BAB I PENDAHULUAN. Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berbagai keragaman dalam menjelaskan dan mendefinisikan makna

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Non Equivalent Control-Group Pretest-Posttest design. (Isaac & Michael, Tabel 3.1 Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang. memberi dampak besar dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ruangan kelas, dengan kondisi dimana guru atau pengajar mengajar di depan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk mempelajari dan mengembangkan kompetensi diri serta memahami

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 BERAU

NERIS PERI ARDIANSYAH,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi (TIK), dan lahirnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan

BAB I. PENDAHULUAN. menyenangkan membuat peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Information and Communication Tecknology (ICT) dalam bidang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elvina Khairiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan canggih didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media komunikasi adalah suatu media ataupun alat bantu yang digunakan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain The

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahdawi Firmansyah, 2014

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia. Khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi inilah yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbassis E-Learning Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen untuk Mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Kabupaten Madiun

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membantu aktivitas manusia. Melalui internet, manusia

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL

PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL PADA MATAKULIAH PENDAHULUAN FISIKA INTI

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

I. PENDAHULUAN. pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang berlaku di jenjang sekolah menengah adalah kurikulum

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk aktif membaca, mencari, dan menganalisis sebuah masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


I. PENDAHULUAN. kemajuan zaman, kualitas dan kualifikasi guru perlu terus menerus ditingkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

2016 PENGARUH PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR TERHAD AP PENYELESAIAN TUGAS KULIAH OLEH MAHASISWA D EPARTEMEN PEND ID IKAN GEOGRAFI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. belajar ini dapat dikelola dalam beberapa cara, salah satunya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi dan ilmu pengetahuan, telah banyak digunakan berbagai solusi untuk mencari tahu bagaimana cara mengatasi permasalahan-permasalahan penguasaan konsep dan sikap belajar peserta didik. Keberhasilan ini akan mempengaruhi perubahan perilaku tentang proses pembelajaran secara sistematis, sehingga setiap peserta didik bukan hanya menguasai kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip, tetapi juga merupakan suatu proses panjang yang akhirnya terjadi peningkatan prestasi dan hasil belajar. Suatu proses peningkatan prestasi dan hasil belajar ini tidak akan pernah terjadi apabila pemahaman mengenai konsep-konsep dan perbaikan sikap belajar tidak dimiliki oleh mahasiswa. Lemahnya konsep dasar serta kurangnya pengetahuan awal yang dimiliki mahasiswa membuat proses pembelajaran kurang menarik minat mahasiswa untuk belajar. Proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan masih belum dapat meningkatkan penguasaan konsep secara maksimal, khususnya sikap belajar mahasiswa dalam orientasi pengetahuan ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang harus dipahami dan disadari adalah bahwa tidak semua mahasiswa mempunyai tingkat intelektual tinggi. Kemampuan setiap mahasiswa menangkap materi pelajaran yang Zul Afdal, 2012 Penerapan Pembelajaran E-learning Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 disampaikan berbeda-beda karena setiap mahasiswa memiliki respon berbeda terhadap materi yang disampaikan dosen ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Hal ini terlihat pada proses pembelajaran pada salah satu mata kuliah yang diajarkan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Islam Riau, yaitu mata kuliah kewirausahaan. Dari pengalaman mengajar dan hasil wawancara dengan beberapa dosen yang pernah mengajar matakuliah tersebut, telah didapatkan informasi bahwa mahasiswa cenderung sulit memahami konsepkonsep dalam ilmu kewirausahaan, selain itu juga adanya keengganan para mahasiswa untuk memiliki buku sebagai sumber belajar. Selain itu kewirausahaan ini termasuk materi kuliah yang cukup kompleks dalam aktualisasi di dunia nyata. Dari jumlah rata-rata mahasiswa 200 orang, yang terbagi kepada 2 orang dosen yang masing-masing memegang 2 kelas ternyata kemampuan proses yang ditunjukkan mahasiswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabelisasi hasil wawancara dengan kedua dosen tersebut :

3 Tabel 1.1 Hasil Wawancara Kemampuan Penguasaan Konsep Mahasiswa Kewirausahaan FKIP UIR 2009-2011 KEMAMPUAN Dosen 1 Dosen 2 Mahasiswa Persentase Mahasiswa Persentase Kemampuan bertanya 12 12 % 15 15 % Kemampuan menjawab 15 15 % 10 10 % Kemampuan mengidentifikasi 10 10 % 15 15 % Kemampuan menganalisis Kemampuan menilai 7 5 7 % 5 % 5 3 5 % 3 % Total 49 49 % 48 48 % Sumber: Data diolah dari Hasil Wawancara Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya kemampuan mahasiswa dalam berpikir dan penguasaan konsep pada mata kuliah kewirausahaan, dari rata-rata 200 mahasiswa < 50 % yang memiliki kemampuan penguasaan konsep. Hal ini diduga terjadi karena proses pembelajaran yang belum optimal, terutama dosen kurang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir dalam menganalis konsep kewirausahaan. Pembelajaran Kewirausahaan di FKIP UIR selama ini dirasakan belum optimal, hal ini dapat dilihat dari penekanan proses belajar mengajar yang masih konvensional (teacher centered). Mahasiswa terbiasa mendengarkan dosen

4 ceramah dan mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada mahasiswa, sementara mahasiswa hanya duduk, diam dan dengar dengan rapi dan siap menerima informasi atau pelajaran dari dosen, mahasiswa mencatat dan penekanan pada hafalan menyebabkan materi kewirausahaan dilupakan sehingga menghambat aktivitas mahasiswa. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran yang terjadi hanya sebatas pada transfer of knowledge, serta kurang bisa seorang dosen dalam mengkaitkan materi pembelajaran dengan lingkungan sekitar sehingga mahasiswa tidak mampu memanfaatkan keilmuan dalam proses pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung di beberapa kelas mata kuliah kewirauasahaan, selain proses pembelajaran kewirausahaan masih berpusat pada dosen, dan satu arah, hasil rata-rata ulangan, quiz atau tes harian mahasiswa menunjukkan bahwa mahasiswa tidak mampu memahami konsep secara menyeluruh serta tidak mampu menerapkannya dalam situasi yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena konsep materi kewirausahaan yang kompleks banyak menyulitkan mahasiswa untuk memahami materi yang diajarkan secara menyeluruh, sehingga ketika mahasiswa diberi tugas yang lebih berorientasi terhadap pengamalan konsep di lapangan, masih banyak yang belum faham maksud dari tugas yang diberikan dan bagaimana maksud sebenarnya. Berdasarkan kelemahan di atas, proses pembelajaran kewirausahaan masih kurang mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga pemahaman konsep masih terbatas dalam teoritis dari sumber ajar, sehingga kepada sikap belajar mahasiswa kurang memberikan pengaruh. Oleh karena itu,

5 butuh sebuah inovasi pembelajaran kewirausahaan yang dapat mendorong keaktifan belajar mahasiswa sekaligus memberikan perhatian lebih pada peningkatan penguasaan konsep dan sikap belajar dalam pembelajaran kewirausahaan. Salah satu upaya untuk mengembangkan kemampuan penguasaan konsep mahasiswa, adalah menerapkan elearning dalam proses pembelajaran. Elearning berarti belajar dengan menggunakan media elektronik. Kata elektronik sendiri mengandung pengertian yang spesifik yakni komputer atau internet, sehingga elearning sering diartikan sebagai proses belajar yang menggunakan komputer atau internet. Penerapan elearning dipandang dapat membantu dan memfasilitasi mahasiswa dalam menguasai materi pembelajaran, sehingga mahasiswa dapat mngembangkan konsep kewirausahaan. Dalam elearning, mahasiswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan kemandirian dalam mencari sumber belajar yang lebih bermakna dalam mendukung proses pembelajaran. Memandirikan mahasiswa dalam mengembangkan bahan ajar akan berdampak meningkatkan kepercayaan dirinya dalam belajar, sehingga akan berefek kepada sikap belajar mereka. Dari penelitian yang dilakukan di Wilfrid Laurier University (1998) Canada dalam Sujono (1999) diketahui bahwa mahasiswa yang menggunakan web dalam pembelajaran terbukti dua kali lebih cepat belajarnya dibanding kelas klasikal, 80% mahasiswa tersebut berprestasi baik dan amat baik, serta 66% dari mereka tidak memerlukan bahan cetak. Schweizer (1999) dan Nelson (2001)

6 dalam Asman (2002) mengatakan bahwa pembelajaran konsep-konsep akan lebih bermakna jika disesuaikan dengan gaya belajar mahasiswa (student oriented). Dengan memanfaatkan pembelajaran elearning untuk setiap mahasiswa dapat belajar secara lebih mandiri, dari proses yang seperti itu diharapkan akan dihasilkan hasilpembelajaran yang lebih bermakna dan hasil belajar yang lebih baik. Keunggulan Elearning inilah yang mendorong banyak praktisi kependidikan dan pemerintah melalui Departemen Kependidikan Nasional mulai melakukan penataan dan penyiapan infrastruktur di bidang teknologi informasi khususnya internet. Seharusnya pemanfaatan fasilitas internet perlu mendapatkan penghargaan dan apresisasi dari pelaku dunia kependidikan itu sendiri, sehingga peran internet untuk dapat membantu pemerintah dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan. Dosen sangat memberikan pengaruh dalam mengantarkan mahasiswa pada kesuksesan belajarnya, dan pengaruh dosen sangat penting dalam suatu proses pembelajaran, karena dosen adalah sebagai mediator yang menyampaikan ilmu kepada mahasiswa. Pendapat di atas menguatkan asumsi bahwa potensi, bakat, dan minat mahasiswa akan berkembang manakala dosen mampu berinovasi dalam pemberian materi pembelajaran. Di dalam kelas, dosen tidak hanya berfungsi sebagai pihak yang melakukan transfer of knowledge atau penyampai ilmu pengetahuan tetapi juga mampu memerankan diri sebagai seseorang yang dapat berkreasi inovatif dalam penyampaian bahan ajar. Berkreasi dalam pembelajaran dapat pula dimaknai

7 sebagai melakukan inovasi dalam pembelajaran, yakni suatu upaya melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan dan sarana yang mendukung dalam suasana dan iklim belajar yang menyenangkan. Inovasi pembelajaran yang dilakukan seorang dosen akan menumbuhkan motivasi belajar mahasiswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Pada awalnya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan lain-lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit dalam motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi mahasiswa. Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan media gambar terhadap hasil belajar mahasiswa dapat meningkatan prestasi belajar. Pengaruh penggunaan multimedia pembelajaran juga dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan analisis mahasiswa. Sebagai refleksi tambahan, berikut salah satu hasil penelitian mengenai pengoptimalan peran media (komputer) dalam pembelajaran yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Homsyer (dalam Afdal, 2009; Rangga, 2007) membandingkan kelompok mahasiswa yang mendapat pembelajaran dengan Computer-Assisted Instruction (CAI) dengan kelompok yang menerima pelajaran melalui tatap muka. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mahasiswa yang menerima perkuliahan dengan menggunakan komputer mampu menyelesaikan pelajaran rata-rata lebih cepat beberapa jam dari mahasiswa yang menerima pelajaran lewat tatap muka/ ceramah. Di dalam pembelajaran berbasis komputer tidak semuanya dikatakan elearning. Pembelajaran elearning yang sebenarnya

8 memiliki syarat dan ketentuan. Elearning yang digunakan adalah elearning dengan aplikasi Moodle. Kelebihan elearning dengan aplikasi Moodle ini di samping bisa mengelola sebuah proses belajar berlangsung, juga mampu mengelola materi pembelajaran. Moodle kepanjangan dari Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment, bersifat program aplikasi yang open source dan free (gratis). Beberapa modifikasi telah dilakukan oleh pengembang Moodle untuk menjadikan tampilan pembelajaran menjadi lebih menarik. Proses belajar mahasiswa akan cenderung tetap, kecuali bagi mahasiswa yang dapat menggunakan elearning sebagai alat bantu belajar mereka. Hal ini membuktikan lebih tinggi sikap dan prestasi belajar mereka. Mahasiswa yang belajar dengan menggunakan elearning memperoleh nilai rata-rata lebih baik, sedangkan mahasiswa yang menerima pelajaran lewat tatap muka memiliki nilai jauh di bawah rata-rata. Di dalam elearning juga terdapat multimedia, multimedia yang dianggap sebagai media pembelajaran dan pengajaran yang berkesan berdasarkan kelebihannya yang dapat menyentuh berbagai panca indra. Hal ini terbukti dalam penelitian dapat menjadi alat bantu mengajar. Contoh multimedia seperti televisi dapat meningkatkan daya ingat, karena terdiri dari komponen suara dan gambar bergerak. Penggunaan komputer dalam proses pembelajaran memberikan hasil nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar yang menggunakan metode tradisional(konvensional).

9 Dari beberapa penelitian di atas, peneliti ingin menjadikan pembelajaran melalui CD multimedia sebagai pembelajaran pembanding (kelas control). Di dalam penelitian pemanfaatan elearning ini, ada 2 kelas eksperimen yang akan dibandingkan dengan kelas control, kelas eksperimen yang pertama disebut kelas full elearning dan kelas eksperimen yang kedua disebut kelas blended elearning. Hal ini dikarenakan selain memiliki pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa, elearning juga mempengaruhi sikap belajar mahasiswa. Terkait dengan implementasi elearning di perguruan tinggi khususnya LPTK, dari studi pendahuluan ditemukan bahwa walaupun diketahui pembelajaran elearning memiliki banyak sekali kelebihan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, ternyata tidak serta merta perguruan tinggi menerapkan pembelajaran ini, meski perguruan tinggi tersebut telah memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk melaksanakan pembelajaran ini. Oleh karena itu penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan akan menjadi kajian yang berharga, untuk mengenalkan sekaligus hendak menguji efektifitas pembelajaran dengan menggunakan elearning di perguruan tinggi terutama yang berada di daerah penelitian ini dilaksanakan di salah satu LPTK swasta di Provinsi Riau. LPTK ini dipilih atas dasar hasil observasi awal yaitu pertimbangan ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang telah memadai seperti sarana laboratorium komputer yang telah terkoneksi dengan jaringan internet, area hostpot (wireless network connection), lingkungan sekitar kampus yang telah banyak tersedia warnet (warung internet), dan situs elearning yang dapat dibuka (compertable) diseluruh mobile phone seperti ipad dan handphone.

10 sehingga memudahkan mahasiswa nantinya ketika akan mengakses situs elearning di internet dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti membatasi aspek-aspek masalah, sebagai berikut: 1. Pokok bahasan yang dikembangkan adalah salahsatu bahasan materi dari mata kuliah kewirausahaan. 2. Elearning yang diterapkan menggunakan aplikasi Moddle. 3. Multimedia yang digunakan ialah komputer dengan bantuan CD Multimedia. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi konsep-konsep dasar kewirausahaan, yaitu bahasan mengenai teori-teori kewirausahaan berdasarkan indikator serta mengenal macam-macam sikap kewirausahan, serta bagaimana upaya orientasinya dalam kehidupan nyata. Kelebihan elearning dengan aplikasi Moodle ini diantaranya penggunaannya tepat untuk kelas online, hasil belajarnya relatif sama baiknya dengan belajar secara langsung tatap muka dengan pendidik, pendidik mempunyai hak istimewa, yaitu dapat mengubah (memodifikasi) materi pembelajaran, serta pendidik dapat mengatur pelajaran, termasuk melarang pengajar yang lain memberikan pelajaran. Dilatarbelakangi oleh fenomena, bukti serta teori beberapa pakar kependidikan di atas maka dengan ini peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang Penerapan Pembelajaran Elearning Dengan Aplikasi Moodle Terhadap Sikap Belajar dan Penguasaan Konsep Mahasiswa (Studi Eksperimen Pada Mata Kuliah Kewirausahaan Di FKIP UIR Pekanbaru Riau).

11 B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Dengan adanya perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tuntutan zaman. Intergrasi pembelajaran menggunsksn teknologi informasi sangat diperlukan. 2. Konsep materi yang kompleks sehingga menyulitkan mahasiswa untuk memahami materi yang diajarkan. 3. Mahasiswa yang masih enggan untuk membeli buku cetak atau bahan ajar. 4. Internet sudah menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa sehari-hari, akan tetapi belum terarah kepada hal-hal yang positif, dengan adanya pembelajaran berbasis internet ini membantu perubahan kebiasaan yang bersifat merugikan. 5. Proses pembelajaran kewirausahaan selama ini masih kurang mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga pemahaman konsep terhadap mahasiswa masih terbatas dalam mengembangkan sikap belajar. 6. Belum banyaknya LPTK yang menggunakan Elearning dalam pembelajaran, mudah-mudahan upaya ini bisa menjadi inovasi pembelajaran di perguruan tinggi untuk ke depannya.

12 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah sikap belajar dan penguasaan konsep mahasiswa pada kuliah Kewirausahaan setelah mendapatkan pembelajaran dengan elearning? Pembelajaran elearning yang dimaksud yaitu pembelajaran dengan pendekatan full elearning yaitu pembelajaran yang seluruh proses pembelajarannya dengan elearning dan pembelajaran dengan pendekatan blended elearning yaitu yang proses pembelajarannya bergantian antara elearning dengan konvensional di dalam kelas. Identifikasi masalah tersebut dapat dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan sikap belajar dan penguasaan konsep mahasiswa yang proses pembelajarannya menggunakan full elearning dengan blended elearning? 2. Apakah ada perbedaan sikap belajar dan penguasaan konsep mahasiswa yang proses pembelajarannya menggunakan full elearning dengan CD multimedia? 3. Apakah ada perbedaan sikap belajar dan penguasaan mahasiswa yang proses pembelajarannya menggunakan blended elearning dengan CD multimedia? C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini untuk mengetahui Penerapan elearning terhadap sikap belajar dan penguasaan konsep mahasiswa pada mata kuliah

13 kewirausahaan pada mahasiswa calon guru Ekonomi Akuntansi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Islam Riau. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui Perbedaan sikap belajar dan penguasaan konsep mahasiswa menggunakan full elearning dengan blended elearning. 2. Mengetahui perbedaan sikap belajar dan penguasaan konsep mahasiswa menggunakan full elearning dengan CD multimedia. 3. Mengetahui perbedaan sikap belajar dan penguasaan konsep mahasiswa menggunakan blended elearning dengan CD multimedia. D. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Non Equivalent Control-Group Pretest-Posttest design. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes penguasaan konsep kewirausahaan dalam bentuk soal pilihan ganda, dan tes skala sikap untuk sikap belajar, yang terlebih dahulu melalui proses uji instrumen dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010 sebelum digunakan dalam kegiatan penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui alat tes dan didukung dengan hasil wawancara dari tanggapan dosen dan mahasiswa mengenai pembelajaran elearning. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan uji beda yang dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2010 dan SPSS 18 (keluaran terbaru sudah terbit SPSS 19).

14 E. Manfaat / Signifikansi Penelitian Signifikansi dan Manfaat penelitian ini, diantaranya : 1. Hasil peneltitian ini dapat memberikan suatu inovasi pembelajaran di mata kuliah kewirausahan yaitu dalam bentuk pembelajaran elearning dengan menggunakan aplikasi learning management system (LMS) Moodle, diharapkan aplikasi ini dapat digunakan untuk pembelajaran materi ajar yang lain. 2. Memberikan wawasan baru tentang penggunaan elearning dalam pembelajaran, sehingga lebih memperkaya khasanah inovasi pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru atau dosen dalam pembelajaran di kelas. 3. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep, dan perbaikan sikap belajar mahasiswa melalui pembelajaran elearning. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh perguruan tinggi lainya, sekolah-sekolah atau dinas kependidikan untuk membuat kebijakan dengan mengadopsi bentuk pembelajaran elearning untuk diterapkan pada mahasiswa mahasiswa pada materi ajar lainnya.