BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain, serta adanya kejujuran

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pemakai informasi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DeAngelo (1981) dalam Lauw dan Elyzabeth (2012), kualitas audit adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik dan pihak eksternal pengguna laporan keuangan dalam kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. harus adanya pemisahan tanggung jawab antara prinsipal dan agen. Prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi pada akhir-akhir ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. FASB (Financial Accounting Standard Board) mengungkapkan ada

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi independen, integritas dan profesional. BPK wajib untuk mematuhi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode Etik Ikatan Akuntan. integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. diperhadapakan pada berbagai persaingan yang sangat ketat, khususnya pada bidang bisnis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. lain: pemilik (principal), investor, kreditur, lembaga keuangan pemerintah dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WTO), General Agreement on Tarrifs and Trade (GATT), dan General Agreement on Trade in Services (GATS) tidak hanya

PERSEPSI AKUNTAN, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja auditor harus berpedoman pada Standar Profesional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini, dunia bisnis semakin berkembang disertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. Etika merupakan konsep fundamental bagi semua bidang seperti; akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

BABI PENDAHULUAN. yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang keprofesionalismenya sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus. bidang pengendalian dan pengawasan, Wardoyo (2010)

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya. Saat ini perkembangan KAP di Indonesia cukup signifikan,berdasarkan data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 396 KAP (data Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan (www.pppk.kemenkeu.go.id)). Selain itu seiring bertambahnya jumlah KAP di Indonesia diikuti pula dengan bertambahnya jumlah Akuntan Publik yang aktif pada tahun 2016 menurut Kementerian Keuangan Indonesia, terdapat 1067 orang (www.iapi.or.id). Sebanyak 403 KAP tersebar di seluruh Indonesia, 30 KAP diantaranya berada di Kota Bandung, angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 28 KAP (www.iapi.or.id). Peningkatan kantor akuntan publik ini telah menunjukkan bahwa persaingan antar KAP semakin ketat. Berdasarkan data terbaru Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat 532 perusahaan publik yang terdaftar di BEI angka ini bertambah dari tahun sebelumnya. Berdasarkan KEP-36/PM/2003, perusahaan publik yang terdaftar di BEI wajib 1

2 mengumumkan laporan keuangannya yang telah diaudit oleh akuntan independen. Dari data-data di atas dapat disimpulkan bahwa setiap tahun terjadi peningkatan jumlah perusahaan di Indonesia, hal ini menyebabkan persaingan bisnis yang semakin ketat, para pemilik perusahaan akan berusaha menampilkan laporan keuangan terbaiknya dengan kinerja yang memuaskan. Hal ini menyebabkan jasa audit akuntan publik semakin dibutuhkan oleh perusahaan, hasil laporan audit atas laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak investor untuk pengambilan keputusan. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari profesi akuntan publik ini lah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan/profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan peusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan (Mulyadi, 2013:3). Auditor dalam melakukan tugas pemeriksaan harus menaati pedoman yang telah ditetapkan dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), sehingga pernyataan pendapat auditor dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Namun, selain berpedoman pada standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik profesinya, kode etik profesi akuntan diatur dalam Kode Etik Akuntansi. Dalam pasal 1 ayat (2) Kode etik Akuntan Indonesia mengamankan dalam menjalankan tugasnya,

3 mempertahankan integritas, ia akan bertindak jujur, tegas, dan tanpa presentase, sedangkan dengan mempertahankan objektivitas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya Namun, pada kenyataannya menurut Herawati dan Atmini (2010) dalam menjalankan profesinya akuntan publik sering kali mengalami dilema etis, dilema etis terjadi saat menghadapi konflik audit. Situasi konflik audit terjadi ketika auditor dan klien tidak sepakat dalam beberapa aspek kinerja fungsi atestasi. Dalam situasi ini, klien berusaha mempengaruhi pelaksanaan fungsi atestasi. Klien berusaha menekan auditor untuk mengambil tindakan yang melanggar standar auditor, termasuk memaksaan opini yang tidak sesuai. Dengan asumsi auditor mempunyai motivasi untuk patuh kepada etika profesi dan standar auditing, auditor tersebut mengalami situasi konflik audit. Jika auditor menuruti perintah klien berarti auditor melanggar standar professional, sedangkan jika tidak menuruti permintaan klien akan menyebabkan klien memberikan sanksi termasuk kemungkinan penghentian penugasan (Nichols 1976, dalam Herawati dan Atmini 2010). Contoh kasus yang berkaitan dengan dilema etika yaitu adanya temuan audit BPK atas evaluasi pemeriksaan akuntan publik yang mengaudit BUMN ternyata dari tahun ke tahun angkanya tidak menunjukkan penurunan signifikan. Dari evaluasi BPK tahun 2010 untuk tahun buku 2008, seluruh akuntan publik yang diperiksa menunjukkan tidak sepenuhnya sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Tahun 2012, BPK kembali melakukan evaluasi pemeriksaan

4 akuntan publik terhadap BUMN untuk tahun buku 2010 dan hasilnya dari 22 akuntan publik yang diperiksa hanya satu akuntan publik yang sesuai dengan SPKN. Pada tahun 2013, hasil evaluasi BPK atas pemeriksaan akuntan publik yang mengaudit laporan keuangan BUMN ditemukan hal sama, sehingga BPK melayangkan rekomendasi atas 12 temuan kepada pemegang otoritas perijinan akuntan publik yaitu Kementrian Keuangan. Maka, akibatnya adalah hasil audit tersebut tidak sepenuhnya sesuai atau mentaati SPKN (www.akuntanonline.com, 2013) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Manado, Sulawesi Utara. Dua auditor yang berinsial M dan B diduga menerima suap sebesar Rp 600 juta dari Walikota Tomohon. KPK melakukan penahamana terhadap tersangka B (pemimpin tim pemeriksa BPK-RI Manado) dan M (anggota tim pemeriksa BPK-RI Manado). Kedua orang auditor BPK itu diduga menerima sesuatu atau hadiah berupa uang senilai Rp 600 juta dri Walikota Tomohon. Pemberian suap ini supaya laporan keuangan Tomohon dinyatakan berstatus Wajar dengan Pengecualian. Mereka juga mendapatkan fasilitas berupa hotel dan sewa kendaraan dari dana Pemkot Tomohon sebesar Rp 7,5 juta. Hal inilah yang membuat perilaku auditor pada situasi konflik audit diragukan banyak pihak karena tidak mematuhi peraturan dan standar auditing dalam etika profesi sebagai akuntan publik (www.detiknews.com) Dari kasus-kasus yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran dari perilaku auditor sangatlah penting untuk mempertahankan kode etik akuntan publik. Thompson (1967) dalam Hidayat dan Handayani (2010)

5 menyimpulkan bahwa terdapat empat faktor yang menyebabkan terjadinya konflik yaitu, adanya rasa saling ketergantungan dalam pekerjaan, adanya perbedaan tujuan dan kepentingan, terdapat perbedaan persepsi, adanya tuntutan yang meningkatkan akan spesialis. Menurut Nadiyya (2014) untuk mengetahui perilaku akuntan publik dalam menghadapi situasi konflik audit, perlu dipahami beberapa faktor, yaitu : komitmen professional dan pengalaman audit. Menurut Aranya dkk (1981) dalam Jefrrey et al (1996) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keyakinan akan penerimaan tujuan dari nilai organisasi atau profesi, kemauan untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi atau profesi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang auditor yang memiliki tingkat komitmen professional yang tinggi akan lebih mematuhi nilai moral dan etika ketika dalam pengambilan keputusan demi kebaikan profesinya, sehingga auditor tersebut kecil kemungkinannya untuk memenuhi keinginan klien yan menyimpang moral dan etika. Etika profesi juga salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Kode etik juga sangat diperlukan karena dalam kode etik mengatur perilaku akuntan publik menjalankan praktik. Abdul Halim (2015: 29) mengungkapkan etika professional meliputi sikap para anggota profesi agar idealistis, praktis dan realistis. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Komitmen Profesional dan

6 Pengalaman Audit Terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit dan Dampaknya Terhadap Penerapan Etika Profesi Auditor 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan masalah-masalah berikut: 1. Bagaimana Komitmen Profesional pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 2. Bagaimana Pengalaman Audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 3. Bagaimana Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 4. Bagaimana Penerapan Etika Profesi Auditor pada Kantor Auntan Publik di Kota Bandung. 5. Seberapa besar pengaruh Komitmen Professional dengan Pengalaman Audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 6. Seberapa besar pengaruh Komitmen Professional terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 7. Seberapa besar pengaruh Pengalaman Audit terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 8. Seberapa besar pengaruh Komitmen Professional terhadap Penerapan Etika Profesi Auditor melalui Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung.

7 9. Seberapa besar pengaruh Pengalaman Audit terhadap Penerapan Etika Profesi Auditor melalui Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 10. Seberapa besar pengaruh Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit terhadap Penerapan Etika Profesi Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 11. Seberapa besar pengaruh Komitmen Profesional dan Pengalaman Audit terhadap Penerapan Etika Profesi Auditor melalui Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris dan menemukan kejelasan fenomena tentang pengaruh komitmen professional, pengalaman kerja terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit dan dampaknya terhadap penerapan etika profesi auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung. 1.3.2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui komitmen professional pada kantor akuntan publik di Kota Bandung.

8 2. Untuk mengetahui pengalaman audit pada kantor akuntan akuntan publik di Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui perilaku auditor dalam situasi konflik audit pada akuntan publik di Kota Bandung. 4. Untuk mengetahui penerapan etika profesi auditor pada kantor akuntan publik di Kota Bandung. 5. Untuk mengetahui besarnya pengaruh komitmen professional dengan pengalaman audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung 6. Untuk mengetahui besarnya pengaruh komitmen professional terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 7. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengalaman audit terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit pada Kantor Akuntan Publik di Bandung. 8. Untuk mengetahui besarnya pengaruh komitmen professional terhadap penerapan etika profesi auditor pada melalui perilaku auditor dalam situasi konflik audit Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 9. Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengalaman audit terhadap penerapan etika profesi auditor melalui perilaku auditor dalam situasi konflik audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 10. Untuk mengetahui besarnya pengaruh perilaku auditor dalam situasi konflik audit terhadap penerapan etika profesi auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.

9 11. Untuk mengetahui besarnya pengaruh komitmen professional dan pengalaman audit terhadap penerapan etika profesi auditor melalui perilaku auditor dalam situasi konflik audit pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis a. Bagi Penulis Penelitian ini akan menambah wawasan pengetahuan mengenai pengaruh komitmen professional, pengalaman auditor terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit dan dampaknya terhadap penerapan etika profesi audit. b. Bagi Akademisi Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya dan diharapkan daoat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu perilaku dan etika terutama audit. 1.4.2. Kegunaan Praktis a. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kinerja dan keahliannya dalam melakukan audit. Hasil dari penelitian ini diharapkan menggugah para auditor agar dalam pelaksanaan tugas audit selain mematuhi standar umum audit dan kode etik profesi.

10 b. Bagi Auditor Hasil dari penelitian ini sebagai bahan evaluasi dalam praktek auditor akuntan publik sehingga dapat meningkatkan kinerjanya, 1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melaksanakan penelitian Kantor Akuntan Publik yang berada di Bandung. Untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan objek yang diteliti, maka penulis melakukan penelitian pada waktu yang telah ditentukan.