POSITIVISME AUGUSTE COMTE: ANALISA EPISTEMOLOGIS DAN NILAI ETISNYA TERHADAP SAINS

dokumen-dokumen yang mirip
DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2

PARADIGMA POSITIVISME DAN POSTPOSITIVISME

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

ILMU ALAMIAH DASAR. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

SOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

SOSIOLOGI AGAMA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEMESTER VI PERTEMUAN I OLEH: AJAT SUDRAJAT

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

MAKALAH KONSEP STRUKTUR DAN KLASIFIKASI ILMU

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

BAB V METODE-METODE KEILMUAN

BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS

PSIKOLOGI UMUM 1. Pertemuan II: Pengaruh Filsafat Terhadap Perkembangan Ilmu Psikologi

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa

PENDIDIKAN PANCASILA

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sains berasal dari natural science atau science saja yang sering disebut

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA. Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI

EPISTOMOLOGI, ONTOLOGI, AKSIOLOGI, PENGETAHUAN SAINS

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO HAKIKAT IPA. By Nurratri Kurnia Sari, M. Pd

Filsafat Ilmu dan Logika

PENGETAHUAN FILOSOFIS

Penelitian : Rumit? Sulit? Prosedur dan alat yang digunakan terstandar.

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

Tinjauan Buku. Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Invaliditas aplikasi..., Bio In God Bless, FIB UI, 2009

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL

Mulyo Wiharto Axiology Keilmuan AXIOLOGY KEILMUAN. Oleh: Mulyo Wiharto Dosen Fisioterapi UIEU

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono,

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

7/17/2011. Diskripsi Mata Kuliah. Program Studi : Pendidikan Biologi Mata Kuliah :Filsafat Ilmu Kode Mata Kuliah : SKS

TUGAS UTS DASAR DASAR LOGIKA PENGERTIAN PENGERTIAN FILSAFAT, LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA DAN FILSAFAT ILMU

PENDIDIKAN PANCASILA

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN (KUALITATIF DESKRIPSI)

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian

Tugas Filsafat. Mohamad Kashuri M

KETERBATASAN HERMENEUTIK DALAM STUDI SASTRA

UNIVERSITAS PADJADJARAN

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

ILMU ALAMIAH DASAR (IAD) NANIK DWI NURHAYATI, S. SI, M.SI Telp = (271) ; Blog =nanikdn.staff.uns.ac.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles pada kalimat pertama dalam bukunya, Metaphysics,

Pendahuluan Syarat agar dapat melakukan penelitian ilmiah dengan baik : 1. Paham konsep dasar ilmu pengetahuan (IP) 2. Menguasai metodologi penelitian

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

PRAGMATISME (1) Pragmatisme:

Etika dan Filsafat. Komunikasi

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Saeful Ulum, 2013

JENIS PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

TUGAS PAPER FILSAFAT SAINS MEMAHAMI PARADIGMA SAINS DALAM IPA SEBAGAI KESEPAKATAN KOLEKTIF DIANTARA PARA ILMUAN

FILSAFAT ILMU & LOGIKA. Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto

LANDASAN ILMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN. Oleh Agus Hasbi Noor

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengertian Logika. B. Tujuan Penulisan

FILSAFAT ILMU DAN PENDAHULUAN. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 01Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I HAKEKAT IPA. Ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya, termasuk gejala-gejala alam ang ada. fisika biologi

TEORI IPA : Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) AWALAN PENGERTIAN IPA

PENGERTIAN FILSAFAT (1)

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

PRINSIP VERIFIKASI: POKOK PIKIRAN ALFRED JULES AYER DALAM KHASANAH FILSAFAT BAHASA

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

METODE PENELITIAN HUKUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Renaissance. Encep Supriatna

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

FILSAFAT POSITIVISME DAN ALIRAN HUKUM POSITIF


BAB II KAJIAN PUSTAKA

Filsafat IPA Scientific Attitude

Transkripsi:

POSITIVISME AUGUSTE COMTE: ANALISA EPISTEMOLOGIS DAN NILAI ETISNYA TERHADAP SAINS Irham Nugroho ABSTRAK Dalam perkembangannya postivisme terdiri dari, positivisme sosial, positivisme evolusioner, positivisme kritis. Ketiga positivisme diatas dibahas dalam positivisme Auguste Comte dilihat dari analisa epistimologis dan nilai etisnya terhadap sains. Menghadapi filsafat positivisme Auguste Comte, disatu fihak orang mengatakan bahawa filsafat tersebut tidak lebih dari sebuah metode atau pendirian saja. Sedangkan dilain pihak orang mengatakan bahwa filsafat positivisme itu merupakan sistem afirmai sebuah konsep tentang dunia dan manusia. Aguste Comte telah menunjukkan bahwa didalam perkembangan jiwa manusia, baik secara individual maupun secara keseluruhan, terdapat suatu kemajuan. Kemajuan itu akan dicapai, pada saat perkembangan datang, pada saat yang disebut positif. Positivisme berakar pada empirisme. Positivisme adalah: bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid, dan fakta-fakta sejarah yang mungkin dapat menjadi obyek pengetahuan. Dengan demikian positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subyek dibelakang fakta, menolak segala penggunaan metode diluar yang digunakan untuk menelaah fakta. Aguste Comte adalah tokoh aliran positivisme, pendapat aliran ini adalah indera amatlah penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Bila dilihat dari nilai etisnya terhadap sains maka dapat dinyatakan bahwa apabila pradigma positivisme maka objeknya empiris macam pengetahuannya menunjukkan sains dan dapat diukur dengan logis dan bukti empiris. Kata kunci: Positivisme, epistemologis, nilai, sains PENDAHULUAN August Comte (1798-1857) adalah seorang filsuf dari Perancis yang sering kali disebut sebagai peletak dasar bagi ilmu Sosiologi dan dia pula-lah yang memperkenalkan nama 'Sociology'. Auguste Comte yang lahir di Montpellier, Perancis pada 19 Januari 1798, adalah anak seorang bangsawan yang berasal dari keluarga berdarah katolik. Namun, diperjalanan hidupnya Comte tidak menunjukan loyalitasnya terhadap kebangsawanannya juga kepada katoliknya dan hal tersebut merupakan pengaruh suasana pergolakan sosial, intelektual dan politik pada masanya. CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016 167

Istilah positivisme paling tidak mengacu pada dua hal berikut : pada teori pengetahuan (epistemologi) dan pada teori (akal budi) manusia. Sebagai teori tentang perkembangan sejarah manusia, istilah posivisme identik dengan tesis comte sendiri mengenai tahap-tahap perkembangan akal budi manusia, yang secara linier bergarak dalam urut-urutan yang tidak terputus. Perkembangan itu bermula dari tahap mistis atau teologi(http://sutikmatic.blogspot.com/2010/10/makalah-positivme-august-comte.html). Istilah positivisme digunakan pertama kali oleh Saint Simon (sekitar 1825). Positivisme berakar pada empirisme, prinsip filosofik tentang positivisme dikembangkan pertama kali oleh empiris Inggris Francis Bacon (sekitar 1600). Tesis positivism adalah: bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid, dan faktafakta sejarah yang mungkin dapat menjadi obyek pengetahuan. Dengan demikian positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subyek di belakang fakta, menolak segala penggunaan metode diluar yang digunakan untuk menelaah fakta. Atas kesuksesan teknologi industri abad VXIII positivisme mengembangkan pemikiran tentang ilmu universal bagi kehidupan manusia, sehingga berkembang etika, politik, dan agama yang positivistic. Dalam pengembangannya ada tiga positivisme, yaitu positivisme sosial, positivisme evolusioner, dan positivisme kritis (Muhadjir, 2001 : 69). 1. Positivisme Sosial. Positivisme sosial merupakan penjabaran lebih jauh dari kebutuhan masyarakat dan sejarah. Auguste Comte dan John Stuart Mill merupakan tokoh-tokoh utama positivisme sosial. 2. Positivisme Evolusioner. Positivisme evolusioner berangkat dari phisika dan biologi. Digunakan doktrin evolusi biologik. 3. Positivisme Kritis. Dari ketiga positivisme diatas akan dibahas positivisme Auguste Comte dilihat dari analisa epistimologis dan nilai etisnya terhadap sains. Menghadapi filsafat positivisme Auguste Comte, disatu fihak orang mengatakan bahawa filsafat tersebut tidak lebih dari sebuah metode atau pendirian saja. Sedangkan dilain pihak orang mengatakan bahwa filsafat positivisme itu merupakan sistem afirmai sebuah konsep tentang dunia dan manusia. H.J. Pos berpendapat bahwa sejarah ilmu pengetahuan di abad ke-19 tidak dapat ditulis tanpa positivisme. 168 CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016

Orang tidak mugkin dapat menolak kenyataan bahwa filsafat positivisme Auguste Comte mempunyai arti dan tempat tersendiri hanya di bidang filsafat Barat, sedang pengaruhnya tersebar luas, tidak hanya dibidang ilmu filsafat, melainkan juga dibidang atau cabang ilmu pengetahuan lain. Sebutan positivisme bagi suatu aliran filsafat muncul kembali diabad ke-20 sekarang ini, yaitu dengan hadirnya aliran filsafat positivisme abad ke-19 dan filsafat positivisme abad ke-20 (Wibisono, 1983 : 36). Aguste Comte telah menunjukkan bahwa didalam perkembangan jiwa manusia, baik secara individual maupun secara keseluruhan, terdapat suatu kemajuan. Dan kemajuan itu akan dicapai, pada saat perkembangan datang pada saat yang disebut positif. Aguste Comte berpendapat bahwa hukum perkembangan itu dapat dijabarkan dari kecenderungan umat manusia yang selalu berusaha agar dirinya dapat terusmenerus dapat memperbaiki sifat dan keadaannya. Dalam pada itu, apa yang dimaksud dengan kemajuan disini, di samping kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, juga dalam kemajuan ilmu pengetahuan atau scientific knowledge. Aguste Comte kemudian membagi ilmu pengetahuan yang bersifat spekulatif atau teoritis tadi ke dalam ilmu pengetahuan yang abstrak atau umum dan ilmu pengetahuan yang konkret atau kusus. Untuk membuktikan adanya kemajuan yang telah dicapai manusia dalam ilmu pengetahuannya, Aguste Comte menempuh cara dengan mengadakan penggolongan (klasifikasi) ilmu pengetahuan. Aguste Comte mengakui bahwa tujuan ilmu pengetahuan itu pada akhirnya mengarah kepada pencapaian kekuasaan, sebagaimana semboyan mengatakan knowladge is power namun kita tidak boleh melupakan bahwa disamping itu masih terdapat tujuan lain yang lebih tinggi, yaitu bahwa ilmu pengetahuan memberi kepuasan kepada manusia melalui pengenalan hukum-hukum gejala (fenomena) alam semesta, dan dengan mengenal hukum-hukum gejala tadi, manusia akan mampu meramalkan, dan bahkan mampu pula merubah alam itu untuk kepentingannya (Koentono wibisono, 1983 : 22). PEMBAHASAN 1. Riwayat Hidup Auguste Comte Paham positivisme muncul di Perancis yang dipelopori oleh Isidore Auguste Marie Francois Xavier Comte, atau yang lebih dikenal dengan sebutan August CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016 169

Comte. Ia lahir pada tahun 1798 di kota Monpollier Selatan, ia berasal dari keluarga kelas menengah, ia anak seorang pegawai kerajaan dan penganut agama Katholik yang saleh. Ia menikahi Caroline seorang bekas pelacur yang nampaknya dari perkawinan itu adalah satu-satunya kesalahan besar yang ada dalam kehidupannya. Pada tahun 1814 1817, Comte belajar di sekolah Politeknik di Paris. Pada tahun 1817, dia diangkat menjadi sekretaris Saint Simon, akan tetapi kemudian Comte memisahkan diri ketika dia menerbitkan buku Sistem Politik Positif di tahun 1824. pada tahun 1830 buku yang berjudul Filsafat Positif diterbitkan, dan disusul dengan karangan-karangan selanjutnya sampai pada tahun 1842 M. dari sini, kemudian Comte dianggap sebagai orang yang pertama kali memakai istilah sosiologi meski ada yang beranggapan lain, misalnya adalah Erikson yang mengatakan bahwa yang lebih tepat menjadi sumber awal sosiologi adalah Adam Smith atau kaum Morallis Scottish pada umumnya Auguste Comte, atau nama lengkapnya Isidore Auguste Marie Francois Xavier Comte (1798-1857), pendiri aliran filsfat positivisme, telah menampilkan ajaran yang sangat terkenal, yaitu apa yang disebut hukum tiga tahap (law of three stages). Melalui hukum inilah ia menyatakan bahwa sejarah umat manusia, baik secara individual maupun secara keseluruhan, telah berkembang menurut tiga tahap, yaitu tahap teologi atau fiktif, tahap metafisik atau abstrak, dan tahap positif atau ilmiah atau riel. Secara eksplisit pula ia tekankan bahwa istilah positif suatu istilah yang ia jadikan nama bagian aliran filsafat yang ia bentuknya sebagai sesuatu yang nyata, pasti, jelas, bermanfaat serta sebagai lawan dari sesuatu yang negatif. Aguste Comte, pengertian perkembangan merupakan proses dari berlangsungnya sejarah umat manusia, diberi arti isi dan arti yang positif, dalam arti sebagai suatu gerak yang menuju ke arah tingkat yang lebih tinggi atau lebih maju. Baginya perkembangan merupakan penjabaran segala sesuatu sampai pada obyeknya yang tidak personal.melalui pemahaman ajaran tentang hukum tiga tahap, karena hukum inilah yang ternyata merupakan unsur pokok seluruh pandangan filsafatnya, sehingga melalui hukum itu pula, akan dapat dilacak garis-garis pembatas yang telah ia berikan tentang ajaran mengenal, penjelasan tentang masyarakat di Barat serta sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, serta dasar-dasar yang ia berikan untuk memperbaharui keadaan masyarakat. 170 CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016

Dengan memahami ajaran-ajaran Auguste Comte yang tercakup dalam satu aliran filsafat yang ia sendiri memberikan namanya yaitu filsafat positivisme. Pandangan positivisme ini, yang secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut (Wibisono, 1983 : 2). a. Ketidakpuasan terhadap dominasi positivisme, terutama terhadap latar belakangnya yang naturalistik dan deterministik. b. Reaksi terhadap kepercayaan akan apa yang disebut sebagai kemajuan (progres) abad ke-19. c. Timbul reaksi terhadap pengertian mengenai perkembangan yang telah menjadi mitos yang mencakup segala-galanya. Aguste Comte adalah tokoh aliran positivisme, pendapat aliran in adalah indera amatlah penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Karena kekurangan inderawi dapat dikoreksi dengan eksperimen (Riyanto, 2011 : 53). Melihat dari pernyataan Aguste Comte di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Comte lebih menekankan pada pengamatan dan diperjelas dengan eksperimen. 2. Positivisme Positivisme merupakan pradigma ilmu pengetahuan yang paling awal muncul dalam dunia ilmu pengetahuan. Keyakinan dasar aliran ini berakar dari paham ontologi yang menyatakan bahwa realitas ada (exist) dalam kenyataan yang berjalan sesuai dengan hukum alam (natural laws). Upaya penelitian dalam hal ini adalah untuk mengungkapkan kebenaran realitas yang ada dan bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan. Positivisme muncul abad ke-19 dimotori oleh sosiolog Auguste Comte, dengan buah yang ada dan bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan. Positivisme muncul abad ke-19 dimotori oleh sosiolog Auguste Comte, dengan buah karyanya yang terdiri dari enam jilid dengan judul The course of positive philosophy (1830-1842). Positivisme merupakan peruncingan tren pemikiran sejarah barat modern yang telah mulai menyingsing sejak ambruknya tatanan dunia Abad pertengahan, melalui rasionalisme dan empirisme. Positivisme adalah sorotan yang khususnya CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016 171

terhadap metodologi dalam refleksi filsafatnya. Dalam positivisme kedudukan pengetahuan diganti metodologi, dan satu-satunya metodologi yang berkambang secara menyakinkan sejak renaissance, dan sumber pada masa Aufklarung adalah metodologi ilmu-ilmu alam. Oleh karena itu, positivisme menempatkan metodologi ilmu alam pada ruang yang dulunya menjadi wilayah refleksi epistemology, yaitu pengetahuan manusia tentang kenyataan (Budi Hardiman, 2003 : 54). Filsafat positivistik Comte tampil dalam studinya tentang sejarah perkembangan alam fikiran manusia. Matematika bukan ilmu, melainkan alat berfikir logik. Aguste Comte terkenal dengan penjenjangan sejarah perkembangan alam fikir manusia, yaitu: teologik, metaphisik, dan positif. Pada jenjang teologik, manusia memandang bahwa segala sesuatu itu hidup dengan kemauan dan kehidupan seperti dirinya. Jenjang teologik ini dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu (Muhadjir, 2001 : 70). a. Animism atau fetishisme. Memandang bahwa setiap benda itu memiliki kemauannya sendiri. b. Polytheisme. Memandang sejumlah dewa memiliki menampilkan kemauannya pada sejumlah obyek. c. Monotheisme. Memandang bahwa ada satu Tuhan yang menampilkan kemauannya pada beragam obyek Meski Comte sendiri seorang ahli matematika, tetapi Comte memandang bahwa matematika bukan ilmu, hanya alat berfikir logik, dan matematika memang dapat digunakan untuk menjelaskan phenomena, tetapi dalam praktik, phenomena memang lebih kompleks (Wryani Fajar Riyanto, 2011 : 413). 3. Sains Kata sains berasal dari bahasa latin scientia yang berarti pengetahuan. biologi berdasarkan webster new collegiate dictionary definisi dari sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hokum-hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang dengan 172 CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016

menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam. Pengertian sains juga merujuk kepada susunan pengetahuan yang orang dapatkan melalui metode tersebut. atau bahasa yang lebih sederhana, sains adalah cara ilmu pengetahuan yang didapatkan dengan menggunakan metode tertentu. Sains dengan definisi diatas seringkali disebut dengan sains murni, untuk membedakannya dengan sains terapan, yang merupakan aplikasi sains yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia. ilmu sains biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu: Natural sains atau Ilmu pengetahuan Alam dan Sosial sains atau ilmu pengetahuan social (http://sains4kidz.wordpress.com/2009/07/19/ definisi-sains/). Menurut Comte, sains dapat disusun dalam suatu tingkatan mulai dari yang sederhana dan universal kemudian berproses sampai kepada lingkup yang lebih kompleks dan terbatas. Susunan ini dapat terus dikembangkan sehingga masingmasing sains yang baru tergantung pada yang mendahuluinya. Sesuatu yang baru muncul dalam bidang sains khusus dan konsekuensinya ada tambahan hukum-hukum alam yang baru untuk masing-masing bidang tersebut. Susunan sesuai dengan hierarki sains itu adalah sebagai berikut : (http://sutikmatic.blogspot.com/2010/10/makalah-positivme-august-comte.html). a. Matematika adalah sains universal karena dapat diterapkan untuk semua hal. b. Astronomi yang didasarkan pada matematika diterapkan pada semua benda fisik di angkasa. c. Fisika yang berkaitan dengan unsur-unsur yang ditemukan di bumi ini dan juga dunia fisik yang lain. d. Kimia yang lingkupnya lebih tebatas tetapi dapat diterapkan pada area yang sama dengan fisika. e. Biologi yang menyelidik dengan makhluk hidup. f. Sosiologi, sains baru yang secara khusus sangat diminati Comte dan hendak dikembangkannya untuk menyelidiki perilaku manusia sebagai makhluk sosial. 4. Epistemologi Epistemologi berasal dari bahasa yunani episteme yang berarti pengetahuan. Epistemologi adalah cabang filsafat yang memberikan fokus perhatian pada sifat dan CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016 173

ruang lingkup ilmu pengetahuan (Sayotomukti, 2011 : 151). Epistemologi adalah teori pengetahuan yang membicarakan bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia itu sendiri terdiri atas tiga macam dengan ilustrasi bagan sebagai berikut : (Riyanto, 2011 : 413). Macam Pengetahuan Sains Filsafat Mistik Objek Pradigma Metode Ukuran Empiris Abstrak Logis Abstrak Supralogis Positivisme Logis Mistis Sains Rasio Latihan Mistis Logis dan bukti empiris Logis rasio, yakin, kadangkadang empiris Bila dilihat dari nilai etisnya terhadap sains maka dapat merujuk table diatas dinyatakan bahwa pradigma positivisme maka objeknya empiris macam pengetahuannya menunjukkan sains dan dapat diukur dengan logis dan bukti empiris. 5. Metodologi Metodolgi berarti salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan yang sohih tentang kenyataan, penggeseran tempat pengetahuan oleh metedologi dan positivisme adalah satu penyempitan atau reduksi pengetahuan. Reduksi ini sudah terkandung dalam istilah positif yang disinggung di atas, yaitu apa berdasarkan fakta obyektif (Hardiman, 2003 : 55). Metodologi merupakan isu utama yang dibawa positivisme, yang memang dapat dikatakan bahwa refleksi filsafatnya sangat menitik beratkan pada aspek ini. Metodologi positivisme berkaitan erat dengan pandangannya tentang obyek positif. Jika metodologi bisa diartikan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan yang sahih tentang kenyataan, maka kenyataan dimaksud adalah objek positif. Objek positif sebagaimana dimaksud Comte dapat dipahami dengan membuat berbagai distingsi, yaitu: antara yang nyata dan yang khayal ; yang pasti dan yang meragukan ; yang yang tepat dan yang kabur ; yang berguna dan yang sia-sia ; serta yang mengklaim memiliki kesahihan relatif dan yang memiliki kesahihan mutlak. Dari beberapa patokan yang faktual ini, positivisme meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan hanya tentang fakta obyektif (Riyanto, 2011 : 414). Dalam positivisme sosial Comte dijelaskan tentang metodologi. Alat penelitian yang pertama menurut Comte adalah observasi. Kita mengobservasikan 174 CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016

fakta; dan kalimat yang penuh tautologi hanyalah pekerjaan sia-sia. Tidak mengamati sekaligus menghubungkan dengan suatu hukum yang hipotetik., diperbolehkan oleh Comte. Itu merupakan kreasi simultan observasi dengan hukum, dan merupakan lingkaran tak berujung. Eksperimentasi menjadi metoda yang kedua menurut Comte.suatu proses reguler phenomena dapat diintervensi dengan sesuatu lain tertentu. Komparasi. Untuk hal-hal yang lebih komplek seperti biologi dan sosiologi metode penelitian yang terbaik adalah komparasi (Muhadjir, 2001 : 71). 6. Kelebihan dan Kekurangan Dari deskriptif ringkas di atas mengenai positivisme, maka sebenarnya positivisme mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu antara lain : (http://almakmun.blogspot.com /2008/07/positivisme.html Monday, July 7, 2008 halaman : 10). a. Kelebihan Positivisme 1) Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut. 2) Hasil dari rangkaian tahapan yang ada didalamnya, maka akan menghasilkan suatu pengetahuan yang mana manusia akan mempu menjelaskan realitas kehidupan tidak secara spekulatif, arbitrary, melainkan konkrit, pasti dan bisa jadi mutlak, teratur dan valid. 3) Dengan kemajuan dan dengan semangat optimisme, orang akan didorong untuk bertindak aktif dan kreatif, dalam artian tidak hanya terbatas menghimpun fakta, tetapi juga meramalkan masa depannya. 4) Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan disektor fisik dan teknologi. 5) Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada epistemology ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan sebagai dasar pemikirannya. b. Kelemahan Positivisme 1) Analisis biologik yang ditransformasikan ke dalam analisis sosial dinilai sebagai akar terpuruknya nilai-nilai spiritual dan bahkan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini dikarenakan manusia tereduksi ke dalam pengertian fisikbiologik. CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016 175

2) Akibat dari ketidak percayaannya terhadap sesuatu yang tidak dapat diuji kebenarannya, maka faham ini akan mengakibatkan banyaknya manusia yang nantinya tidak percaya kepada Tuhan, Malaikat, Setan, surga dan neraka. Padahal yang demikian itu didalam ajaran agama adalah benar kebenarannya dan keberadaannya. Hal ini ditandai pada saat paham positivistik berkembang pada abad ke 19, jumlah orang yang tidak percaya kepada agama semakin meningkat. 3) Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Karena dalam positivistic semua hal itu dinafikan. 4) Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak dapat menemukan pengetahuan yang valid. 5) Positivisme pada kenyataannya menitik beratkan pada sesuatu yang nampak yang dapat dijadikan obyek kajiaannya, di mana hal tersebut adalah bergantung kepada panca indera. Padahal perlu diketahui bahwa panca indera manusia adalah terbatas dan tidak sempurna. Sehingga kajiannya terbatas pada hal-hal yang nampak saja, padahal banyak hal yang tidak nampak dapat dijadikan bahan kajian. 6) Hukum tiga tahap yang diperkenalkan Comte mengesankan dia sebagai teorisi yang optimis, tetapi juga terkesan lincah-seakan setiap tahapan sejarah evolusi merupakan batu pijakan untuk mencapai tahapan berikutnya, untuk kemudian bermuara pada puncak yang digambarkan sebagai masyarakat positivistic. Bias teoritik seperti itu tidak memberikan ruang bagi realitas yang berkembang atas dasar siklus-yakni realitas sejarah berlangsung berulang-ulang tanpa titik akhir sebuah tujuan sejarah yang final. KESIMPULAN Positivisme berakar pada empirisme. Positivisme adalah: bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid, dan fakta-fakta sejarah yang mungkin dapat menjadi obyek pengetahuan. Dengan demikian positivisme menolak keberadaan segala kekuatan atau subyek di belakang fakta, menolak segala penggunaan metode diluar yang digunakan untuk menelaah fakta. 176 CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016

Aguste Comte adalah tokoh aliran positivisme, pendapat aliran ini adalah indera amatlah penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Karena kekurangan inderawi dapat dikoreksi dengan eksperimen. Paham positivisme muncul karena beberapa sebab yang melatar belakanginya diantaranya: 1. Ketidakpuasan terhadap dominasi positivisme, terutama terhadap latar belakangnya yang naturalistik dan deterministik. 2. Reaksi terhadap kepercayaan akan apa yang disebut sebagai kemajuan (progres) abad ke-19. 3. Timbul reaksi terhadap pengertian mengenai perkembangan yang telah menjadi mitos yang mencakup segala-galanya Bila dilihat dari nilai etisnya terhadap sains maka dapat dinyatakan bahwa apabila pradigma positivisme maka objeknya empiris macam pengetahuannya menunjukkan sains dan dapat diukur dengan logis dan bukti empiris. DAFTAR PUSTAKA Hardiman, Budi, Melampaui Moderenitas dan Positivisme., Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2012 http://almakmun.blogspot.com/2008/07/positivisme.htmlmonday, July 7, 2008 http://sains4kidz.wordpress.com/2009/07/19/definisi-sains/ http://sutikmatic.blogspot.com/2010/10/makalah-positivme-august-comte.html Muhadjir, Noeng, Filsafat Ilmu., Yogyakarta: Rakesarasin, 2001 Riyanto, Earyani Fajar, Filsafat Ilmu., Yogyakarta: Integrasi Interkoneksi Press, 2011 Soyomukti, Nurani, Pengantar Filsafat Umum., Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011 Wibisono, Koento, Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Aguste Comte., Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1982 CAKRAWALA, Vol. XI, No. 2, Desember 2016 177