Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, Hal

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA CTDI PADA PERMUKAAN DAN PUSAT PHANTOM MENGGUNAKAN CT DOSE PROFILER

ANALISIS DISTRIBUSI COMPUTED TOMOGRAPHY DOSE INDEX (CTDI) PADA BODY PHANTOM

ANALISIS PERBANDINGAN PARAMETER DAN PROFIL DOSIS MENGGUNAKAN PHANTOM STANDAR DAN TIDAK STANDAR

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

PENENTUAN CT DOSE INDEX (CTDI) UNTUK VARIASI SLICE THICKNESS DENGAN PROGRAM DOSXYZNRC

Studi Uniformitas Dosis Radiasi CT Scan pada Fantom Kepala yang Terletak pada Sandaran Kepala

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

ABSTRAK

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY

PENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM :

Analisis Dosis Serap CT Scan Thorax Dengan Computed Tomography Dose Index Dan Thermoluminescence Dosimeter

FAKTOR FANTOM DAN ESTIMASI DOSIS EFEKTIF DARI HASIL PENGUKURAN COMPUTED TOMOGRAPHY DOSE INDEX (CTDI) SKRIPSI

ESTIMASI NILAI CTDI DAN DOSIS EFEKTIF PASIEN BAGIAN HEAD, THORAX DAN ABDOMEN HASIL PEMERIKSAAN CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6

Penentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh)

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

PENGUKURAN DAN PENGHITUNGAN VOLUME PHANTOM DARI CITRA COMPUTED TOMOGRAPHY (CT) SCAN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

FAKTOR KOREKSI GEOMETRI DALAM PENGUKURAN DOSIS PADA PHANTOM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CTDI DI UDARA DAN CTDI PADA PHANTOM SKRIPSI

Pengukuran Dosis Organ Sensitif Pada Pemeriksaan Computed Tomography (CT) Abdomen Menggunakan Fantom Rando

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

EVALUASI METODE PENENTUAN HALF VALUE LAYER (HVL) MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) BARRACUDA PADA PESAWAT SINAR-X MOBILE

The Method of CT Dosimetry Based on the CTDI (Computed Tomography Dose Index) for the Treatment of the Human's Head

ANALISIS SEBARAN RADIASI HAMBUR CT SCAN 128 SLICE TERHADAP PEMERIKSAAN CT BRAIN

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM

PENGARUH BLOK INDIVIDUAL BERBAHAN CERROBEND PADA DISTRIBUSI DOSIS SERAP BERKAS FOTON 6 MV LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

ANALISIS NOISE LEVEL HASIL CITRA CT SCAN PADA TEGANGAN TABUNG 120 kv DAN 135 kv DENGAN VARIASI KETEBALAN IRISAN (SLICE THICKNESS)

UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

ANALISIS KOLIMASI BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT FLUOROSCOPY (MOBILE C-ARM) DIRUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

ANALISIS IMAGE NOISE DAN NILAI DOSIS RADIASI PENGGUNAAN APLIKASI CARE DOSE 4D DAN NON CARE DOSE 4D PADA PESAWAT MSCT SIEMENS

Kata kunci : Fluoroskopi intervensional, QC, dosimetri, kualitas citra.

UJI KELAYAKAN PESAWAT SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX

JImeD, Vol. 1, No. 1 ISSN X

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

PROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS

ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI KESESUAIAN AKURASI DAN LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA PESAWAT CT-SCAN SUITABILITY ACCURACY AND LINEARITY OUTPUT RADIATION CT- SCAN TEST

Evaluasi Ketebalan Irisan (Slice Thickness) pada Pesawat CT- Scan Single Slice

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

UJI KESESUAIAN CT NUMBER PADA PESAWAT CT SCAN MULTI SLICE DI UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM YOGYAKARTA PDHI

RESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN PESAWAT SINAR-X

ANALISIS PENERIMAAN DOSIS RADIASI DI ORGAN MATA PADA PEMERIKSAAN NASOFARING MENGGUNAKAN CT SCAN

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

Uji Kesesuaian Pesawat Fluoroskopi Intervensional merek Philips Allura FC menggunakan Detektor Unfors Raysafe X2 di Rumah Sakit Universitas Andalas

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

Tesis diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dalam bidang Ilmu Fisika SAMSUN

Acceptance Test Of Diagnostic X-Ray Merk GE Type XR 6000 In Radiodiagnostic And Radiotherapy Department Laboratory Of Health Polytechnic Of Semarang

DOSIS RADIASI DAN FAKTOR RESIKO PADA PEMERIKSAAN COMPUTED TOMOGRAPHY SCAN WHOLE ABDOMEN 3 FASE SKRIPSI

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

PERBANDINGAN KUALITAS CITRA CT SCAN PADA PROTOKOL DOSIS TINGGI DAN DOSIS RENDAH UNTUK PEMERIKSAAN KEPALA PASIEN DEWASA DAN ANAK

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK EVALUASI ANODE HEEL EFFECT PADA PESAWAT SINAR-X MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM EGSnrc

IMPLEMENTASI COMPLIANCE TEST PESAWAT DENTAL INTRAORAL PADA SALAH SATU KLINIK GIGI DI KOTA PADANG

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

UNIVERSITAS INDONESIA ESTIMASI DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN CT ANGIOGRAFI CORONER SKRIPSI. Hendya Perbangkara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUALITAS GAMBAR RADIOGRAFI KONVENSIONAL

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt

PEMBUATAN MODEL UJI NILAI TEBAL PARUH (HVL) PESAWAT KONVENSIONAL SINAR-X MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi

Physics Communication

Uji Akurasi Tegangan Tinggi Alat Rontgen Radiography Mobile. Wadianto¹, Azis Muslim²

ANALISIS PENGUKURAN LINIERITAS KELUARAN PADA PESAWAT SINAR-X RADIOGRAFI UMUM DI RSUD LANGSA. Hadi SAPUTRA NIM :

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN TINGKAT PANDUAN PAPARAN MEDIK ATAU DIAGNOSTIC REFERENCE LEVEL (DRL) NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Samsun, Legia Prananto, Asep Awan Gunawan, Novita Wulandari

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

UNIVERSITAS INDONESIA. Koreksi Geometri Pengukuran Dosis Pada Phantom. Menggunakan Metode CTDI SKRIPSI. Nugroho Iman Wibisono

ANALISIS LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA X-RAY MOBILE DENGAN MENGGUNAKAN PIRANHA

ANALISIS PENGARUH KETIDAKTAJAMAN GEOMETRI, PERGERAKAN DAN SCREEN TERHADAP PENGABURAN DAERAH TEPIAN FILM RADIOGRAFI

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

UNIVERSITAS INDONESIA ESTIMASI DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA SKRIPSI ELIA SOEDIATMOKO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH GRID TERHADAP PENYIMPANGAN BENTUK DAN UKURAN OBJEK (DISTORSI)

II.1.1 PESAWAT SINAR-X KONVENSIONAL. a. Pengertian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam instalasi XVMC adalah yang. pertama, instalasi dilakukan pada linux distro Ubuntu versi 7.

STUDI PENGARUH UKURAN PIXEL IMAGING PLATE TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAF

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI FAKTOR EKSPOSI (TEGANGAN TABUNG DAN ARUS WAKTU) SERTA PITCH TERHADAP COMPUTED TOMOGRAPHY DOSE INDEX (CTDI) DI UDARA MENGGUNAKAN CT DOSE PROFILER Puput khusniatul, Eko Hidayanto, Zaenal Arifin dan Choirul Anam Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang E-mail: khusnitulpuput@gmail.com ABSTRACT The measurements of CTDI have been done as the method used to measure of dose in CT scans. The Measurement method is CTDI air method. Measuremeans of CTDI air using the CT dose profiler was placed in the center of the gantry rotation using tube voltage variations (80 kvp, 100 kvp, 120 kvp and 140 kvp), current time variations (100 mas, 200 mas, 300 mas and 370 mas) and pitch variations (0,75, 1, 1,25 and 1,5). The results of measurements tube voltage variations in 370 mas, pitch 1 and collimation 5 mm were 28,8-105 mgy, current time variations in tube voltage120 kvp, pitch 1 and collimation 5 mm were 19,7-73 mgy and Pitch variation in tube voltage 120 kvp, effective current time 370 mas eff, and collimation 5 mm were 55,9-116 mgy. The measurement results showed that greater the tube voltage, current time and pitch are used then the resulting CTDI air gets greater. The smaller tube voltage, current time and pitch are used then the resulting CTDI air gets smaller. FWHM and geometric effisiency value of tube voltage variation were 6,2-6,37 mm and 68,40%-71,30%, current time variation were 6,17-6,27 mm and 69,5%-72,5% and pitch variation were 6,19-6,51 mm and 69,2%-71,4%. FWHM values of the three variations were larger than the width of collimation because the penumbra effect and geometric effisiency values were still within tolerance limits of 55%-75%. Keywords: CT dose profiler, CTDI air, FWHM, geometric effisiency ABSTRAK Pengukuran CTDI telah dilakukan sebagai metode yang digunakan untuk mengukur besarnya dosis pada CT scan. Metode yang digunakan dalam Pengukuran adalah metode pengukuran CTDI udara. Pengukuran CTDI udara dilakukan menggunakan CT dose profiler yang diletakan pada pusat rotasi gantri dengan variasi tegangan tabung (80 kvp, 100 kvp, 120 kvp dan 140 kvp), arus waktu (100 mas, 200 mas,300 mas dan 370 mas) serta variasi pitch (0,75, 1, 1,25 dan 1,5). Hasil pengukuran variasi tegangan tabung pada arus waktu 370 mas, pitch 1 dan lebar kolimasi 5 mm yaitu 28,8 105 mgy. Variasi arus waktu pada tegangan tabung 120 kvp, pitch 1 dan lebar kolimasi 5 mm yaitu 19,7 73 mgy dan variasi pitch pada tegangan tabung 120 kvp, arus waktu efektif 370 mas eff, dan lebar kolimasi 5 mm yaitu 55,9 116 mgy. Hasil pengukuran tersebut menunjukan bahwa semakin besar tegangan tabung, arus waktu dan pitch yang digunakan maka CTDI udara yang dihasilkan semakin besar. Semakin kecil tegangan tabung, arus waktu dan pitch yang digunakan maka CTDI udara yang dihasilkan semakin kecil. Nilai FWHM dan geometric effisiency hasil pengukuran pada variasi tegangan tabung adalah 6,2-6,37 mm dan 68,40%-71,30%, variasi arus waktu adalah 6,17-6,27 mm dan 69,5%-72,5% serta variasi pitch adalah 6,19-6,51 mm dan 69,2%-71,4%. Nilai FWHM dari ketiga variasi lebih besar dari lebar kolimasi dikarenakan adanya efek penumbra dan nilai geometric effisiency masih dalam batas toleransi yaitu 55%-75%.. Kata kunci: CT Dose Profiler, CTDI udara, FWHM, geometric efficiency PENDAHULUAN Computed Tomography Scan (CT Scan) merupakan alat penunjang diagnostik yang menggunakan sinar-x melalui teknik tomografi dan komputerisasi modern untuk pemeriksaan organ internal tubuh manusia. Paparan radiasi pada CT scan berbeda dengan paparan yang diterima pasien pada pemeriksaan konvensional yaitu pada pemeriksaan CT scan tabung X-ray berputar di sekitar pasien dan menghasilkan irisan tipis pada daerah tubuh yang diradiasi sehingga volume jaringan yang diperiksa terkena radiasi dari segala sudut yang menyebabkan distribusi dosis pada pemeriksaan CT Scan sangat besar [1] 363

Puput Khusniatul, dkk Analisa faktor eksposi... Computed Tomography Dose Index (CTDI) merupakan metode yang tepat dalam penghitungan kuantitas radiasi dalam menentukan dosis yang diterima pasien pada pemeriksaan CT Scan [2]. Pengukuran CTDI terdiri dari dua metode pengukuran yaitu pengukuran CTDI pada phantom dan pengukuran CTDI di udara. Pengukuran CTDI udara diukur diudara bebas pada pusat rotas gantri, sedangkan untuk pengukuran pada phantom diukur pada pusat phantom dan tepi phantom Parameter-parameter CT Scan yang dapat mempengaruhi besarnya dosis radiasi yang diterima pasien antara lain faktor eksposi (kvp dan mas), waktu rotasi, pitch dan panjang scan [3]. Pengukuran CTDI dapat diukur dengan alat ukur radiasi, kebanyakan penelitian yang telah dilakuakan sebelumnya dalam pengukuran CTDI menggunakan TLD dan ionization chamber. Pengukuran dengan TLD membutuhkan waktu yang lama, sedangkan ionization chamber akan menyebabkan banyak radiasi hambur yang tidak terukur, karena panjang ionization chamber hanya 10 cm. Jenis Alat ukur yang lain yang dapat digunakan untuk mengukur dosis pada CT Scan salah satunya yaitu CT Dose Profiler. CT dose profiler merupakan detektor solid state, detector ini lebih panjang dari pada detektor ionization chamber dan tidak dibatasi oleh luas kolimasi karena lebar sensor yang sangat kecil sehingga radiasi hambur dapat terukur serta dapat menampilkan profil dosis hasil pengukuran [4]. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan dalam pengukuran CTDI udara antar lain Suwarni (2013) dan Belinda (2011) melakukan penelitian CTDI udara menggunakan ionization chamber dengan variasi faktor eksposi dan luas lapangan kolimas serta Andriyani (2012) melakukan penelitiannya CTDI udara menggunakan simulasi Monte Carlo dengan variasi Slice Thickness. Dalam penelitian tersebut tidak menampilkan profil dosis. Perbedaan Penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan detektor yaitu menggunakan CT Dose profile yang dapat menampilkan profil dosis hasil pengukuran. Dasar Teori Profil dosis yaitu distribusi doisis sepanjang sumbu pusat (Z-Axis) atau paralel terhadap sumbu rotasi. Profil dosis dipengaruhi oleh kolimator primer, jarak antara colimator dengan tabung sinar-x, penumbra dan oleh radiasi hambur. Profil dosis dapat diukur baik diudara maupun di phantom. Profil dosisi yang ideal akan memiliki bentuk balok persegi panjang tepatnya selebar berkas kolimasi (NT), tetapi bentuk pofil dosisi sepeti itu tidak mungkin dicapai karena radiasi hambur dan kondisis geometris [7,8] Gambar 1. Profil dosis [9] Pada umumnya pengukuran distribusi dosisi adalah Full Widht at half Maksimum (FWHM) pada profil dosis. FWHM merupaka lebar berkas yang mengenai pasien, karena adanya efek penumbra maka lebar berkas yang mengenai pasien akan lebih besar dari lebar kolimasi [7,8] Gambar 2. Profil dosis free-in-air dengan umbra (abuabu gelap) dan penumbra (abu-abu terang) pada scanner single-slice (a.), scanner dual-slice (b.), dan quad-slice scanner (c.) [7] 364

Geometri effisiency merupakan persentasi antara dosis yang mengenai detektor (lebar kolimasi) dibagi total dosis sepanjang sumbu axis. Geometric effisiency memberikan indikasi seberapa baik kolimasi pada CT scan dan berapa banyak radiasi yang jatuh diluar kolimasi. Pada CT Scan Multi slice nilai geometry effisiency antara 80 98 % pada penggunaan kolimasi diatas 10 mm dan diantara 55-75 % untuk kolimsi sekitar 5 mm dan pada penggunaan kolimasi sebesar 1-2 mm geometric effisiency kurang dari 25 % [10] Dosimetri CT scan Paparan radiasi pada CT scan berbeda dengan paparan yang diterima pasien pada pemeriksaan konvensional yaitu tabung X-ray berputar di sekitar pasien dan menghasilkan irisan tipis pada daerah tubuh yang diradiasi, oleh karena itu penghitungan dosis pada CT Scan lebih rumit dan memerlukan metode khusus seperti Computed Tomography Dose index, weighted CTDI (CTDIw) untuk single slice, volumetric CTDI (CTDIvol) untuk menentukan dosis dalam satu rotasi dan Dose Length Product (DLP) untuk menentukan dosis dari serangkaian slice atau pemeriksaan lengkap [3]. Batas toleransi yang diizikan dijelaskan secara detail pada Eropean Guidelines [11] CTDI merupakan konsep utama pengukuran dosis pada CT Scan yaitu integral profil dosis D(z), disepanjang sumbu z tegak lurus terhadap bidang scan. Secara matematis dapat ditulis dengan persamaan 1 [3,12,13] (1) dengan D(z) yaitu profil dosis serap (mgy) disepanjang sumbu z yang tegak lurus terhadap bidang scan, N yaitu jumlah irisan tomografi yang dihasilkan serentak dalam satu kali rotasi 360 0 tabung sinar-x, serta T yaitu Lebar scan tomografi sepanjang gambaran sumbu z. CTDI100 mempresentasikan akumulasi dosis dari beberapa scan pada pertengahan dari panjang scan 100 mm scan. CTDI100 memiliki batasan pengukuran -50 mm hingga +50 mm. Secara matematis dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut [3,12,13] (2) Pengukuran CTDI100 dilakukan diudara maupun phantom. Pengukuran diudara CTDI diukur diudara bebas pada pusat rotasi atau dikenal dengan istilah CTDIu, sedangkan untuk pengukuran pada phantom diukur pada pusat phantom (CTDIc) dan tepi phantom (CTDIp) CTDIw merupakan CTDI rata-rata terdistribusi dalam penampang melintang phantom. Secara matematis dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut [12,13] : (3) dengan CTDI100,c yaitu CTDI100 dipusat phantom dan CTDI100,p yaitu CTDI100 rata-rata ditepi phantom. CTDIvol digunakan untuk pengukuran pada helical/spiral scanning yang memperhitungkan pengaruh pergerakan meja dan pitch. Secara matematis dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut [3,12,13] : (4) Pitch merupakan perbandingan besarnya pergerakan meja untuk satu kali rotasi 360 0 (I) dengan lebar kolimasi (NT). Secara metematis dapat dinyatakan dalam persamaan berikut : (5) DLP digunakan menghitung dosis untuk serangkaian irisan (slice) atau pemeriksaan lengkap dan didefinisikan oleh persamaan berikut [3,12,13] : (6) METODE PENELITIAN Pengukuran CTDI udara dilakukan dengan menggunakan CT Dose Profiler, multimeter Barracuda, dan software CT Dose Profiler Analyzer yang dibuat oleh RTI, serta 365

Puput Khusniatul, dkk Analisa faktor eksposi... Pesawa CT Scan Multi slice 64 Siemens Somatom Sensation /Germany yang dimiliki oleh RSUP Dr. Kariadi Semarang. Peralatan yang digunakan ditunjukan pada gambar 3 CT Dose Profiler dihubungkan pada multimeter Barracuda dan dihubungkan pada komputer untuk menampilkan hasil pengukuran. CT Dose Profiler diletakan pada pusat gantri sehingga sensor CT Dose Profiler berada bebas diudara dan diatur pada pertengahan laser penanda horisontal dan vertikal kemudian diberi pelekat agar posisi CT Dose Profiler tidak berubah selama pengukuran Setelah posisi CT Dose Profiler pada posisi yang tepat, kemudian dilakukan topogram pada seluruh bagian CT Dose Profiler untuk menentukan dimana awal dan akhir pengukuran. Pengukuran CTDI udara dilakukan sesuai dengan kondisi pemeriksaan rutin kepala pada rumah sakit terkait yaitu pada parameter tegangan tabung 120 kvp, Arus waktu 370 mas, Pitch 1 dan lebar kolimasi 5 mm. Masing-masing parameter penyinaran dilakukan variasi baik Tegangan tabung (kvp), Arus waktu (mas) dan Pitch. Variasi Tegangan tabung yang digunakan adalah 100 kvp, 120 kvp, 130 kvp dan 140 kvp konstan, sedangkan variasi Arus waktu adalah 100 mas, 200 mas, 300 mas dan 370 mas, dan untuk variasi pitch yaitu 0.75, 1, 1,25 dan 1,5 dan parameter parametr yang lain dibuat konstan a Gambar 3. Pesawat CT scan (a), multimeter Barracuda (b), dan CT Dose Profiler (c) c b HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Profil Dosis a. Variasi Tegangan tabung (kvp) Kurva profil dosis untuk variasi Tegangan tabung (80 kvp, 100 kvp, 120 kvp dan 140 kvp) ditunjukan pada gambar 4. Bardasarkan grafik tersebut dari variasi Tegangan tabung, semakin besar Tegangan tabung dosis puncak semakin tinggi dan semakin rendah Tegangan tabung dosis puncak semakin rendah. Dosis puncak pada Tegangan tabung 80 kvp, 100 kvp, 120 kvp dan 140 kvp sebesar masingmasing 22,5 mgy, 38,19 mgy, 58,04 mgy dan 79,93 mgy. Peningkatan dosis ini disebabkan karena Intensitas radiasi. Kenaikan kurva pada profil dosis dipengaruhi oleh kenaikan Intensitas radiasi [1]. Gambar 4. Profil dosis pada variasi Tegangan tabung Nilai FWHM dan Geometric effisiency untuk variasi Tegangan tabung ditunjukan pada tabel 1 Tabel 1. Nilai FWHM dan Geometric effisiency untuk variasi Tegangan tabung pada lebar kolimasi 5 mm kvp Lebar Kolimasi FWHM Geometric Effisiency (%) 80 5 6,2 69,4 100 5 6,37 71,3 120 5 6,22 69,5 140 5 6,2 68,4 366

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa nilai FWHM lebih besar dari lebar kolimasi. Perbedaan nilai ini dikarenakan banyak interaksi yang menimbulkan radiasi hambur [4,7] Nilai Geometric effisiency pada varisi Tegangan tabung dengan lebar kolimasi 5 mm diatas 68%. Nilai Geometric effisiency paling rendah yaitu 68,4% dan paling tinggi yaitu 71,3%, hal ini sesuai dengan literatur. Pada CT Scan Multi Slice nilai Geometric effisiency pada penggunaan lebar kolimasi sekitar 5 mm yaitu 55-75%. Hasil pengukuran Geometric effisiency masih dalam rentang referensi.[10] b. Variasi Arus waktu (mas) Kurva profil dosis di udara dengan variasi Arus waktu (100 mas, 200 mas, 300 mas dan 370 mas) ditunjukan pada gambar 5 Gambar 5. Profil dosis pada variasi Arus waktu Bardasarkan grafik profil dosis pada gambar 5 tampak bahwa pada perubahan Arus waktu mempengaruhi nilai dosis puncak. Semakin besar Arus waktu nilai dosis puncak semakin tinggi dan semakin rendah Arus waktu nilai dosis puncak semakin tinggi. Nilai Dosis puncak pada Arus waktu 100 mas, 200 mas, 300 mas dan 370 mas masing-masing yaitu sebesar 14,94 mgy, 30,59 mgy, 46,09 mgy dan 58,04 mgy. Peningkatan dosis ini disebabkan karena Intensitas radiasi. Kenaikan kurva pada profil dosis dipengaruhi oleh kenaikan Intensitas radiasi, semakin tinggi Intensitas radiasi semakin tinggi kurva profil dosis [1] Nilai FWHM dan Geometric effisiency dari masing-masing variasi Arus waktu pada ditunjukan pada tabel 2 Tabel 2 Nilai FWHM dan Geometric effisiency untuk variasi Arus waktu pada lebar kolimasi 5 mm Arus waktu Lebar Kolimasi FWHM Geometric Effisiency (%) 100 5 6,18 71,30% 200 5 6,17 69,50% 300 5 6,17 72,50% 370 5 6,22 69,50% Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa nilai FWHM lebih besar dari lebar kolimasi. Perbedaan nilai ini dikarenakan banyak interaksi yang menimbulkan radiasi hambur [4,7] Nilai Geometric effisiency pada tabel 2 untuk varisi Arus waktu dengan lebar kolimasi 5 mm di atas 69%. Nilai Geometric effisiency paling rendah yaitu 69,4 % dan paling tinggi yaitu 72,5%, hal ini sesuai dengan literatur. Pada CT Scan Multi Slice nilai Geometric effisiency pada penggunaan lebar kolimasi 5 mm yaitu 55-75%. Hasil pengukuran Geometric effisiency masih dalam rentang referensi [10] c. Variasi Pitch Kurva profil dosis di udara dengan variasi Pitch (0,75, 1, 1,25 dan 1,5) ditunjukan pada gambar 6 367

Puput Khusniatul, dkk Analisa faktor eksposi... Gambar 6. Profil dosis pada variasi Pitch Seperti halnya pada variasi Tegangan tabung dan Arus waktu, berdasarkan grafik profil dosis pada gambar 6 variasi Pitch juga berpengaruh pada kenaikan dosis puncak, semakin besar Pitch, semaikin tinggi dosis puncak, dan sebaliknya semakin kecil Pitch dosis puncak semakin rendah. Nilai Dosis puncak pada Pitch 0,75, 1, 1,25 dan 1,5 masing-masing sebesar 42,02 mgy, 58,04 mgy, 71,16 mgy dan 85,78 mgy, peningkatan dosis puncak tersebut karena semakin besar Pitch yang digunakan semakin besar dosis yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena penggunaan parameter Arus waktu efektif (maseff), pada saat pengukuran dengan variasi Pitch parameter Arus waktu effektif dibuat konstan yaitu sebesar 370 maseff. Arus waktu efektif (maseff) merupakan perbandingan antara Arus waktu (mas) dengan Pitch [14]. Oleh karena itu dengan penggunaan Arus waktu efektif (maseff) yang konstan, semakin besar Pitch, semakin besar arus waktu (mas), sehingga semakin besar pitch, dosis radiasi semakin besar dan semakin besar dosis radiasi semakin besar Intensitas radiasi yang mengenai pasien. Kenaikan kurva pada profil dosis dipengaruhi oleh kenaikan Intensitas radiasi, semakin tinggi Intensitas radiasi semakin tinggi kurva profil dosis [1] Berdasarkan Gambar 6 semakin kecil Pitch semakin lebar kurva profil dosisnya, sebaliknya semakin besar Pitch semakin sempit kurva profil dosisnya. Pitch merupakan pergerakan meja dalam 1 kali rotasi 360 0 dibagi lebar kolimasi. Semakin besar Pitch yang digunakan pergerakan meja pada sumbu-z semakin cepat, semakin cepat pergerakan meja semakin sempit kurva profil dosis yang dihasilkan dan sebaliknya penggunaan Pitch lebih kecil pergerakan meja pada sumbu-z semakin lama, semakin lama pergerakan meja maka kurva profil dosis yang dihasilkan semakin lebar [15] Sementara untuk nilai FWHM dan Geometric effisiency dari masing-masing variasi Pitch pada gambar 6 ditunjukan pada tabel 3 Pit ch Tabel 3. Nilai FWHM dan Geometric effisiency untuk variasi Pitch pada lebar kolimasi 5 mm Lebar kolimasi FWHM Geometric Effisiency (%) 0,7 5 5 6,28 70,9 1 5 6,22 69,5 1,2 5 5 6,19 71,4 1,5 5 6,51 69,2 Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa nilai FWHM lebih besar dari lebar kolimasi. Perbedaan nilai ini dikarenakan banyak interaksi yang menimbulkan radiasi hambur [4,7]. Nilai Geometric effisiency pada tabel 3 untuk varisi Pitch dengan lebar kolimasi 5 mm di atas 69%. Nilai Geometric effisiency paling rendah yaitu 69,2 % dan paling tinggi yaitu 71,4%, hal ini sesuai dengan literatur. Pada CT Scan Multi Slice nilai Geometric effisiency pada penggunaan lebar kolimasi sekitar 5 mm 368

yaitu 55-75%. Hasil pengukuran Geometric effisiency masih dalam rentang referensi [10]. 2. CTDI udara a. Hubungan Tegangan tabung (kvp) dengan CTDI udara Pengukuran CTDI udara pada variasi Tegangan tabung (80 kvp, 100 kvp, 120 kvp dan 140 kvp) dengan Arus waktu 370 mas, Pitch 1 dan lebar kolimasi 5 mm dibuat konstan, perubahan Tegangan tabung mempengaruhi besarnya CTDI udara seperti terlihat pada gambar 7 dibawah ini b. Hubungan Arus waktu (mas) dengan CTDI udara Pengukuran CTDI udara terhadap variasi Arus waktu (100 mas, 200 mas, 300 mas dan 370 mas), perubahan Arus waktu berpengaruh pada CTDI udara ketika semua parameter dibuat konstan yaitu pada Tegangan tabung 120 kvp, pitch 1 dan lebar kolimasi 5 mm seperti terlihat pada Gambar 8 dibawah ini Gambar 7. Hubungan variasi tegangan tabung dengan CTDI udara Kenaikan Tegangan tabung menyebabkan kenaikan CTDI udara, semakin besar Tegangan tabung semakin besar CTDI udara dan sebaliknya semakin rendah Tegangan tabung semakin rendah CTDI udara yang dihasilkan. Tegangan tabung menentukan daya tembus sinar-x yang mengenai pasien. Apabila Tegangan tabung antar katoda dan anoda diperbesar maka elektron akan semakin dipercepat dan energi rata-rata di anoda akan semakin besar sehingga daya tembus sinar-x semakin besar dan dosis radiasi yang diterima semakin besar. Intensitas sinar-x sebanding dengan kuadrat dari Tegangan tabung yang digunakan, sehingga sedikit perubahan Tegangan tabung menyebabkan perubahan yang signifikan pada CTDI udara [3,16] Gambar 8. Hubungan variasi arus waktu dengan CTDI udara Kenaikan Arus waktu menyebabkan kenaikan CTDI udara, semakin besar Arus waktu niali CTDI udara semakin besar, sebaliknya semakin kecil Arus waktu semakin kecil nilai CTDI udara yang dihasilkan. Arus waktu mempengaruhi banyaknya sinar-x yang dihasilkan dan berbanding lurus dengan jumlah foton, semakin tinggi Arus waktu semakin banyak foton yang dihasilkan dan semakin banyak foton yang diterima objek sehingga dosis yang diterima objek semakin besar, hal ini yang menyebabkan kenaikan Arus waktu berpengaruh pada nilai CTDI udara [15]. Perubahan Nilai CTDI udara dari 100 mas menjadi 200 mas besarnya CTDI udara meningkat 2 kali dari nilai CTDI udara sebelumnya, hal ini sesuai dengan literatur. Penggunaan Arus waktu setengah dari Arus waktu semula dosis yang dihasilkan berkurang setengahnya dan ketika Arus waktu dinaikan 2 kali dari 369

Puput Khusniatul, dkk Analisa faktor eksposi... Arus waktu semula dosis yang dihasilkan bertambah 2 kali dari dosis sebelumnya [3]. c. Hubungan CTDI udara dengan Pitch Pengukuran CTDI udara terhadap variasi Pitch, seperti halnya Tegangan tabung dan Arus waktu, perubahan Pitch mempengaruhi besarnya CTDI udara ketika semua parameter dibuat konstan yaitu pada Tegangan tabung 120 kvp dan Arus waktu 370 mas dan lebar kolimasi 5 mm, seperti terlihat pada gambar 9 Gambar 9. Hubungan variasi Pitch dengan CTDI udara Nilai CTDI udara meningkat dengan bertambah besarnya nilai Pitch yaitu semakin tinggi Pitch semakin besar CTDI udara yang dihasilkan, dan sebaliknya semakin rendah Pitch semakin kecil nilai CTDI udara yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena penggunaan parameter Arus waktu efektif (maseff), pada saat pengukuran dengan variasi Pitch parameter Arus waktu effektif dibuat konstan yaitu sebesar 370 maseff. Arus waktu efektif (maseff) merupakan perbandingan antara Arus waktu (mas) dengan Pitch. Nilai Arus waktu efektif berbeda dengan besarnya Arus waktu, kecuali pada penggunaan Pitch 1, nilai Arus waktu efektif akan sama dengan nilai Arus waktu [14]. Oleh karena itu penggunaan variasi Pitch dengan Arus waktu efektif yang konstan akan mempengaruhi besarnya Arus waktu. Semakin besar Pitch yang digunakan semakin besar Arus waktu (mas). Besarnya Arus waktu berturut turut pada penggunaan Pitch 0.75, 1, 1.25 dan 1.5 pada Arus waktu efektif konstan yaitu 277.5 mas, 370 mas, 462.5 mas dan 550 mas. Arus waktu mempengaruhi banyaknya sinar-x yaang dihasilkan dan berbanding lurus dengan jumlah foton, semakin tinggi Arus waktu semakin banyak foton yang dihasilkan dan semakin banyak dosis radiasi, sehingga kenaikan Picth pada Arus waktu efektif yang konstan menyebabkan kenaikan CTDI udara [15] KESIMPULAN 1. Dosis puncak pada Profil dosis semakin tinggi dengan meningkatnya Tegangan tabung, Arus waktu maupun pitch. Nilai FWHM lebih besar dari lebar kolimasi, perbedaan nilai ini dikarenakan banyak interaksi yang menimbulkan radiasi hambur. Nilai Geometric effisiency masih dalam rentang referensi yaitu 55-75% 2. CTDI udara untuk variasi Tegangan tabung (kvp), Arus waktu (mas) dan Pitch masing-masing 28,8-105 mgy, 19,7-73 mgy, 55,9-116 mgy. Semakin besar kvp, mas, dan pitch CTDI udara semakin besar DAFTAR PUSTAKA [1]. Seeram, E, 2001. Computed tomography Physical Prinsiples, clinical Applications, and Quality control (Second Edition). W.B.sounders Company : Pennsylvania [2]. Bapeten. 2003. Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik. Perka nuklir : Jakarta [3]. Tsapaki, V, 2007. Dose Management in CT Facility. Biomedical Imaging and Interventional Journal. 3.2.e43. [4]. Andriani, I, 2012. Penentuan CT Dose Index (CTDI) untuk Variasi Slice Thicness dengan Program Doxyznrc. Semarang : Universitas diponegoro [5]. Suwarni, 2013. Perbandingan Dosis Radiasi di Udara Terhadap Dosis Radiasi di permukaan Phantom pada Pesawat CT Scan. Jurnal Fisika Unand. Vol 2, No 2 :Jakarta [6]. Belinda, M. N, 2011. Faktor Koreksi Geometri dalam Pengukuran Dosis Pada 370

Phantom dengan Menggunakan Metode CTDI di Udara dan CTDI pada Phantom. Jakarta : Universitas Indonesia [7]. Nagel, H.D, 2002. CT Parameters that Influence the Radiation Dose. CTB Publication : Hamburg. [8]. Carderquist, B, (2008). Evaluation of Two Thin CT Dose Profiler Detector and New Way to Perform QA in a CTDI Head Phantom. Departement of Radiation Physics Goteborg University : Sweden [9]. Bauhs, J.A, 2008. CT Dosimetry: Comparison of Measurement Techniques and Devices. Radiographics: America. 28 : 245-253 [10]. Lewis, M, 2005. Radiation Dose Issues in Multi slice CT scanning. ImPaCT Technology update 3 [11]. European Guidelines on Quality Criteria for Computed Tomography.1999. Brussels: EC. [12]. American Association of Physicist in Medicine, 2008. The Measurement, Reporting, and Management of Radiation Dose in CT. America : AAPM Report No.96 [13]. McNitt-Gray, M, (2002). AAPM/RSNA Physics Tutorial for Residents: Topics in CT Radiation Dose in CT Radiographics. Department Radiologi: Los Angles. 22:1541-1553 [14]. Goldman, L.W, 2008. Prinsiples of CT: Multislice CT. Journal of Nuclear Medicine Tecknology. 36:57-68 [15]. Strang, J.G, 2007. Body CT Secret. Library of Congress Cataloging in Publication Data: Mosby. [16]. Bhushong, S.C, 2001. Radiologic Sciene for Technologists Phisics, Biologiy and Protection St.Louis: Mosby 371