HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PENANGANAN PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK DI UGD RSUD POHUWATO RELATIONSHIP WITH KNOWLEDGE MANAGEMENT NURSE PATIENT HYPOVOLEMIC SHOCK IN EMERGENCY UNIT OF GENERAL HOSPITAL POHUWATO Yane D Kakunsi, Maykel Killing, Deetje Supit Mahasiswa Fakultas Keperawatan Prody Ilmu Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. Dosen Fakultas Kerawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon. ABSTRAK Salah satu kondisi yang memerlukan tindakan segera di UGD adalah syok hipovolemik. Pasien syok sangat memerlukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda klinis serta status hemodinamik dan status intravaskular. Sebagai seorang perawat,harus mengenal dan mempunyai kemampuan atau kecakapan untuk menangani kondisi ini disetiap tempat/ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien syok hipovolemik di UGD RSUD Pohuwato. Penelitian menggunakan desain Cross Sectional, sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang yang termasuk dalam criteria inklusif. Variabel independen yaitu pengetahuan sedangkan variabel dependen yaitu penanganan pasien syok hipovolemik. Data di analisis dengan menggunakan correlation spearman rho dengan nilai kemaknaan p< 0.05. Tabulasi silang hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien syok hipovolemik menunjukan yang paling besar presentasinya adalah penilaian pengetahuan perawat pada kategori baik dengan penanganan syok hipovolemik pada kategori baik yaitu 80%. Uji statistic menunjukan Koefisien Korelasi (r) = 0.667 menunjukan tingkat hubungan yang kuat antara variabel bebas dan terikat. Sedangkan signifikan dari kedua varibel tersebut adalah ( p) = 0.001 yang menunjukan nilai tersebut <α = 0.05 dengan demikian Ha diterima. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien syok hipovolemik di UGD RSUD pohuwato. Kata Kunci: Syok hipovolemik, Pengetahuan, Penanganan. ABSTRACT One of the conditions that need to do immediately action in emergency room is hypovolemic shock. Shock s patient very needs strict observation about clinical signs along with hemodynamic status and intravascular status. As a nurse s should understand and has capability to handle this condition in every place/ward.. This study aimed to determine the relationship of nurses with knowledge of handling hypovolemic shock patients in the emergency deparment pohuwato district general hospitals. Studies using Cross Sectional design, the sample in this study of 20 people who are included in the inclusive criteria. Independent variables are dependent variables, namely knowledge while handling patients hypovolemic shock. Data were analyzed using the Spearman rho correlations test with a significance value of p <0.05. Cross tabulation of knowledge nurse relationship with hypovolemic shock treatment of patients showed the greatest presentation is nurses knowledge in both categories with the handling of hipovolemic shock patients in both categories is 80%. Statistical test showed a correlation coefficient of (r) = 0.6 67 shows a strong relationship between the level of free and bound variables. While significant of the two variables is (p) = 0.001 which shows the value of (a) = 0.05. Keywords: Hipovolemic Shock, Knowledge, Handling PENDAHULUAN Salah satu kondisi yang memerlukan tindakan segera di IGD adalah syok hipovolemik. Pasien syok sangat memerlukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda klinis serta status hemodinamik dan status intravascular. Karena bantuan sirkulasi dan medikasi pada pasien gawat darurat diberikan berdasarkan ketepatan menilai status volume intravascular pasien (Hutabarat, 2014). Syok hipovolemik yang disebabkan oleh terjadinya kehilangan darah secara akut (syok hemoragik) sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian di Negara-negara dengan mobilitas penduduk yang tinggi. Salah 90
satu penyebab terjadinya syok hemoragik tersebut diantaranya adalah cedera akibat kecelakaan. Menurut WHO cedera akibat kecelakaan setiap tahunnya menyebabkan terjadinya 5 juta kematian diseluruh dunia. Angka kematian pada pasien trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit dengan tingkat pelayanan yang lengkap mencapai 6%. Sedangkan angka kematian akibat trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit dengan peralatan yang kurang memadai mencapai 36% (Diantoro, 2014) Syok Hipovolemik juga terjadi pada wanita dengan perdarahan karena kasus obstetric, angka kematian akibat syok hipovolemik mencapai 500.000 per tahun dan 99% kematian tersebut terjadi di Negara berkembang. Sebagian besar penderita syok hipovolemik akibat perdarahan meninggal setelah beberapa jam terjadinya perdarahan karena tidak mendapat penatalaksanaan yang tepat dan adekuat. Diare pada balita juga merupakan salah satu penyebab terjadinya syok hipovolemik. Menurut WHO, angka kematian akibat diare yang disertai syok hipovolemik pada balita di Brazil mencapai 800.000 jiwa. Sebagian besar penderita meninggal karena tidak mendapat penanganan pada waktu yang tepat (Diantoro, 2014). Syok hipovolemik sendiri bergantung pada efisiensi mekanisme kompensasi seseorang dan kecepatan kehilangan darah. Tanda dan gejala syok hipovolemik harus di monitor oleh perawat secara berkala. Sebagai perawat harus mengenal dan mempunyai kemampuan atau kecakapan untuk menangani kondisi ini, disetiap tempat/ruangan. Perawat harus memberikan intervensi yang tepat atau manajemen kegawatdaruratan untuk mengobati syok hipovolemik (Dewi dkk, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan, pada RSUD Pohuwato di ruangan Unit Gawat Darurat menunjukan bahwa terdapat 20 perawat yang bekerja di ruangan Unit Gawat Darurat dengan klasifikasi pendidikan SPK 9 orang, DIII Keperawatan 10 orang, dan hanya 1 orang dengan Pendidikan Sarjana Keperawatan. Dan pada ruangan gawat darurat menerima 446 pasien dalam kurun waktu Mei 2014 sampai Oktober 2014. Dalam kurun waktu tersebut, kejadian syok hipovolemik yang terjadi di Unit Gawat Darurat mencapai 55 kasus. Sehingga berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien syok hipovolemik di Unit Gawat Darurat RSUD Pohuwato. METODE Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional mengenai hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien syok hipovolemik di UGD RSUD Pohuwato dimana variabel bebas dan terikatnya diukur dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2002). Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat. Pada studi ini akan diperoleh prevelensi atau efek suatu fenomena (variabel independen) di hubungakan dengan penyebab (variabel dependen) (Nursalam, 2008). Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner tentang pengetahuan perawat mengenai syok hipovolemik dan lembar observasi untuk menilai penanganan pasien syok hipovolemik. Analisa Univariat Hasil Penelitian Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar 5.1 Menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah responden perempuan yaitu 16 orang atau 80%. 91
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Gambar. 5.2 Menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah responden berumur 23-37 tahun yaitu 10 orang atau (50%). Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Gambar 5.3 Menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan status perkawinan yang paling banyak adalah responden yang sudah menikah yaitu 14 orang atau (70%). Karakteristi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar 5.4. Menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir yang paling banyak adalah responden dengan tingkat pendidikan DIII Keperawatan yaitu 10 orang (50%) 92
Karakteristik responden berdasarkan Lama Kerja Gambar 5.5. Menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan lama kerja yang paling banyak adalah responden dengan lama kerja > 7 tahun yaitu 10 orang (50%). Tabel 5.1 Gambaran Pengetahuan perawat tentang syok hipovolemik di UGD RSUD Pohuwato tgl 19 Januari 20 Februari 2015 No Karakteristik Jumlah Presentase 1 Pengetahuan Perawat a. Baik 16 80% b. Cukup 4 20% c. Kurang - - Total 20 100% Berdasarkan table di atas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan pengetahuan sebagian besar baik yaitu 16 orang atau sebanyak 80%. Tabel 5.2 Gambaran Penanganan syok hipovolemik di UGD RSUD Pohuwato tgl 19 Januari 20 Februari 2015 No Karakteristik Jumlah Presentase 2 Penanganan Syok Hipovolemik a. Baik 18 90% b. Cukup 2 10% c. Kurang - - Total 20 100% Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan penilaian penanganan syok hipovolemik dapat di katakan bahwa penanganan syok hipovolemik responden yang paling banyak adalah pada kategori baik yaitu 18 orang atau 90% sedangkan kategori cukup yaitu 2 orang atau 10%. 93
Analisa Bivariat Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Penanganan Pasien Syok Hipovolemik Di UGD RSUD Pohuwato Pengetahuan Penanganan Syok Hipovolemik Cukup % Baik % Total % N % N % N % Cukup 2 10 2 10 4 20 Baik 0 0 16 80 16 80 Total 2 10 18 90 20 100 Koefisien Korelasi Sperman Rho (r ) = 0,667 (0,60-0,799) Signifikansi (p) = 0,001 (p=0,05) Dari table tabulasi silang hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien syok hipovolemik di unit gawat darurat menunjukkan yang paling besar presentasinya adalah penilaian pengetahuan perawat pada kategori baik dengan penanganan pasien syok hipovolemik yaitu 80%. Dari hasil analisa hubungan kedua variable di atas dengan menggunakan uji statistic Spearman rho menunjukkan Koefisien Korelasi (r)=0, 667 menunjukkan tingkat hubungan yang kuat antara variable bebas dan terikat. Sedangkan signifikansi dari hubungan kedua variable tersebut adalah ( p) = 0,001 yang menunjukkan nilai tersebut <α=0,05 dengan demikian Ha diterima atau ada hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien syok hipovolemik di UGD RSUD Pohuwato. PEMBAHASAN Pada hasil uji Correlations Sperman Rho dan tabulasi silang Hubungan Pengetahuan Perawat Dengan Penanganan Pasien Syok Hipovolemik di UGD RSUD Pohuwato menunjukan yang paling besar presentasinya adalah pengetahuan dengan penanganan pasien syok hipovolemik pada kategori baik yaitu 16 orang atau 80%. Dari hasil analisa hubungan kedua variable di atas dengan menggunakan uji statistic Spearman rho menunjukkan Koefisien Korelasi (r)=0, 667 menunjukkan tingkat hubungan yang kuat antara variable bebas dan terikat. Sedangkan signifikansi dari hubungan kedua variable tersebut adalah ( p) = 0,001 yang menunjukkan nilai tersebut <α=0,05 dengan demikian Ha diterima atau ada hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien syok hipovolemik di UGD RSUD Pohuwato. Sesuai Teori bahwa pengetahuan merupakan hasil dari mengingat kembali kejadian yang dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja setelah dilakukan pengamatan pada suatu objek yang dapat menjadi bagian penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya oleh Faridah (2009) yang menunjukan ada hubungan pengetahuan dengan peran perawat sebagai pelaksana dalam penanganan pasien gawat darurat. Penelitian Eriawan (2013) juga menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan keperawatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Notoatmodjo (2007) yang menjelaskan bahw a semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka akan berpengaruh terhadap upaya peningkatan perilaku kesehatan. Faktor pengalaman kerja mempengaruhi pengetahuan perawat dalam penanganan pasien syok hipovolemik. Penjelasan ini di dukung oleh teori bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan oleh karena pengalaman yang diperoleh dapat memecahakan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2005). Hal ini juga di dukung oleh data tentang berapa lama seorang perawat itu telah bekerja disebuah rumah sakit, yang ditunjukan oleh gambar 5.5 yang menunjukan bahwa responden dengan lama kerja > 7 tahun yaitu 10 orang (50%) dan yang paling sedikit adalah lama kerja 4-6 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa : 94
1. Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik, yaitu sebanyak 16 responden ( 80%) dari 20 responden. 2. Berdasarkan gambar 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan lama kerja > 7 tahun, yaitu sebanyak 10 responden (50%) dari 20 responden. SIMPULAN 1. Sebagian besar perawat di UGD RSUD Pohuwato memiliki pengetahuan yang baik tentang syok hipovolemik 2. Sebagian besar perawat di UGD RSUD Pohuwato melakukan penanganan yang baik pada pasien syok hipovolemik 3. Ada hubungan pengetahuan perawat dengan penanganan pasien syok hipovolemik di UGD RSUD Pohuwato. SARAN 1. Bagi lokasi penelitian Disarankan agar perawat harus memiliki suatu motivasi yang tinggi dalam melakukan tindakan penanganan pasien Syok hipovolemik yang bukan berdasarkan keterpaksaan ataupun alasan lainnya. Dan juga harus adanya suatu peninjauan terhadap ketersediaan fasilitas dalam perawatan yang akan mempermudah kegiatan perawatan dan penanganan pasien syok hipovolemik. 2. Bagi profesi keperawatan Disarankan agar adanya suatu pendidikan khusus dalam penanganan pasien syok hipopvolemik berdasarkan kompetensi lulusan pendidikan keperawatannya. 3. Bagi peneliti Kepada peneliti untuk dapat terus mengimplementasikan hasil penelitian di tempat tugas sebagai perawat. DAFTAR PUSTAKA Dewi, E. dan Rahayu, S. 2010. Kegawatdaruratan Syok Hipovolemik http://publikasiilmiah.ums.ac.id di akses, 25 Desember 2014 Diantoro, Dimas Gatra. 2014. Syok Hipovolemik. RSUD Margono Soekarjo. http://www.skribd.com di akses, 25 Desember 2014 Eriawan, Riezky Dwi. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Tindakan Keperawatan Pada Pasien Pasca Operasi Dengan GENERAL AENESTHESIA Di Ruang Pemulihan IBS RSD dr. Soebandi Jember. Jember: PSIK Universitas Jember Faridah, Virgianti Nur. 2009. Hubungan Pengetahuan Perawat Dan Peran Perawat Sebagai Pelaksana Dalam Penanganan Pasien Gawat Darurat Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Hutabarat, Evangeline M. 2014. Perbedaan Hemodinamik Sebelum dan Sesudah Passive Leg Raising dan Pemberian Cairan Infus Pada Pasien Syok Hipovolemik di Instalasi Gawat Darurat RS Dustira Cimahi. http://pustaka.unpad.ac.id di akses, 19 Desember 2014. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan Ilmu Dan Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Cet pertama, September, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika 95
96 Buletin Sariputra, Oktober 2015 Vol. 5 (3)