BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dihasilkan dibawa oleh udara yang bergerak.dalam kondisi yang

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyumas. Sungai ini secara geografis terletak antara 7 o 12'30" LS sampai 7 o

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

Bab III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

Misal dgn andalan 90% diperoleh debit andalan 100 m 3 /det. Berarti akan dihadapi adanya debit-debit yg sama atau lebih besar dari 100 m 3 /det

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Tanaman 1. Topografi 2. Hidrologi 3. Klimatologi 4. Tekstur Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Matakuliah : S0462/IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Tahun : 2005 Versi : 1. Pertemuan 2

Dr. Ir. Robert J. Kodoatie, M. Eng 2012 BAB 3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

KEBUTUHAN AIR. penyiapan lahan.

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BANGBAYANG UPTD SDAP LELES DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

STUDI POTENSI IRIGASI SEI KEPAYANG KABUPATEN ASAHAN M. FAKHRU ROZI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengairi sawah,ladang,perkebunan dan lain-lain usaha pertanian.usaha

JURUSAN TEKNIK & MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

Dosen Pembimbing. Ir. Saptarita NIP :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

Analisis Ketersediaan Air Sungai Talawaan Untuk Kebutuhan Irigasi Di Daerah Irigasi Talawaan Meras Dan Talawaan Atas

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DAERAH IRIGASI NAMU SIRA-SIRA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci: Waduk Muara Nusa Dua, Pola Operasi, Debit Andalan, Kebutuhan air baku, Simulasi

Optimalisasi Pemanfaatan Sungai Polimaan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi Indonesia. Potensi

Analisis Hidrologi Kebutuhan Air Pada Daerah Irigasi Pakkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Embung berfungsi sebagai penampung limpasan air hujan/runoff yang terjadi di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali lagi ke laut, seperti digambarkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Ilustrasi Siklus Hidrologi

ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA DAERAH IRIGASI MEGANG TIKIP KABUPATEN MUSI RAWAS

Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REKAYASA HIDROLOGI SELASA SABTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI POLA LENGKUNG KEBUTUHAN AIR UNTUK IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI TILONG

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subak adalah organisasi tradisional dibidang tata guna air dan tata

ANALISA EFISIENSI DAN OPTIMALISASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI TIMBANG DELI KABUPATEN DELI SERDANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

OPTIMASI FAKTOR PENYEDIAAN AIR RELATIF SEBAGAI SOLUSI KRISIS AIR PADA BENDUNG PESUCEN

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

Evapotranspirasi. 1. Batasan Evapotranspirasi 2. Konsep Evapotranspirasi Potensial 3. Perhitungan atau Pendugaan Evapotranspirasi

Studi Kasus Penggunaan Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Ketibung Kabupaten Lampung Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan, dimana air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan

Kata kunci: evapotranspirasi, Metode Penman, Metode Mock, Metode Wenbul

BAB III LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di

WATER BALANCE DAS KAITI SAMO KECAMATAN RAMBAH

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai

ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR

PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN (STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS)

ANALISA KETERSEDIAAN AIR

Keywords: water supply, water demand, water balance,cropping

ANALISIS KESEIMBANGAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI TABANIO KABUPATEN TANAH LAUT

METODE GLOBAL PLANTASION SISTEM UNTUK ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM (KAJIAN DAERAH IRIGASI MOLEK KABUPATEN MALANG) (220A)

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

KEANDALAN ANALISA METODE MOCK (STUDI KASUS: WADUK PLTA KOTO PANJANG) Trimaijon. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru

STUDI OPTIMASI POLA TANAM PADA DAERAH IRIGASI JATIROTO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINIER

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

ANALISIS NERACA AIR DAS WURYANTORO SUB DAS BENGAWAN SOLO HULU 3 TUGAS AKHIR

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

OPTIMASI PEMANFAATAN AIR BAKU DENGAN MENGGUNAKAN LINEAR PROGRAMMING (LP) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CIDANAU, BANTEN. OLEH : MIADAH F

EVALUASI KINERJA PENYALURAN AIR DI DAERAH IRIGASI PAYA SORDANG KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA KABUPATEN TAPANULI SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SIKLUS HIDROLOGI 2.2 DAERAH ALIRAN SUNGAI

ABSTRAK. Kata kunci : Saluran irigasi DI. Kotapala, Kebutuhan air Irigasi, Efisiensi. Pengaliran.

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI BATANG ASAI KABUPATEN SAROLANGUN

ANALISIS DEBIT ANDALAN

ABSTRAK. Kata Kunci : DAS Tukad Petanu, Neraca air, AWLR, Daerah Irigasi, Surplus

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Daerah Aliran Sungai

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian,perputaran dan penyebaran air di atmofir,dipermukaan bumi maupun di bawah permukaan bumi.siklus hidrologi adalah bagian inti dari yang tidak mempunyai awal dan ahir,dimana siklus hidrologi merupakan gerakan air dipermukaan bumi.selama berlangsungnya siklus hidrologi,perjalanan air dari permukaan laut ke atmofir kemudian kepermukaan tanah dan kembali lagi ke laut dan tidak pernah habis.air tersebut akan tertahan semantara di Sungai,Waduk atau Danau,dalam tanah sehingga dapat dimanfatkan oleh manusia dan mahluk hidup lainya(asdak,1995). Gambar 2.1 Siklus Hidrologi (Asdak, 1995). xxii

B. Debit Andalan Debit andalan adalah debit yang tersedia sepanjang tahun dengan besarnya resiko kegagalan tertentu yang dapat dipakai untuk keperluan diantaranya seperti irigasi,air minum,plta,dan lainya. Dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan jika ditetapkan debit andalan sebesar 80%berarti akan dihadapi resio adanya debit-debit yang lebih kecil dari debit andalan 20% pengamatan(anonim,1986:79). Perhitungan ketersediaan air atau debit andalan diperlukan untuk perhitungan neraca air sehingga dapat diketahui kemampuan air mengairi areal layanan.analisa debit andalan dilakukan dengan pendekatan berbeda beda tergantung dari data yang tersedia. 1. Jika terdapat pencatatan debit yang panjang, debit andalan dihitung berdasarkan data debit dengan menggunakan probabilitas keberhasilan 80%. 2. Jika terdapat pencatatan debit tetapi hanya dalam periode pendek, maka debit andalan dihitung berdasarkan data curah hujan, akan tetapi parameter yang digunakan dikalibrasi terhadap data debit yang ada. 3. Jika tidak terdapat pencatatan debit, maka debit andalan dihitung berdasarkan data curah hujan dihitung dengan menggunakan Metode F.J.Mock. xxiii

Debit andalan adalah debit minimum sungai kemungkinan debit dapat dipenuhi ditetapkan 80%, sehingga kemungkinan debit sungai lebih rendah dari debit andalan sebesar20%. Untuk mendapatkan debit andalan sungai,maka nilai debit, yang dianalisis adalah dengan Metode Mock, menurut tahun pengamatan yang diperoleh,harus diurut dari yang terbesar sampai yang terkecil. Kemudian dihitung tingkat keandalan debit tersebut dapat terjadi,berdasarkan probabilitas kejadian mengikuti rumus Weibull (Soewarto, 1995). P = x 100%... 2.1 Dengan : P : Probabilitas terjadinya kumpulan nilai yang diharapkan selama periode pengamatan (%). m : Nomor urut kejadian, dengan urutan variasi dari besar ke kecil. n : jumlah data. Dengan demikian pengertian debit andalan 80% adalah berdasarkan pada nilai debit yang mendekati atau sama dengan nilai probabilitas (P) 80%. xxiv

C. Metode F.J MOCK Gambar 2.2 Skema debit andalan F.J Mock Sumber : Mock (1973) dalam Fitriati (2015) xxv

Metode Mock dikembangkan oleh Dr.F.JMock. Metode Mock untukmemperkirakan besarnya debit suatu daerahaliran sungai berdasarkan konsep waterbalance. Air hujan yang jatuh (presipitasi)akan mengalami evapotranspirasi sesuaidengan vegetasi yang menutupi daerahtangkapan hujan. EvapotranspirasipadaMetode Mock adalah evapotranspirasiyangdipengaruhi oleh jenis vegetasi, permukaantanah dan jumlah hari hujan. Proses perhitungan yang dilakukan dalam metode Mock sebagaiberikut: (Indra, 2012). 1. Perhitungan evapotranspirasi potensial 2. Perhitungan evapotranspirasi aktual. 3. Perhitungan water surplus. 4.Perhitungan base flow dan direct runoff. Metode F.J Mock digunakan dalam menghitung keseimbangan air.data yang dibutuhkan dalam perhitungan ini antara lain hujan bulanan rata-rata (mm), jumlah hari hujan bulanan rata-rata (hari), evapotranspirasi, limpasan permukaan, tampungan tanah dan aliran dasar (base flow). xxvi

D. Presipitasi Presipitasi adalah curahan atau turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dalam bentuk berbeda, yaitu curah hujan didaerah tropis dan curah hujan serta salju di daerah beriklim sedang (Indra, 2012). Curah hujan rata-rata bulanan dapat dihitung denganmenggunakan metode rata-rata aljabar, metode ishoyet, dan metodetheissen.metode Mock menggunakan curah hujan bulanan ratarata. E. Evapotranspirasi Evapotranspirasi adalah proses dimana air berubah menjadi uap air dan berpindah dari permukaan. Air menguap dari berbagai permukaanseperti danau, sungai, tanah, dan vegetasi yang basah. Transpirasi adalahproses penguapan air yang terkandung dalam lapisan tanaman menguapke atmosfer. Transpirasi tergantung pada pasokan energi, gradientekanan uap air, dan angin. Maka, radiasi matahari, suhu udara,kelembaban udara, dan angin harus dipertimbangkan ketika menentukan nilai transpirasi (Allen, 1998). Evapotranspirasi merupakan faktor penting dalam memprediksi debit dari data curah hujan dan klimatologi dengan menggunakan Metode Mock. Alasannya karena evapotranspirasi inimemberikan nilai yang besar untuk terjadinya debit dari suatu daerahaliran sungai. Evapotranspirasi diartikan sebagai kehilangan air darilahan dan permukaan air dari suatu daerah aliran sungai akibatkombinasi proses evaporasi dan transpirasi. Lebih rinci xxvii

tentangevapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi aktual diuraikan dibawah ini 1. Evapotranspirasi Potensial Evapotranspirasi potensial adalah evapotranspirasi yangmungkin terjadi pada kondisi air yang tersedia berlebihan. Faktor penting yang mempengaruhi evapotranspirasi potensial adalahtersedianya air yang cukup banyak. Jika jumlah air selalu tersediasecara berlebihan dari yang diperlukan oleh tanaman selama prosestranspirasi, maka jumlah air yang ditranspirasikan relatif lebih besardibandingkan apabila tersedianya air di bawah keperluan. Beberaparumus empiris untuk menghitung evapotranspirasi potensial adalahrumus empiris dari: Thornthwaite, Blaney-Criddle, Penman danturc-langbein-wundt. Perhitunganevaporasi potensial Penman didasarkan pada keadaan evaporasi yang diperlukan panas 2. Evapotranspirasi Aktual Evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi yang terjadi pada kondisi air yang tersedia terbatas. Evapotranspirasi aktualdipengaruhi oleh proporsi permukaan luar yang tidak tertutuptumbuhan hijau (exposed surface) pada musim kemarau dan jumlahhari hujan dalam bulan yang bersangkutan. Besarnya exposedsurface untuk tiap daerah berbed-beda. xxviii

F. Irigasi Irigasi adalah menyalurkan air yang perlu untuk pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah danmendistribusinya secara sistematis (Sosrodarsono dantakeda, 2003). Irigasi adalah usaha penyediaan,pengaturan dan pembuangan air irigasi untukmenunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasipermukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasipompa, dan irigasi tambak (PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi). Irigasi berguna juga untuk mempermudah dalam pengolahan tanah,mencegah pertumbuhan gulma,mencegah akumulasi garam,mengatur suhu tahandan membantu dalam usaha sanitasi(samsi,2012). Suroso (2006) mengartikan perairan sebagai pemanfaatan serta pengaturanair dan sumber air yang meliputi irigasi,pengembangan daerah rawa,pengendalian banjir,serta usaha perbaikan sungai,waduk dan pengaturan penyediaan air minum,air perkotaan dan air industri. Berdasarkan cara pengaturan,pengukuran,serta kelengkapan fasilitas,jaringan irigasi dapat dikelompokan mejadi 3jenis yaitu:jaringan irigasi sederhana,jaringan irigasi semi teknis,dan jaringan irigasi teknis. Dalam jaringan irigasi sederhana,pembagian air tidak diukur atau diatur sehingga air lebih akan mengalir kesaluran pembuangan. xxix

1. Kebutuhan Air Irigasi (Water Requisite) Air irigasi adalah sejumlah air yang umumnya yang diambil dari sungai atau waduk dan dialirkan melalui jaringan irigasi,guna menjaga keseimbangan jumlah air di lahan pertanian Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi,kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alammelalui hujan dan kontribusi air tanah (Sosrodarsonodan Takeda, 2003). Menurut Susanto, (2004)perkiraan banyaknya air untuk irigasi didasarkan pada faktor-faktor jenis tanaman,jenis tanah,cara pemberian airnya.cara pengolahan tanah,banyaknya turun hujan,waktu penanaman,iklim pemeliharaan salurandan bangunan eksploitasi.banyaknya air pada petak sawah dapat dirumuskan sebagai berikut: = S + + P... 2.2 P S = kebutuhan air untuk irigasi(mm/hari). = perkolasi (mm/hari). = kebutuhan air untuk pengolahan tanah(mm/hari). =evapotranspirasi (mm/hari). = curah hujan efektif (mm/hari). xxx

2. Penggunaan Konsumtif (Etc) Kebutuhan air konsumtif adalah jumlah air yang secara potensial diperlukan untuk memenuhi evapotranspirasi suatuareal tanaman agar dapat tumbuh secara normal.pemakaian konsumtif (evapotranspirasi)merupakan jumlah air suatu areal pertanaman yang diguakanuntuk transpirasi,diuapkan dari permukaan tanah dan permukaan air serta yang di intersepsi oleh tanaman.evapotranspirasi dinyatakan dalam volume airpersatuan luas seperti meter kubik per hekar atau dalam tinggi air seperti milimeter (Arysad,1989). Penggunaan konsumtif dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Etc = Eto x kc... 2.3 Etc Eto Kc = penggunaan konsumtif (mm/hari). = evapotranspirsi potensial (mm/hari). = koefisien tanaman. 3. Pekolasi (P) Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh, yang tertekan diantara permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah (zona jenuh).laju perkolasi tergantung pada sifat-sifat tanah. Perembesan terjadi akibat meresapnya airmelalui xxxi

tanggul sawah perlokasi dan rembesan air sawah berdasarkan (Direktorat Jendral Pengairan,1986)yaitu sebesar 2 mm/hari. 4. Pengganti Lapisan Air (Wlr) Pengganti lapisan air dilakukan sebanyak dua kali,masingmasing 50 mm (3,33 mm/hari)selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi atau pemindahan bibit (Direktorat Jendral Pengairan,1986). 5. Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi,kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman denganmemperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alammelalui hujan dan kontribusi air tanah (Sosrodarsonodan Takeda, 2003). Untuk perhitungan kebutuhan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode yangdikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlsha (1968).Metode tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam lt/dt/ha selama periode penyiapan lahan danmenghasilkan rumus sebagai berikut : IR = /( 1 )... 2.4 IR = Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hari). M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan. xxxii

M = + P... 2.5 Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 ETselama penyiapan lahan (mm/hari). P = Perkolasi (mm/hari). k = M.T/ S... 2.6 T = Jangka waktu penyiapan lahan (hari). S = Kebutuhan air, untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50 mm. 6. Curah Hujan Efektif (Re). Curah hujan efektif adalah curah hujan yang secara efektif dan secara langsung dipergunakan memenuhi kebutuhan air tanaman untuk pertumbuhan.besarnya curah hujanefektif untuk tanaman ditentukan sebesar 80% dari curah hujan rerata per 15 harian bulanan dengan kemungkinan kegagalan 20% atau dapat juga disebut dengan curah hujan untuk perhitungan curah hujan efektif ini menggunakan metode basic month dengan rumus: = + 1... 2.7 = curah hujan andalan dengan probilitas 80%. n = jumlah data/pengamatan (tahun). xxxiii

Untuk tanaman padi,curah hujan efektifnya dapat dihitung dengan persamaan berikut: = 0,7 x... 2.8 = hujan efektif tanaman padi (mm). = hujan rancangan dengan probilitas 80%. 7. Kebutuhan Air Di Sawah (NFR) Perkiraan banyaknya air untuk irigasi didasarkan pada faktor-faktor jenis tanaman,jenis tanah,cara pemberianya,cara pengolahan tanah,banyak turun curah hujan,waktu penanaman,iklim,pemeliharaan saluran dan bangunan bendung dan sebaginya. NFR = Etc + Ir + WLR + P - Re... 2.9 NFR Etc P = kebutuhan air irigasi di sawah (it/dt/ha). = penggunaan konsumtif (mm/hari). = perkolasi (mm/hari). WLR = penggantian lapisan air (mm/hari). Re Ir = curah hujan efektif. = penyiapan lahan xxxiv

G. Pola Taman Untuk memenuhi kebutuhan air irigasi disuatu daerah guna menentukan pola tanam maka perlu dipertimbangkan. Tabel dibawah ini merupakan contoh Tabel2.1 : Pola tanam yang dapat dipakai: Ketersediaan air Pola tanam dalam satu untuk tahun jaringan irigasi 1. Tersedia air cukup banyak Padi Padi Palawija Padi Padi Palawija 2. Tersedia air dalam jumlah cukup 3. Daerah yang cenderung kekurangan air Padi Padi Bera Padi Palawija Palawija Padi Palawija Bera Palawija Padi Bera (Sumber : Sidharta, Irigasi dan Bangunan Air, 1997) xxxv