Moral Akhir Hidup Manusia

dokumen-dokumen yang mirip
MORAL AKHIR HIDUP MANUSIA ( Tentang Hukuman Mati )

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyengsarakan dan menghancurkan suatu negara. Dampak korupsi bagi negara-negara dengan kasus korupsi berbeda-beda bentuk,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari keberlangsungan hidup

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB DAN HUKUMAN MATI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Adanya hukum dan di buat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Bagaimanapun baiknya segala peraturan perundang-undangan yang siciptakan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Tindak Pidana, Pelaku Tindak Pidana dan Tindak Pidana Pencurian

DAMPAK PIDANA BERSYARAT BAGI TERPIDANA DAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindak pidana atau perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pidana Penjara Seumur Hidup (selanjutnya disebut pidana seumur hidup)

Pendidikan Agama Kristen

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

Sumber : Perpustakaan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan

P, 2015 PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG DALAM UPAYA MEREHABILITASI NARAPIDANA MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PENDAHULUAN. keteraturan, ketentraman dan ketertiban, tetapi juga untuk menjamin adanya

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum

BAB I PENDAHULUAN. ketidakadilan yang dilakukan oleh hakim kepada pencari keadilan. Disparitas. hakim dalam menjatuhkan suatu putusan.

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA

SK Rektor Nomor : 591/IKIPVET.H/Q/VII/2013 Tentang PERATURAN DISIPLIN KEMAHASISWAAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV. A. Bantuan Hukum Terhadap Tersangka Penyalahgunaan Narkotika. Dalam Proses Penyidikan Dihubungkan Dengan Undang-Undang

KUASA HUKUM Ir. Tonin Tachta Singarimbun, S.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 28 Februari 2013

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Rektor. Nomor : 01 Tahun Tentang. Peraturan Disiplin Mahasiswa

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

POKOK-POKOK HUKUM PIDANA oleh : Susan Fitriasari Heryanto,M.Pd

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN. Imam Gunawan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peradilan Pidana di Indonesia di selenggarakan oleh lembaga - lembaga peradilan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. bentuk kejahatan terhadap nyawa manusia, diatur dalam Pasal 340 yang

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

HUKUM. (peran agama Kristen dalam rangka penegakan hukum yang adil dan benar).

I. PENDAHULUAN. Hak asasi manusia merupakan dasar dari kebebasan manusia yang mengandung

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBUNUHAN DENGAN RENCANA DAN PASAL 340 KUHP

I. PENDAHULUAN. hidup sebagai makhluk sosial, melakukan relasi dengan manusia lain karena

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 397/F/Unbrah/VIII/2013 KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

Penerapan Pidana Bersyarat Sebagai Alternatif Pidana Perampasan Kemerdekaan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah Negara yang berdiri berlandaskan Pancasila

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Hakim memiliki peranan penting dalam suatu proses persidangan yaitu. mengambil suatu keputusan hukum dalam suatu perkara dengan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 34/PUU-XVI/2018 Langkah Hukum yang Diambil DPR terhadap Pihak yang Merendahkan Kehormatan DPR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat sebagai TNI merupakan

ETIKA PENEGAKAN HUKUM DALAM PERILAKU HAKIM

BAB III PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT DALAM KUHP

BAB V PENUTUP. pembahasan, maka telah didapat pokok-pokok kesimpulan dalam penulisan

BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN OLEH ANAK. Menurut Moeljatno istilah perbuatan pidana menunjuk kepada makna

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

BAB IV PENUTUP. pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

II. TINJAUAN PUSTAKA. arti yang luas dan berubah-ubah, karena istilah tersebut dapat berkonotasi dengan bidang-bidang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN UMUM

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

HAK ASASI MANUSIA DALAM PUTUSAN HAKIM

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara hukum, menyebabkan kita akan dihadapkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pergaulan

Transkripsi:

Modul ke: 07Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Katolik Moral Akhir Hidup Manusia Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Program Studi Psikologi

Bagian Isi TINJAUAN MORAL KRISTIANI AKHIR HIDUP MANUSIA (HUKUMAN MATI) Pengantar Sebagai modul pengayaan kali ini, kita akan berbicara tentang kasus lain, hukuman mati. Ini hanya salah satu kasus tentang permasalahan akhir hidup manusia. Banyak sekali kasus berkaitan dengan moral akhir hidup manusia, selain euthanasia, bunuh diri, distanasia, suicide, perang, ada juga hukuman mati. Moralitas kristiani menjadi menarik karena dari hari ke hari, semakin disadari adanya kemajuan cara berfikir manusia dan penghargaan terhadap hidup manusia.

Dalam sejarahnya, Yesus yang dijatuhi hukuman mati, ternyata dimaknai dengan sangat positif. Lebih dari positif, kekristenan seakan bertumpu pada kematian Kristus ini, yang kemudian disusul dengan kebangkitan dan kemudian kenaikannya ke surga. Beberapa kalangan melihat bahwa orang Kristen besar justru dengan narasi super sadis yang ditanggung oleh sosok Yesus. Mereka menyebutnya sebagai masokisme religius. Masokis adalah orang-orang yang menikmati penderitaan dan penyiksaan. Kenikmatan religiusitas Kristen dianggap hanya terpenuhi dengan jalan salib yang kemudian banyak diikuti. Di Filipina, ada sebuah tradisi yang mengenang kematian Yesus dengan cara dipaku tangannya, betul-betul. Anak-anak yang masih polos, umumnya akan ketakutan dan ngeri melihat tablo, di mana ada sosok orang-manusia yang disiksa dengan demikian kejam.

Tapi, pada kesempatan kali ini saya tidak akan masuk ke sana. Saya ingin mengatakan bahwa hukuman mati, sepertinya sudah banyak menjadi kasus umum yang diterima di berbagai peradaban dunia. Bahkan, Gereja pernah mempraktekkan hal ini dalam sejarahnya. Tujuannya adalah untuk melindungi agama dari ajaran-ajaran sesat. Tidak ada yang lebih mengerikan dari pada menyesatkan jiwa orang-orang ke dalam dosa. Tapi, seperti tadi saya katakan, rupanya kesadaran akan kemanusiaan dan ajaran cinta kasih Yesus, mendorong Gereja untuk senantiasa tanggap terhadap permasalahan jaman. Apakah boleh, untuk membela agama, Gereja bekerja sama dengan negara melegalkan hukuman mati? Apakah boleh, di kasus lain, karena pertaruhan politik, kemudian yang kalah dijatuhi hukuman mati? Apakah boleh misalnya, tawanan yang kalah dalam peperangan

Hukuman Mati Dalam Kontroversi Pertama-tama, yang harus dipahami dalam kasus ini adalah adanya pertentangan antara pro dan kontra. Sebagai catatan, pembunuhan dalam kasus-kasus biasa,apalagi untuk tujuan yang jahat, jelas sekali tindakan semacam itu tidak bermoral. Kasus hukuman mati memiliki pertimbangan yang sangat berbeda. Ini bukan pembunuhan biasa. Tapi pembunuhan yang legal secara hukum dengan beberapa latar belakang. Berikut ini kita akan melihat pro dan kontranya.

Argumen Pro Hukuman Mati Kontroversi pertama adalah berkaitan dengan yang mendukung adanya hukuman mati. Secara umum para tokoh yang mendukung adanya hukuman mati memiliki beberapa argumenargumen berikut:

A. Demi Hak Hidup Orang Banyak Setiap orang dipanggil untuk menumbuhkan sikap saling menghormati martabat pribadi manusia. Hormat terhadap martabat pribadi manusia berarti juga menghormati segala hak yang terkandung di dalamnya, termasuk hak yang paling hakiki yaitu hak hidup. Hak hidup merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia dan setiap manusia berhak atas hidupnya.

B. Wewenang Negara atas Hukuman Mati Negara mempunyai dasarnya pada kodrat manusia yang dibentuk oleh warganya. Aparat negara yang menjalankan roda pemerintahan dipilih berdasarkan kebebasan setiap warganya. Untuk itu, negara dibentuk untuk kesejahteraan bagi warganya. Demi tujuan ini, setiap negara yang berdaulat mempunyai otonomi untuk mengatur warganya dengan perundangundangan atau hukum yang telah ditetapkan. Hukum itu dibuat demi ketertiban dan kesejahteraan bersama.

C. Perlindungan Terhadap Masyarakat Salah satu hak yang dimiliki oleh manusia adalah hak untuk hidup dalam situasi masyarakat yang damai, aman dan tenteram. Dalam situasi masyarakat yang demikianlah manusia mampu mewujudkan kehidupan yang sungguh manusiawi. Negara berkewajiban mengusahakan kesejahteraan bagi warganya. Jika orang atau sekelompok orang mengacaukan kesejahteraan, maka ia dapat dikenai sanksi hukum, termasuk hukuman mati. Hukuman mati diterapkan untuk menyingkirkan orang tersebut dari tengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini, hukuman mati dapat menjadi sarana perlindungan bagi warga negara.

D. Sebagai Silih Kejahatan Dalam rangka membangun kehidupan bernegara yang sungguh manusiawi, tidak ada yang lebih baik dari pada menumbuhkan semangat batin keadilan dan pengabdian diri secara utuh bagi kesejahteraan bersama tanpa tindakan kejahatan. Patut disayangkan bahwa tindakan kejahatan masih saja terjadi. Sebagai silih atau tindakan kejahatan, hukuman mati layak dilaksanakan. Seorang atau sekelompok orang yang telah mengakibatkan kerusakan tata kehidupan masyarakat dengan berbagai tindakan kriminal, seperti pembunuhan, harus mempertanggungjawabkan tindakannya itu.

E. Hukuman Seumur Hidup Tidak lebih Ringan B. Bawazjir, seorang wartawan di Kairo yang mendukung pelaksanaan hukuman mati berpendapat bahwa hukuman penjara seumur hidup lebih kejam dari hukuman mati karena penderitaannya lebih hebat dibandingkan dengan seseorang yang dalam sekejap mata berpindah ke alam baka. Seorang yang dihukum mati hanya mengalami konflik berat dalam waktu sekejap mata ketika ia hendak menjalani hukuman mati. Sementara itu bagi orang yang dihukum penjara seumur hidup akan mengalami konflik batin terus-menerus sehingga penderitaannya tidak lebih ringan jika dibanding dengan hukuman mati.

F. Demi Penegakan Hukuman Mati Tugas pemerintah adalah menegakkan kesejahteraan bersama. Demi tugas ini, diperlukan adanya hukum. Hukum dibuat oleh negara untuk kepentingan bersama dan haru dijunjung tinggi oleh semua warganya demi kesejahteraan bersama. Tindakan yang mengganggu kesejahteraan bersama, terutama perihal penghianatan terhadap negara dan pelanggaran terhadap perikemanusiaan, akan dikenai sanksi hukum, termasuk hukuman mati. Pemberian sanksi hukuman tersebut menunjukkan penegakan terhadap hukum itu sendiri.

.Mencari Alternatif Lain dari Hukuman Mati Telah dinyatakan bahwa hak hidup manusia hanya diberikan oleh Sang Pencipta bukan oleh manusia atau negara. Manusia tidak mempunyai hak untuk mengambil nyawa orang lain, sekalipun orang itu adalah penjahat. Bila dirasakan tindakan penjahat membuat bahaya atas hidup orang lain, padahal tindakan itu masih dapat dielakkan tanpa harus dengan mematikan penjahat tersebut, maka tidaklah benar bahwa hukuman mati dilihat sebagai cara satu-satunya untuk melindungi masyarakat. Masih banyak cara lain yang lebih pantas untuk menanggulangi kejahatan, misalnya penjara.

Tindakan Balas Dendam, Normal Tapi Jahat Hukuman mati tidak lain dari pada tindakan balas dendam semata dengan menggunakan nama silih. Silih yang dimaksud adalah silih untuk memperbaiki tata nilai yang dilanggar, silih atas kejahatan yang dilakukan oleh pelaku kejahatan, dan silih terhadap Tuhan. Terkadang harus diakui bahwa di balik gagasan silih terimplisit maksud balas dendam. Jika demikian, hukuman mati hanya merupakan luapan emosi yang tidak berperikemanusiaan.

Gagasan Resosialisasi Maksud dari gagasan resosialisasi adalah membimbing terpidana agar insyaf dan menjadi anggota masyarakat yang baik. Dengan cara ini, diharapkan terpidana dapat memperbaiki diri dan kembali ke dalam masyarakat dan hidup sesuai dengan tata nilai yang ada. Gagasan ini muncul karena adanya suatu kesadaran masyarakat bahwa kejahatan tidak dapat timbul semata-mata karena manusia ingin berbuat jahat. Pada dasarnya, manusia mampu membedakan yang baik dan yang tidak baik serta memilih untuk berbuat yang terbaik.

Kemungkinan Kekeliruan dan Ketidakadilan Satu hal yang sering dicemaskan oleh penentang hukuman mati adalah masih adanya kemungkinan kekeliruan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pengadilan dalam mengeluarkan suatu keputusan. Keputusan yang keliru dan tidak adil bisa diubah, akan tetapi hidup tidak bisa dikembalikan. Ernes Bown Row Lands, seorang penentang hukuman mati berpendapat bahwa bila seorang hakim telah keliru dalam memutuskan suatu perkara hukuman mati, maka keadaan itu tidak akan pernah diperbaiki lagi, sebab terdakwa sudah meninggal dan tidak akan bisa lagi mengajukan gugatan atau naik banding. Sebaliknya, bila seorang hakim tidak melakukan kekeliruan, maka terpidana tidak akan mati, kerugian dan nama baiknya masih dapat dikembalikan.

Kepekaan Terhadap Nilai Hidup Manusia Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan hidup manusia memiliki keistimewaan dari makhluk lain. Manusia memiliki hak untuk merdeka dan hak untuk hidup di dunia. Hak itu bukan berasal dari masyarakat tetapi ada dalam diri manusia sejak ia lahir, sebagai pemberian dari Sang Pencipta. Hidup manusia mempunyai nilai yang sangat luhur dan tidak tergantikan oleh apapun yang ada di dunia.

Merendahkan Wibawa Negara Adalah tugas negara untuk melindungi para warganya dengan segala hak dan kewajiban yang dimilikinya. Maka sebenarnya, negara tidak boleh menjatuhkan pidana mati jika terjadi kejahatan. Berdasarkan hal tersebut, Damste dan J.A. Jolles, kelompok yang menentang hukuman mati, berpendapat bahwa dengan melegalkan hukuman mati berarti negara menurunkan wibawanya sendiri dalam memerangi tindak kejahatan. Masih ada alternatif lain yang dapat dilakukan negara yakni dengan hukuman penjara seumur hidup.

Refleksi Etis Gereja tidak mendukung adanya hukuman mati, tetapi tidak melarangnya juga. Gereja mempertahankan bahwa kuasa negara yang sah berhak menjatuhkan hukuman mati dalam kasus yang amat berat. Namun demikian, para moralis Katolik terus merefleksikan kasus ini, benarkah bermoral atau tidak. Dengan hukuman mati, dan dengan hukuman pada umumnya, masyarakat mendenda perbuatan seseorang yang di pengadilan terbukti salah. Dengan sanksi hukuman dinyatakan bahwa masyarakat tidak dapat menerima dan menyetujui perbuatan jahat. Dengan menjatuhkan hukuman, masyarakat membela diri yaitu dengan meringkus penjahat dan dengan demikian mengancam penjahatpenjahat lain

Terima Kasih Drs. Sugeng Baskoro, M.M.