ANALISA BAHAN TAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE ( FIBER PLASTIC BENESER ) PADA CAMPURAN ASPAL BETON TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA UJI KUAT TEKAN AGREGAT HALUS PASIR BESI TULUNGAGUNG PADA CAMPURAN ASPAL DENGAN MENGGUNAKAN MARSHALL TEST TUGAS AKHIR

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN CAMPURAN ASPAL BETON DITINJAU DARI ASPEK PROPERTIES MARSHALL TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI KADAR ASPAL BETON AC 60/70 TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA LALU LINTAS BERAT MENGGUNAKAN MATERIAL LOKAL BANTAK PROYEK AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP NILAI KARAKTERISTIK ASPAL BETON (AC-BC) Sumiati 1 ), Sukarman 2 )

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH SERBUK BESI TERHADAP CAMPURAN ASPAL PANAS JENIS AC-WC

STUDI PENGGUNAAN PASIR SERUYAN KABUPATEN SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON AC WC

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk

PENGARUH SAMPAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

ANTHONY FERNANDUS WIJAYA

KARAKTERISTIK MARSHALL DENGAN BAHAN TAMBAHAN LIMBAH PLASTIK PADA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT MIX ASPAL UNTUK LAPISAN PERMUKAAN AC-WC DENGAN STANDAR KEPADATAN MUTLAK

Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan

TINGKAT KEMUDAHAN MEMENUHI SPESIFIKASI PADA BERBAGAI JENIS CAMPURAN PANAS ASPAL AGREGAT.

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas

PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B

BATU KAPUR BATURAJA SEBAGAI FILLER PADA LAPIS ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) CAMPURAN PANAS. Hamdi Arfan Hasan Sudarmadji

INVESTIGASI KARAKTERISTIK AC (ASPHALT CONCRETE) CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN RAP ARTIFISIAL

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

PENGARUH PENGGUNAAN STEEL SLAG

BAB IV METODE PENELITIAN

KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan

PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2

POLYPROPYLENE SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN ASPAL BETON (LASTON)

NASKAH SEMINAR INTISARI

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK LABORATORIUM CAMPURAN AC-BC METODA WARM MIX DENGAN ASBUTON DAN FILLER ZEOLIT

Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4

BAB III LANDASAN TEORI

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA BETON ASPAL AC-WC DENGAN FILLER GYPSUM

BAB I PENDAHULUAN. terjadi berlebihan (overload) atau disebabkan oleh Physical Damage Factor (P.D.F.)

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON

PENGARUH SUHU DAN DURASI TERENDAMNYA PERKERASAN BERASPAL PANAS TERHADAP STABILITAS DAN KELELEHAN (FLOW)

Pengaruh Penggunaan Abu Sekam Padi sebagai Bahan Pengisi pada Campuran Hot Rolled Asphalt terhadap Sifat Uji Marshall

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disektor ekonomi, sosial budaya, politik, industri, pertahanan dan keamanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH TAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE TERHADAP CAMPURAN ASPAL BETON AC-WC

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan

DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR NTISARI BAB I PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK BAN KARET PADA CAMPURAN LASTON UNTUK PERKERASAN JALAN RAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK PELUMAS BEKAS PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT DAN AIR HUJAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN DATA Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.12 Desember 2015 ( ) ISSN:

NILAI KEHANCURAN AGREGAT (AGGREGATE CRUSHING VALUE) PADA CAMPURAN ASPAL

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

STUDI PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP PARAMETER MARSHALL CAMPURAN AC - WC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

EFEK PEMAKAIAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL PANAS (AC-BC) DENGAN PENGUJIAN MARSHALL

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.1 Februari 2017 (1-10) ISSN:

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK AGREGAT KASAR PULAU JAWA DENGAN AGREGAT LUAR PULAU JAWA DITINJAU DARI KEKUATAN CAMPURAN PERKERASAN LENTUR

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.12 Desember 2016 ( ) ISSN:

Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH STEEL SLAG DALAM CAMPURAN AC-WC SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR No. ½ DAN No. 8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

PENGARUH KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT TERHADAP PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA ABSTRAK

Kata kunci: HRS-Base, Pengendalian Mutu, Benda Uji, Uji Marshall, Uji Ekstraksi

M. M. ADITYA SESUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2010

DAFTAR ISI UNIVERSITAS MEDAN AREA

I. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN. penduduk di Yogyakarta. Pembangunan hotel, apartemen, perumahan dan mall

KINERJA CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT SEBAGAI LAPISAN WEARING COURSE (WC)

VARIASI AGREGAT LONJONG PADA AGREGAT KASAR TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) I Made Agus Ariawan 1 1

PEMANFAATAN ABU KERAS SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS TERHADAP NILAI MARSHALL TEST PADA CAMPURAN LATASTON TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN PLASTIK POLIPROPILENA SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN LASTON AC-WC

Transkripsi:

ANALISA BAHAN TAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE ( FIBER PLASTIC BENESER ) PADA CAMPURAN ASPAL BETON TUGAS AKHIR Diajukan Oleh : DIAN EKA SAPUTRA 0853010018 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISA BAHAN TAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE (FIBER PLASTIC BENESER) PADA CAMPURAN ASPAL BETON Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil FTSP UPN Veteran Jawa Timur pada tanggal, 23 Mei 2012 Dosen Pembimbing : Pembimbing Utama Tim Penguji : 1. Penguji I IBNU SHOLICHIN, ST., MT. NPT. 3 6711 95 0037 1 Pembimbing Pendamping MASLIYAH, ST., MT 2. Penguji II NUGROHO UTOMO, ST. NPT. 3 7501 04 0195 1 IWAN WAHJUDIJANTO, ST., MT. NPT. 3 7102 99 0168 1 3. Penguji III Ir. HENDRATA WIBISANA, ST., MT. NIP. 19651208 199003 1 00 1 Mengetahui Dekan Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Ir. NANIEK RATNI, JAR., M.Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1

ABSTRAK ANALISA BAHAN TAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE (FIBER PLASTIC BENESER) PADA CAMPURAN ASPAL BETON Oleh : DIAN EKA SAPUTRA NPM. 0853010018 Dalam perkerasan jalan di Indonesia sudah banyak menggunakan campuran aspal beton, karena dalam campuran ini menghasilkan lapisan perkerasan yang kedap air dan tahan lama, harga relatif lebih murah dibanding beton dan biasanya digunakan pada jalan dengan beban lalu lintas yang tinggi. Tetapi campuran ini memiliki kelemahan yaitu pada cuaca tropis serta jika beban lalu lintas yang terlalu tinggi, campuran ini akan mengalami kerusakan seperti jalan berlubang dan bergelombang. Sudah banyak penelitian yang meneliti bahan tambahan yang layak untuk mengatasi masalah aspal beton di Indonesia. Pada penelitian ini mencoba menggunakan barang yang sudah tidak terpakai atau limbah yaitu serat polypropylene (fiber plastic beneser). Fiber plastic beneser tergolong dalam serat polypropylene, dimana pernah dilakukan pengujian untuk serat polypropylene dapat mengurangi gaya tarik yang menyebabkan keretakan pada struktur beton. Sehingga penelitian kali ini, di coba pada struktur jalan. Untuk penelitian ini dilakukan pemeriksaan agregat serta aspal terlebih dahulu. Kemudian dilakukan pengujian Marshall untuk mencari kadar aspal optimum, dimana didapatkan nilai kadar aspal optimum sebesar 5,4%. Kemudian dilakukan pengujian Marshall untuk mencari kadar serat polypropylene optimum, dimana didapatkan nilai kadar serat polypropylene optimum sebesar 4,6%. Sedangkan pada karakteristik campuran aspal beton dengan bahan tambahan serat polypropylene didapat nilai VMA sebesar 19,51%, VFA didapat nilai sebesar 63,85%, nilai VIM didapat sebesar 7,06%, stabilitas sebesar 1288,88 kg, flow sebesar 3,9 mm dan MQ sebesar 368,71 kg/mm. Kata Kunci : Aspal Beton, Serat Polypropylene, Fiber Plastic Beneser, Marshall i

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan judul ANALISA BAHAN TAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE (FIBER PLASTIC BENESAR) PADA CAMPURAN ASPAL BETON. Penyusunan tugas akhir ini dilakukan guna melengkapi tugas akademik dan memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan strata 1 (S1) di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional Veteran JawaTimur. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis berusaha semaksimal mungkin menerapkan ilmu yang didapatkan dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang sesuai dengan judul tugas akhir ini. Disamping itu penulis juga menerapkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh dosen pembimbing, namun sebagai manusia biasa dengan keterbatasan yang ada penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun dari setiap pembaca akan diterima demi kesempurnaan tugas akhir ini. Dengan tersusunnya tugas akhir ini, tidak lupa mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, semangat, arahan serta berbagai macam bantuan baik berupa moral maupun spiritual, terutama kepada : 1. Ibu Ir. Naniek Ratni JAR., M. Kes, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. 2. Bapak Ibnu Solichin ST., MT., selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Unisersitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. 3. Ibu Dra. Anna Rumintang MT., selaku Dosen Wali terima kasih atas bimbingan dan saran-saran serta motivasi yang telah diberikan. 4. Bapak Ibnu Solichin ST., MT., selaku dosen pembimbing utama yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, nasihat dan masukan serta motivasi kepada penulis selama pembuatan tugas akhir ini. 5. Bapak Nugroho Utomo ST., selaku dosen pembimbing kedua, terima kasih atas bimbingan, arahan, nasihat, serta motivasi yang diberikan demi terselesaikannya tugas akhir ini. 6. Bapak Iwan Wahjudijanto ST., MT., selaku kepala Laboratorium Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan yang telah mengizikan menggunakan laboratorium konstruksi dan bahan jalan serta memberikan bimbingan dan dorongan moril selama pengerjaan tugas akhir. 7. Bapak Ir. Sutoyo CES., selaku kepala Laboratorium Bahan Jalan Bina Marga Prov. Jawa Timur yang telah mengizinkan menggunakan laboratorium dan memberikan pengarahan serta motivasi. 8. Para Dosen dan Staf pengajar Program Studi Teknik Sipil UPN Veteran Jawa Timur yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang amat berguna.

9. Kedua orang tuaku, saudaraku semua yang telah banyak memberikan dukungan lahir dan batin, materil serta spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 10. Segenap keluarga besar Teknik Sipil semua angkatan dan khususnya angkatan 2008, 2009, 2010 serata 2011 terima kasih atas dorongan semangat serta bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Sebagai akhir kata penulis harapkan agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Surabaya, Mei 2012 Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii vii viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar belakang... 1 1.2. Perumusan masalah... 3 1.3. Maksud dan Tujuan... 3 1.4. Batasan Masalah... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1. Aspal Beton... 5 2.2. Sifat Sifat Campuran Aspal Beton... 7 2.2.1. Stabilitas... 8 2.2.2. Durabilitas (Keawetan)... 8 2.2.3. Fleksibilitas (Kelenturan)... 9 2.2.4. Skid Resistance (Kekesatan Terhadap Slip)... 9 2.3. Jenis Jenis Aspal Beton... 9 2.4. Spesifikasi Aspal Beton... 11 2.5. Bahan Campuran Aspal Beton... 14 iii

2.5.1. Agregat... 14 2.5.2. Bahan Bitumen... 20 2.5.3. Bahan Pengisi atau Filler... 25 2.5.4. Bahan Tambahan atau Additive... 25 2.6. Serat Polypropylene... 28 2.7. Sifat Sifat Serat Polypropylene... 30 2.8. Penggunaan Serat Polypropylene Pada Bidang Konstruksi 31 2.9. Metode Pengujian Campuran... 32 2.9.1. Imersion Compression Test... 32 2.9.2. Hubbard Field Test... 33 2.9.3. Triaxial Compression Test... 33 2.9.4. Stabilometer (Hveem, Stability Test)... 33 2.9.5. Marshall Test... 33 2.10. Pencampuran dan Pengujian Benda Uji... 35 2.11. Parameter Pengujian Marshall... 41 2.11.1. Kepadatan (Marshall Density)... 41 2.11.2. Stabilitas Marshall... 42 2.11.3. Kelelehan (flow)... 45 2.11.4. Hasil Bagi Marshall (Marshall Quotient)... 45 2.11.5. Rongga Terisi Aspal (VFA atau VFB)... 45 2.11.6. Rongga Antar Agregat (VMA)... 46 2.11.7. Rongga Udara (VIM)... 47 2.12. Penelitian yang Pernah Dilakukan... 48 iv

BAB III METODE PENELITIAN... 52 3.1. Rancangan Penelitian... 52 3.2. Perencanaan Campuran Aspal Beton... 52 3.2.1. Persentase Aspal Optimum... 52 3.2.2. Persentase Serat Optimum... 53 3.3. Pemeriksaan Karakteristik Bahan Campuran... 53 3.3.1. Agregat Kasar dan Halus... 54 3.3.2. Pengujian Bahan Bitumen... 54 3.4. Uji Campuran Bitumen... 54 3.4.1. Uji Marshall... 54 3.4.2. Uji Marshall Rendaman... 55 3.5. Identifikasi Benda Uji... 55 3.6. Flow Chart... 57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 58 4.1. Hasil Pengujian Material... 58 4.1.1. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Agregat... 58 4.1.2. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Aspal... 60 4.2. Penentuan Perkiraan Kadar Aspal... 62 4.3. Hasil Pengujian Marshall Terhadap Kadar Aspal Optimum... 62 4.4. Hasil Pengujian Marshall Terhadap Kadar Serat Optimum... 68 4.5. Hasil Pengujian Marshall Terhadap Waktu Rendaman. 78 v

4.6. Perbandingan Benda Uji Dengan dan Tanpa Serat Polypropylene... 83 4.7. Ringkasan Hasil Penelitian... 92 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 95 5.1. Kesimpulan... 95 5.2. Saran... 97 DAFTAR PUSTAKA... 98 vi

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston (AC)... 6 Tabel 2.2 Ketentuan sifat-sifat Campuran Laston (AC) Dimodifikasi... 7 Tabel 2.3 Gradasi Agregat Kombinasi Laston (AC)... 12 Tabel 2.4 Gradasi Kepadatan Maks. (Fuller)... 13 Tabel 2.5 Berat dan Gradasi Benda Uji... 16 Tabel 2.6 Persyaratan Aspal Keras... 23 Tabel 2.7 Karakteristik Serat Polypropylene... 29 Tabel 2.8 Viscositas Penentu Suhu Titik Lembek... 38 Tabel 2.9 Hubungan Tekanan Roda Dengan Batas Minimum Stabilitas Marshall... 44 Tabel 3.1 Identifikasi Benda Uji... 56 Tabel 4.1 Hasil Pengujian Sifat Fisik Agregat... 60 Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Sifat Aspal... 62 Tabel 4.3 Perkiraan Kadar Aspal... 62 Tabel 4.4 Hasil Marshall Test Terhadap Kadar Aspal Optimum (KAO)... 63 Tabel 4.5 Hasil Marshall Test Terhadap Kadar Serat Optimum (KSO)... 71 Tabel 4.6 Hasil Marshall Test Terhadap Hasil Rendaman... 79 Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Benda Uji Dengan dan Tanpa Serat Polypropylene... 84 vii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Gradasi Kombinasi Fuller... 14 Gambar 2.2 Mesin Abrasi Los Angles... 16 Gambar 2.3 Alat Pengujian Penetrasi... 24 Gambar 2.4 Alat Pengujian Titik Lembek... 24 Gambar 2.5 Alat Daktilitas... 25 Gambar 2.6 Alat Cleveland Open Cup... 25 Gambar 2.7 Contoh Barang Berbahan Serat Polypropylene... 28 Gambar 2.8 Benda Uji Aspal Beton... 36 Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian... 57 Gambar 4.1 Grafik Hubungan Kadar Aspal Dengan VMA... 64 Gambar 4.2 Grafik Hubungan Kadar Aspal Dengan VFA... 65 Gambar 4.3 Grafik Hubungan Kadar Aspal Dengan VIM... 66 Gambar 4.4 Grafik Hubungan Kadar Aspal Dengan Stabilitas... 67 Gambar 4.5 Grafik Hubungan Kadar Aspal Dengan Flow... 68 Gambar 4.6 Grafik Hubungan Kadar Aspal Dengan MQ (Marshall Quotient)... 69 Gambar 4.7 Grafik Hasil Analisa Kadar Aspal Optimum... 69 Gambar 4.8 Grafik Hubungan Kadar Serat Dengan VMA... 72 Gambar 4.9 Grafik Hubungan Kadar Serat Dengan VFA... 73 Gambar 4.10 Grafik Hubungan Kadar Serat Dengan VIM... 74 Gambar 4.11 Grafik Hubungan Kadar Serat Dengan Stabilitas... 75 Gambar 4.12 Grafik Hubungan Kadar Serat Dengan Flow... 76 viii

Gambar 4.13 Grafik Hubungan Kadar Serat Dengan MQ (Marshall Quotient)... 77 Gambar 4.14 Grafik Hasil Analisa Kadar Serat Optimum... 77 Gambar 4.15 Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan VMA (Voids in Mineral Aggregate)... 79 Gambar 4.16 Hubungan Waktu Perendaman dengan VFA (Voids Fill Asphalt)... 80 Gambar 4.17 Hubungan Waktu Perendaman dengan VIM (Void In Mix)... 81 Gambar 4.18 Hubungan Waktu Perendaman dengan Stabilitas... 81 Gambar 4.19 Hubungan Waktu Perendaman dengan Flow... 82 Gambar 4.20 Hubungan Waktu Perendaman dengan Marshall Quotien (MQ)... 83 Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Antara Tanpa Serat dan Menggunakan Serat Untuk VMA (Voids in Mineral Aggregate)... 85 Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Antara Tanpa Serat dan Menggunakan Serat Untuk VFA (Voids Fill Asphalt)... 86 Gambar 4.23 Grafik Perbandingan Antara Tanpa Serat dan Menggunakan Serat untuk VIM (Void In Mix)... 87 Gambar 4.24 Perbandingan Antara Tanpa Serat dan Menggunakan Serat Untuk Stabilitas... 88 Gambar 4.25 Perbandingan Antara Tanpa Serat dan Menggunakan Serat Untuk flow... 90 Gambar 4.26 Perbandingan Antara Tanpa Serat dan Menggunakan Serat Untuk Marshall Quotient (MQ)... 91 ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan sarana yang sangat penting digunakan untuk transportasi bagi masyarakat. Sehingga banyak masyarakat yang menggunakan fasilitas tersebut untuk mempermudah kegiatannya. Di Indonesia, konstruksi jalan sudah banyak menggunakan campuran aspal beton, karena dalam campuran ini akan menghasilkan lapisan perkerasan yang kedap air dan tahan lama, harga relatif lebih murah dibandingkan dengan konstruksi jalan beton, biasanya campuran ini digunakan pada jalan dengan beban lalu lintas yang tinggi. Campuran aspal beton merupakan salah satu campuran yang bergradasi tertutup atau gradasi menerus, dengan material agregat kasar, agregat halus, filler (bahan pengisi), dan aspal. Karena dicampur dalam keadaan panas maka seringkali disebut sebagai hot mix. Tetapi campuran ini memiliki kelemahan yaitu pada cuaca tropis seperti di Indonesia, sangat rentan terjadinya kerusakan seperti jalan berlubang dan jalan bergelombang, apalagi ditambah dengan beban beban yang tinggi melewati konstruksi jalan tersebut. Oleh karena itu sangat penting untuk dicari bahan material tambahan yang dapat meningkatkan kekuatan dan membantu perbaikan konstruksi jalan pada lapisan permukaan perkerasan, dan juga disertai teknik teknik optimasi yang mendukung, sehingga dapat diperoleh nilai tambah yang di harapkan. Saat ini sudah banyak di lakukan penelitian tentang campuran aspal beton dengan menggunakan bahan tambahan (additive). Salah satunya pada teknik bahan perkerasan jalan yaitu penggunaan bahan additive seperti penggunakan serat 1

2 selulosa. Serat ini sebagai bahan campuran aspal beton karena dapat meningkatkan elastisitas aspal dan daya tahan terhadap air. Umumnya bahan additive dipakai dengan harapan mampu memberikan nilai tambah yang sebesar besarnya. Pada penelitian ini akan dicoba diterapkan teknik optimasi dengan menggunakan bahan additive yaitu serat polypropylene yang berbentuk fiber plastic beneser pada campuran aspal beton. Serat polypropylene merupakan bahan utama untuk pembuatan barang barang yang terbuat dari plastik. Sedangkan plastik ini benda yang sulit untuk di urai sehingga menimbulkan limbah yang menumpuk. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa serat polypropylene dapat meningkatkan durability beton dan mampu mengurangi keretakan pada konstruksi beton (Wahyu Kartini, 2007). Sedangkan pemakaian serat polypropylene pada campuran panas belum diketahui dengan pasti. Bella dan Lukitaningsih (2000) menyatakan bahwa persentase serat polypropylene optimum pada campuran aspal beton sebesar 2% dan panjang serat optimum sebesar 3,8 cm akan meningkatkan stabilitas sebesar 1,7% dibanding yang menggunakan aspal murni. Hal ini yang mendorong diadakannya penelitian tentang pemakaian serat polypropylene yang berbentuk fiber plastic beneser sebagai bahan campuran aspal beton. Menurut Eroviantara (2011), berdasarkan hasil uji tes komposisi kimia menunjukkan bahwa fiber plastic beneser berjenis polyacrilonitril stirene yang juga dapat digolongkan dalam polypropylene. Fiber plastic beneser merupakan plastik yang diperkuat dengan adanya serat pada matrik plastik. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini memakai serat polypropylene berbentuk fiber plastic beneser, yang diharapkan dapat mengurangi masalah pada jalan yang ditinjau pada kekuatan dan keawetan pada campuran aspal beton.

3 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, adalah : 1. Bagaimana perbedaan kekuatan antara campuran aspal beton dengan atau tanpa menggunakan bahan additive serat polypropylene (fiber plastic beneser) yang ditinjau dari variasi campuran serat 0% - 5%? 2. Berapa nilai stabilitas, kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuran padat yang terbentuk dengan menggunakan metode marshall test pada campuran aspal beton dengan atau tanpa serat polypropylene (fiber plastic beneser)? 3. Bagaimana nilai keawetan pada campuran aspal beton yang menggunakan bahan additive serat polypropylene (fiber plastic beneser) berdasarkan waktu perendaman 30 menit, 24 jam dan 48 jam? 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penelitian yang akan dicapai adalah : 1. Mengetahui perbedaan kekuatan pada campuran aspal beton dengan atau tanpa menggunakan bahan additive serat polypropylene (fiber plastic beneser) yang ditinjau dari variasi campuran serat 0% - 5%. 2. Mengetahui nilai sabilitas, kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuaran padat yang terbentuk pada campuran aspal beton dengan atau tanpa fiber plastic beneser.

4 3. Mengetahui nilai keawetan pada campuran aspal beton yang menggunakan bahan additive serat polypropylene (fiber plastic beneser) berdasarkan waktu perendaman 30 menit, 24 jam dan 48 jam. 1.4. Batasan Masalah Penelitian ini hanya mencakup tentang pemakaian fiber plastic beneser pada campuran aspal beton sehingga pengujian pengujian hanya meliputi : 1. Penelitian dilakukan di Lab. Bahan Jalan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Surabaya. 2. Campuran menggunakan serat polypropylene yaitu fiber plastic beneser. 3. Pengujian terhadap kekuatan campuran aspal beton tanpa menggunakan bahan tambahan fiber plastic beneser. 4. Pengujian terhadap kekuatan campuran aspal beton menggunakan bahan tambahan fiber plastic beneser. 5. Pengujian menggunakan alat Marshall Test. 6. Bahan Bitumen yang dipakai berasal dari rumus penentuan perkiraan kadar aspal. 7. Campuran fiber plastic beneser diambil range 0% - 5% dari berat aspal. 8. Uji marshall rendaman selama jam, 24 jam dan 48 jam dengan suhu 60 o C. 9. Tidak menghitung biaya penggunaan campuran aspal beton dengan bahan additive serat polypropylene (fiber plastic beneser).