18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh yang berumur 5 minggu dengan bobot badan rata-rata 89.85 gram dan koefisien variasi 9.05% yang diperoleh dari Breeding Center Puyuh Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. Puyuh diberi 4 perlakuan dan 5 pengulangan dengan 5 ekor puyuh setiap perlakuan. Total puyuh yang dipelihara sebanyak 100 ekor. 3.1.2 Tepung Buah Mengkudu Buah mengkudu yang digunakan untuk pembuatan tepung buah mengkudu berasal dari daerah Ciparanje, Kecamatan Jatinangor. Cara pembuatan tepung buah mengkudu adalah buah mengkudu disortir terlebih dahulu, kemudian dibersihkan dan diiris dengan ketebalan sekitar 1 cm. Hasil irisan tersebut kemudian dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari sampai beratnya konstan. Setelah kering, irisan tersebut digiling dengan menggunakan mesin. Tepung buah mengkudu yang sudah digiling tersebut dicampurkan ke dalam ransum sesuai dengan perlakuan. 3.1.3 Kandang Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang dengan sistem cage yang berukuran 25cm x 20cm x 15cm. Tiap petak kandang diisi puyuh sebanyak 5 ekor. Jumlah puyuh yang digunakan dalam penelitian ini
19 adalah sebanyak 100 ekor, sehingga total petak kandang yang dibutuhkan adalah sebanyak 20 petak. 3.1.4 Peralatan yang Digunakan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat pakan dan minum. 2. Baki untuk tempat penampungan ransum sisa. 3. Timbangan untuk menimbang ransum awal dan ransum sisa dan juga untuk menimbang berat telur. 4. Egg tray untuk tempat telur. 5. Alat tulis untuk proses pencatatan (recording) 6. Alat hitung (kalkulator) untuk menghitung jumlah konsumsi ransum, konversi ransum, dan produksi telur. 7. Kertas label untuk memberikan tanda pada setiap perlakuan. 8. Alat kebersihan dan keperluan sanitasi. 3.1.5 Ransum Penelitian Ransum yang digunakan selama penelitian adalah ransum hasil formulasi dan berbentuk tepung (mash). Bahan pakan penyusun ransum antara lain : jagung, dedak halus, bungkil kedelai, tepung ikan, CaCO 3, topmix, CPO, dan metionin bubuk. Kemudian tepung buah mengkudu dicampurkan dengan masingmasing bahan pakan tersebut sesuai dengan formulasi. Komposisi zat-zat makanan dan energi metabolis dalam bahan pakan disajikan pada Tabel 4.
20 Tabel 4. Komposisi Zat-Zat Makanan dan Energi Metabolis Bahan Pakan Penelitian Bahan Pakan PK Ca P Lysin Metionin EM ------- - - - - - - --- -- -%---------------- (k kal/kg) Jagung* 8,60 0,02 0,10 0,20 0,18 3370 Dedak halus* 12 0,12 0,20 0,77 0,29 1630 B.Kedelai* 45,27 0,32 0,29 2,90 0,65 2240 T.Ikan* 53,92 5,50 2,80 5 1,80 3080 CaCO 3 * 0 40 0 0 0 0 Topmix* 0 10 5 0,3 0,3 0 CPO* 0 0 0 0 0 8600 Metionin bubuk 0 0 0 0 100 0 T.B.M** 6,10 0,32 0 0 0 2268 Keterangan : *) Endang S., 2005 **) Nurhayati, dkk., 2005 Tabel 5. Formula Ransum Penelitian Bahan Pakan P0 P1 P2 P3 ------------------------------(%)------------------------------ Jagung 59,12 59,02 58,91 58,81 Dedak Halus 6,76 6,59 6,41 6,23 B.Kedelai 18,01 18,04 18,08 18,11 Tepung ikan 10 10 10 10 CaCO 3 4,56 4,56 4,55 4,55 Topmix 0,5 0,5 0,5 0,5 CPO 1 1 1 1 Metionin 0,05 0,05 0,05 0,05 TBM 0 0,25 0,50 0,75 Total 100 100 100 100 Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 4
Tabel 6. Kandungan Energi Metabolis dan Zat Makanan Ransum Penelitian dan Kebutuhan Puyuh 21 Nutrient P0* P1* P2* P3* Kebutuhan Puyuh ** PK (%) 20 20 20 20 20,00 EM (Kkal/kg) 2900 2900 2900 2900 2900 SK (%) 3,174 3,153 3,132 3.111 7 LK (%) 5,247 5,22 5,193 5,167 7 Ca (%) 2,5 2,5 2,5 2,5 2,50 Fospor (%) 0,427 0,427 0,427 0,426 0,35 Lysin (%) 1,181 1,18 1,18 1,18 1,00 Metionin (%) 0,47 0,469 0,469 0,469 0,45 Keterangan: *) Hasil Perhitungan dari Tabel 4 dan 5 **) Angka Kebutuhan Puyuh Periode Layer Menurut NRC, 1994. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur Kerja Prosedur kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Kandang Sebelum penelitian dimulai, kandang terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan desinfektan. Kemudian kandang tersebut diberi sekat sesuai dengan perlakuan untuk mempermudah dalam melakukan pengamatan. 2. Pemberian Ransum dan Air Minum Ransum dan air minum diberikan secara ad libitum. 3. Penimbangan Ransum Sisa Ransum sisa ditampung dan ditimbang untuk menghitung jumlah konsumsi ransum dan konversi ransum.
22 4. Pengambilan Telur Pengambilan telur mulai dilakukan pada saat puyuh mulai berproduksi yaitu sekitar umur 6 minggu. Telur dikumpulkan sebanyak dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB. Telur tersebut disimpan di egg tray dan dihitung untuk menghitung produksi telur puyuh berdasarkan perlakuan yang diberikan. 3.2.2 Peubah yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Konsumsi Ransum (gram/hari) Konsumsi ransum dihitung berdasarkan jumlah ransum yang diberikan setiap minggu kemudian dikurangi dengan sisa ransum pada akhir minggu dibagi dengan 7 hari. Konsumsi = Jumlah Ransum yang Diberikan - Jumlah Ransum Sisa (dalam satuan gram/hari). 2. Produksi Telur (%) Produksi telur diketahui dengan menghitung jumlah telur yang dihasilkan selama penelitian dan dicatat setiap hari. Untuk menghitung persentase produksi telur selama 1 bulan, digunakan rumus sebagai berikut : Jumlah Produksi Telur % Quail Day Production = x 100 % Jumlah Puyuh yang Hidup
23 3. Konversi Ransum Konversi ransum dihitung berdasarkan jumlah ransum yang dikonsumsi dibagi dengan total berat telur yang dihasilkan. 3.2.3 Rancangan Percobaan Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode eksperimental dengan rancangan percobaan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 4 macam perlakuan, setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Setiap unit percobaan terdiri atas 5 ekor puyuh. Pengaruh perlakuan akan diuji menggunakan analisis ragam (Uji F) dilanjutkan dengan uji Duncan. Perlakuan terdiri dari : P0 = Ransum Kontrol (tidak mengandung tepung buah mengkudu) P1 = Ransum mengandung 0.25% tepung buah mengkudu P2 = Ransum mengandung 0.50% tepung buah mengkudu P3 = Ransum mengandung 0.75% tepung buah mengkudu Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Ragam (Gaspersz,1995) dengan model matematika sebagai berikut : Y ij = µ + α i + ij Keterangan : Y ij = Respon terhadap perlakuan ke-i ulangan ke-j µ = Nilai tengah populasi α i = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i ij = Galat percobaan dari perlakuan ke-i pada pengamatan ke-j i = Perlakuan (1,2,3,4) j = Ulangan (1,2,3,4,5)
24 Pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati dilakukan menggunakan analisis ragam dengan bentuk daftar sidik ragam sebagai berikut: Tabel 7. Analisis Sidik Ragam SK Db JK KT F hitung F tabel (0.05) Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG 3.24 Galat t(r-1) JKG KTG Total tr-1 JKT Keterangan : SK = Sumber Keragaman Db = Derajat Bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah Hipotesis yang diuji : H 0 : P0 = P1 = P2 = P3 =0 H 1 : P0 P1 P2 P3 0 paling sedikit ada sepasang perlakuan (H 1 ) yang berbeda Kaidah keputusan : Jika F hitung > F tabel 0,01 artinya berbeda sangat nyata, tolak H 0 dan terima H 1. Jika F hitung > F tabel 0,05, tetapi F hitung < F taabel 0.01 artinya berbeda nyata, tolak H 0 dan terima H 1. Jika F hitung < F tabel 0.05 artinya tidak berbeda nyata, terima H 0 dan tolak H 1. Selanjutnya untuk menguji antar rata - rata perlakuan digunakan uji Jarak Berganda Duncan Sx = LSR α = SSRα.Sx Keterangan :
25 Sx KT galat SSR LSR r : Standard error : Kuadrat Tengah Galat : Studentized Significant Range : Least Significant Range : Ulangan Kaidah keputusan : 1. Bila d LSR, terima H 0 (tidak berbeda nyata) 2. Bila d > LSR, tolak H 0 (berbeda nyata) d = adalah selisih rata-rata perlakuan