BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuklahan (landfrom) yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JATI PADA KERAWANAN LONGSORLAHAN DI SUB-DAS LOGAWA KABUPATEN BANYUMAS

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

Sub Kelas : Commelinidae. Famili : Poaceae Genus : Triticum Spesies : Triticum aestivum L.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil kayu, produksi getah, dan konservasi lahan. Pohon pinus (Pinus

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

BAB III METODE PENELITIAN

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN ALBASIA (Albazia Falcataria) DI KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI

PETA SATUAN MEDAN. TUJUAN 1. Membuat peta satuan medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

11. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan

DINAMIKA PANTAI (Geologi, Geomorfologi dan Oseanografi Kawasan Pesisir)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. EVALUASI HASIL PENELITIAN Evaluasi Parameter Utama Penelitian Penilaian Daya Dukung dengan Metode Pembobotan 124

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi.

Praktikum m.k Sedimentologi Hari / Tanggal : PRAKTIKUM-3 ANALISIS SAMPEL SEDIMEN. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Potensi bencana alam yang tinggi pada dasarnya tidak lebih dari sekedar

BENTUK LAHAN (LANDFORM) MAYOR DAN MINOR

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

Berdasarkan TUJUAN evaluasi, klsifikasi lahan, dibedakan : Klasifikasi kemampuan lahan Klasifikasi kesesuaian lahan Kemampuan : penilaian komponen lah

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

8/19/2015 SENAWI SNHB-FKT-UGM

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanah dan Lahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

ANALISIS KELAS KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH DI DESA PASARAN PARSAORAN KECAMATAN NAINGGOLAN KABUPATEN SAMOSIR

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak, Batas, dan Luas Daerah Penelitian. Sungai Oyo. Dalam satuan koordinat Universal Transverse Mercator

HASIL DAN PEMBAHASAN Luas DAS Cileungsi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan beras di Indonesia meningkat seiring dengan peningkatan laju

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

Transkripsi:

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Geomorfologi Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuklahan yang menyusun permukaan bumi, baik diatas maupun dibawah permukaan air laut dan menekankan pada asal mula terjadinya serta perkembangan yang akan datang dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009). Bentuklahan adalah bentukan pada permukaan bumi sebagai hasil perubahan bentuk permukaan bumi oleh proses-proses geomorfologis yang beroperasi pada permukaan bumi. Proses geomorfologi tersebut menyangkut semua perubahan baik fisik maupun kimia yang terjadi dipermukaan bumi oleh tenaga-tenaga geomorfologis. Tenaga geomorfologis adalah semua tenaga yang ditimbulkan oleh medium alami yang berada dipermukaan bumi termasuk diatmosfer (Suprapto Dibyosaputro, 1999 dalam Listiyanto, 2008). Klasifikasi bentuklahan didasarkan pada : genesis, proses, dan batuan (Verstappen, 1985 dalam Suwarno, 2009). Ada Sembilan satuan bentuklahan berdasarkan genesisnya, yaitu : 1) Bentuklahan bentukan asal vulkan Adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma naik kepermukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi bentukan yang secara makro yang disebut Vulkanik. 5

6 2) Bentuklahan bentukan asal structural Bentuklahan structural terbentuk karena adanya proses endogen (tenaga yang berasal dari dalam bumi) yang disebut proses tektonik atau diantropisme. Proses ini meliputi pengangkatan, penurunan, dan pelipatan kerak bumi sehingga terbentuk structural geologi yaitu lipatan dan patahan. 3) Bentuklahan bentukan asal proses denudasional Bentuklahan denudesioanal merupakan material permukaan bumi yang terlepas dan terangkut oleh berbagai tenaga geomorfologi persatuan luas dalam waktu tertentu. Proses tersebut dapat berupa erosi dan gerak masa batuan. Dengan demikian daerah yang ditinggalkan oleh material tersebut maupun daerah hasil deposisi material akibat gravitasi dikenal sebagai fenomena permukaan bumi yang terdenudasi, dan bentuklahannya dikelompokkan kedalam bentuk asal proses denudasional. 4) Bentuklahan bentukan asal proses fluvial Bentuklahan ini berupa daerah-daerah penimbunan (sedimentasi) seperti lembah-lembah, sungai besar dan dataran alluvial. Bentuklahan fluvial terjadi akibat proses air (overland flow). 5) Bentuklahan bentukan asal pelarutan (karst) Karst merupakan suatu kawasan yang mempunyai karakteristik relief dan drainase yang khas, terutama disebabkan oleh larutnya batuan yang tinggi oleh air.

7 6) Bentuklahan bentukan asal marine Bentuklahan yang diakibatkan oleh adanya kegiatan gelombang dan arus laut yang membawa material sedimen laut dan diendapkan pada suatu mintakat yang dipengaruhi oleh gelombang dan arus tersebut. 7) Bentuklahan bentukan asal angin Gerakan udara (angin) dapat membentuk bentuk lahan yang spesifik bentuknya, dan berbeda dari bentuk lahan hasil proses yang lainnya. Bentuk lahan ini berupa gumuk pasir dan endapan debu (loose). 8) Bentuklahan bentukan asal glasial Bentuklahan ini disebabkan oleh adanya pencairan es/salju yang pada umumnya terdapat di daerah lintang tinggi maupun tempat-tempat yang mempunyai elevasi tinggi dari perukaan air laut. 9) Bentuklahan bentukan asal aktivitas organisme Bentuklahan organik bukan hanya terumbu karang saja, akan tetapi termasuk pesisir bakau (mangrove coast) dan rancan gambut (peat bog). B. Karakteristik, kualitas lahan, dan syarat tumbuh tanaman 1) Karakteristik lahan Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi.contoh : kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah, kapasitas air tersedia, kedalaman efektif dan sebagainya (Tim Pusat Penelitian Tanah, Agroklimat Dan Departemen Pertanian, 1993).

8 2) Kualitas Lahan Kualitas lahan adalah sifat-sifat atau atribut yang kompleks dari satu kesatuan lahan (Tim Pusat Penelitian Tanah, Agroklimat Dan Departemen Pertanian, 1993). 3) Persyaratan Tumbuh Tanaman Semua jenis tanaman agar bisa tumbuh dan berproduksi memerlukan syarat tumbuh yang berbeda-beda. Persyaratan tersebut terutama energi radiasi, temperatur yang cocok untuk pertumbuhannya, kelembaban, oksigen, dan unsur hara. Persyaratan temperatur dan kelembaban sering digabungkan dan disebut dengan istilah periode pertumbuhan (FAO, 1983 dalam Tim Pusat Penelitian Tanah, Agroklimat Dan Departemen Pertanian, 1993). Tanaman albasia dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar ph 6-7. Tanaman albasia membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000-4000 mm. Suhu optimal untuk pertumbuhan albasia adalah 22-29 C dengan suhu maksimum 30-34 C dan suhu minimum 20-24 C. Albasia tumbuh pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1600 m, kadang-kadang sampai ketinggian 3.300 m Soerianegara dan Lemmens (1993 dalam Krisnawati dkk, 2011).

9 C. Kesesuaian lahan Kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu, sebagai contoh lahan sesuai untuk irigasi, tambak, pertanian tanaman tahunan atau pertanian tanaman semusim. Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan tersebut ditinjau dari sifat lingkungan fisiknya, yang terdiri dari iklim, tanah, topografi, drainase, dan hidrologi sesuai untuk usaha tani atau komoditas tertentu yang produktif (Tim Pusat Penelitian Tanah, Agroklimat Dan Departemen Pertanian, 1993). Penilaian kesesuaian lahan dibedakan menurut tingkatnya yaitu : 1. Ordo Pada tingkat ini kesesuaian lahan dibedakan antara yang tergolong sesuai (S), dan lahan yang tidak sesuai (N). 2. Kelas Pada tingkat kelas, lahan yang tergolong sesuai (S) dibedakan antara lahan yang sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan marginal sesuai (S3). 3. Sub kelas Pada tingkat ini, kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi sub kelas berdasarkan karakteristik lahan yang merupakan faktor pembatas terberat.

10 4. Unit Tingkat unit ini merupakan bagian dari tingkat sub kelas, yang dibedakan masing-masing berdasarkan sifat-sifat yang akan berpengaruh terhadap aspek produksi atau dalam aspek manajemen bersifat minor yang diperlukan. Selain tingkat kelas atau mulai dari ordo sampai unit juga juga dikenal istilah bersyarat (CS) merupakan fase dari ordo sesuai (S), fase ini menunjukan tingkat kesesuaian setelah kondisi yang diperlukan terpenuhi (FAO, 1976 dalam Listiyanto, 2008). D. Penelitian yang Relevan Iwan Setyawan (2008), dalam penelitiannya yang berjudul Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jati (Tectona grandis) di Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik dan kualitas lahan di daerah penelitian dan mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jati di daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode survai dan pengambilan sampel area random dan sampling dan analisa laboratorium tanah Unsoed. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jati yang meliputi kelas S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (sesuai secara marjinal), N1 (tidak sesuai sementara), dan N2 (tidak sesuai secara permanen).

11 Adhitya Listyanto, 2008 dalam penelitian yang berjudul Identifikasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jati di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jati di daerah penelitian dan mengetahui luas dan persebaran lahan untuk tanaman jati di daerah penelitian serta memvisualisasikan dalam bentuk peta. Metode yang digunakan adalah metode survai dengan teknik pengambilan sampel stratified area random sampling. Teknik analisis datanya dilakukan secara matching atau perbandingan yaitu membandingakan antara persyaratan penggunaan lahan (untuk tanaman jati) dengan sifat-sifat lahan yang ada di daerah penelitian. Hasil dari penelitian tersebut akan didapatkan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jati yang meliputi kelas S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (sesuai secara marginal), N1 (tidak sesuai sementara), dan N2 (tidak sesuai secara permanen).

12 Tabel 2.1 Perbandingan Antar Penelitian Nama Peneliti Judul Tujuan Penelitian Adhitya Listiyanto, 2008 Iwan Setyawan, 2011 Agus Widianto, 2013 Identifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jati di Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jati (Tectona Grandis) di Kecamatan Pakuncen Kabupaten Banyumas Kajian Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Albasia (Albazia Falcataria) di Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jati di daearah penelititan Mengetahui luas dan persebaran lahan untuk tanaman jati di daerah penelitian dan divisualisasikan dalam bentuk peta Mengetahui karakteristik lahan di lokasi penelitian Mengetahui tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jati di lokasi penelitian Mengetahui karakteristik dan kualitas lahan di Kecamatan Ajibarang Mengetahui karakteristik dan kualitas lahan di Kecamatan Ajibarang Metode Penelitian Metode survai dengan teknik pengambilan sampel stratified area random sampling Metode survai dengan teknik pengambilan sampel area random sampling dan analisa laboratorium tanah UNSOED Metode survai dengan teknik pengambilan sampel area dan analisa laboratorium Hasil Penelitian ini menunjukan kesesuaian lahan didominasi S3 pada beberapa satuan kelas lereng atau marginal Penelitian ini tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman jati didominasi tingkat S3 atau sesuai marginal Penleitian ini tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman albasia didominasi tingkat sesuai (N)

13 E. Landasan Teori Berdasarkan tinjauan pustaka diatas dapat dirumuskan landasan teori berikut ini. Potensi suatu wilayah dalam penggunaan lahan di sektor pertanian/perkebunan pada dasarnya ditentukan oleh beberapa sifat lingkungan fisik, diantaranya yaitu iklim, tanah, topografi, bentuk wilayah hidrologi, dan persyaratan penggunaan tertentu. Kecocokan antara karakteristik sifat lingkungan dari suatu wilayah dengan persyaratan penggunaan atau komoditas yang dievaluasi memberikan gambaran atau informasi bahwa lahan tersebut potensial untuk dikembangkan. Evaluasi lahan harus didukung oleh kualitas lahan (land qualities), dan setiap karakteristik lahan (land characteristics) biasanya terdiri atas satu atau lebih kualitas lahan. Beberapa karakteristik lahan umumnya mempunyai hubungan satu sama lain didalam pengertian kualitas lahan dan akan berpengaruh terhadap jenis penggunaan atau pertumbuhan tanaman dan komoditas lainnya yang berbasis lahan. Penggunaan lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan atas: penggunaan lahan semusim, tahunan, dan permanen. Penggunaan lahan tanaman semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam polanya dapat dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan setiap musim dengan periode biasanya kurang dari setahun. Penggunaan lahan tanaman tahunan merupakan penggunaan lahan jangka panjang yang pergilirannya dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara ekonomi tidak produktif lagi, seperti pada tanaman perkebunan.

14 Evaluasi lahan merupakan suatu pendekatan atau cara untuk menilai potensi sumber daya lahan. Evaluasi lahan dilakukan setelah kegiatan survai sumber daya lahan. Hasil evaluasi ini akan memberikan informasi dan arahan penggunaan lahan sesuai dengan untuk perkembangan komoditas, serta usulan atau yang diperlukan, sehingga nilai harapan produksi yang kemungkinan dapat diperoleh. Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Contoh kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah, kapasitas air tersedia, kedalaman efektif dan sebagainya. Kualitas lahan dan kesesuaian lahan akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik sifat lingkungan, sifat kimia tanah, topografi serta ketinggian tempat. Untuk kesesuaian lahan pada kategori sub kelas tanaman albasia harus diketahui syarat tumbuh tanaman terlebih dahulu, persyaratan tersebut terdiri dari temperatur rata-rata,bulan kering,curah hujan tahunan, drainase, tekstur tanah, kedalaman efektif, ph tanah, salinitas tanah, kemiringan lereng, batuan permukaan dan singkapan batuan. Penggunaan lahan tertentu maka harus dilakukan perbandingan antara kesesuaian lahan dengan persyaratan tingkat kesesusaian lahan untuk tanaman yang akan dibudidayakan, dalam penelitian ini tanaman yang akan diteliti adalah tanaman albasia sehingga akan didapatkan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman albasia.

15 F. Kerangka Pikir Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, maka disusun kerangka pikir penelitian sebagai berikut : Bentuk lahan Karakteristik lahan Kualitas lahan Syarat tumbuh tanaman albasia Tingkat kesesuaian lahan Peta kesesuaian lahan tanaman albasia Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas Gambar 2.1 kerangka pikir G. Hipotesis Bentuk lahan di daerah penelitian yaitu Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas >60% sesuai untuk tumbuh tanaman Albasia (Albazia Falcataria).