BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perjalanan suatu bangsa pasti melewati banyak proses sejarah dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nyawa beribu-ribu rakyat dan pahlawan-pahlawanya.

1. PENDAHULUAN. Sejarah peradaban bangsa Indonesia mencatat dan membuktikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tersebut, selain untuk menghibur, juga untuk menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan salah satu bentuk sastra yang lahir dari perasaan serta

Sastra Lama dan Sastra Modern. Oleh: Valentina Galuh X-9/21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tingkat kemajuan harus menempuh pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada

BAB I PENDAHULUAN. Karyanya mengambarkan ideologi atau pemikiranya yang besar mengenai puisi. warna bagi perkembangan bahasa dan sastra Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.4. Bentuk publikasi secara tertulis tentang peristiwa pada masa lampau

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi dan politik yang dihadapi setelah pendudukan

Latihan untuk Modul 6, 7, dan 8

PERKEMBANGAN MAJALAH POEDJANGGA BAROE ( ) Peneliti 1 : Suhartanti Peneliti 2 : Rhoma Dwi Aria Y. M. Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Namun dalam dasawarsa pertama abad ke-20, pola perjuangan memasuki titik

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. pengorbanan yang telah diberikan baik dari jiwa dan raga. membawa ilmu fotografi melalui sekolah-sekolahyang didirikan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial

1.1.1 Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak terlepas dari konflik-konflik yang dialami masyarakat. Sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

2014 ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP NILAI-NILAI EKSISTENSIALISME DALAM NASKAH TEATER HUIS CLOS KARYA JEAN-PAUL SARTRE

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal yang wajib

commit to user BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. ekstrinsik. Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

NASKAH IDENTIFIKASI NASKAH CUT 1

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perjalanan suatu bangsa pasti melewati banyak proses sejarah dan arus pergerakan yang dialami oleh bangsa tersebut. Dalam proses memperjuangakan bangsa tersebut tentunya menghadirkan seorang sosok pahlawan dalam berbagai aspek dan usaha. Terlebih di Indonesia ini kita begitu banyak mengenal sosok pahlawan. Ada pahlawan yang dikenal dengan perjuangan persenjataan melawan penjajah, ada melalui kerja kerasnya dalam politik dan diplomasi, ada yang dikenal dengan gerakan kirinya, ada pahlawan yang berjuang mempertahankan hak sesamanya dan ada pahlawan yang turut bekerja memalui karya-karya hasil pemikirannya yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam perjalanan bangsa Indonesia yang kita cinta ini peran para sasterawan, pujangga, penyair, penulis dan jurnalis turut andil dalam usaha mempertahankan jati diri negara ini baik dari segi budaya maupun sosial. Sasterawan dengan insting dan kepandaian pemikiran mereka melalui karya dan tulisannya berusaha menanamkan nilai-nilai kebangsaan, kebudayaan dan pergerakan baik secara langsung mapun eksplisit dalam setiap tulisan mereka. Berbagai usaha mereka lakukan untuk menolak segala bentuk penjajahan, tekanan dan penghinaan terhadap nilai bangsa. Walaupun terkadang dianggap kurang berperan dan terkesan tak bertindak langsung namun melalui karya-karya para

2 sasterawan secara bertahap dan pasti tulisan-tulisan mereka mampu mempengaruhi pola pikir dari kolonial. Sebagai karya, karya-karya sastera itu merupakan refleksi dari sebuah tradisi yang menyejarah, atau menurut Taufik Abdullah sebagai pancaran dari kesadaran tentang segala hal yang wajar di masa lalu. Lebih lanjut Taufik Abdullah mengatakan bahwa karya seperti serat, babad, dan dokumen dinasti lainnya, yang berbentuk karya sastera dapat pula dipakai sebagai alat untuk memahami berbagai pola perilaku kesejarahan dari masyarakat penganutnya. Dalam konteks ini karya sastera telah menjadi bagian yang integral dangan sejarah sebagai sebuah tradisi. Oleh sebab itu sebagai sebuah tradisi, paling tidak ada empat fungsi utama dari karya-karya sastera. Pertama, sebagai alat dokumentasi. Kedua, sebagai media untuk mentransfer memori masa lalu antara generasi. Ketiga, sebagai alat untuk membangun legetimasi. Keempat, sebagai bentuk ekspresi intelektual, Purwanto (2006:97) Dalam penulisan sejarah kita mengenal yang namanya sumber sejarah, salah satu sumber sejarah adalah sumber tertulis yang dapat dijadikan sebagai modal penulisan sejarah. Karya tulis adalah bagian dari sumber tertulis yang menyangkut hasil karya manusia. karya tulis tersebut salah satu jenisnya adalah sastera. Dengan manganalisis sastera tentunya kita bisa lebih menelaah sejarah khususnya dalam segi budaya dan sosial karena lewat tulisanlah tertuang peristiwa yang dialami, diamati dan diekspresikan oleh penulis sastera tersebut. Dengan demikian kesusasteraan dapat peranan dalam dalam sebuah proses historiogrfi sejarah

3 Dalam sejarah kesusasteraan Indonesia telah mengalami proses yang sangat panjang. Dimulai dari periode kelahiran yang terjadi mulai tahun 1900 sampai para pengarang Balai Pustaka (1933-1942) dan saat pematangan 1945. Kemudian dilanjutkan dengan periode perkembangan tahun 1945 sampai dengan tahun 1961. Lalu berakhir pada periode tahun 1961 sampai dengan sekarang. Dalam proses itu telah terjadi berbagai gejolak dan perubahan sastera sesuai dengan peristiwa yang terjadi pada setiap periode tersebut. Dalam periode sastera tersebut terdapat sebuah masa yang cukup bersejarah dalam kesusatraaan, yaitu masa lahirnya Poejangga Baru. Salah satu yang menjadi pendirinya adalah Sutan Takdir Alisjahbana bersama dengan Armijn Pane dan Amir Hamzah. Lahirnya majalah ini dianggap sebagai semangat baru dalam kesustraan setelah Balai Pustaka. Sutan Takdir Alisjahbana sebagai salah satu pendiri Pujanga Baru merupakan salah seorang pahlawan kesusasteraan yang menarik untuk ditelusuri pemikirannya. Sutan Takdir Alisjahbana adalah tokoh terkemuka dan istimewa dalam sejarah kesusasteraan dan pemikiran kebudayaan di Indonesia. Takdir menulis puisi, novel, essai-essai sastera, kitab pengetahuan tata bahasa dan karangankarangan ilmiah mengenai falsafah, ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Tidak banyak sasterawan di negeri ini menguasai persoalan-persoalan falsafah dan kebudayaan sedemikian luasnya seperti Sutan Takdir Alisjahbana. Tidak banyak pula cendekiawan Indonesia yang memiliki perhatian besar terhadap persoalan

4 kesusasteraan, estetika, seni dan bahasa Indonesia seperti Sutan Takdir Alisjahbana. Banyak karya-karya dari Sutan Takdir Alisjahbana yang menjadi inspirasi bagi genarasi muda, usahanya dalam memperjuangkan kebudayaan sangat patut untuk dibanggakan. Beliau dianggap sebagai motor dan pejuang bersemangat gerakan Poejangga Baroe (lahir di Natal tahun 1908). Ia telah muncul dalam panggung sejarah sastera Indonesia sejak 1929, yaitu ketika menerbitkan romanya yang pertama berjudul Tak Putus di Rundung Malang. Roman ini diterbitkan oleh Balai Pustaka seperti juga roman-roman yang lain. Roman kedua yang ditulisnya berjudul Dian yang Tak Kunjung Padam (1932) dan yang ketiga yang berjudul Layar Terkembang (1936). Roman yang berjudul Anak Perawan Disarang Penyamun (1941) ditulisnya lebih dahulu daripada Layar Terkembang dan dimuat sebagai fuiletton (cerita bersambung) majalah Pandji Poestaka, Rosidi (2013:47). Selama masa karya Sutan Takdir Alisjahbana tentunya mengalami berbagai permasalahan dalam menuangkan pemikirannya. Hambatan utama tentunya dari pemerintah kolonial tentunya karena pada masa itu masih merupakan masa berkuasanya kolonial bahkan dua penjajah sekaligus yaitu Belanda dan Jepang. Tentunya dalam menyalurkan ide-ide yang dipikiranya tentunya haruslah sangat berhati-hati agar tidak mengalami penekanan dari pemerintah kolonial. Dilema yang sangat besar tentunya dialami oleh Sutan Takdir Alisjahbana berdiam diri atau terus berjuang demi membuka pemikiran masyarakat

5 Permasalahan tentang idealisme antara sesama dalam Poejangga Baroe juga merupakan suatu permasalah meskipun itu tidak terlalu berarti dalam perjuangan Sutan Takdir Alisjahbana terhadap kebudayaan Indonesia. Tak jarang terjadi perselisihan diantara mereka. Seperti dalam Tebaran Mega Sutan Takdir Alisjahbana menunjukkkan tangapan Takdir yang bersemangat terhadap kerangka budaya dan pemikiran Eropa modern. Sutan Takdir berusaha menunjukkan ekspresi pembaharuan namun berlawanan dengan kehadiran kesadaran nasional. Sutan takdir Alisjahbana menghasilkan pemikiran yang cukup berarti bagi perjuangan kebangsaan Indonesia melalui bidang kesusasteraan. Karya-karya pemikirannya mampu mengubah pola pikir bangsa melalui sastera. Khususnya dalam perjuangan kebudayaan Sutan Takdir Alisjahbana sanagat berperan dalam pembaruan pemikiran dia berusaha untuk keluar dari idealisme sastera barat yang sangat berpengaruh pada saat itu. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah : 1. Eksistensi kesusasteraan sebelum berkaryanya Sutan Takdir Alisjahbana. 2. Kondisi Kesusasteraan Indonesia pada masa karya Sutan Takdir Alisjahbana 3. Pemikiran dan Perjuangan kebudayaan Sutan Takdir Alisjahbana 4. Kajian kritis Pemikiran dan Perjuangan Sutan Takdir Alisjahbana 5. Dampak pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana

6 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang akan muncul dalam penelitian ini, maka berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis menyimpulkan pembatasan masalah adalah penelitian ini adalah Rekontruksi Pemikiran Kebudayaan dalam Karya Sastera Sutan Takdir Alisjahbana. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas untuk lebih mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penyusunan, maka peneliti merumuskan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi Kesusasteraan Indonesias sebelum dan sesudah Sutan Takdir Alisjahbana mulai berkarya? 2. Bagimana bentuk perjuangan pemikiran kebudayaan Sutan Takdir Alisjahbana? 3. Bagaimana dampak pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana di periode 4. kesusasteraan sampai sekarang ini? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kondisi perkembangan kesusasteraan dimulai dari ketika Sutan Takdir Alisjahbana berkarya 2. Untuk menganalisa bentuk perjuangan pemikiran kebudayaan Sutan Takdir Alisjahban dari karya-karyanya 3. Untuk mengamati dampak pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana masa kini

7 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya, diantaranya sebagai berikut: 1. Memberikan wawasan dan pengalaman tentang penulisan karya ilmiah 2. Memberi dan menambah wawasan peneliti tentang Rekontruksi Pemikiran Kebudayaa dalam Kaya Sastera Sutan Takdir Alisjahbana Melalui Pengkajian Hasil Karya-Karya Sasteranya 3. Memperkaya informasi dan wawasan pembaca tentang Perjuangan Pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana Melalui Pengkajian Hasil Karya- Karya Sasteranya 4. Sebagai informasi kepada masyararakat luas tentang Perjuangan Pemikiran kebudayaaan Sutan Takdir Alisjahbana Melalui Pengkajian Hasil Karya-Karya Sasteranya 5. Memperkaya refrensi bagi akademisi UNIMED khususnya Jurusan Pendidikan Sejarah 6. Dapat menjadi Referensi bagi peneliti selanjutnya

8