PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI PENDEKATAN PMR DALAM POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS. FMIPA UNP,

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMBELAJARAN INTERAKTIF Purnama Ramellan 1), Edwin Musdi 2), dan Armiati 3)

MENGGUNAKAN MIND WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA. Index Term- Mind Web, understanding of mathematical concepts

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SCAFFOLDING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

II. KAJIAN TEORI. Perkembangan sebuah pendekatan yang sekarang dikenal sebagai Pendekatan

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk. pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

PEMBELAJARAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DI KELAS V SEKOLAH DASAR

MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA MENGENAI LUAS BANGUN DATAR SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PMRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya Oktober 2016, Vol. 1, No.1. ISSN:

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING. Abstrak

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK TALK WRITE DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI PADA SISWA KELAS VII SMP MAARIF 5 PONOROGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMR BERBANTUAN CD INTERAKTIF PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL KELAS VII

PEMAHAMAN KONSEP LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DISERTAI PETA KONSEP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Sebuah Cara Mengenal Matematika Secara Nyata

MENGKONSTRUKSI PENGETAHUAN SISWA PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT MENGGUNAKAN BAHAN AJAR INTERAKTIF MATEMATIKA BERBASIS KONSTRUKTIVISME

Vol. 3 No. 2 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Ayu Handayani 1), Mukhni 2, dan Nilawasti ZA 3) Abstract

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG

MAKALAH. Oleh: R. Rosnawati, dkk

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA PEMBELAJARAN PECAHAN DI SMP. Di sampaikan pada Pelatihan Nasional PMRI Untuk GuruSMP Di LPP Yogyakarta Juli 2008

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.1, Februari 2013

Pemahaman Konsep FPB Dengan Pendekatan RME. Oleh: Lailatul Muniroh

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENANAMAN NORMA-NORMA SOSIAL MELALUI INTERAKSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PMRI DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BELAJAR BERAWAL DARI PERTANYAAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 18 PADANG

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK, KAITANNYA DENGAN PERFORMANSI PESERTA DIDIK Oleh: Ahmad Nizar Rangkuti 1

Pengaruh Pendekatan RME terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Operasi Hitung Campuran di Kelas IV SD IT Adzkia I Padang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Pembelajaran Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers Melalui Pendekatan Matematika Realistik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.2, September 2013

METODE ACTIVE LEARNING TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMPN 33 PADANG. Abstract

Vol. 3 No. 1 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Hal Nicke Yulanda 1), Mukhni 2), Ahmad Fauzan 3) Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 2 LUHAK NAN DUO

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMAN 1 LUBUK ALUNG

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

Nidaul Khairi 1), Mukhni 2), Minora Longgom Nasution 3)

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK OPERAN KERTAS IDE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 3 LENGAYANG

Nadia Cahyadi*, Zulfitri Aima**, Ainil Mardiyah**

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Matematika Jurusan PMIPA FKIP UHO.

Vol. XI Jilid 1 No.74 Januari 2017

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 PADANG

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DISERTAI TUGAS PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA

ABSTRACT. Keyword : Student s Learning Outcome, Cooperative Learning, Group Investigation

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PANTAI CERMIN

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ROTASI REFLEKSI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

Pengembangan Student Worksheet Berbasis Matematika Realistik untuk Pembelajaran Matematika Secara Bilingual di Sekolah Menengah Pertama

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

Permata Puti Baydar, Mahmud Alpusari, Zariul Antosa

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menguasai pelajaran matematika. Belajar matematika berarti. bermanfaat jika konsep dasarnya tidak dipahami.

BAB II KAJIAN TEORETIS

KAJIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PADA TEORI BELAJAR DARI BRUNER, APOS, TERAPI GESTALT, DAN RME

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

SIKLUS KEDUA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran. Efektivitas itu sendiri menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan.

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PASAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 14 PADANG. Oleh:

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

DESAIN ATURAN SINUS DAN ATURAN COSINUS BERBASIS PMRI

Oleh: Sesna Fitri*), Rahmi**), Zulfitri Aima**)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum belief diartikan sebagai keyakinan atau kepercayaan diri terhadap

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA ADABIAH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE STATEMENT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 26 PADANG

Utami Murwaningsih Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE LINGKARAN DALAM LINGKARAN LUAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik

BAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving

Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP

JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) LIRA JUNITA NIM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang

Key Word: Conceptual Understanding, Numbered Heads

MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DALAM RANGKA MENUJU SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI)

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI PENDEKATAN PMR DALAM POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS Vivi Utari 1), Ahmad Fauzan 2),Media Rosha 3) 1) FMIPA UNP, email: vee_oethary@yahoo.com 2,3) Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP Abstract In learning activity student are attend to accept the matter directly from the teacher. Student get problem in interpreting and making conclusion of a concept in mathematics. Student also have problem in finding and explaining about the relation among the concept in order to. They aren t able to implement those concept in solving problem. This condition relates to student s understanding. Understanding is very important aspect to develope students ability in mathematics learning. This article will discuss about the ability of understanding and the way that can be done to develope this ability, that way is by implementing PMR approach. Index Term: Understanding, PMR approach. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika salah satunya bertujuan untuk memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Kenyataannya proses pembelajaran matematika masih didominasi oleh guru. Guru secara aktif mengajarkan matematika, kemudian memberi contoh dan latihan. Sedangkan siswa mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan latihan yang diberikan guru. Di sini terlihat pembelajaran matematika tidak berjalan efektif akibatnya pemahaman konsep terhadap siswa sangat rendah. Dan siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Untuk mengatasi keadaan tersebut seorang guru sebaiknya mampu menciptakan proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dan membantu mengaplikasikan konsep dengan pengalaman kehidupan nyata mereka sehingga siswa akan lebih memahami konsep dan dapat melihat manfaat dari matematika. Salah satu cara untuk memecahkan permasalahan di atas adalah dengan menerapkan Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Pembelajaran matematika realistik diawali dengan dunia nyata agar dapat memudahkan siswa dalam belajar matematika. Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri konsep-konsep matematika. Setelah itu, diaplikasikan dalam masalah sehari-hari atau dalam bidang lain. Prinsip pelaksanaan PMR adalah Guided Reinvention (penemuan secara terbimbing) kemudian Didactical Phenomenology (topik-topik matematika dikaitkan dengan fenomena sehari-hari), selanjutnya Emerging Models (model pemecahan informal menjadi formal) (Gravemeijer dalam Fauzan, 2002). Edwin Musdi (2012) lebih lanjut menjelaskan sintaksis model PMR dalam 5 fase, yaitu: fase pertama guru mengorientasi pembelajaran, fase kedua diskusi kelompok yaitu siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk memecahkan masalah konstektual melalui matematisasi horizontal menjadi matematisasi vertikal, fase ketiga diskusi kelas yaitu guru menegaskan materi 33

dan menjawab pertanyaan siswa, fase keempat integrasi yaitu siswa membuat rangkuman dari apa yang telah mereka pelajari, dan fase kelima guru mengevaluasi hasil belajar. Dengan adanya tahap diskusi kelompok untuk memecahkan masalah matematisasi horizontal menjadi matematika vertikal. Menurut De Lange (Marpaung, 2000), kegiatan matematisasi horizontal (proses informal) dapat berupa: 1)Mengidentifikasikan konsep matematika tertentu dalam suatu konteks umum, 2)Membuat suatu skema, 3)Merumuskan dan memvisualisasi suatu masalah dengan cara yang berbeda, 4)Menemukan relasi, 5)Menemukan keteraturan, 6)Mengenali aspek-aspek yang sama dalam masalah yg berbeda, 7)Mentransfer masalah dunia nyata (kontekstual)ke masalah matematis, dan 8)Mentransfer masalah kontekstual ke model matematis yang sudah ada atau sudah dikenal. Sedangkan kegiatan-kegiatan matematisasi vertikal dapat berupa 1)Mempresentasikan suatu relasi dalam bentuk suatu rumus, 2)Membuktikan regularitas (keteraturan), 3)Menggunakan model yang berbeda, 4)Menggabungkan atau mengintegrasikan model, 5)Merumuskan konsep matematika yang baru, dan 6)Melakukan generalisasi. Hal ini dapat melatih siswa untuk mengekspresikan ide-ide matematikanya. Selain itu, juga dapat mengembangkan dan memperdalam pemahaman konsep matematika mereka. Dengan pendekatan PMR ini, guru diharapkan mampu untuk merancang pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Untuk mencapai hal tersebut, dalam penelitian ini pembelajaran didukung dengan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berbasis konstektual, sehingga siswa memiliki panduan khusus dalam menemukan konsep sendiri. Pemahaman konsep merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Pemahaman konsep matematika adalah mengerti benar tentang konsep matematika, yaitu siswa dapat menerjemaahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika berdasarkan pembentukan pengetahuanya sendiri, bukan sekedar menghafal. Selain itu, siswa dapat menemukan dan menjelaskan kaitan konsep dengan konsep lainnya. Dengan memahami konsep, siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran metematika, siswa dapat menerapkan konsep yang telah dipelajarinya untuk menyelesaikan permasalahan sederhana sampai dengan yang kompleks. Untuk menunjukkan kemampuan pemahaman konsep dapat digunakan beberapa indikator misalnya menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek menurut sifatsifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), memberi contoh dan bukan contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu (Depdiknas (2004). Kemampuan pemahaman konsep siswa yang baik apabila mereka dapat menunjukkan indikator-indikator tersebut dalam proses pembelajaran. Indikator kemampuan pemahaman konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah menyatakan ulang sebuah konsep, mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya), dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Permasalahan yang ingin dijawab melalui jurnal ini adalah Apakah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa di Kelas VIII SMP Negeri 1 Padang Panjang yang pembelajarannya menggunakan pendekatan PMR lebih baik dibandingkan dengan secara konvensional?. METODE PENELITIAN 34

Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kuasi eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen digunakan untuk menyelidiki perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan pendekatan PMR dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional. Model rancangan yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Padang Panjang yang terdaftar tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan secara acak pada kelas tidak unggul, yaitu: VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, dan VIII G karena kelas VIII A dan VIII B merupakan kelas unggul. Kelas VIII.D terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.C sebagai kelas kontrol. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) dan konvensional dalam pembelajaran matematika. Variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa berupa kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi matematika siswa. Jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan sekunder. Data primer diambil dari sampel melalui tes, guna melihat kemampuan pemahaman konsep siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data sekunder tentang jumlah siswa yang menjadi populasi dan sampel serta nilai ulangan harian 2 pada semester 2 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Padang Panjang tahun pelajaran 2011/2012. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal essay yang diberikan diakhir pembahasan materi. Soal tes memuat kemampuan pemahaman konsep siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data skor kemampuan pemahaman konsep matematika yang dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut. Menentukan skor setiap kriteria bagi pemahaman konsep siswa dengan menggunakan rubrik pemahaman konsep selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 13. Menentukan Statistik Deskriptif bagi skor kemampuan pemahaman konsep (Walpole, 1992). Menentukan persentase siswa yang mencapai skor tertentu pada setiap soal (Sudjana, 2002). Melakukan uji hipotesis penelitian. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang diperoleh adalah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR), kemudian hasilnya tersebut dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Hasil belajar dalam penelitian ini dideskripsikan dalam aspek kemampuan pemahaman konsep. Data tes akhir untuk kemampuan pemahaman konsep siswa diperoleh setelah diberikan tes akhir kepada kelas sampel. Data tersebut dianalisis sehingga diperoleh deskripsi statistik nilai dari kedua kelas sampel. Hasil perhitungan rata-rata dan standar deviasi tes akhir untuk kemampuan pemahaman konsep selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Pemahaman Konsep Siswa Keterangan: N = Banyak siswa x = rata-rata X = skor tertinggi maks X s min = skor terendah = standar deviasi Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa ratarata pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pemahaman konsep siswa pada kelas kontrol. Standar deviasi pada kelas eksperimen lebih rendah dari standar deviasi kelas kontrol. Artinya, penyebaran data 35

pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih kecil dari pada kelas kontrol. Hal ini mengidetifikasikan bahwa jika dilihat dari keragaman data masing-masing kelas, maka dapat dikatakan pemahaman konsep siswa kelas kontrol lebih beragam bila dibandingkan dengan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen. Untuk menunjang data mengenai kemampuan pemahaman konsep matematika siswa, dilakukan pula analisis data terhadap masingmasing ítem soal tes pemahaman konsep. Berdasarkan hasil ujian tes akhir yang dikerjakan siswa, dapat dilihat kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki oleh mereka. Untuk menilainya selain menggunakan skor juga digunakan skala penilaian untuk indikator yang terdiri dari 1, 2, 3, dan 4 seperti pada Tabel 2: Tabel 2. Data Tentang Persentase Pemahaman Konsep Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol dimiliki siswa dapat dideskripsikan seperti pada Tabel 3: Tabel 3. Persentase Pemahaman Konsep Siswa Pada Tabel 3 terlihat bahwa persentase pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih banyak berada pada tingkat superior. Sedangkan pada kelas kontrol persentase pemahaman konsep siswa lebih banyak berada pada tingkat memuaskan dengan sdikit kekurangan. Persentase pemahaman konsep siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 14. PEMBAHASAN Keterangan: A. Menyatakan ulang sebuah konsep B. Mengklarifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu C. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep D. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur / operasi tertentu E. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki siswa pada kelas eksperimen sudah lebih baik dibandingkan kemampuan pemahaman konsep yang dimiliki siswa pada kelas kontrol. Pemahaman konsep yang Berdasarkan nilai hasil tes akhir yang diperoleh setelah diterapkannya pendekatan PMR pada kedua kelas sampel dan jumlah siswa yang tuntas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen lebih baik dari pada kemampuan pemahaman konsep kelas kontrol. Semua itu terbukti dari persentase kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari persentase kemampuan pemahaman siswa pada kelas kontrol. Kemampuan pemahaman konsep merupakan hal yang sangat diperlukan dalam mencapai hasil belajar yang baik. Siswa dikatakan mempunyai kemampuan pemahaman konsep yang baik, apabila mereka dapat menunjukkan indikator-indikator pemahaman konsep dalam pembelajaran. Kemampuan pemahaman konsep siswa yang baik ditunjang oleh adanya pengulangan materi yang memiliki hubungan dengan materi yang akan dipelajari di awal pembelajaran dan juga siswa dituntut untuk mempelajari terlebih dahulu 36

materi tersebut di rumah serta membuat rangkuman tentang materi tersebut. Hal ini merupakan informasi bagi siswa bahwa materi yang akan mereka pelajari mempunyai hubungan dengan materi yang telah mereka pelajari. Sehingga, siswa tidak berpikir kalau materi yang akan dipelajari merupakan materi yang baru tetapi merupakan lanjutan dari pelajaran sebelumnya. Dengan adanya pengulangan di awal pembelajaran, siswa tidak lagi merasa lupa akan materi yang diberikan sebelumnya. Indikator kemampuan pemahaman konsep yang umum ada pada soal tes yaitu menyatakan ulang sebuah konsep, menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur dari operasi tertentu, mengklasifikasikan objek menurut sifatsifat tertentu sesuai dengan konsepnya, mengaplikasikan konsep, mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. Dari hasil jawaban siswa pada soal tes, terlihat bahwa siswa sudah dapat menyatakan ulang sebuah konsep, menggunakan prosedur dari operasi tertentu dengan baik, memanfaatkan operasi tertentu dalam pemecahan masalah, dan siswa juga dapat mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya dalam menyelesaikan soal dan mengaplikasikan konsep. Hal ini dapat dilihat dari contoh jawaban siswa berikut: Siswa sudah mulai menyatakan ulang sebuah konsep yaitu seperti jawaban no 1 di atas yang dibuat oleh siswa, dimana yang ditanyakan oleh soal tersebut yaitu menentukan unsur-unsur dari prisma segitiga dan limas segiempat. Siswa dapat menyelesaikan soal tersebut dengan cara mengklarifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu, sehingga dari gambar prisma dan limas tersebut dapat ditentukan titik sudut, rusuk, sisi tegak, sisi alas, dan diagonal bidangnya. Namun, dari sekian banyak siswa tentu masih ada siswa yang belum memahami konsep dengan baik. Hal ini tergambar dari contoh jawaban siswa berikut: Dari jawaban siswa di atas terlihat bahwa siswa kurang hati-hati dalam menyelesaikan soal. Siswa kurang memahami apa yang dimaksud soal sehingga nilai siswa untuk kemampuan pemahaman konsep ikut menjadi rendah. Kemampuan pemahaman konsep siswa didukung dengan adanya pembelajaran interaktif dalam pendekatan PMR. Pada tahap ini siswa diminta menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya (siswa lain), setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif penyelesaian yang lain, dan melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pembelajaran. Setelah itu, guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan. Jadi pendekatan PMR menekankan agar siswa dapat mengembangkan model mereka sendiri sewaktu memecahkan masalah konstektual. Pada awalnya, siswa akan menggunakan model pemecahan yang informal (model of). Setelah terjadi interaksi dan diskusi dikelas, salah satu pemecahan yang dikemukakan siswa akan berkembang menjadi model yang formal (model for). Dengan adanya proses ini siswa dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematikanya. SIMPULAN DAN SARAN 37

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa setelah diterapkannya Pendidikan Matematika Realistik (PMR) lebih baik dibandingkan kemampuan pemahaman konsep dengan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMP Negeri 1 Padang Panjang. Berdasarkan simpulan tersebut, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. Guru bidang studi matematika dapat menjadikan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ini sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar serta meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan komunikasi matematika siswa. Bagi peneliti sendiri, yang berkeinginan untuk melakukan penelitian lanjutan pada materi matematika lainnya dan dengan karakteristik siswa yang berbeda. Bagi peneliti lain, yang tertarik dengan penelitian tentang PMR ini dapat mencobakan dengan kajian yang lebih luas lagi. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas.2004.PedomanUmumPengembanganBa han Ajar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Edwin, Musdi. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Geometri Berbasis Pendidikan Matematika Realistik SMPN Kota Padang. Disertasi. Universitas Negeri Padang, Padang. Fauzan, A. 2002. Applying Realistic Mathematics Education in Teaching Geometry in Indonesian Primary Schools. Doctoral Dissertation, University of Twente, Enschede, The Netherlands. Gravemeijer, K.P.E. 1994. Developing Realistic mathematics education. The Nederland, Utrecht : Freudenthal Institute Marpaung, Y. 2000. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Maatematika di SD. Proceding Konperensi Nasional X Matematika. ITB, 17-20 Juli 2000. Sudjana, Nana. 2002. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Walpole, Ronald. 1992. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Utama. 38