BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal yang

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 27 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA WARUNG INTERNET DAN GAME ONLINE DI KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 39 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN WARUNG INTERNET (WARNET) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Draft WALIKOTA MEDAN PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR: TENTANG PERIZINAN USAHA WARUNG INTERNET

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURANDAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu negara ke negara lain di dunia. Internet berasal dari kata Interconnection

BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA LAYANAN INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR : 12 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang

BAB V PENUTUP. Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN. Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA WARUNG INTERNET

PENDAHULUAN. bermunculan. Diawali dengan adanya kemudian friendster dan yang

PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 3 Tahun 2013 TENTANG IJIN USAHA WARUNG INTERNET (WARNET) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR,

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses belajar mengajar adalah suatu hal penting yang menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BUPATI BLITAR. PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 3 Tahun 2013 TENTANG IJIN USAHA WARUNG INTERNET (WARNET) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR,

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGELOLAAN WARUNG INTERNET

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN, PENGENDALIAN, DAN PENGAWASAN WARUNG INTERNET

Suramnya Masa Kini Sinopsis

I. PENDAHULUAN. Globalisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Penyebaran pornografi saat ini erat hubunganya dengan perkembangan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Pengaruh Internet Terhadap Kepribadian Siswa Siswi SMA Negeri 1 Randudongkal Tahun Pelajaran 2015/2016

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR TENTANG IZIN WARUNG INTERNET DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. Peranan hiburan sangat penting bagi manusia dan sudah mengambil tempat

Pendahuluan. Bab I. A. Latar Belakang. Kebutuhan manusia akan komunikasi dan informasi pada zaman modern ini

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. diakses secara lebih mudah, cepat, dan murah. Sayangnya, internet juga membawa dampak-dampak yang negatif

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG PENGELOLAAN WARUNG INTERNET DI KABUPATEN KUDUS

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN WARUNG INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR PERTANYAAN. 7. Jabatan : Kabag/Kasubag Keuangan Non Kabag/Kasubag Keuangan

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERIKANAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1.Gambaran Umum Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai proses komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para akademisi untuk memudahkan pertukaran data dan informasi.

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 85 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA PUSAT PERBELANJAAN

I. PENDAHULUAN. Pemanfaatan teknologi jaringan sebagai media komunikasi data terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. transformasi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Salah satu produk teknologi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR : 14 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA WARUNG INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Setiap orang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran berdasar teknologi akan terjadi peningkatan pada beberapa

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuju masa dewasa. Pada masa remaja banyak sekali permasalahan yang

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS MEMBUKA USAHA WARNET. Disususn oleh

PENDAHULUAN. (perpustakaan) untuk memudahkan mahasiswanya dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. intelektual yang seharusnya mampu berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi ini memiliki banyak peran dan dampaknya dalam berbagai bidang,

BAB I PENDAHULUAN. awal/early adolescence usia tahun, remaja menengah/middle

PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

BUPATI MIMIKA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MIMIKA NOMOR 9 TAHUN 2O13 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA JASA WARUNG INTERNET

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini sudah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. global yang menyentuh semua lini bisnis, konsumen tumbuh menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan komunikasi memungkinkan perpindahan data dan informasi informasi dari

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, maupun masyarakat. Menurut Walgito (2001:71) dorongan atau motif

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Buah merupakan komoditi pertanian yang mudah rusak, tidak dapat disimpan

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Remaja berasal dari bahasa latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang sehingga mendorong diperolehnya temuan-temuan baru

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu membersihkan ketimpangan ketimpangan sosial yang ada, juga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. disetiap kalangan umumnya. Sekarang ini banyak kita jumpai warung internet

BAB I PENDAHULUAN. kelahirannya, teknologi Internet berkembang dengan pesat dan sudah dipakai di

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 43 SERI E

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA WARUNG INTERNET

WALIKOTA YOGYAKARTA PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH

BAB II TINJAUAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Permainan melalui jaringan internet ini disebut game online. Game online

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku merokok tidak mengenal batasan usia mulai dari kalangan remaja,

FENOMENA KEINGINAN MENAMPILKAN DIRI PADA MAHASISWA MELALUI LAYANAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SKRIPSI

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal 8.5

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sendi Fauzi Giwangsa, 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modernisasi teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal yang paling berkembang secara pesat diantara teknologi lainnya. Salah satu kesuksesan besar dalam modernisasi teknologi infomasi dan komunikasi adalah dengan ditemukannya internet. Internet tidak hanya mampu melakukan segala sesuatu secara instan, namun secara holistik mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat.tanpa disadari, manusia telah hidup dalam dua dunia, yaitu kehidupan dunia nyata dan kehidupan dunia maya. Seiring dengan perkembangan zaman, internet juga mengalami perkembangan ke arah pencapaian kemudahan dan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudahan-kemudahan tersebut pasti sudah pernah kita rasakan diantaranya seperti belanja online, menggunakan jejaring sosial, membaca e-news, menulis e-mail, bermain game online, membaca e-book, download musik dan lain-lain. Internet kini tidak lagi hanya sekedar kebutuhan, tetapi juga telah menjadi gaya hidup. Mayoritas orang yang sudah mengenal internet pasti akan melibatkan internet dalam aktivitas sehari-harinya, namun tidak semua orang dapat menikmati internet secara pribadi. Mahalnya biaya koneksi internet, hardware komputer/handhone canggih serta persebaran jaringan internet yang tidak merata menjadi kendala untuk mengakses internet. Menyelesaikan hambatan tersebut 1

maka hadirlah bisnis penyedia jasa internet atau biasa kita disebut dengan istilah warung internet (selanjutnya akan disebut Warnet). Warnet memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pengguna internet terutama dalam segi finansial. Pengguna tidak perlu membeli komputer dan tidak perlu berlangganan jasa internet, hanya membayar biaya sewa pemakaian saja dan sudah bisa mengakses internet dengan kecepatan tinggi. Warnet sangat bermanfaat bagi penggunanya. Biaya sewa jasa pemakaian internet yang cukup murah menjadikan Warnet sebagai tempat menghabiskan waktu luang dan mencari teman sesama pengguna Warnet. Kehadiran Warnet membuat para pengguna dapat mengakses situs-situs yang berhubungan dengan pendidikan, hiburan, media berita online,bermain game online, mencari lowongan kerja, mencari informasi up to date dan situs-situs lain yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Sebagai bisnis usaha, tentu saja haruslah memiliki tempat yang baik bagi pengguna sebagai penunjang kenyamanan saat menikmati layanan internet. Seperti adanya kamar mandi, tempat pembuangan sampah, ketersedian air bersih, saluran pembuangan limbah, penerangan yang baik, dan kebersihan yang terjaga. Penggunan applikasi ataupun program yang tersedia pada prangkat komputer haruslah memiliki lisesni yang resmi sebagai bentuk apresiasi kepada ilmuan berbasis teknogi komputer. Adapun pihak Warnet menyediakan desain tempat atau ruang bagi pengguna saat mengoperasikan komputer, desain tempat pengguna yang umumnya kita jumpai adalah pengguna duduk dikursi dan berhadapan langsung 2

dengan komputer, duduk secara lesehan dan berhadapan dengan komputer, atau desain bilik yang memiliki sekat pembatas yang tinggi guna memberikan privasi dan kenyamanan lebih untuk pengguna jasa internet. Namun kenyamaan yang disediakan pihak Warnet ini dapat disalah manfaatkan oleh para pengguna jasa internet. Desain internet yang berbilik dan bersekat menjadi tempat pacaran yang nyaman dan murah bagi para pasangan untuk melukakan perbuatan tidak senonoh, bahkan dalam presepsi penulis sendiri pasangan yang masuk kedalam bilik Warnet kurang lebih melakukan perbuatan tidak senonoh, tentunya presepsi penulis didasarkan pada kejadian yang sering penulis lihat atau penulis baca melalui media. Seperti kasus yang di temui pada Warnet Angel di Medan tahun 2012 lalu, seorang siswi SMA dipergoki ayahnya sedang melakukan oral seks kepada pacarnya (www.metrosiantar.com 2012/10/30/19957/siswi-sma-dipergokiayah-oral-seks-di-warnet/ diakses pada tanggal 27 Februari 2015 pukul 17.32). Tentunya kasus ini menunjukan bahwa desain warnet yang berbilik tinggi dan menutupi aktivitas penggunanya dapat disalah manfaatkan oleh pengguna jasa Warnet. Bisnis usaha penyedia jasa informasi atau Warnet yang berkembang saat ini memiliki sasaran konsumen dari berbagai strata sosial dan semua umur baik anak-anak, remaja maupun orang tua. Pengguna dapat mengakses informasi lebih leluasa dan bebas tanpa adanya filter yang dilakukan oleh penyedia usaha warnet. Hal Ini membuat konsumen jasa Warnet dapat membuka situs apapun yang mereka inginkan dengan alasan kebebasan informasi. 3

Tanpa adanya pengawasan dan larangan dari pihak penyedia usaha Warnet maka kemungkin pengguna jasa Warnet dapat membuka situs-situs yang melanggar norma kesusilaan dan norma hukum, seperti membuka situs pornografi dan judi online. Hal ini sungguh dapat merusak moral pengguna jasa warnet apalagi jika situs-situs haram tersebut dibuka oleh anak usia dini atau yang belum cukup umur. Seperti salah satu kasus di Semarang, seorang anak kedapatan sedang asik membuka situs dewasa dirazia oleh Polresta Semarang (http://regional.kompas.com/read/2013/08/29/0602252/razia.warnet.dapati.anak.sd.buka.situs.syur) diakses pada tanggal 28 Februari 2015 pukul 15.33). Warnet tidak hanya sekedar menyediakan jasa untuk browsing tetapi juga menyediakan fasilitas internet game-online. Kehadiran game online menjadi daya jual penyedia Warnet untuk menarik konusmen pencinta video game atau yang biasa biasa kita kenal dengan sebutan gamer. Gamers yang sudah kecanduan game online mampu berada di Warnet setiap harinya serta mampu begadang hanya untuk bermain game-online, tentunya hal ini akan berdampak buruk pagi para gamers baik dari segi kesehatan, psikologi maupun sosial-ekonomi para gamers. Bahkan pada suatu kasus yang ditemukan menyebutkan bahwa seorang pria asal Taiwan tewas di Warnet setelah bermain game online selama 40 jam tanpa henti. (http://www.beritateknologi.com/main-game-diablo-iii-40-jam-priaasal-taiwan-meninggal/ diakes pada tanggal 1 Maret 2015 pukul 18.09) Bagi kalangan pelajar mulai dari Sekolah Dasar hingga Mahasiwa yang mengalami kecanduan akan game-online dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan akademis mereka, tidak jarang kita temui pelajar bolos sekolah dan berada di Warnet pada jam pelajaran, bahkan masih mengenakan seragam 4

sekolah. Seperti kasus yang terjadi di Warnet Melalanet, Jalan Wiliem Iskandar Medan, didapati belasan Siswa SMA tertangkap basah oleh Walikota Medan, Dzulmi Edin saat berada di Warnet ketika jam pelajaran sekolah (http://medansatu.com/berita/2538/wali-kota-medan-datang-belasansiswa-smakabur-dari-warnet/ diakses pada tanggal 1 Maret 2015 pada pukul 18.30). Hal ini menunjukan bahwa pelajar membolos sekolah dan lebih mempriotaskan berada di Warnet untuk bermain game-online daripada menerima kegiatan akademis di sekolah. Seperti halnya koin yang memiliki 2 sisi, disatu sisi Warnet dapat saja menjadi sarana ataupun fasilitas yang mendukung kegiatan positif penggunanya namun disisi lain dapat menjadi sarana yang merusak moral dan prilaku pengguna Warnet. Mengawasi dan menjaga moral pengguna Warnet agar tidak menyimpang merupakan kewajiban masyarakat baik orangtua, pihak Warnet, guru, terutama pemerintah. Pemerintah memilki tanggungjawab untuk mengontrol dan menjaga moral bangsa, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun pemerintah kota. Mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh prilaku pengguna warnet tersebut, Pemerintah Kota Medan telah menetapkan Peraturan Walikota Medan Nomor 28 Tahun 2011 tentang Perizinan Usaha Warung Internet. Dimana didalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa : 1. Penyelenggara Warnet memblokir situs perjudian, situs porno,atau situs yang tidak sesuai dengan nilai norma agama, sosial, kesusilaan, dan hukum yang berlaku di Indonesia. 5

2. Penggunaan sekat pembatas/bilik komputer tidak melebihi ketinggian 150 cm. 3. Tidak membenarkan anak usia sekolah (yang memakai seragam sekolah) menggunakan fasilitas Warnet pada jam pelajaran, terkecuali ada persetujuan dari pihak sekolah. 4. Membatasi jam buka yaitu pada hari Minggu s/d hari Jum at buka mulai pukul 05.00 s/d pukul 24.00 dan pada hari Sabtu ataupun pada malam libur dibuka mulai pukul 06.00 s/d pukul 02.00 WIB Beberapa kota lain di Indonesia juga memiliki peraturan mengenai perizinan usaha Warnet. Peraturan tersebut memiliki perbedaan-perbedaan dalam hal isi peraturan, adapun perbedaan isi peraturan walikota di kota lain di Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Peraturan Bupati Kudus a. Pemasanagan sekat pembatas ruang komputer paling tinggi 20 cm. b. Menyediakan dan memasang kamera CCTV untuk memantau kegiatan pengguna Warnet bagi usaha Warnet yang memiliki jumlah komputer lebih dari 20 buah. c. Memasang tata tertib penggunaan internet pada tempat strategis di Warnet dan mudah dibaca oleh pengguna Warnet. d. Memasang petikan surat keputusan tentang perizinan yang dimiliki terkait pendirian Warnet, ditempat usahanya. 6

2. Peraturan Walikota Bukittinggi a. Dilarang membuat sekat/pembatas antar komputer. b. Dilarang menggunakan kaca gelap sehingga pengguna warnet tidak bisa melihat dari luar warnet. c. Dilarang mengisinkan pengguna warnet yang berusia 12 (dua) belas tahun lebih sampai dengan 15 (lima belas) tahun atau pelajar setingkat sekolah menengah pertama (SMP) menggunakan warnet lebih Dari 21.00 WIB, kecuali kecuali didampinggi oleh orang tua/walinya. d. Dilarang mengizinkan pengguna warnet yang berusia 15 (lima belas) tahun sampai dalam 18 (delapan belas) atau setingkat Sekolah Menegah atas (SMA) menggunakan warnet dari jam 22.00 WIB, kecuali didampingi oleh orang tua/walinya. e. Dilarang mengoperasiakan warnet pada hari senin dampai Jumat lewat pukul 22.00 WIB 4. Peraturan Walikota Cirebon a. Menggunakan sekat pembatas/bilik komputer yang wajar, tidak terlalu tinggi atau tidak terlalu tertutup untuk memudahkan pengawasan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan fungsi. b. Jika memungkinkan memiliki area bebas rokok yang terpisah dengan area perokok serta pada area perokok difasilitasi dengan peralatan sirkulasi udara yang proposional. 7

c. Dilarang untuk beroperasi 24 (dua puluh empat jam). d. Mencegah semaksimal mungkin penyalahgunaan permainan daring (game online) menjadi sarana perjudian. e. Melarang pelajar untuk beraktivitas di Warnet pada jam sekolah. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, kebutuhan akan teknologi informasi di Kota Medan sangat tinggi, hal ini ditandai dengan banyaknya Warnet yang tersebar di Kota Medan. Adapun jumlah Warnet di Kota Medan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 1.1 No Kecamatan Warnet yang memiliki izin usaha Warnet yang tidak memiliki izin usaha Jumlah Warnet 1 Medan Tuntungan 10 20 30 2 Medan Johor 54 78 132 3 Medan Amplas 15 73 88 4 Medan Denai 34 28 62 5 Medan Area 38 34 72 6 Medan Kota 28 100 128 7 Medan Maimun 10 16 26 8 Medan Polonia 3 2 5 9 Medan Baru 46 75 121 10 Medan Selayang 30 5 35 11 Medan Sunggal 18 3 21 12 Medan Helvetia 25 13 38 13 Medan Petisah 17 6 23 14 Medan Barat 28 27 55 15 Medan Timur 39 58 97 8

16 Medan Perjuangan 14 73 87 17 Medan Tembung 39 31 70 18 Medan Deli 9 8 17 19 Medan Labuhan 15 15 30 20 Medan Marelan 23 40 63 21 Medan Belawan 12 6 18 Total 507 711 1218 Sumber : http://pemkomedan.go.id/infodata.php diakses tanggal 02 Maret 2015 pukul 10.44 Tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah Warnet yang ada di Kota Medan sebanyak 1218 usaha Warnet. Kecamatan Medan Johor memilki jumlah unit usaha Warnet paling banyak yaitu 132 unit usaha Warnet dan jumlah Warnet yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Medan Polonia dengan 5 unit usaha Warnet. Tabel diatas juga menyatakan Warnet yang tidak memiliki izin usaha berjumlah 711 unit usaha Warnet. Peraturan Walikota Medan Nomor 28 tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warnet ini sudah kurang lebih 4 tahun diterapkan, namun berdasarkan apa yang peneliti lihat dalam kehidupan sehari-hari fenomena yang sama masih dapat ditemui disekitar kita. Dengan melihat banyaknya fenomena yang terjadi di lapangan dan banyaknya jumlah warnet yang tidak memiliki izin usaha maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Implementasi Peraturan Walikota Medan Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet di Kota Medan (Tinjauan Kebijakan Sosial Untuk Mencegah Dan Mengatasi Prilaku Menyimpang Pengguna Warnet). 9

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh penulis pada latar belakang, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Impementasi Peraturan Walikota Medan Nomor 28 Tahun 2011 tentang Perizinan Usaha Warung Internet di Kota Medan?. 1.3. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui implementasi Peraturan Walikota Medan Nomor 28 Tahun 2011 tentang Perizinan Usaha Warnet. 2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi Peraturan Walikota Medan Nomor 28 Tahun 2011 tentang Perizinan Usaha Warnet. 1.3.2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara subyektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan kemampuan untuk menuliskanya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh selama bangku perkuliahan. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau sumbangan pemikiran bagi Dinas Komunikasi dan Informasi, Pemerintah dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu terkait implementasi Peraturan Wali Kota Medan Nomor 28 Tahun 2011 Tentang Perizinan Usaha Warung Internet. 10

3. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. 1.4. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disajikan ke dalam 6 bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : STUDI KEPUSTAKAAN Bab ini berisikan poin-poin tentang konsep dan teori dan diisi dengan berbagai konsep-konsep penelitian berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep, dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. BAB IV : TEMUAN PENELITIAN Bab ini berisikan profil lokasi penelitian, sejarah singkat, visi dan misi organisasi, struktur organisasi serta tugas dan fungsinya, dan penyajian data. 11

BAB V : ANALISIS DATA Bab ini berisi penjelasan dan penguatan terhadap temuan dengan cara mengutip pendapat-pendapat dari informan yang dianggap kredibel. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran, bagian kesimpulam berisi jawaban atas rumusan masalah yang dikemukakan. Pemecahan Masalah dinyatakan dalam bentuk saran. 12