SUMBER INOKULUM PENYAKIT BULAI Peronosclerospora philippinensis PADA TANAMAN JAGUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYIMPANAN DAN FREKUENSI INOKULASI SUSPENSI KONIDIA Peronosclerospora philippinensis TERHADAP INFEKSI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG

UJI EFEKTIVITAS FUNGISIDA SAROMIL 35SD (b.a. Metalaksil) TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronsclerospora philippinensis) PADA TANAMAN JAGUNG

FUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

REAKSI AKSESI PLASMA NUTFAH JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora philippinensis)

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

PEMELIHARAAN TANAMAN JAGUNG DARI PENYAKIT BULE

PENGARUH PEMUPUKAN PETROBIO GR TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN JAGUNG DI DAERAH ENDEMIS PENYAKIT BULAI

PERANAN VARIETAS DAN FUNGISIDA DALAM DINAMIKA PENULARAN PATOGEN OBLIGAT PARASIT DAN SAPROFIT PADA TANAMANJAGUNG

Penyakit Bulai di Pulau Madura Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman pangan yang menduduki perinkat kedua

PENDAHULUAN. Tanaman jagung yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L.,

KAJIAN JENIS FUNGISIDA SISTEMIK TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) PADA JAGUNG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

SKRINING GALUR/VARIETAS LOKAL JAGUNG TERHADAP PENYAKIT BULAI

III. BAHAN DAN METODE

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

MENGIDENTIFIKASI DAN MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAST ( POTONG LEHER ) PADA TANAMAN PADI

CENDAWAN Peronosclerospora sp. PENYEBAB PENYAKIT BULAI DI JAWA TIMUR

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

I. PENDAHULUAN. seluruh dunia dan tergolong spesies dengan keragaman genetis yang besar.

UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PENYAKIT KARAT DAUN (Puccinia polysora Underw.) DI DATARAN RENDAH ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

PERAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA SEREALIA

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

USAHATANI JAGUNG PULUT MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN DAN PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI. Syuryawati dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

INTENSITAS SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Colletotrichum sp) PADA VARIETAS/GALUR DAN HASIL SORGUM

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

VERIFIKASI DAMPAK PENERAPAN PAKET TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG KOMPOSIT MENDUKUNG UPAYA PERBAIKAN EKONOMI PEDESAAN

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

TINGKAT SERANGAN HAMA PENGGEREK TONGKOL, ULAT GRAYAK, DAN BELALANG PADA JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Abdul Fattah 1) dan Hamka 2)

Teknologi Produksi Ubi Jalar

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

BLAS (BLAST) Blas pada tulang daun: luka pada tulang daun berwarna coklat kemerahan hingga coklat yang dapat merusak seluruh daun yang berdekatan.

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

III.TATA CARA PENELITIAN

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

Pengaruh Pupuk Kalium Pada Ketahanan Kacang tanah 446 (Nurhayati) PENGARUH PUPUK KALIUM PADA KETAHANAN KACANG TANAH TERHADAP BERCAK DAUN CERCOSPORA

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera.

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS/GALUR SORGUM TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOSA. Soenartiningsih dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia

Transkripsi:

Burhanuddin: Sumber Inokulum Penyakit Bulai. SUMBER INOKULUM PENYAKIT BULAI Peronosclerospora philippinensis PADA TANAMAN JAGUNG Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penyakit bulai adalah salah satu jenis penyakit utama tanaman jagung, disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora spp. Kehilangan hasil akibat serangan penyakit ini dapat mencapai hingga 90-100%. Upaya pengendalian penyakit dianjurkan menanam varietas jagung tahan atau penggunaan bahan kimia (fungisida b.a. metalaksil). Untuk memperoleh suatu varietas jagung tahan bulai dan jenis fungisida yang efektif mengendalikan bulai melalui suatu rangkaian kegiatan penelitian yang mutlak membutuhkan sumber inokulum penyakit bulai. Tujuan penelitian ini untuk mempertahankan sumber inokulum penyakit bulai agar setiap saat tetap tersedia di Balitsereal. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kawat (screen house) Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Maros, Propinsi Sulawesi Selatan sejak tahun 2005-2013. Menggunakan varietas Anoman dan Pulut Uri (sangat peka bulai) sebagai tanaman sumber inokulum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkesinambungan sepanjang tahun, sehingga kegiatan-kegiatan penelitian yang terkait dengan penyakit bulai yang memerlukan sumber inokulum penyakit bulai dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana yang dijadwalkan baik oleh Peneliti-peneliti di lingkup Balitsereal maupun kepada mahasiswa-mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi khususnya yang ada di Sulawesi Selatan yang kadang-kadang membutuhkan sumber inokulum untuk penelitian tesisnya. Kata kunci: Penyakit bulai, P. philippinensis, sumber inokulum, tanaman jagung PENDAHULUAN Penyakit bulai (Downy meldew) adalah salah satu jenis penyakit utama tanaman jagung, disebabkan oleh 10 spesies dari tiga genera cendawan yaitu genus Peronosclerospora, scleropthora dan Sclerospora (Wakman dan Djatmiko 2002). Dilaporkan tiga spesies dari genus Peronosclerospora yang menyerang tanaman jagung di Indonesia yaitu P. maydis, P. sorghi dan P. philippinensis, spesies yang disebut terakhir dominan di Pulau Sulawesi (Wakman et al., 2006), termasuk patogen obligat parasit (Wakman dan Burhanuddin 2007). Di Indonesia, penyakit bulai tergolong penyakit paling berbahaya dibandingkan dengan penyakit utama jagung lainnya (Semangun 1993). Kehilangan hasil akibat penyakit bulai mencapai 90% (Surtleff 1980), bahkan dapat menyebabkan gagal panen (puso) terutama pada varietas jagung yang peka (Sudjadi 1979). Upaya pengendalian penyakit bulai dianjurkan menanam varietas jagung tahan bulai atau penggunaan bahan kimia (seed treatment dengan fungisida berbahan aktif metalaksil) sebagai 100

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 alternatif terakhir jika komponen pengendalian lainnya kurang efektif. Menanam varietas jagung tahan bulai merupakan salah satu cara pengendalian penyakit yang mudah diterapkan oleh petani, relatif murah, dan ramah terhadap lingkungan. Saat ini, pelepasan suatu varietas jagung unggul baik jagung hibrida maupun komposit (bersari bebas), sifat ketahanan terhadap penyakit bulai menjadi salah satu persyaratan utama yang harus dimiliki oleh calon varietas tersebut. Varietas jagung tahan bulai diperoleh melalui suatu rangkaian kegiatan penelitian. Salah satu tahapan dalam proses tersebut adalah skrining ketahanan galurgalur jagung terhadap penyakit bulai. Kegiatan seperti ini mutlak membutuhkan sumber inokulum penyakit bulai. Demikian pula halnya dalam kegiatan uji efektivitas fungisida terhadap penyakit bulai. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempertahankan sumber inokulum penyakit bulai, agar setiap saat tersedia di Balitsereal untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian yang berkaitan dengan penyakit bulai. BAHAN DAN METODE Kegiatan ini dilaksanakan di rumah kawat (screen house) Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) Maros, Propinsi Sulawesi Selatan sejak tahun 2005-2013. Bahan dan alat yang digunakan adalah benih jagung yang peka penyakit bulai seperti varietas Anoman dan varietas Pulut Uri, daun tanaman jagung terinfeksi bulai, kantong plasik klip, cutter, kapas, kertas tisu, air, botol air mineral, tugal, tali jarak tanam, pupuk urea, SP36 dan KCl. Metode Pelaksanaan Rumah kawat (Screen house) yang digunakan sebagai lahan percobaan terlebih dahulu dibersihkan gulmanya kemudian digemburkan tanahnya. Varietas Anoman atau Pulut Uri ditanam dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm sebanyak 6 baris tanaman (20 rumpun/baris). Pada umur 10 hari setelah tanam dinokulasi dengan cara meneteskan suspensi konidia P. philippinensis melalui pucuk daun tanaman pada pukul 4.00-5.00 wita. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dengan dosis 400 kg urea, 200 kg SP-36, dan 100 kg KCl per hektar. Pemupukan pertama pada umur 10 hari setelah tanam (hst) dengan dosis 200 kg urea + 200 SP-36 + 100 kg KCl/ha, kemudian disusul dengan pemupukan kedua pada umur 30 hst dengan dosis 200 kg urea/ha. Pengairan diberikan pada saat sebelum tanam dan selanjutnya diberikan 101

Burhanuddin: Sumber Inokulum Penyakit Bulai. sesuai kondisi pertanaman. Pertanaman kedua, dilakukan seperti dengan prosedur pertanaman pertama dengan interval waktu tanam dua minggu. Kemudian pertanaman ketiga, dilakukan seperti dengan prosedur pertanaman pertama dan kedua, bedanya tanpa diinokulasi lagi dengan suspensi konidia P. philippinensis, karena sumber inokulum sudah tersedia pada pertanaman sebelumnya. Demikian seterusnya, pertanaman dilakukan sepanjang tahun dengan interval waktu tanam dua minggu. Persiapan Suspensi Konidia Bulai Sebagai Bahan Inokulan Daun tanaman jagung stadia vegetatif yang terinfeksi penyakit bulai diambil dari lapangan pada sore hari, dimasukkan ke dalam kantong plastik klip. Untuk menghilangkan tangkai-tangkai konidia yang ada di permukaan daun dicuci dengan air bersih dengan cara mengusap daun dengan dua jari sambil dibilas dengan air. Daun yang telah dicuci ditiriskan dengan meletakkan pada gelas yang berisi larutan air gula pasir setinggi 2 cm dengan posisi pangkal daun berada di bawah dan dibiarkan sampai pukul 20.00 wita. Antara pukul 20.00-21.00 wita, pangkal daun yang basah dilap dengan kertas tisu, lalu dimasukkan kembali ke dalam kantong plastik klip, kemudian diletakkan di luar rumah dengan posisi permukaan daun atas menghadap ke atas dan dibiarkan sampai pukul 04.00 wita. Setelah pukul 04.00 wita daun tersebut dibilas dengan air bersih dan ditadah pada wadah baskom plastik. Air bilasan tersebut adalah suspensi konidia P. philippinensis, dimasukkan ke dalam botol air mineral yang telah dilubangi penutupnya, kemudian diinokulasikan/ditiriskan ke pucuk tanaman. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan ini mulai dilaksanakan secara intensif dari tahun 2005-2013, tepatnya sejak balai ini berubah nama dari Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia Lain (Balitjas) menjadi Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal). Kegiatan serupa juga pernah dilakukan pada awal peralihan mandat dari Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balittan) menjadi Balitjas pada tahun 1995, namun tidak seintensif saat ini karena pada saat itu kegiatan penelitian yang membutuhkan sumber inokulum penyakit bulai masih terbatas. Berbeda halnya sekarang ini, hampir setiap saat sumber inokulum penyakit bulai dibutuhkan untuk berbagai kegiatan penelitian yang berkaitan dengan penyakit bulai. Penelitian-penelitian yang perlakuannya membutuhkan sumber inokulum penyakit bulai seperti skrining galur/varietas terhadap penyakit bulai dan pengujian efektivitas berbagai fungisida terhadap penyakit bulai, dan lainnya. Dengan 102

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 tersedianya sumber inokulum bulai setiap saat di Balitsereal maka kegiatan penelitian bulai dapat dilaksanakan kapan saja dijadwalkan baik di Kebun Percobaan Maros maupun di kebun-kebun percobaan lainnya di Sulawesi Selatan. Selain itu, juga sering melayani kebutuhan mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di daerah ini yang membutuhkan sumber inokulum penyakit bulai untuk penelitian tesisnya. Kendala yang sering muncul selama kegiatan ini berlangsung adalah kadangkadang muncul serangan penyakit hawar daun Helminthosporium maydis, terutama pada musim hujan yang menyebabkan tanaman lebih cepat mati dibandingkan dengan apabila hanya terserang penyakit bulai saja. Gejala serangan hawar daun yaitu terjadinya bercak coklat kelabu atau berwana seperti jerami, yang kemudian meluas ke seluruh permukaan daun. Pada tingkat serangan berat bercaknya menyatu, menyebabkan bagian daun yang mati semakin luas, dan bahkan dapat mematikan daun-daun bawah. Munculnya penyakit hawar daun ini pada waktu-waktu tertentu saja dan tidak dilakukan pengendalian karena akan mempengaruhi penyakit bulainya, karena kedua penyakit ini disebabkan oleh cendawan. Untuk mengatasi agar sumber inokulum tetap tersedia maka pada waktu-waktu tersebut dilakukan inokulasi ulang dengan suspensi konidia bulai pada tanaman yang masih muda. Tanaman jagung yang terinfeksi dua jenis cendawan yaitu P. philippinensis dan Helminthosporium maydis secara bersamaan tidak digunakan sebagai bahan inokulan pada penelitian yang terkait dengan penyakit bulai, karena suspensinya mengandung dua jenis cendawan. Gejala penyakit bulai pada tanaman jagung yang terinfeksi di lapangan mulai nampak rata-rata pada umur 10-15 hst. dan selanjutnya intensitas serangannya meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman. Hal tersebut ditandai dengan adanya individu dalam populasi tanaman yang kerdil dan tidak tumbuh normal. Ini akibat dari patogen bulai yang masuk ke dalam jaringan tanaman dan mengeluarkan fytotoxin, selanjutnya berkembang dan merusak sel tumbuh tanaman yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman kerdil. Berbeda halnya pada tanaman yang tahan, mengeluarkan fytoalexin yang mampu membatasi laju infeksi sehingga tanaman tetap tumbuh normal (Abadi 2003). Gejala awal penyakit bulai tampak pada daun yang baru membuka adalah bercak klorosis kecil-kecil. Selanjutnya, seiring dengan bertambahnya umur tanaman bercak tersebut berkembang menyerupai garis-garis kuning pucat (klorosis) sejajar dengan tulang induk daun. Setelah jamur mencapai titik tumbuh maka gejala meluas ke seluruh daun tanaman disebut gejala sistemik. Semangun (1993) mengemukakan bahwa gejala sistemik hanya terjadi bila jamur mencapai titik tumbuh. Gejala lain yang tampak dengan jelas terutama pada pagi hari 103

Burhanuddin: Sumber Inokulum Penyakit Bulai. adalah adanya lapisan warna putih seperti tepung di sisi bawah daun. Lapisan warna putih tersebut terdiri dari konidiofor dan konidia cendawan penyebab penyakit bulai (Semangun 1993). KESIMPULAN Sumber inokulum penyakit bulai mutlak dibutuhkan dalam setiap kegiatan penelitian tentang penyakit bulai, oleh karena itu ketersediaannya setiap saat di Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros sebagai lembaga penelitian dengan mandat nasional dalam melaksanakan kegiatan penelitian tanaman serealia termasuk jagung merupakan suatu keharusan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penyakit bulai baik di lingkup Balitsereal, maupun kepada pihak lain yang membutuhkannya. UCAPAN TERIMA KASIH Kepada Bapak Patabai, Nuru, Lawa dan Ir. Syamsuddin Mas kami sampaikan ucapan terima kasih atas bantuan yang diberikan selama penelitian ini berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Abadi Latief. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan II. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang dan Bayu Media Publishing, Surabaya-Malang. Semangun, H. 1993. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. (Food crop diseases in Indonesia). Gadjah Mada University Press. 449 p. Shurtleff, M.C. 1980. Compendium of Corn Diseases. Second Edition. The American Phytopathological Society. P.105. Sudjadi, M. 1979. Kemungkinan pemberantasan cendawan penyakit bulai (S. maydis) dengan fungisida Ridomil. Laporan Kemajuan Penelitian Seri Hama Penyakit. No.18. LP3 Bogor: 102-111. Wakman, W. dan H. A. Djatmiko. 2002. Sepuluh spesies cendawan penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung. Makalah disajikan pada Seminar PFI di Universitas Negeri Jenderal Sudirman Purwokerto. 7 September 2002. ---------------, S. Asikin, A. Bustan, dan M. Thamrin 2006. Identifikasi spesies cendawan penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung di Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan. Seminar Mingguan, Balitsereal. Jumat, 30 Juni 2006. 104

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 Wakman, W. dan Burhanuddin. 2007. Pengelolaan penyakit prapanen jagung Dalam Buku Jagung. Teknik produksi dan pengambanga. Badan Penelitian dan Pengambangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Hlm. 305-335. 105