Julianti Saragih dan Ida Wahyuni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE INKUIRI DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA STATIS

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS PADA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Fernando Lumban Batu dan Nurdin Siregar Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

Anton Jahuda Parhusip dan Eva Marlina Ginting Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Yehuda

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

Fadhli dan Togi Tampubolon Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Makmur Sirait dan Euodia Siaen Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 3 KISARAN

Andar M. Hutagalung Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DENGAN MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA FISIKA SMP

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Jonny Haratua Panggabean dan Ira Kesuma Sari Tampubolon

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Helastrin Hutagaol dan Sehat Simatupang Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

Rita Juliani dan Saima Putrini R. Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIPISPIS T.P. 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN RODA LOGIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

Ida Wahyuni 1) dan Siti Maysarah 2) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Sartika Sari Rambe dan Sahyar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Nanda Dwi Prasepty dan Ratna Tanjung Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER BERBASIS PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI I PERCUT SEI TUAN

Nita Pani dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

Elisabeth Hutasoit dan Henok Siagian Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed Abstrak. Abstract

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPOSITORY BERBANTUAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 21 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Yosico Indagiarmi 1 and Abd Hakim S 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tilamuta, data hasil penelitian ini disajikan dalam dua kelompok, yaitu:

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

Hendra Patriot 1, Wince Hendri 2, Azrita 2. Mahasiswa Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Bung Hatta

Farita Sukma*, Elva Yasmi Amran **, Rini*** No.

APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

Hesti Noviyana STKIP PGRI Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Rotating Trio Exchange (RTE) model, Mathematics learning achievements.

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

Shinta Surya Lasmita dan Sondang R. Manurung

Ida Wahyuni dan Khairil Irfan Lubis Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Economic Education Analysis Journal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 PERBAUNGAN T.P 01/013 Julianti Saragih dan Ida Wahyuni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan juliantisaragih@gmail.com, ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh model berpikir terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Perbaungan T.P. 01/013. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil kelas dari 8 kelas yaitu kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 3 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar yang telah divalidasi dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 0 soal dan lembar aktivitas siswa. Hasil penelitian pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata pre-test adalah 36,87 dan nilai rata-rata post-test adalah 74,06. rata-rata pre-test pada kelas kontrol adalah 35,46 dan nilai rat-rata posttest adalah 67,65. Hasil pengujian hipotesis post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji t satu pihak diperoleh t hitung =,7686 dan t tabel = 1,659 (α = 0,05). Hasil perhitungan diperoleh t hitung > t tabel pada taraf signifikan 95% dan derajat kebebasan (dk) = 6, ini berarti ada pengaruh model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar siswa. Kata Kunci: model pembelajaran, peningkatan kemampuan berpikir, hasil belajar ABSTRACT This study aimed to determine the effect of inquiry learning model of training on learning outcomes of students of class X Semester II in the subject matter Dynamic Electric Field in SMA N 8 TP 01/013. The study was quasiexperimental. Sampling was done by cluster random sampling by taking classes from 8 randomized class is class X-4 as an experimental class that numbered 34 people and class X-3 as a control class that numbered 36 people. The instrument used to determine student learning outcomes are test results that meet the learning content validity in the form of multiple-choice questions with number 0. The results were obtained an average value of pretest experimental class 34.71 ad average value of postest 73,38. T-test results of data analysis showed that the obtained t = 3.801 and t table = 1.669 so> ttable, then Ha is accepted. Thus it is concluded no difference in inquiry learning model due to the influence of training on learning outcomes of students in the subject matter Dynamic Power in the second half of class X SMA Negeri 8 Terrain TP 01/013. Keywords: learning model, Peningkatan Kemampuan Berpikir, learning outcomes 5

PENDAHULUAN Proses pembelajaran fisika cenderung memposisikan ilmu fisika sebagai informasi yang harus disampaikan dan dihafalkan siswa. Guru merupakan pusat informasi yang bertugas menginformasikan rumusrumus dan hukum-hukum fisika kepada para siswanya. Oleh karena itu proses pembelajaran yang seharusnya lebih menekankan pada pentingnya belajar bermakna ( meaningfull) dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran tidak tercapai. Salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilaksanakan para guru adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa. Setiap proses pembelajaran pada mata pelajaran apa pun guru lebih banyak mendorong agar siswa dapat menguasai sejumlah materi pembelajaran tanpa adanya usaha untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di SMA Negeri 1 Perbaungan, siswa tidak mampu mengorganisasikan hubungan antar bagian materi fisika yang mereka pelajari, ataupun mengorganisasikan pengetahuan yang telah mereka miliki dengan informasi baru yang akan dipelajari serta menganggap materi fisika sama dengan matematika hanya menghitung tanpa memahami konsep secara fisis. Guru tidak memperhatikan usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa melainkan sekedar mendengar dan mencatat. Kurangnya pengetahuan guru mengenai modelmodel pembelajaran mernyebabkan guru hanya menggunakan satu jenis model pembelajaran saja. Selain model yang digunakan guru kurang bervariasi, siswa juga jarang sekali menggunakan sarana laboratorium. Mereka hanya menggunakan laboratorium satu kali tiap semester. Ini menjadi masalah yang perlu diperhatikan oleh para guru di Indonesia. Masalah di atasdapat mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Dapat dilihat dari hasil belajar fisika siswa di SMA Negeri 1 Perbaungan dengan nilai rata-ratanya hanya 6,55 dengan KKM 70,00. Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka perlu dikembangkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan kemampuan siswa memahami dan juga mengingat data, fakta, atau konsep yang berkaitan dengan fisika. Model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (MP PKB) merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa. (Sanjaya, 006). MP PKB bukan hanya model pembelajaran yang diarahkan agara peserta didik dapat mengingat berbagai data, fakta, atau konsep akan tetapi bagaimana data, fakta dan konsep tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam mengahadapi dan memecahkan suatu persoalan fisika. Sasaran akhir model ini adalah kemampuan siswa untuk memecahkan masalah-masalah sesuai dengan taraf perkembangan siswa yang akan dicapai melalui kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh proses dan hasil belajar. Penelitian mengenai MP PKB ini sudah diteliti oleh Pardosi (009) pada materi pokok gejala gelombang di SMA negeri 1 Habinsaran. Hasil dari penelitian diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 7,08 sedangkan kelas kontrol adalah 6,03. Peneliti lain dengan model pembelajaran yang sama ialah Jeprinaldi (010) pada materi 53

pokok Gerak Melingkar di SMA Negeri 1 Medan dengan rata-rata kelas eksperimen 78,4 dan kelas kontrol 71,0. Netta (011) dengan hasil pada kelas eksperimen 7,04 dan kelas kontrol 6,05. Landasan filosofis model berpikir (MP PKB) adalah kontruktivis. Menurut kontruktivis pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari obyek saja, tetapi bagaimana kemampuan individu sebagai obyek menangkap setiap obyek yang diamati. Menurut kontrukivis, pengetahuan memang berasal dari luar, tetapi dibangun lagi oleh dan dari dalam diri individu.hakikat pengetahuan menurut filsafat kontruktivis yang dikemukakan Sanjaya (006) adalah sebagaiberikut: (1) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan kontruksi kenataan melalui subyek; () Subyek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan struktur yang perlu untuk pengetahuan; (3) Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi pengetahuan diperoleh melalui interaksi mereka dengan obyek, pengalaman dan lingkungan yang ada di sekitar mereka. Menurut aliran kontruktivis pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja kepada orang lain, tetapi harus diartikan sendiri oleh setiap individu. Oleh sebab itu, pembelajaran berpikir menekankan kepada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan obyek, menganalisis dan mengkontruksinya sehingga terbentuk pengetahauan baru dalam diri individu. Landasan psikologis model berfikir adalah aliran psikologi kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral (Sanjaya, 006 ). Sebagai peristiwa mental perilaku manusia bukan hanya gerakan fisik saja, tetapi yang terpenting adalah adanya faktor pendorong yang menggerakan fisik tersebut.hal ini disebabkan karena manusia memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya, kemampuan itulah yang membuat manusia untuk berperilaku.piaget dalam Sanjaya (006) menyatakan : children have a built-in desire to learn. Hal inilah yang melatar belakangi model berfikir. Ada 6 tahap dalam MP PKB, yaitu : Tahap I : orientasi, tahap ini dilakukan dengan mengajukan tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus mereka miliki. Tahap II : tahap pelacakan. Tahap ini guru melakukan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa melalui dialog. Berbekal pengalaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dengan siswa pada tahap selanjutnya. Tahap III : tahap konfrontasi. Tahapan ini mengharuskan siswa untuk memecahkan persoalan yang diberikan guru. Pada tahap ini guru harus lebih mengembangkan dialog dengan siswa untuk dapat memahami persoalan untuk mendorong siswa dapat berpikir dan mengorganisasikan pengetahuannya dengan pengalaman yang mereka alami. 54

Tahap VI : tahap inkuiri, pada tahap ini guru membentuk siswa dalam kelompok untuk melakukan eksperimen dan memecahkan persoalan yang diberikan melalui LKS. Tahap ini merupakan tahap inti dalam model berpikir, karena pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu mengorganisasikan hasil eksperimen dengan pengetahuan mereka sehingga mereka mulai mengembangkan kemampuan berpikir nya. Tahap V : tahap akomodasi, tahap ini merupakan tahap dimana guru membantu siswa untuk membentuk pengetahuan baru melalui penyimpulan. Tahap VI : transfer, pada tahap ini guru menyajikan persoalan baru untuk diselesaikan yaitu Post-Test METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Perbaungan di kelas X Semester II Tahun Pelajaran 01/013 yang beralamat di Jl. Pantai Cermin, Perbaungan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan T.P. 01/013 yang terdiri dari 8 kelas yang berjumlah 30 orang. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling yaitu sebagai kelas eksperimen (kelas yang menerapkan model peningkatan kemampuan berpikir) dan sebagai kelas kontrol (kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional). Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Penelitian melibatkan dua kelas sampel yang diberi perlakuan yang berbeda. Untuk mengetahui hasil belajar fisika, siswa diberikan tes. Tes yang dilakukan yaitu pretes ( sebelum diberi perlakuan) dan postes ( setelah diberi perlakuan). Desain penelitian berupa Two Group t-posttest Design seperti ditunjukkan pada Tabel I. Tabel 1 Desain Penelitian Kelas Perlakuan Postes Eksperimen O 1 X 1 O Kontrol O 1 X O Keterangan: X 1 = model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir = pembelajaran konvensional. X O 1 O = pretes = postes Instrumen penelitian adalah tes hasil belajar fisika pada materi pokok Listrik Dinamis yang terdiri dari 0 item dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan dimana salah satu diantarannya merupakan jawaban yang benar dan empat pilihan lainnya merupakan distraktor (pengecoh). Apabila jawaban benar diberi skor 1 dan bila jawaban salah diberi skor 0. Mengetahui kevalidan instrumen, validitas tes yang digunakan adalah content validity (Margono, 008:187). Tes disusun berdasarkan kurikulum, buku pegangan siswa dan guru. Untuk mendapatkan validitas isi memerlukan dua aspek penting yaitu valid isi dan valid teknik samplingnya. Valid isi mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan dengan apakah itemitem itu menggambarkan pengukuran cakupan yang ingin diukur. Sedangkan validitas sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu sampel tes merepresentasikan total cakupan isi. Data yang diperoleh di uji normalitasnya untuk mengetahui apakah data kedua sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan uji Lilliefors. Kemudian dilakukan uji homogenitas yang 55

berfungsi untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang homogen. Menurut Sudjana (005), untuk uji homogenitas data populasi digunakan uji kesamaan varians dengan rumus: S1 F = S dimana: S 1 = Varians terbesar; S = Varians terkecil. Kriteria pengujian: Jika F hitung < F tabel maka kedua sampel berasal dari populasi yang homogen pada taraf signifikan 0,05 dan sebaliknya. Uji hipotesis digunakan uji t dengan rumus: X 1 X t (Sudjana, 005) 1 1 S n1 n Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus : n1 1 s 1 n 1 s s n1 n Dimana: 1 = Rata rata hasil belajara fisika siswa kelas eksperimen = Rata rata hasil belajara fisika siswa kelas kontrol n 1 = Jumlah siswa kelas eksperimen n = Jumlah siswa kelas kontrol s 1 = Varians kelas eksperimen s = Varians kelas kontrol s = Varians dua kelas sampel Kriteria pengujiannya adalah : Terima H 0, jika < dimana didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1 ) dan dk = n 1 + n dan = 0,05. Untuk harga t lainnya H 0 ditolak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sebelum memulai pembelajaran dengan menggunakan model berpikir dan pembelajaran konvensional maka terlebih dahulu peneliti memberikan pretes kepada kedua sampel dengan hasil pada Tabel 1 dan Tabel. Tabel 1. Kelas Eksperimen No Pre- Frekuensi Rata-Rata Test 1 5 6 30 5 3 35 4 4 40 10 36,87 5 45 3 6 50 3 7 55 1 Tabel. Kelas Kontrol No Pre-Test Frekuen si Rata-Rata 1 0 5 5 3 3 30 3 35,46 4 35 7 5 40 5 6 45 5 7 50 4 Kedua kelas dilakukan uji normalitas hasilnya diperoleh pada Tabel 3. Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kelas Data Kesimpulan L hitung L tabel Eksperimen 0,1406 0,1560 Berdistribusi normal Kontrol 0,1054 0,1560 Berdistribusi normal 56

Lhitung < Ltabel dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data dari kedua sampel berdistribusi normal. Kemudian Data pretes dilakukan uji homogenitas hasilnya diperoleh pada tabel 4. Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Data Varians F hitung F tabel(α kelas eksperi men kelas kontrol Tabel 4 menunjukkan bahwa data pretes memiliki varians data yang homogen yaitu kedua kelas yang dijadikan sampel dalam penelitian dapat mewakili kelas lain. Setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa sampel kedua kelas adalah sampel berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka dilakukan pengujian hipotesis yaitu uji kesamaan rata-rata pretes (uji t dua pihak) yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Data Data Kelas Eksperime n Kontrol 7,0801 97,196 Nila i Rata -rata 36,8 7 35,4 6 =0,10) 1,348 1,803 t hitung t tabel Kesimp ulan 0,014 1,998 Kesim pulan Homo gen Terima H o Berdasarkan Tabel 5 di atas, t hitung < t tabel berarti H o diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan. Setelah dilakukan pretes, di kelas ekperimen diberi perlakuan model berpikir dan di kelas kontrol diberi perlakuan model pembelajaran konvensional. Dalam proses pembelajaran model peningkatan kemampuan berpikir dilakukan observasi. Observasi dimaksudkan untuk mengamati aktivitas belajar Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan I Pertemuan II Akhir Kategori 69,80 75,69 7,75 Aktif siswa selama pembelajaran. Setelah dilakukan observasi diproleh peningkatan aktivitas belajar siswa dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan rata-rata nilai seluruhnya dapat dilihat pada Tabel 6: Tabel 6. Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan rata-rata nilai seluruhnya adalah 7,75 (kategori aktif). Setelah kedua kelas diberi perlakuan berbeda, pada kelas eksperimen menggunakan model berpikir dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional maka diperoleh data postes untuk siswa kelas eksperimen seperti pada Tabel 7. 57

Tabel 7. Data Postes Kelas Eksperimen Kemudian kedua kelas dilakukan uji normalitas hasilnya diperoleh pada Tabel 9. Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Postes Berdasarkan tabel 9 di atas Lhitung < Ltabel, dapat disimpulkan bahwa data dari kedua sampel berdistribusi normal. Data postes dilakukan uji homogenitas hasilnya diperoleh pada Tabel 10. Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes Data Varians F hitung F tabel(α kelas eksperi men kelas control 87,7969 83,75 =0,10) 1,048 1,803 No Post- Test Frekuensi 1 55 6 60 5 3 65 5 4 70 5 5 75 4 6 80 7 Rata- Rata 67,65 Kelas Data Kesimpulan L hitung L tabel Eksperimen 0,130 0,1560 Berdistribusi normal Kontrol 0,1404 0,1560 Berdistribusi normal Kesi mpula n Homo gen Berdasarkan Tabel 10 diperoleh F hitung < F tabel maka data hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dan pembelajaran No Frekuensi Rata- Post- Rata Test 1 60 6 65 3 3 70 4 74,06 4 75 6 5 80 4 6 85 9 konvensional dinyatakan memiliki Data Kelas Postes Eksperi men Postes Kontrol Ratarata t hitung t tabel Kesim pulan 74,06,768 1,669 67,65 varians yang sama atau homogen. Terima H a Setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa sampel kedua kelas adalah sampel berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen maka dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji kesamaan rata-rata (uji t satu pihak) diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada Tabel 11. Tabel 11. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Data Postes Berdasarkan tabel11, maka t hitung > t tabel berarti H a diterima sehingga diperoleh kesimpulan bahwa, ada perbedaan akibat pengaruh model berpikir terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Perbaungan T.P 01/013. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan akibat pengaruh penggunaan model pembelajaran 58

Peningkatan Kemampuan Berpikir terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan T.P 01/013. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai nilai rata-rata pre-test adalah 36,87 dan nilai rata-rata post-test adalah 74,06. rata-rata pre-test pada kelas kontrol adalah 35,46 dan nilai rat-rata post-test adalah 67,65. Ini membuktikan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional. Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda, rata-rata nilai siswa pada kelas eksperimen yang diberikan dengan menggunakan model berpikir ternyata menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Kemudian dilihat aktivitas siswa berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa oleh pengamat setelah diberikan pembelajaran yang berbeda ternyata aktivitas siswa lebih baik yang diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir dibandingkan dengan aktivitas siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir adalah suatu bentuk belajar yang menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, artinya peserta didik berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menggali pengalamannya sendiri dan mengemukakan pendapatnya secara verbal sesuai dengan perkembangan peserta didik. model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir melatih siswa untuk mengembangkan pengetahuannya melalui pengalaman yang dialaminya serta mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Ciri utama pada model berpikir adalah enam tahap utamanya yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Yaitu tahap orientasi, pelacakan, konfrontasi, inkuiri, akomodasi dan transfer. Tahap orientasi, guru mengkondisikan siswa pada posisi belajar. Tahap ini dilakukan dengan mengajukan tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus mereka miliki. Pada tahapan ini guru harus mampu membangun dialog dengan siswa sehingga tahapan selanjutnya siswa dapat berdialog secara terbuka dengan guru. Untuk itu dialog yang dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampu menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa. Tahapan selanjutnya adalah tahap pelacakan. Tahap ini guru melakukan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa melalui dilog. Berbekal pengalaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dengan siswa pada tahap selanjutnya. Melalui tahap pelacakan, guru dapat menyusun persoalan yang akan disajikan pada tahap berikutnya, yaitu tahap konfrontasi. Tahapan ini mengharuskan siswa untuk memecahkan persoalan yang diberikan guru. Pada tahap ini guru harus lebih mengembangkan dialog dengan siswa untuk dapat memahami persoalan untuk mendorong siswa dapat berpikir dan mengorganisasikan pengetahuannya 59

dengan pengalaman yang mereka alami. Tahap selanjutnya adalah tahap inkuiri, pada tahap ini guru membentuk siswa dalam kelompok untuk melakukan eksperimen dan memecahkan persoalan yang diberikan melalui LKS. Walaupun siswa bereksperimen, guru tetap melakukan dialog dengan siswa untuk mengarahkan eksperimen yang dilakukan dan mengembangkan gagasan melalui eksperimen dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya maupun melalui pengalaman sehari hari. Tahap ini merupakan tahap inti dalam model berpikir, karena pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu mengorganisasikan hasil eksperimen dengan pengetahuan mereka sehingga mereka mulai mengembangkan kemampuan berpikir nya. Selanjutnya adalah tahap akomodasi, tahap ini merupakan tahap dimana guru membantu siswa untuk membentuk pengetahuan baru melalui penyimpulan. Guru membimbing siswa untuk dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topic yang dipermasalahkan. Setelah tahap ini selesai kemudian menuju ke tahap transfer, pada tahap ini guru menyajikan persoalan baru untuk diselesaikan yaitu Post-Test Beberapa kendala yang dialami oleh peneliti pada saat menggunakan model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dan hal ini perlu menjadi pertimbangan dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir antara lain adalah sebagai berikut : (1) Situasi yang tidak kondusif pada saat pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tidak berlangsung dengan yang diharapkan. () Karena model pembelajaran ini masih baru pertama sekali diperkenalkan kepada siswa, sehingga siswa agak kaku dalam pembelajaran. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : (1) Hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis yang diajar dengan model berpikir, diperoleh nilai rata-rata adalah 74,06. () Hasil belajar siswa pada materi Pokok Listrik Dinamis yang diajar dengan model pembelajaran konvensional, diperoleh nilai rata-rata adalah 67,65. (3) Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis menggunakan uji t dua pihak pada taraf signifikan α = 0,05 dan dk = 6 diperoleh t hitung =,768 dan t tabel = 1,669 berarti t hitung > t tabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penerapan model berpikir terhadap hasil belajar siswa pada materi Pokok Listrik Dinamis kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan T.P. 01/013. (4) Pengamatan lembar observasi siswa oleh pengamat diperoleh nilai rata-rata aktivitas kelas eksperimen yang diajar dengan model berpikir adalah 76,85% dan kelas kontrol yang diajar dengan model pembelajaran konvensional adalah 68,85%. Hal ini dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dapat meningkatkan aktivitas siswa. Sehingga dengan adanya aktivitas siswa akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis kelas X SMA Negeri 1 Perbaungan T.P. 01/013. 60

SARAN Adapun saran untuk peneliti selanjutnya yaitu: (1) Kepada peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat mengkondisikan situasi pada saat pembelajaran berlangsung. () Saat pembelajaran pada tahap inkuiri melakukan eksperimen lebih baik jika alat untuk eksperimen yang digunakan jumlahnya lebih banyak sehingga siswa dalam satu kelompok tidak terlalu banyak. (3) menggunakan model kerpikir dengan menggunakan media atau berbasis tertentu dan dengan materi yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, O., (009), Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara. Sanjaya, W., (006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta : Kencana Sudjana., ( 005), Metode Statistika, Bandung : Tarsito 61