air dan negara. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak mengherankan ketika pemerintah kemudian membuat aturan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negeri berupa ekspor dan juga dari penerimaan dalam negeri terutama dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak perusahaan akhirnya memakai berbagai cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

I. PENDAHULUAN. (analisis perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. objek pajak melalui peningkatan jumlah PMA. Namun, dalam meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketentuan Umum Perpajakan Pasal 1, pengertian Pajak adalah kontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar adalah pajak. Setiap wajib pajak diwajibkan untuk ikut berpartisipasi agar laju pertumbuhan dan pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik demi kemajuan dan kesejahteraan Negara. Namun dari sudut pandang perusahaan, pajak merupakan beban bagi perusahaan yang dapat mengurangi laba bersih suatu perusahaan, sehingga banyak perusahaan yang berupaya untuk memperkecil pajak dengan legal maupun illegal sehingga mereka mampu mencapai target laba yang telah ditetapkan. Untuk memperkecil pajak yang harus dibayarkan, maka perusahaan melakukan manajemen pajak. Salah satu manajemen pajak yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan penghindaran pajak (tax avoidance), dimana perusahaan berusaha mengurangi beban pajaknya dengan cara yang legal dan tidak bertentangan dengan undang-undang perpajakan atau dapat juga dikatakan memanfaatkan kelemahan dalam undang-undang perpajakan yang berlaku. Selain melakukan penghindaran pajak, manajemen pajak juga dilakukan melalui penggelapan pajak (tax evasion) dimana penggelapan pajak merupakan hal yang ilegal untuk dilakukan karena melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan (Faisal Reza,2012). 1

2 Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam melakukan Tax avoidance diantaranya, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan capital intensity. Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, salah satunya adalah return on asset (ROA). Return On Asset (ROA) adalah suatu indikator yang mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA yang mampu diraih oleh perusahaan maka performa keuangan perusahaan tersebut dapat dikategorikan baik. Perusahaan yang memperoleh laba diasumsikan tidak melakukan tax avoidance karena mampu mengatur pendapatan dan pembayaran pajaknya. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan kurniasih ROA berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance. (Kurniasih dan sari, 2013). Faktor lain yang mempengaruhi tax avoidance yaitu leverage. Leverage merupakan tingkat utang yang digunakan perusahaan dalam melakukan pembiayaan. Perusahaan yang menggunakan utang pada komposisi pembiayaan, maka akan ada beban bunga yang harus dibayar. Semakin tinggi nilai rasio leverage maka semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul dari utang tersebut. Biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh berkurangnya beban pajak perusahaan (Surya, 2016).

3 Faktor berikutnya yang mempengaruhi tax avoidance adalah ukuran perusahaan. Perusahaan besar akan menjadi sorotan pemerintah, sehingga akan menimbulkan kecenderungan bagi para manajer perusahaan untuk berlaku agresif atau patuh (Kurniasih dan sari, 2013). Semakin besar ukuran perusahaan, maka perusahaan akan lebih mempertimbangkan risiko dalam hal mengelola beban pajaknya. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi tax avoidance yaitu capital intensity. Pengurangan beban pajak perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya dalam proporsi aset tetap di dalam perusahaan. Proporsi aset tetap diukur dengan menggunakan capital intensity ratio. Perusahaan dengan jumlah aset yang besar akan memiliki beban pajak yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki jumlah aset yang lebih kecil karena mendapatkan keuntungan dari beban depresiasi yang ditanggung perusahaan (Noor dan Sabli, 2012). Beberapa fenomena mengenai Tax Avoidance yang ada di Indonesia yaitu : Pada tahun 2013 kepala kantor wilayah direktorat jendral pajak Sumatra utara (Kakanwil Ditjen Pajak Sumut) I Medan Harta Indra Tarigan mengungkapkan satu kasus penghindaran pajak (tax avoidance) yang ditemukan pihaknya saat bertugas di Kanwil Pajak Sumut II Pematangsiantar. Dirjen pajak menemukan tujuh modus yang dilakukan para pengembang property dalam melakukan penghindaran pajak (tax avoidance). Pertama, penggunaan harga di bawah harga jual sebenarnya dalam

4 menghitung dasar pengenaan pajak (DPP). Kedua, tidak mendaftarkan diri menjadi pengusaha kena pajak (PKP) namun menagih pajak pertambahan nilai (PPN). Ketiga, tidak melaporkan seluruh penjualan. Keempat, tidak memotong dan memungut pajak penghasilan (PPh). Kelima, mengkreditkan pajak masukan secara tidak sah. Keenam, penghindaran PPn Barang Mewah dan PPh 22 atas hunian mewah. Ketujuh, menjual tanah dan bangunan, namun yang dilaporkan hanya penjualan tanah. (Sumber: http://mdn.biz.id/n/50052/ 11 September 2013, 08:38 WIB) Selain itu, fenomena tax avoidance yang terjadi di Indonesia yaitu dimuat dalam berita online (http://merdeka.com) pada tanggal 27 agustus 2013. Mantan menteri keuangan Agus Martowardjojo sebelum melepas jabatannya mengatakan, ada ribuan perusahaan multinasional yang tidak menjalankan kewajibannya kepada Negara. Dia menyebut hampir 4.000 perusahaan tidak membayar pajaknya selama tujuh tahun. Agus Martowardjojo mensinyalir adanya indikasi kesengajaan perusahaan yang dimaksud menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan transfer pricing atau pengalihan keuntungan, wajib pajak mencari manfaat dari Negara-negara berpajak rendah (tax heaven country). Perusahaan multinasional menggeser barang-barang/bahan baku produksinya ke Negara tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Oleh sebab itu, Agus yang sebentar lagi lengser jadi Menkeu mengatakan, pihaknya sedang melakukan reformasi ke depan agar tidak terjadi lagi. Karena perusahaan-perusahaan ini membukukan kerugian terus, atau

5 melakukan konsolidasi dengan perusahaan yang rugi sehingga secara tahunan tidak membayar pajak. Fenomena yang lain yaitu kasus simulator SIM yang mengungkap adanya penghindaran pajak atas transaksi properti. Dalam persidangan di pengadilan terungkap adanya penjualan rumah mewah oleh pengembang kepada terdakwa seharga Rp 7,1 miliar di Semarang. Namun di akta notaris hanya tertulis Rp 940 juta. Itu artinya terdapat selisih harga Rp 6,1 miliar. Atas transaksi ini, ada potensi PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang harus disetor 10 persen dikali Rp 6,1 milyar atau Rp 610 juta. Kekurangan lain PPh (Pajak Penghasilan) final sebesar 5 persen dikalikan Rp 6,1 milyar atau Rp 300 juta. Total kekurangan pajak senilai Rp 900 juta. Jika developer ini menjual ratusan unit rumah mewah, kerugian negara bisa mencapai puluhan milyar rupiah dari satu proyek perumahan. Selain itu, terdakwa juga membeli rumah di wilayah Depok dengan harga Rp 2,65 miliar. Namun di akta jual beli hanya tertulis Rp 784 juta, atau ada selisih Rp 1,9 miliar. Potensi PPN yang belum disetor adalah 10 persen dikali Rp 1,9 milyar atau Rp 190 juta dan PPh final 5 persen dikali Rp 1,9 milyar atau Rp 85 juta. Total pajak kurang dibayar developer sebesar Rp.275 juta dari satu unit rumah saja. Selisih nilai tersebut jelas menyebabkan hilangnya potensi penerimaan negara. Dengan adanya fakta pengadilan, terbuka kemungkinan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak mengembangkan kasus pembelian rumah yang dilakukan oleh

6 terdakwa simulator SIM ke arah penyidikan pajak dengan tuduhan penggelapan pajak, mengingat ada usaha untuk menyembunyikan transaksi yang sebenarnya. Dalam hal ini, penjual dapat dikenakan tuduhan penggelapan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 4 (2) dengan tarif 5% dari nilai transaksi yang bersifat final, sedangkan pembeli dapat dikenakan tuduhan penggelapan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dengan tarif 5% dari nilai transaksi. (Sumber: https://www.merdeka.com/peristiwa/kecurangan-developer-terhadap-pajakproperti.html 22 Agustus 2013, 06:08 WIB) Dengan adanya fenomena diatas, hal ini merupakan salah satu fakta bahwa di Indonesia banyak perusahaan yang melakukan penghindaran pajak. Beberapa uraian fenomena di atas juga merupakan bukti bahwa penghindaran pajak selama beberapa tahun ini menjadi isu yang penting dan harus mendapatkan perhatian lebih. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ria Rosalia Purnomo (2016) dengan judul pengaruh leverage, intensitas Modal dan profitabilitas terhadap penghindaran pajak. Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, intensitas modal berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

7 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada objek penelitian. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2011-2015. Alasan peneliti memilih perusahaan property dan real estate disebabkan karena perkembangan sektor property dan real estate di Indonesia saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang tumbuh sekitar 10% pertahun ditunjang oleh sektor property dan real estate. Pada penelitian ini penulis juga menambahkan variabel independen yaitu ukuran perusahaan. Alasan penulis menambahkan variabel ukuran perusahaan karena ukuran perusahaan disetiap penelitian-penelitian sebelumnya selalu berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance dan penulis ingin mencari tahu seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan terhadap tax avoidance pada Perusahaan property dan real estate tahun 2011-2015. Berdasarkan latar belakang dan fenomena-fenomena yang terjadi, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis tertarik untuk mengambil judul PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN CAPITAL INTENSITY TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015).

8 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Banyaknya perusahaan yang melakukan penghindaran pajak menyebabkan kerugian bagi negara, karena pajak yang diterima oleh negara semakin kecil. 2. Adanya beberapa modus yang dilakukan perusahaan property dan real estate dalam penghindaran pajak. 3. Adanya perusahaan yang mendapatkan laba tapi berkonsolidasi dengan perusahaan yang rugi sehingga secara tahunan tidak membayar pajak. 4. Masih banyak perusahaan yang ukurannya terbilang besar namun melakukan penghindaran pajak. 5. Tujuan utama perusahaan memperoleh laba, sehingga terkadang perusahaan mengecilkan atau memanipulasi laba terlihat kecil untuk mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan. 6. Penghindaran pajak merupakan usaha untuk mengurangi hutang pajak yang bersifat legal, kegiatan ini memunculkan risiko bagi perusahaan antara lain denda dan buruknya reputasi perusahaan di mata publik serta mengurangi kas negara.

9 1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, permasalahan yang akan dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana profitabilitas pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 2. Bagaimana leverage pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 3. Bagaimana ukuran perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 4. Bagaimana capital intensity pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 5. Bagaimana tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 6. Seberapa besar pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 7. Seberapa besar pengaruh leverage terhadap tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

10 8. Seberapa besar pengaruh ukuran perusahaan terhadap tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 9. Seberapa besar pengaruh capital intensity terhadap tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis dan mengetahui profitabilitas pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 2. Untuk menganalisis dan mengetahui leverage pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 3. Untuk menganalisis dan mengetahui ukuran perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

11 4. Untuk mengaanalisis dan mengetahui capital intensity pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 5. Untuk menganalisis dan mengetahui tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 6. Untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh profitabilitas terhadap tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 7. Untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh leverage terhadap tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 8. Untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh ukuran perusahaan terhadap tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 9. Untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh capital intensity terhadap tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

12 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis/Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang tax avoidance dan hasilnya dapat memperkaya pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu akuntansi dan perpajakan khususnya mengenai tax avoidance. 1.4.2 Kegunaan Praktis/Empiris 1. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dalam penelitian dan pengetahuan khususnya tentang pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan capital intensity terhadap tax avoidance pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi Pemerintah Memberikan masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan di bidang perpajakan sehingga dapat meminimalisir aktivitas tax avoidance pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

13 3. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual bagi peneliti selanjutnya yang akan meneruskan penelitian yang berhubungan dengan tax avoidance. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyediakan informasi laporan keuangan perusahaan dengan mengakses situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id.