BAB I PENDAHULUAN. komunikasi manusia. Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

PEDOMAN TRANSLITERASI

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI

TRANSLITERASI ARAB LATIN.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

TESIS. Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister (S.2) Manajemen Pendidikan Islam

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT

( Word to PDF Converter - Unregistered )

PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI

HUBUNGAN BIMBINGAN KEAGAMAAN DAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI PADA ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN KOTA BANJARMASIN)

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE)

PERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN

TINJAUAN MASLAHAT TERHADAP DISPENSASI NIKAH MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. SKRIPSI

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45.

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan... Halaman Persembahan... Halaman Persetujuan Pembimbing... Halaman Pengesahan... Halaman Motto...

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

PENYELESAIAN HUKUM KASUS RUMAH TANGGA SUAMI YANG MAFQUD DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI SYIRKAH di RENTAL PLAY STATION di DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK SKRIPSI. Oleh : ACHMAD ARDANI

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN BMT UGT SIDOGIRI SE-SURABAYA

PENERAPAN METODE AL-QASIMI DALAM MENGHAFAL AL-QUR AN DI PONDOK PESANTREN BAITUL QUR AN GARUT, DAWUNG, SAMBIREJO SRAGEN TAHUN

UPAYA SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH DI KOTA BANJARBARU

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA BAB THAHARAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAIRS CHECK

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN GADAI SAWAH DALAM MASYARAKAT DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA

BUAH-BUAHAN DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK)

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BISNIS PERIKLANAN ADSENSECAMP

IJTIHAD DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBARUAN PEMIKIRAN HUKUM ISLAM (Studi atas Pemikiran Syāh Walî Allāh Ad-Dihlawî 1114 H/ 1703 M 1176 H/ 1762 M)

BAB II LANDASAN TEORI

PENAFSIRAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG BIDADARI DALAM AL-QUR A<N (KAJIAN HERMENEUTIKA)

PENERAPAN CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

KONSEP PENDIDIKAN ANAK MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DALAM KITAB TARBIYAH AL-AULĀD FĪ AL-ISLĀM

DEMOKRASI DI PAKISTAN MENURUT PEMIKIRAN BENAZIR BHUTTO DALAM PERSPEKTIF FIQH SIYASAH S K R I P S I

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBERIAN GANTI RUGI TERHADAP PEMILIK BARANG OLEH PENGUSAHA ANGKUTAN DI PT

STUDI ANALISIS KONSEP MUNÂSABAH ANTAR AYAT

PENGARUH PENGASUHAN ORANG TUA TERHADAP KESADARAN RELIGIUS SISWA DI MTs. DARUN NAJAH NGEMPLAK KIDUL MARGOYOSO PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG

PENGARUH PERARAKAN LILIN DALAM EKARISTI BUNDA MARIA TERHADAP UMAT ISLAM DESA PANJANG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG

MUDA<RASAH AL-QUR A<N BAGI SANTRI TAHFIZ{ TINGKAT

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DI KALASAN (Studi Kasus Nasabah Pembiayaan Musyarakah KSPPS Bina Warga Sejahtera)

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA ALQUR AN PADA SISWA KELAS X SMK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sudah sangat kompleks. Tidak hanya sebagai alat

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS PESANTREN DI SEKOLAH DASAR AL-AHMADI SURABAYA

ANALISIS TERHADAP PENYALURAN DANA ZAKAT GURU DAN PEGAWAI OLEH LZIS ASSALAAM SURAKARTA (Studi Kasus di LZIS Assalaam Surakarta)

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG BANJARMASIN

SANITASI LINGKUNGAN DALAM AL-QUR AN

Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Muamalah

PERAN PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Di Komunitas Lintas Iman Pondok Damai Kota Semarang)

PENERAPAN MEDIA VITURAL COMPACT DISK (VCD) PADA PEMBELAJARAN SHALAT KELAS VII B MTS MA ARIF 11 TOKAWI NAWANGAN PACITAN JAWA TIMUR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi umat manusia merupakan alat penggabung akal budi, perasaan, maupun untuk menjalin kerja sama yang sangat penting (Sudaryanto, 1993: 54). Bahasa merupakan alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia. Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan informasi yang berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung dalam bentuk tindakan atau tingkah tutur individual. Oleh karena itu, dalam setiap telaah tindak komunikasi tersebut termasuk dalam ranah kajian tindak tutur. Istilah tindak tutur muncul karena di dalam mengucapkan sesuatu penutur tidak semata-mata menyatakan tuturan, tetapi dapat mengandung maksud di balik tuturan. Tuturan adalah kalimat yang diujarkan penutur ketika sedang berkomunikasi. Austin (dalam Nababan, 1992: 29) menyatakan bahwa ujaran yang bentuk formalnya adalah pernyataan, biasanya memberi informasi, tetapi ada juga yang berfungsi lain yakni melakukan tindakan bahasa tertentu. Tindak tutur merupakan perwujudan konkret fungsi-fungsi bahasa yang merupakan pijakan analisis pragmatik (Rahardi, 2005). Menurut Wijana (1996: 13) yang menjadi pusat kajian pragmatik adalah maksud pembicara yang secara tersurat atau tersirat di balik tuturan yang dianalisis. Tuturan yang digunakan dalam rangka pragmatik merupakan bentuk 1

2 dari tindak tutur yang di dalamnya tersusun dari beberapa kalimat. Kemudian Wijana (1996: 4) menjelaskan bahwa tindak tutur dapat dibedakan menjadi tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung adalah tindak tutur dilihat dari penggunaan kalimat secara konvensional. Artinya, jika kalimat berita difungsikan untuk mengatakan sesuatu, kalimat tanya untuk bertanya, kalimat perintah untuk menyuruh, mengajak, memohon, dan sebagainya. Sementara tindak tutur tidak langsung adalah tindak tutur yang diutarakan secara tidak langsung, tetapi harus segera dilaksanakan maksud yang terimplikasi di dalamnya (Wijana, 1996: 30). Sebagai contoh tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung adalah ungkapan berikut: (1) Sidin mempunyai lima buah apel (Wijana, 1996: 30). Contoh ungkapan (1) di atas adalah untuk memberitahukan bahwa Sidin mempunyai apel sebanyak lima buah. Ini termasuk tindak tutur langsung. (2) Ada makanan di almari (Wijana, 1996: 30). Kalimat (2) tersebut dalam konteks diucapkan kepada seorang teman yang membutuhkan makanan. Hal ini dimaksudkan untuk memerintah mitra tuturnya mengambil makanan yang ada di almari yang dimaksud, bukan sekedar untuk menginformasikan bahwa di almari ada makanan. Ini termasuk tindak tutur tidak langsung. Dalam studi pragmatik, tindak tutur tidak langsung yang dimaksudkan untuk memerintah dapat diungkapkan dengan kalimat berita, kalimat tanya dan kalimat perintah. Di dalam komunikasi dibutuhkan adanya saling pemahaman antara pelaku tutur. Pemahaman tersebut terjadi jika antara pelaku tutur berusaha agar

3 tuturannya relevan dengan kontek dan saling memberikan kontribusi secukupnya sesuai dengan tujuan percakapan serta mematuhi prinsip percakapan yang ada. Prinsip percakapan dalam kajian pragmatik mencakup dua prinsip, yakni prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan. Prinsip kerja sama diterapkan agar percakapan tersebut terjadi secara kooperatif atau terbuka dan bisa dimengerti oleh pertisipan dalam dialog. Sementara, prinsip kesantunan diterapkan agar percakapan menjadi santun atau sopan. Prinsip kerja sama akan terjadi apabila pelaku tutur saling memahami tuturan yang diucapkan. Tuturan yang digunakan dalam rangka pragmatik merupakan bentuk dari tindak tutur yang di dalamnya tersusun dari beberapa kalimat, salah satunya adalah kalimat perintah. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang ada di dunia ini. Bahasa Arab digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan maksud mereka (al-gulāyainī, 2008: 3). Ungkapan-ungkapan perasaan atau maksud tersebut dapat berupa ujaran lisan maupun tulis dengan menggunakan kata-kata yang tersusun menjadi sebuah kalimat yang dapat dipahami oleh lawan bicara atau mitra tutur. Dalam hal ini Gulāyainī menjelaskan, sebagaimana juga bahasa-bahasa yang lain, bahwa dalam bahasa Arab kata dibagi menjadi tiga, yaitu : ḥarf (partikel), ism (kata benda), dan fi l (kata kerja). Fi l adalah kata yang menunjukan atas suatu makna yang berkaitan dengan waktu (Zakariya, 2009 : 3). Fi l dibagi menjadi tiga, yaitu : fi l māḍi, fi l muḍāri dan fi l amr. Fi l amr merupakan fi l yang berisi tuntutan yang dikehendaki oleh pembicara sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh lawan bicara sebagai orang yang diperintah.

4 Berkaitan dengan penjelasan di atas maka penulis akan mencoba mengkaji prinsip kerjasama dalam tindak tutur yang terdapat dalam naskah drama Izis Karya Taufiq Al-Hakim dengan analisis pragmatik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana kerja sama dalam tindak tutur yang terdapat pada naskah drama Īzīs dapat terjadi? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan bagaimana kerja sama antar peserta tutur dalam tindak tutur yang terdapat dalam naskah drama Īzīs dapat terjadi atau terwujud. 1.4 Tinjauan Pustaka Di dalam bahasa Arab bentuk kalimat dikenal dengan kalām. Kalimat (kalām) tersebut dibagi menjadi dua, yaitu kalimat berita (kalām khabar) dan kalimat bukan berita (kalām insyā ). Kalām khabar adalah kalimat yang mengandung kebenaran dan ketidakbenaran, sedangkan kalām insyā adalah kalimat yang mengandung kebenaran dan ketidakbenaran (Hāsyimī, 2009). Permasalahan kalimat perintah yang memakai fi l amr sebelumnya pernah diteliti oleh Bakhtiyar Salam (2007) dalam skripsinya yang berjudul Kesantunan Kalimat Perintah (imperatif) dalam Novel An-Nidā u Al-Khālidu karya Najīb al- Kailānī (analisis sosiolinguistik). Skripsi tersebut membahas tentang kesantunan kalimat perintah dengan analisis sosiolinguistik yang isinya membahas bentuk kesantunan, tingkatan kesantunan dan fungsi kesantunan kalimat perintah bahasa

5 Arab dalam novel An-Nidā u Al-Khālidu karya Najīb al-kailānī. Kajian fi l amr juga diteliti oleh Luqman (2006) dalam skripsinya yang berjudul Maksud Kalimat Perintah dalam Ṣuwarun min Ḥayah As-Saḥābah Juz II karya Abdurrahman Ra fat Al-Pasya (analisis pragmatik). Skripsi tersebut membahas kalimat perintah dengan analisis pragmatik yang isinya membahas bentuk dan maksud kalimat perintah dalam novel Ṣuwarun min Ḥayah As-Saḥābah Juz II karya Abdurrahman Ra fat Al-Pasya. Kajian fi l amr juga pernah diteliti oleh Miftachurrohman (1989) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Verba dalam Ḥimārul-Ḥākim karya Taufīq Al-Hakīm (analisis morfologi). Dalam skripsi tersebut dibahas tentang verba bahasa Arab yang terdapat dalam buku Ḥimārul- Ḥākim karya Taufīq Al-Hakīm. Selain itu, fi l amr juga pernah diteliti oleh Amir Ma ruf pada tahun 1980 dalam laporan penelitiannya yang berjudul Siyag Al- Amr Fi Al-Lugah Al-Arabiyyah Wa Fawaiduha, ia menuliskan tentang berbagai bentuk kalimat perintah dalam bahasa Arab dan beberapa faedah serta makna yang terkandung di dalamnya secara umum. Dari penelitian-penelitian yang telah disebutkan di atas, dengan demikian masih terbuka kesempatan bagi penulis untuk meneliti prinsip kerja sama dalam tindak tutur berupa perintah pada naskah drama Īzīs karya Taufiq Al-Hakim dari segi linguistik dengan menggunakan analisis pragmatik. I.5 Landasan Teori Pragmatik merupakan cabang ilmu yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya yang tergramatikalisasi atau terkodifikasi dalam struktur bahasa (Levison dalam Nadar, 2009: 4). Sementara Wijana (1996: 2-3) menyatakan

6 pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi. Jadi, makna yang dikaji dalam pragmatik adalah makna yang terikat konteks atau maksud penutur. Dalam bahasa Arab, ilmu yang membahas tentang keadaan tuturan yang disesuaikan dengan keadaan yang melingkupinya disebut Ilmu Ma ani (Ḥusain, 1984: 79). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari maksud penutur yang dipengaruhi oleh konteks atau lingkungan yang mendukungnya. Selain aspek konteks, yang perlu diperhatikan dalam pragmatik adalah tuturan dan maksud tuturan tersebut karena di dalam tuturan tersebut kemungkinan ada sesuatu yang tersirat di balik yang tersurat (Wijana, 1996:13). Kemudian dalam hal ini Leech (1993: 5-6) menambahkan bahwa pragmatik memperlajari maksud ujaran, yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan; mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepada siapa, di mana, dan bagaimana. Tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral di dalam pragmatik dan juga merupakan dasar bagi analisis topik-topik lain di bidang ini, seperti peranggapan, perikutan, implikatur percakapan, prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan. Retorika tekstual, pragmatik membutuhkan prinsip kerja sama. Di dalam komunikasi yang wajar dapat diasumsikan bahwa seorang penutur mengartikulasikan tuturan dengan maksud mengkomunikasikan sesuatu kepada lawan bicaranya dan berharap lawan bicaranya dapat memahami kehendak yang dikomunikasikan (Wijana, 1996:45). Selanjutnya, dia menjelaskan bahwa

7 hendaknya penutur selalu berusaha agar tuturannya relevan dengan konteks, jelas, padat, ringkas, mudah dipahami, dan selalu pada konteks persoalan sehingga tidak menghabiskan waktu lawan bicaranya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang harus dilakukan pembicara dan lawan bicara agar proses komunikasi itu berjalan secara lancar diperlukan adanya prinsip-prinsip kerja sama. Dalam rangka melaksanakan prinsip kerja sama tersebut Grice (1975) mengemukakan bahwa setiap penutur harus mematuhi empat maksim percakapan (coversation maxim), yaitu: maksim kuantitas (maxim of quantity), maksim kualitas (maxim of quality), maksim relevansi (maxim of relevance), dan maksim pelaksanaan (maxim of manner) (Wijana, 1996: 46). Wijana (1996: 46-50) memberikan penjelasan dari setiap maksim sebagai berikut: maksim kuantitas menghendaki setiap peserta percakapan memberi kontribusi secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya, tidak kurang dan tidak lebih., maksim kualitas mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan hal yang sebenarnya. Kontribusi peserta percakapan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti yang memadai., maksim relevansi mengharuskan setiap peserta percakapan memberikan kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan., maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta percakapan berbicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak berlebihlebihan, serta runtut. Pemanfaatan teori ini dimaksudkan untuk mengetahui prinsip kerja sama dalam tindak tutur perintah yang terdapat pada naskah drama Īzīs.

8 1.6 Metode Penelitian Metode dan teknik merupakan dua konsep yang berbeda, tetapi berhubungan langsung satu sama lain. Keduanya adalah cara dalam satu upaya. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan; teknik adalah cara melaksanakan metode (Sudaryanto, 1993: 9). Ada tiga tahap strategis yang harus dihadapi dalam sebuah penelitian (Sudaryanto, 1993: 5). Masing-masing tahap menggunakan metode dan teknik yang sesuai dengan objek sasaran penelitian. Adapun tahap-tahap tersebut adalah tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian analisis data. Pada tahap penyediaan data digunakan metode simak dan teknik catat. Metode simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993: 133). Teknik catat dilakukan dengan mencatat semua bahan penelitian dalam kartu data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi data berdasarkan maksim yang dikandung. Data berupa kalimat-kalimat perintah dalam drama Īzīs yang telah diklasifikasi kemudian dikelompokkan dalam empat maksim, yaitu maksim kuantitas ditunjukan dengan huruf A, maksim kualitas ditunjukan dengan huruf B, maksim relevansi ditunjukkan dengan huruf C dan maksim pelaksanaan ditunjukkan dengan huruf D. Kemudian dari empat maksim tersebut diambil dua tuturan untuk dianalisis. Pada tahap analisis data, metode yang digunakan adalah metode kontekstual. Metode kontekstual adalah cara analisis yang diterapkan pada data dengan mendasarkan, memperhitungkan dan mengkaitkan konteks (Rahardi, 2000: 14). Data yang telah diambil dari drama Īzīs dikaitkan dan dihubungkan

9 dengan konteks yang melingkupi kalimat tersebut sehingga dapat diketahui dengan jelas prinsip kerja sama menggunakan kalimat perintah bahasa Arab dalam naskah drama tersebut. Setelah analisis data selesai, hasil analisis disajikan dalam sebuah laporan. Pada tahap ini, penyajian laporan dilakukan secara informal, yaitu penyajian laporan yang berwujud perumusan dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145). 1.7 Sistematika Penulisan Hasil laporan ini akan disajiakan dalam tiga bab, yaitu: Bab I berisi pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan dan pedoman transliterasi. Bab II berisi mengenai drama Īzīs. Bab III berisi mengenai perinsip kerja sama menggunakan kalimat perintah pada drama Īzīs. Dan bab IV berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. 1.8 Pedoman Transliterasi Pedoman transliterasi Arab ke Indonesia dalam penelitian ini berdasarkan pada SKB Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/u/1987. Konsonan Konsonan bahasa Arab dilambangkan dengan ḥarf hijā`iyyah atau disebut huruf Arab. Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

10 dengan tanda, dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus. Berikut huruf konsonan bahasa Arab pada tabel. No Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan 1 ا Alif tidak dilambangkan Tidak dilambangkan 2 ب Ba B Be 3 ت Ta T Te 4 ث Ṡa Ṡ Es dengan titik di atasnya 5 ج Jim J Je 6 ح Ḥa Ḥ Ha dengan titik di bawahnya 7 خ Kha Kh Huruf ka dan ha 8 د Dal D De 9 ذ Żal Ż Zet dengan titik di atasnya 10 ر Ra R Er 11 ز Za Z Zet 12 س Sin S Es 13 ش Syin Sy Es dan ye 14 ص Sad Ṣ Es dengan titik di bawahnya 15 ض Ḍad Ḍ De dengan titik di bawahnya 16 ط Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawahnya 17 ظ Ẓa Ẓ Zet dengan titik di bawahnya 18 ع ain Koma terbalik (di atas) 19 غ Gain G Ge 20 ف Fa F Ef 21 ق Qaf Q Qi 22 ك Kaf K Ka 23 ل Lam L El 24 م Mim M Em 25 ن Nun N En 26 و Wawu W We

No Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan 11 Ha H Ha ه 27 Hamzah ` Apostrof condong ke kiri ء 28 Ya Y Ye ي 29 Vokal Vokal bahasa Arab, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong, vokal rangkap atau diftong, dan vokal panjang atau maddah. Vokal Tunggal Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau ḥarakat, transliterasinya sebagai berikut. Huruf Vokal Nama Huruf Latin Nama Fatḥah A A Kasrah I I contoh: /Kataba/ كتب Ḍammah U U /Żukira/ ذكر Vokal Rangkap Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara ḥarakat dan ḥarf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: contoh: Tanda Nama Huruf Latin Nama ا ي Fatḥah dan ya Ai A-i ا و Fatḥah dan wau Au A-u /Kaifa/ كيف /ḥaula/ حول

12 Vokal Panjang (maddah) Vokal panjang yang lambangnya berupa ḥarakat dan ḥarf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Tanda Nama Huruf Latin Nama ا Fatḥah dan alif Ā a dengan garis di atas ى Fatḥah dan ya Ā a dengan garis di atas ي Kasrah dan ya Ī i dengan garis di atas contoh: و قال قيل /Qāla/ /Qīla/ Ḍammah dan wau Ū u dengan garis di atas /Yaqūlu/ يقول Tā Marbūṭah Ada dua macam transliterasi tā marbūṭah, yakni tā marbūṭah hidup dan tā marbūṭah mati. Tā Marbūṭah hidup atau mendapat ḥarakat fatḥah, kasrah, atau ḍammah transliterasinya adalah /t/. Tā Marbūṭah mati atau mendapat sukūn, transliterasinya adalah /h/. Kalau pada kata yang terakhir dengan tā Marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta kedua kata itu terpisah, maka tā Marbūṭah itu ditransliterasikan dengan /h/.contoh: املدينة املنو رة /al-madīnah al-munawwarah/ atau

13 /al-madīnatul al-munawwarah/. Huruf Ganda (Syaddah atau Tasydīd) Tanda Syaddah dilambangkan dengan huruf yang sama, baik ketika berada di awal atau di akhir kata. Contoh : /Nazzala/ نز ل /al-birru/ الب ر ال Huruf Sandang Kata sandang ال ditransliterasikan dengan al diikuti dengan tanda penghubung -, ketika bertemu huruf syamsiyyah dan qamariyyah. Contoh : /asy-syamsu/ الش مس Hamzah /al-qamar/ القمر Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof jika terletak ditengah dan akhir kata. Bila terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh : /`inna/ إن /ya`khużu/ يأخذ /qara`a/ قرأ

14 Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau ḥarakat yang dihilangkan, maka transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh : وإن هللا هلو خري الر ازقني /Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn/ atau /wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīn/ Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasinya huruf kapital digunakan dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Contoh: حممد رسول اهلل /Muḥammadur ar-rasūlullāhi/